METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Maksudnya adalah bahwa metode tersebut memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang yang aktual, kemudian data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan dianalisis (Surakhmad, 1994). Penelitian ini dilakukan di Pabrik Gula Gondang Baru yang terletak di Kabupaten Klaten. Penelitian yang dilakukan di PG Gondang Baru dilakukan dengan memusatkan perhatian pada pengadaan bahan baku tebu sehingga diperoleh gambaran yang jelas untuk kemudian dianalisis secara intensif dalam kurun waktu tiga tahun dari tahun 2009-2011.

B. Metode Penentuan Obyek Penelitian

Metode penentuan obyek dipilih secara purposive (sengaja) yang diambil karena kesesuaian karakteristik yang dimiliki lokasi penelitian dengan kriteria tertentu yang ditetapkan atau dikehendaki oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitiannya (Mardikanto dan Irianto 2010).

Lokasi penelitian ini adalah PG Gondang Baru di Klaten yang dipilih secara sengaja. Dipilihnya lokasi ini berdasarkan pada pertimbangan tertentu yaitu bahwa PG Gondang Baru merupakan salah satu pabrik gula yang masih aktif dalam memproduksi gula pasir kristal. Dalam rangka memenuhi kapasitas giling di PG Gondang baru adalah dengan melakukan peningkatan teknik budidaya, sehingga sesuai dengan tujuan penelitian agar dalam pengadaan bahan baku terdapat kebijakan pengendalian persediaan bahan baku yang tepat untuk memperoleh kuantitas produksi bahan baku dan biaya pengadaan bahan baku yang efisisen. Dasar lain dalam pemilihan lokasi penelitian di PG Gondang Baru adalah belum diterapkan metode EPQ dalam pengelolaan persediaan bahan baku. Model Economic production Quantity (EPQ) digunakan untuk menentukan kebijakan persediaan optimum, sehingga dapat meminimalkan biaya persediaan bahan baku.

commit to user

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi atau lembaga yang ada

hubungannya dengan masalah penelitian, dalam hal ini data diperoleh dari PG Gondang Baru dan instansi – instansi lain yang terkait. Sumber data sekunder yang diperoleh dari referensi berupa buku, jurnal, makalah, serta data pendukung penelitian baik yang diperoleh dari dokumen di PG Gondang Baru maupun di instansi lain yang terkait. Data-data tersebut antara lain: rencana tebang angkut tahun 2009-2011, realisasi tebang angkut tahun 2009-2011, jumlah tebang angkut dan jumlah produksi harian tahun 2009-2011, biaya produksi harian, dan laporan curah hujan dari wilayah kerja PG Gondang Baru serta data curah hujan dari BMKG Provinsi Jawa Tengah.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengamatan Pengamatan merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian yang diamati, kemudian mencatat informasi yang diperoleh selama pengamatan.

2. Pencatatan Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pencatatan karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Pencatatan adalah menyalin data sekunder yang relevan dengan penelitian yang diperoleh dari PG Gondang Baru dan BMKG Provinsi Jawa Tengah.

3. Wawancara Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara langsung dengan sumber-sumber informasi dari instansi maupun lembaga yang terkait serta dari narasumber yang terkait dengan penelitian ini dengan cara mengadakan tanya jawab dengan petugas instansi atau lembaga serta sumber lain yang terkait dengan penelitian guna memperoleh data pendukung dari data yang diperoleh dengan teknik pencatatan.

commit to user

E. Metode Analisis Data

1. Analisis Kuantitas Persediaan Bahan Baku

a. Analisis Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Kebijakan Perusahaan Pengendalian kuantitas bahan baku menurut kebijakan perusahaan

dapat meliputi pengendalian jumlah frekuensi produksi bahan baku dan pemesanan bahan baku yang dilakukan berdasarkan kebijakan perusahaan dapat diketahui dari adanya informasi-informasi yang diperoleh langsung dari perusahaan yang bersangkutan, yaitu PG Gondang Baru.

b. Analisis Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Metode EPQ (Economic Production Quantity ) Untuk menganalisis jumlah persediaan yang ekonomis digunakan metode EPQ (Economic Production Quantity) yang merupakan pengembangan dari metode EOQ (Economic Order Quantity). Metode ini cocok digunakan untuk perusahaan yang berproduksi sepanjang waktu (selama musim giling) dan membutuhkan persediaan yang terus- menerus (Yamit,1996). Pabrik Gula Gondang Baru merupakan salah satu perusahaan yang berproduksi sepanjang waktu saat musim giling tiba biasanya antara bulan Mei-Agustus. Analisis yang digunakan untuk mencari kuantitas persediaan yang ekonomis (Q) untuk setiap kali produksi.

