STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN DI KABUPATEN KEBUMEN

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN DI KABUPATEN KEBUMEN

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis

Oleh : NURIA HASNANTI H0808132 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

commit to user

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN DI KABUPATEN KEBUMEN

yang dipersiapkan dan disusun oleh Nuria Hasnanti H0808132

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 23 Juli 2012 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua

Anggota I

Anggota II

Wiwit Rahayu, S.P., M.P. NIP. 197111091997032004

Nuning Setyowati, S.P., M.Sc.

NIP. 198203252005012001

Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si. NIP. 196606111991031002

Surakarta, Juli 2012

Mengetahui, Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian Dekan

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. NIP. 195602251 198601 1 001

commit to user

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen”.

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si. selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Ir. Supanggyo, M.P. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu dan membimbing dalam kegiatan proses belajar mengajar selama menjalani perkuliahan.

4. Ibu Wiwit Rahayu, S.P., M.P. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah begitu sabar memberikan nasehat, bimbingan, arahan dan masukan yang

sangat berharga bagi Penulis.

5. Ibu Nuning Setyowati, S.P., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan yang berharga dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan arahan.

7. Kepala BAPPEDA beserta staf yang telah memberikan izin dan bantuannya dalam pelaksanaan penelitian.

8. Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kebumen beserta stafnya yang telah

memberikan bantuan dalam penyediaan data yang Penulis butuhkan.

9. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kebumen beserta staf atas bantuan dalam menyediakan data yang Penulis butuhkan.

10. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi Penulis.

commit to user

yang telah memberikan bantuan.

12. Kedua orang tuaku, terimakasih atas segala doa, dukungan, nasihat, cinta dan kasih sayang yang tiada tara, sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir di bangku perkuliahan dan mencapai cita-cita sampai saat ini.

13. Kakak-kakakku, Mbak Ami dan Mbak Helmi, terimakasih bantuan, doa, dukungan, keceriaan, semangat, dan kasih sayangnya.

14. Darmawan Listyo Bimantoro dan keluarga, terimakasih atas bantuan, doa, dukungan, semangat dan kasih sayangnya.

15. Teman-temanku Nur Kusuma, Luluk, Arinta, Gea dan semua teman-teman lainnya yang telah membantu selama proses penyusunan skripsi Penulis, terimakasih atas bantuan dan kebersamaannya selama ini.

16. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu, Penulis mengucapkan banyak terimakasih.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun di kesempatan yang akan datang. Akhirnya Penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi para pembaca.

Surakarta, Juli 2012 Penulis

commit to user

Tabel 1. Nilai dan Kontribusi PDRB Sektor Perekonomian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)..............................................

3 Tabel 2.

Nilai dan Kontribusi PDRB Subsektor Pertanian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)..........................................................

4 Tabel 3.

Laju Pertumbuhan PDRB Subsektor Pertanian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (%).........................................................................

5 Tabel 4.

Matriks Tipologi Klassen.........................................................

20 Tabel 5.

Matriks Strategi Pengembangan..............................................

21 Tabel 6.

Matriks Tipologi Klassen Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen............................................

29 Tabel 7.

Matriks Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen............................................

30 Tabel 8.

Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010.....................................................................

33 Tabel 9.

Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Kebumen Tahun 2010..........................................................................................

35

Tabel 10. Kepadatan Penduduk Kabupaten Kebumen Tahun 2006-

2010..........................................................................................

36

Tabel 11. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio

di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010..............................

37

Tabel 12. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten

Kebumen Tahun 2010..............................................................

38

Tabel 13. Penduduk Umur 5 Tahun keatas Menurut Tingkat

Pendidikan yang ditamatkan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010................................................................................

39

Tabel 14. Penduduk Usia Kerja yang Bekerja Menurut Sektor

Ekonomi di Kabupaten Kebumen Tahun 2010........................

40

Tabel 15. Nilai dan Kontribusi PDRB Sektor Perekonomian

Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)..............................................

42

Tabel 16. Pendapatan Per Kapita Menurut PDRB Kabupaten Kebumen

Tahun 2006-2010 ADHK 2000...............................................

43

commit to user

Tabel 17. Nilai Produksi Komoditi Padi dan Palawija di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah).............................

45 Tabel 18.

Nilai Produksi Komoditi Sayuran di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)..............................................

46 Tabel 19.

Nilai Produksi Komoditi Buah-buahan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah).............................

47 Tabel 20.

Laju Pertumbuhan Komoditi Padi dan Palawija di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (%)...........................

48 Tabel 21.

Laju Pertumbuhan Komoditi Sayur-sayuran di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (%).............................................

50 Tabel 22.

Laju Pertumbuhan Komoditi Buah-buahan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (%).............................................