1) Untuk keadaan persediaan bahan baku tebu yang telah pasti

a) Perhitungan persediaan bahan baku tebu yang ekonomis

(Q)/bulan

Q=

(Yamit, 1996)

b) Perhitungan persediaan bahan baku tebu yang ekonomis harian

(Q harian) Q/hari= Q/30

commit to user

a) Perhitungan persediaan bahan baku tebu yang ekonomis

(q)/bulan

q=

b) Perhitungan persediaan bahan baku tebu yang ekonomis harian

(q harian) q/hari = q/30

c. Analisis Selisih Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Kebijakan Perusahaan Dan Metode EPQ Analisis ini merupakan analisis yang menggambarkan perbedaan besarnya selisih produksi bahan baku tebu yang ekonomis (EPQ) dengan produksi bahan baku tebu yang dilakukan dengan menggunakan kebijakan perusahaan yang telah berjalan selama ini sehingga dapat dibandingkan kuantitas persediaan bahan baku tebu. Kriterianya adalah jika kuantitas persediaan bahan baku tebu yang diperoleh dari analisis EPQ lebih kecil dari kuantitas persediaan bahan baku tebu yang diperoleh dari kebijakaan perusahaan maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut sudah efisisen.

2. Analisis Biaya Persediaan Bahan Baku

a. Analisis Biaya Persediaan Bahan Baku Menurut Kebijakan Perusahaan Biaya persediaan yang dikeluarkan menurut kebijakan perusahaan dapat berupa biaya persediaan bahan baku yang diselenggarakan berdasarkan kebijakan perusahaan yang dapat diketahui dari adanya informasi-informasi yang diperoleh langsung dari perusahaan yang bersangkutan, yaitu PG Gondang Baru.

b. Analisis Biaya Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Metode EPQ (Economic Production Quantity)

1) Untuk keadaan persediaan bahan baku tebu yang telah pasti

commit to user

kuantitas persediaan ekonomis dalam satu bulan adalah:

TC =

b) Total biaya pengadaan bahan baku tebu yang dikeluarkan pada kuantitas persediaan ekonomis dalam satu hari adalah:

2) Untuk keadaan kemungkinan kekurangan bahan baku tebu

a) Total biaya pengadaan bahan baku tebu yang dikeluarkan pada kuantitas persediaan ekonomis dalam satu bulan adalah:

TC* =

b) Total biaya pengadaan bahan baku tebu yang dikeluarkan pada kuantitas persediaan ekonomis dalam satu hari adalah:

TC* = Keterangan:

Q* = Jumlah produksi bahan baku tebu yang ekonomis

(kuintal)

D = kuantitas tebu giling (kuintal) setiap musim giling (Mei- Agustus)

S = Biaya persiapan produksi (Rp) selama musim giling

(Mei-Agustus)

H = Biaya analisa tebu per kuintal (Rp)

P = Kuantitas tebang angkut (kuintal) setiap musim giling

(Mei-Agustus)

b = Biaya saat kekurangan persediaan bahan baku tebu (Rp)

setiap musim giling (Mei-Agustus)

commit to user

terjadi kekurangan bahan baku tebu setiap musim giling (Mei-Agustus)

TC =Total biaya persediaan bahan baku tebu yang efisien saat

keadaan bahan baku pasti TC*= Total biaya persediaan bahan baku tebu yang efisien saat

keadaan kekurangan bahan baku

30 = Jumlah hari (rata-rata banyak hari produksi setiap bulan)

c. Analisis Selisih Biaya Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Kebijakan Perusahaan Dan Metode EPQ

Biaya total dikatakan efisien apabila analisis EPQ lebih besar dari biaya total perusahaan. Untuk mengetahui hal tersebut, dilakukan analisis perbandingan biaya persediaan bahan baku yang optimal (EPQ) dengan biaya persediaan bahan baku yang diselenggarakan berdasarkan kebijakan perusahaan yang telah berjalan selama ini.

3. Analisis Penjadwalan Masa Tanam Dan Masa Panen Untuk menganalisis penjadwalan dilakukan dengan metode JIT (Just In Time Prodution System ). Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran kinerja perusahaan yang dijelaskan secara kualitatif, sehingga dapat diketahui permasalahan, hal-hal yang sedang terjadi serta kemungkinan selama musim tanam, musim tebang, dan musim giling. Penjadwalan dilakukan dengan melihat data curah hujan selama lima tahun terakhir dari daerah yang diamati. Dalam hal ini daerah yang diamati adalah Kabupaten binaan PG Gondang Baru yaitu Kabupaten Klaten, Boyolali, Salatiga, dan Semarang. Selain itu, juga harus diketahui kadar air dari tanaman tebu sendiri karena masa tanam maupun masa panen nantinya terkait dengan kadar air yang disebabkan dari curah hujan yang ada di daerah binaan tersebut. Dengan mensinkronkan kadar air tanaman tebu dengan curah hujan di setiap daerah diharapkan masa giling dapat berjalan lancar.

commit to user