52 Tabel 23.

Kontribusi Komoditi Padi dan Palawija di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (%)............................................

54 Tabel 24.

Kontribusi Komoditi Sayur-sayuran di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (%)..........................................

55 Tabel 25.

Kontribusi Komoditi Buah-buahan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (%).............................................................

57 Tabel 26.

Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010

60 Tabel 27.

Matriks Tipologi Klassen Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen...........................................

61 Tabel 28.

Matriks Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen...........................................

71 Tabel 29.

Perbedaan Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen...........................................................

90 Tabel 30.

Program-program Pembangunan dan Kegiatan Indikatif Sektor Pertanian di Kabupaten Kebumen Tahun 2010- 2015.........................................................................................

93

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur Pemikiran dan Kerangka Konsep Penelitian.................

24

Gambar 2. Diagram Rata-rata Laju Pertumbuhan Komoditi Padi dan

Palawija di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010.............

50

Gambar 3. Diagram Rata-rata Laju Pertumbuhan Komoditi Sayur-

sayuran di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010..............

51

Gambar 4. Diagram Rata-rata Laju Pertumbuhan Komoditi Buah-

buahan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010...............

53

Gambar 5. Diagram Rata-rata Kontribusi Komoditi Padi dan Palawija

di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010............................

55

Gambar 6. Diagram Rata-rata Kontribusi Komoditi Sayuran di

Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010................................

56

Gambar 7. Diagram Rata-rata Kontribusi Komoditi Buah-buahan di

Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010................................

58

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Peta Administrasi Kabupaten Kebumen.............................

99

Lampiran 2 Luas Panen, Rata-Rata Produksi dan Produksi Padi

Sawah/Padi Ladang Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010.................................................... 100

Lampiran 3 PDRB Sektor Perekonomian Provinsi Jawa Tengah

Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah).......................................................................

101

Lampiran 4 Nilai dan Kontribusi PDRB Sektor Perekonomian

Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)................................. 102

Lampiran 5 Nilai dan Kontribusi PDRB Subsektor Pertanian

Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)................................. 103

Lampiran 6 Laju Pertumbuhan PDRB Subsektor Pertanian Kabupaten

Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (%)....................................................................

104

Lampiran 7 Nilai Produksi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di

Kabupaten Kebumen ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah).......................................................................

105

Lampiran 8 Nilai Produksi Komoditi Selain Tanaman Bahan

Makanan di Kabupaten Kebumen ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)..................................................... 107

Lampiran 9 Laju Pertumbuhan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di

Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010............................. 111

Lampiran 10 Kontribusi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di

Kabupaten Kebumen Tahun 2006- 2010............................ 113

Lampiran 11 Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di

Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010............................. 115

Lampiran 12 Hasil Wawancara mengenai Komoditi Tanaman Bahan

Makanan di Kabupaten Kebumen

117

commit to user

Nuria Hasnanti, H0808132. 2012. Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dibawah bimbingan Wiwit Rahayu, S.P., M.P. dan Nuning Setyowati, S.P., M.Sc.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen serta merumuskan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen. Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian dilakukan di Kabupaten Kebumen. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), serta Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kebumen. Untuk melengkapi analisis, ditambahkan data primer yang diperoleh melalui wawancara langsung kepada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kebumen.

Hasil penelitian dengan pendekatan Tipologi Klassen menunjukkan bahwa klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen terbagi menjadi empat kategori komoditi yaitu komoditi prima, komoditi potensial, komoditi berkembang dan komoditi terbelakang. Komoditi prima terdiri dari jagung, ketela pohon, kacang hijau dan pisang. Komoditi potensial terdiri dari padi sawah dan gogo serta kacang tanah. Komoditi berkembang terdiri dari ketela rambat, kedelai, bayam, tomat, terung, semangka, duku/langsat, salak, sawo, jambu air, belimbing, nangka, alpokat, bengkoang, nanas, durian, mangga, pepaya, rambutan dan jambu biji. Sedangkan komoditi terbelakang terdiri dari cabe dan jeruk siam.

Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen terdiri dari strategi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Strategi pengembangan jangka pendek terdiri dari dua macam yaitu strategi untuk mempertahankan komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima, melalui upaya perluasan lahan tanam jagung, perluasan wilayah penggunaan benih unggul ketela pohon, peningkatan produksi kacang hijau, serta ekstensifikasi dan intensifikasi tanaman pisang. Kedua, strategi untuk mengembangkan komoditi potensial menjadi komoditi prima melalui upaya perluasan pemasaran dan pemeliharaan tanaman kacang tanah secara intensif. Strategi pengembangan jangka menengah terdiri tiga macam, yaitu strategi untuk mengembangkan komoditi potensial menjadi komoditi prima, melalui upaya penggunaan benih unggul padi dan penguatan lembaga pertanian (KUD). Kedua, strategi untuk mengembangkan komoditi berkembang menjadi komoditi potensial, melalui upaya Good Agriculture Practice (GAP)/ praktek budidaya pertanian yang baik, pengembangan kawasan sentra agribisnis dan pembangunan Sub Terminal Agribisnis (STA). Ketiga, strategi untuk mengembangkan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang, melalui upaya peningkatan wawasan petani. Sedangkan strategi pengembangan jangka panjang terdiri dari dua macam yaitu pertama, strategi untuk mengembangkan komoditi terbelakang menjadi berkembang, melalui upaya penelitian pengembangan benih/bibit unggul. Kedua,

commit to user

prima yaitu melalui upaya pengembangan agroindustri, mengurangi adanya alih fungsi lahan pada lahan subur serta peningkatan kerjasama antara petani dengan pihak swasta.

Hasil klasifikasi berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya pengembangan komoditi tanaman bahan makanan yang dilakukan riil di lapangan, sehingga dapat menentukan strategi yang tepat dalam mengembangkan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen.

commit to user

Nuria Hasnanti, H0808132. 2012. The Strategy of Developing Foodstuff Crop Commodity in Kebumen Regency. Faculty of Agricultural Sebelas Maret University of Surakarta. Under the guidance Wiwit Rahayu, S.P., M.P. and Nuning Setyowati, S.P., M.Sc.

This research aims to identificate the foodstuff crop commodity classification in Kebumen Regency and to formulate developing strategies of foodstuff crop commodity in Kebumen Regency based on Klassen Typology Approach. Basic method applied in the research is descriptive. The research was conducted in Kebumen Regency. Type of data employed are secondary data get from Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), and Dinas Pertanian dan Kehutanan in Kebumen Regency. To complete the analysis, it was added by primary data get from interviewing Dinas Pertanian dan Kehutanan of Kebumen Regency.

Result of the research applying Klassen Typology Approach indicates that the classification of the foodstuff crop commodity in Kebumen Regency is divided into four groups of commodity, which are prime commodity, potential commodity, rise commodity and backward commodity. The prime commodity comprises corn, cassava, small green peas, and banana. The potential commodity comprises rice and peanut. The rise commodity comprises sweet potato, soybean, spinach, tomato, eggplant, watermelon, duku/langsat, snakefruit, sapodilla, water guava, starfruit, jackfruit, avocado, bengkoang, pineapple, durian, mango, papaya, rambutan, and guava. Whereas backward commodity comprises chili and siam orange.

The developing strategies of foodstuff crop commodity in Kebumen Regency consist of short term, middle term and long term strategy. The short term strategy consists of two strategies. They are maintaining prime commodity become prime commodity always and developing potential commodity become prime commodity. First strategy of short term strategy, maintaining prime commodity become prime commodity always, applied effort of expansion corn field, the expansion of applying high quality cassava seed area, enhancement of small green peas production, and banana’s extensification and intensification. Second strategy of short run applied marketing expansion and maintaining peanut intensively. Then second strategy, middle term strategy, consists of three strategies. First is a strategy to develop potential commodity become prime commodity by using high quality rice seed and reinforcement of agricultural institution (KUD). The second is a strategy to develop rise become potential commodity by Good Agriculture Practices (GAP), development of agribusiness center area and establishment of Sub Terminal Agribusiness (STA). The last of middle run strategy is developing backward commodity become rise commodity by enhancement of farmer’s knowledge. Whereas long run developing strategy consists of two strategies. First strategy is a strategy to develop backward commodity become rise commodity by researching high quality seed development. The last strategy is a strategy to defend prime commodity become prime

commit to user

fertile soil and increasing farmer-private cooperation. The classification result of Klassen Typology Approach could be made as consideration of effort developing foodstuff crop commodity conducted really in the field, so that it could decise the proper strategy in developing foodstuff crop commodity in Kebumen Regency.

Keterangan:

1. Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan NIM H0808132 2. Dosen Pembimbing Utama 3. Dosen Pembimbing Pendamping

Wiwit Rahayu, SP.MP. 2 Nuning Setyowati, SP.MSc. 3

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen serta merumuskan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen. Metode dasar penelitian ini yaitu deskriptif. Penelitian dilakukan di Kabupaten Kebumen. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dan ditambah data primer yang diperoleh melalui wawancara kepada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kebumen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen terbagi menjadi empat kategori komoditi yaitu komoditi prima, komoditi potensial, komoditi berkembang dan komoditi terbelakang. Komoditi prima terdiri dari jagung, ketela pohon, kacang hijau dan pisang. Komoditi potensial terdiri dari padi sawah dan gogo serta kacang tanah. Komoditi berkembang terdiri dari ketela rambat, kedelai, bayam, tomat, terung, semangka, duku/langsat, salak, sawo, jambu air, belimbing, nangka, alpokat, bengkoang, nanas, durian, mangga, pepaya, rambutan dan jambu biji. Sedangkan komoditi terbelakang terdiri dari cabe dan jeruk siam. Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen terdiri dari jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Strategi pengembangan jangka pendek terdiri dari dua macam yaitu strategi untuk mempertahankan komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima dan strategi untuk mengembangkan komoditi potensial menjadi komoditi prima. Strategi pengembangan jangka menengah terdiri tiga macam yaitu strategi untuk mengembangkan komoditi potensial menjadi komoditi prima, komoditi berkembang menjadi komoditi potensial, dan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang. Strategi pengembangan jangka panjang terdiri dari dua macam yaitu strategi untuk mengembangkan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang serta mempertahankan komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima.

Kata Kunci : komoditi tanaman bahan makanan, Tipologi Klassen, klasifikasi,

strategi pengembangan, Kabupaten Kebumen

commit to user

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan. Pembangunan harus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan. Namun perubahan tersebut bukan berarti mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik, secara material maupun spiritual (Todaro dan Smith, 2004).

Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita. Jadi, tujuan pembangunan ekonomi di samping untuk menaikkan pendapatan nasional riil juga untuk meningkatkan produktivitas. Pembangunan ekonomi menunjukkan perubahan-perubahan dalam struktur output dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian disamping kenaikan output (Irawan dan Suparmoko, 2002).

Pembangunan regional adalah bagian integral dalam pembangunan nasional. Oleh karena itu, dalam mewujudkan pembangunan ekonomi nasional perlu adanya pembangunan ekonomi daerah yang pada akhirnya mampu mengurangi ketimpangan antardaerah dan mampu mewujudkan kemakmuran yang adil dan merata antar daerah. Arsyad (2005) mengartikan pembangunan ekonomi daerah sebagai proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Dengan adanya pembangunan ekonomi daerah tersebut diharapkan taraf penghidupan masyarakat menjadi lebih baik, tingkat

commit to user

kesempatan kerja semakin luas, dan kualitas sumber daya manusia semakin membaik.

Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka pemerintah memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada pemerintah daerah, khususnya daerah kabupaten/kota untuk menyelenggarakan pembangunan dan mengurus rumah tangganya sendiri. Untuk itu, pelaksanaan otonomi daerah merupakan upaya yang tepat untuk menggali sumber-sumber pendapatan yang potensial di setiap daerah. Suatu daerah dituntut untuk bisa menggali dan mengelola sumberdaya yang dimiliki untuk menopang keberlanjutan pembangunan di daerah yang bersangkutan tanpa harus bergantung pada pemerintah pusat. Dengan demikian, sektor-sektor yang memberikan andil besar dalam perkonomian daerah harus terus dipacu agar dapat memberikan manfaat yang besar dan semakin berperan dalam kegiatan pembangunan daerah. Oleh karena itu, setiap daerah diharapkan dapat terus berkembang dan membantu dalam mensukseskan pembangunan nasional.

Kabupaten Kebumen merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah yang melaksanakan otonomi daerah. Pembangunan ekonomi di Kabupaten Kebumen tidak terlepas dari kontribusi beberapa sektor perekonomian yaitu sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; bangunan; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; lembaga keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; serta sektor jasa-jasa. Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian Kabupaten Kebumen mengingat bahwa sektor ini memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB di Kabupaten Kebumen. Hal ini dapat ditunjukkan pada Tabel 1.

commit to user

Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha

1.098.154,32 (37,28%) Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

293.229,76 (9,95%) Listrik, Gas, dan Air Bersih

109.486,35 (3,72%) Perdagangan, Hotel dan Restoran

333.718,75 (11,33%) Pengangkutan dan Komunikasi

134.167,81 (4,55%) Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Total PDRB

*) angka sementara Sumber: BPS Kabupaten Kebumen, 2010

Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui bahwa nilai PDRB sektor pertanian dari tahun 2006-2010 semakin meningkat, sedangkan kontribusi PDRB sektor pertanian cenderung mengalami fluktuasi. Namun sektor pertanian di Kabupaten Kebumen memberikan nilai dan kontribusi PDRB terbesar dari tahun 2006-2010 dibandingkan dengan sektor-sektor perekonomian lainnya. Sedangkan sektor perekonomian yang memberikan nilai dan kontribusi PDRB terkecil di Kabupaten Kebumen yaitu sektor listrik, gas dan air bersih. Tingginya nilai dan kontribusi sektor pertanian di Kabupaten Kebumen ini, sehingga dapat dikatakan Kabupaten Kebumen merupakan daerah agraris dan baik untuk dikembangkannya sektor pertanian.

Sektor pertanian di Kabupaten Kebumen mencakup lima subsektor yaitu subsektor tanaman bahan makanan, subsektor tanaman perkebunan, subsektor peternakan dan hasilnya, subsektor kehutanan serta subsektor perikanan. Setiap subsektor pertanian tersebut memiliki peranan yang berbeda-beda terhadap

commit to user

Tabel 2. Tabel 2. Nilai dan Kontribusi PDRB Subsektor Pertanian Kabupaten Kebumen

Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)

Subsektor Pertanian

Tanaman Bahan Makanan

769.719,75 (26,13%) Tanaman Perkebunan

168.118,10 (5,71%) Peternakan dan Hasilnya

PDRB Pertanian

*) angka sementara Sumber: BPS Kabupaten Kebumen, 2010

Dari Tabel 2. dapat diketahui bahwa dari tahun 2006-2010 subsektor tanaman bahan makanan memiliki nilai dan kontribusi terbesar dalam sumbangan PDRB sektor pertanian di Kabupaten Kebumen. Sedangkan subsektor pertanian di Kabupaten Kebumen yang memiliki nilai dan kontribusi PDRB terkecil dari tahun 2006-2010 yaitu subsektor perikanan. Nilai PDRB subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen semakin meningkat dari tahun 2006-2010, namun kontribusi PDRB subsektor tanaman bahan makanan cenderung fluktuatif dari tahun ke tahun. Besarnya nilai dan kontribusi PDRB subsektor tanaman bahan makanan ini disebabkan oleh kondisi geografis Kabupaten Kebumen yang mendukung, yakni sebagian besar berupa dataran rendah, sehingga baik untuk dikembangkan subsektor tanaman bahan makanan (BPS, 2010).

Selain dilihat dari nilai dan kontribusi PDRB, untuk mengetahui peranan lebih lanjut mengenai subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen dapat juga diketahui dari tingkat laju pertumbuhannya setiap tahun.

commit to user

disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Laju Pertumbuhan PDRB Subsektor Pertanian Kabupaten Kebumen

Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (%)

Subsektor Pertanian

Tahun

Rata- 2006 rata 2007 2008 2009 2010*)

Tanaman Bahan Makanan

2,10 3,25 Tanaman Perkebunan

0,04 1,82 Peternakan dan Hasilnya

4,31 -0,17 Perikanan

PDRB Pertanian

*) angka sementara Sumber: BPS Kabupaten Kebumen, 2010

Dari data pada Tabel 3. diketahui bahwa subsektor tanaman bahan makanan merupakan subsektor pembentuk PDRB Kabupaten Kebumen yang selalu mengalami laju pertumbuhan positif dari tahun 2006-2010. Namun laju pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan ini cenderung mengalami fluktuasi dari tahun 2006-2010, dengan rata-rata pertumbuhan 3,25% tiap tahunnya. Pada tahun 2008, laju pertumbuhan PDRB subsektor tanaman bahan makanan mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun- tahun lainnya. Hal itu disebabkan nilai PDRB subsektor tanaman bahan makanan yang juga cukup meningkat tajam, dengan penambahan PDRB sebesar Rp 71.892,83 juta pada tahun 2008. Secara keseluruhan, rata-rata laju pertumbuhan tertinggi selama lima tahun dimiliki oleh subsektor perikanan, sedangkan rata-rata laju pertumbuhan terendah yaitu subsektor kehutanan.

Berdasarkan data-data yang ditunjukkan pada Tabel 1-3, sektor pertanian terutama yang didalamnya terdapat subsektor pendukung yaitu tanaman bahan makanan merupakan subsektor yang memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi di Kabupaten Kebumen. Selain itu, Kabupaten Kebumen juga merupakan salah satu penyangga pangan pokok khususnya padi,

commit to user

tahun 2010 (BPS Provinsi Jawa Tengah, 2010). Subsektor tanaman bahan makanan terdiri dari berbagai macam komoditi

tanaman pangan, sayur-sayuran dan buah-buahan. Namun peran maupun kontribusi dari setiap komoditi pada subsektor tanaman bahan makanan berbeda-beda. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Kebumen perlu merumuskan beberapa strategi pengembangan untuk komoditi-komoditi tanaman bahan makanan agar kontribusi yang diberikan dalam pembentukan PDRB di Kabupaten Kebumen tidak mengalami penurunan. Dalam rangka pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten Kebumen, komoditi tanaman bahan makanan memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan di masa mendatang, karena besarnya kontribusi yang diberikan terhadap PDRB sektor pertanian. Oleh karena itu, diperlukan adanya kajian yang lebih mendalam mengenai strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen, baik pengembangan dalam periode waktu jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.

B. Perumusan Masalah

Kabupaten Kebumen memiliki luas wilayah 128.111,50 hektar atau 1.281,115 km², dengan kondisi beberapa wilayah merupakan daerah pantai dan perbukitan, sedangkan sebagian besar berupa dataran rendah. Dari luas wilayah Kabupaten Kebumen, pada tahun 2010 tercatat 39.768 hektar (31,04%) merupakan lahan sawah dan 88.343,50 hektar (68,96%) lahan kering. Dilihat dari sistem irigasinya, sebagian besar lahan sawah beririgasi teknis (50,34%), dan hampir seluruhnya dapat ditanami dua kali dalam setahun, beririgasi setengah teknis (9,23%), beririgasi sederhana (5,77%), beririgasi desa (2,65%) serta sebagian berupa sawah tadah hujan dan pasang surut (32,02%). Penggunaan lahan kering (bukan sawah) terbagi atas lahan pertanian sebesar 42.799,50 hektar (48,45%) dan bukan untuk pertanian sebesar 45.544 hektar (51,55%). Lahan kering untuk pertanian terdiri dari tegal/kebun, ladang, perkebunan, hutan rakyat, tambak, kolam, padang penggembalaan, dan lainnya.

commit to user

negara, rawa-rawa dan sebagainya (BPS, 2010). Dengan kondisi wilayah Kabupaten Kebumen yang sebagian besar

merupakan dataran rendah tersebut, maka cocok untuk pengembangan sektor pertanian, khususnya subsektor tanaman bahan makanan. Kabupaten Kebumen merupakan salah satu kabupaten penyangga pangan pokok khususnya padi di Jawa Tengah. Pada tahun 2010, produksi padi (padi sawah dan padi ladang) hanya mengalami peningkatan sebesar 1,08% dibandingkan dengan tahun 2009, atau dari 434.466,55 ton menjadi 439.141,70 ton. Sedangkan untuk luas panen padi mengalami peningkatan sebesar 3,52 % dalam periode yang sama. Secara absolut baik produksi maupun luas panen mengalami kenaikan dari tahun 2009 ke 2010, dan persentase kenaikannya lebih tinggi dibandingkan periode 2008 ke 2009. Produktivitas padi pada tahun 2010 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2009 yaitu dari 5,89 ton/hektar menjadi 5,75 ton/hektar (BPS, 2010).

Selain sebagai produsen padi, Kabupaten Kebumen juga merupakan produsen berbagai tanaman palawija (jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau). Pada tahun 2010 komoditas palawija yang mengalami peningkatan baik luas panen maupun produksinya adalah ketela pohon, luas panen meningkat 57,10%, dan produksinya meningkat 58,20% dibandingkan tahun 2009. Untuk tanaman jagung, ketela rambat, kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau pada tahun 2010, baik luas panen maupun produksinya mengalami penurunan. Luas panen dan produksi tanaman jagung mengalami penurunan masing-masing 32,72% dan 60,63%, yang disebabkan oleh tidak adanya lagi program kemitraan antara petani dengan pihak investor seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Untuk tanaman kacang tanah, kedelai dan kacang hijau pada tahun 2010 produksinya mengalami penurunan dibanding tahun 2009, karena sangat dipengaruhi oleh iklim pada beberapa bulan di tahun 2010 (BPS, 2010).

Potensi sayur-sayuran di Kabupaten Kebumen meliputi cabe, bawang merah, kacang panjang, tomat, terong, buncis, ketimun, labu siam, kangkung,

commit to user

diantaranya adalah cabe (besar dan rawit), kacang panjang, terong dan kangkung. Produksi cabe di Kabupaten Kebumen tahun 2010 mencapai

17.653,10 kwintal, menurun cukup signifikan (35,76%) dibandingkan produksi tahun 2009. Produksi kacang panjang tahun 2010 mencapai 12.032,50 kwintal, menurun 32,10% dibanding tahun 2009. Produksi terong tahun 2010 yaitu sebesar 6.544,00 kwintal, meningkat 3,29% dibanding tahun 2009. Sedangkan produksi kangkung tahun 2010 mencapai 53.448,90 kwintal, menurun sangat signifikan yakni 46,62% dibanding tahun 2009 (BPS, 2010).

Kabupaten Kebumen juga mempunyai potensi buah-buahan yang cukup banyak dan beragam, diantaranya yang cukup besar produksinya adalah pisang, semangka, dan mangga. Produksi pisang di Kabupaten Kebumen tahun 2010 adalah sebesar 191.970,00 kwintal, meningkat sebesar 3,5% dibanding tahun 2009. Untuk produksi semangka pada tahun 2010 mencapai 77.578,00 kwintal atau meningkat 5% dari tahun sebelumnya. Sedangkan produksi mangga di Kabupaten Kebumen pada tahun 2010 adalah sebesar 35.876,00 kwintal, meningkat 3,50% dibanding produksi tahun 2009 (BPS, 2010). Sedangkan potensi buah-buahan lainnya di Kabupaten Kebumen meliputi jeruk siam, pepaya, nanas, salak, duku/langsat, sawo, rambutan, jambu biji, jambu air, durian, alpokat, nangka, bengkoang, belimbing, manggis, sirsak dan markisa.

Dengan melihat data-data tersebut menunjukkan bahwa komoditi tanaman bahan makanan yang dihasilkan di Kabupaten Kebumen memiliki potensi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam upaya pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen diperlukan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat setempat bahkan luar daerah. Sehingga kegiatan perencanaan pembangunan dalam meningkatkan perekonomian daerah Kabupaten Kebumen khususnya subsektor tanaman bahan makanan dapat lebih baik dan terarah sesuai dengan kontribusi komoditi yang diberikannya masing-masing.

commit to user

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen?

2. Strategi apakah yang dapat diterapkan untuk pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengidentifikasi klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen.

2. Untuk merumuskan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen ini antara lain:

1. Bagi peneliti, guna menambah wawasan serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen, diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan perencanaan pembangunan khususnya strategi pengembangan subsektor tanaman bahan makanan.

3. Bagi pembaca, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian guna menambah wawasan serta sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

commit to user

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian Pratomo (2003), dengan judul Keragaan Sektor Pertanian dan Peranannya Dalam Perekonomian Wilayah di Kabupaten Kebumen , diketahui bahwa sektor pertanian bersama dengan sektor pertambangan dan penggalian, sektor keuangan, persewaan dan jasa-jasa perusahaan; serta sektor jasa-jasa tergolong sektor basis di Kabupaten Kebumen. Sementara subsektor pertanian tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan, dan kehutanan merupakan subsektor basis, sedangkan subsektor perikanan merupakan subsektor non basis.

Puspowati (2004) dalam penelitiannya tentang Identifikasi Sektor Pertanian Sebagai Sektor Unggulan di Kabupaten Kebumen menyimpulkan bahwa Kabupaten Kebumen mempunyai 4 sektor basis, yaitu sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor keuangan, persewaan dan jasa-jasa perusahaan; serta sektor jasa-jasa. Subsektor pertanian yang menjadi basis adalah subsektor tanaman bahan makanan, subsektor tanaman perkebunan, dan subsektor kehutanan. Secara umum komoditi pertanian yang menjadi komoditi basis di sebagian besar kecamatan di Kabupaten Kebumen adalah padi sawah. Pada tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Kebumen tidak terdapat spesialisasi komoditas pertanian, karena setiap kecamatan cenderung mempunyai komoditas basis yang beragam. Komoditas pertanian cenderung menyebar pada tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Kebumen. Komoditas basis pertanian yang menjadi prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten Kebumen yaitu pisang, kencur, dan labu siam yang mempunyai keunggulan komparatif tinggi dibandingkan komoditas lain.

Hasil penelitian Chasanah (2009) yang berjudul Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Karanganyar Berbasis Komoditi Tanaman Bahan Makanan (Pendekatan Tipologi Klassen) , menunjukkan bahwa klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Karanganyar terbagi menjadi empat komoditi yaitu komoditi prima, komoditi

commit to user

pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Karanganyar terdiri dari strategi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Dengan dasar strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan tersebut maka dapat digunakan sebagai perencanaan pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten Karanganyar baik dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Dalam penelitian Rahayu (2011) yang berjudul Strategi Pengembangan Komoditas Pertanian Unggulan di Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa klasifikasi komoditas pertanian di Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro dengan Analisis Tipologi Klassen menghasilkan empat klasifikasi komoditas pertanian yaitu komoditas prima berupa jagung, komoditas berkembang berupa ubi kayu, kacang hijau, kelapa, dan telur itik, komoditas potensial berupa padi dan ayam buras, serta komoditas terbelakang berupa ketela rambat, kedelai, kacang tanah, cabai, tembakau virginia, sapi, kambing, domba dan ayam ras. Sedangkan alternatif strategi pengembangan komoditas pertanian unggulan dalam hal ini jagung sebagai komoditas prima di Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro antara lain pemanfaatan secara optimal dukungan pemerintah, perluasan daerah pemasaran jagung, pengoptimalan manajemen usahatani jagung, antisipasi persaingan pasar produk tortila, penggunaan benih jagung yang berkualitas, pengoptimalan penggunaan teknologi informasi untuk mendukung pemasaran jagung, pengoptimalan upaya antisipasi banjir, serta perbaikan tataniaga sarana produksi jagung.

Keempat penelitian terdahulu diatas memiliki keterkaitan dengan penelitian Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen. Dalam penelitian yang dilakukan di Kabupaten Kebumen oleh Pratomo (2003) dan Puspowati (2004) disimpulkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor basis serta subsektor tanaman bahan makanan tergolong subsektor basis. Untuk itu perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam pada subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten

commit to user

pengembangan komoditi tanaman bahan makanan tersebut. Sedangkan dalam penelitian Chasanah (2009) dan Rahayu (2011) dapat dijadikan sebagai bahan

kajian pada penelitian Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen karena terdapat kesamaan dengan metode analisis yang digunakan yaitu pendekatan Tipologi Klassen.

B. Tinjauan Pustaka

1. Perencanaan Pembangunan Dasar hukum perencanaan pembangunan di Indonesia yaitu Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah (BAPPENAS, 2008).

Perencanaan pembangunan yaitu suatu usaha pemerintah untuk mengkoordinasikan semua keputusan ekonomi dalam jangka panjang untuk mempengaruhi secara langsung serta mengendalikan pertumbuhan variable- variabel ekonomi yang yang penting (penghasilan, konsumsi, lapangan kerja, investasi, tabungan, eksport-import, dan lain sebagainya) suatu negara dalam rangka mencapai keputusan pendahuluan mengenai tujuan-tujuan pembangunan. Rencana bisa bersifat komprehensif (multi-sektoral), bisa bersifat parsial (lokal). Rencana yang komprehensif target-nya semua aspek penting yang menyangkut perekonomian nasional, sedangkan yang parsial meliputi sebagian dari ekonomi nasional, seperti sektor pertanian, perindustrian, sektor pemerintahan, sektor swasta dan lain sebagainya (Suryana, 2000).

commit to user

maupun perencanaan daerah, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pendekatan sektoral dan pendekatan regional (wilayah). Pendekatan sektoral

memfokuskan perhatiannya pada sektor-sektor kegiatan yang ada di wilayah tersebut dan mengelompokkan kegiatan ekonomi menurut sektor-sektor yang sejenis. Sedangkan pendekatan wilayah (regional) melihat pemanfaatan ruang serta interaksi-interaksi berbagai kegiatan dalam ruang suatu wilayah (Iryanto, 2006).

2. Pembangunan Pembangunan adalah suatu proses dinamis untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pada tingkat yang lebih tinggi dan serba sejahtera. Agar pembangunan yang dilaksanakan berhasil mencapai sasarannya, harus ditunjang oleh penyusunan rencana yang komprehensif dan terarah. Penyusunan rencana atau perencanaan itu merupakan suatu alat atau cara untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan yang telah ditetapkan dengan baik. Dengan perencanaan diharapkan terdapat suatu pengarahan dan pedoman pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan pembangunan. Dengan perencanaan dilakukan suatu perkiraan mengenai potensi, prospek, hambatan dan resiko yang dihadapi. Dengan perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif yang terbaik dan memilih kombinasi yang terbaik (Adisasmita, 2006).

Pembangunan merupakan suatu proses untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam jangka panjang dan umumnya menimbulkan dampak, baik positif maupun negatif. Oleh karena itu, diperlukan suatu indikator sebagai tolok ukur terhadap dampak pembangunan. Sejalan dengan pergerakan waktu, tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antarpenduduk, antar daerah serta antar sektor (Kuncoro, 2004).

Pembangunan harus dilihat secara dinamis dan bukan dilihat sebagai konsep statis. Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha tanpa

commit to user

proses tersebut membawa perubahan dalam alokasi sumber-sumber ekonomi, distribusi manfaat dari akumulasi yang membawa pada

peningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraan (Arsyad, 2005).

3. Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi merupakan sebuah proses pengembangan kapasitas masyarakat dalam jangka panjang sehingga memerlukan perencanaan yang tepat dan akurat. Perencanaan ini berarti harus mampu mencakup kapan, dimana dan bagaimana pembangunan harus dilakukan agar mampu merangsang pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Dengan kata lain, pembuat rencana pembangunan haruslah mampu untuk memprediksi dampak yang ditimbulkan dari pembangunan yang akan dilakukan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang (Tinambunan, 2007).

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Definisi ini mengandung tiga unsur, yaitu: (1) pembangunan ekonomi sebagai suatu proses berarti perubahan yang terus menerus dan di dalamnya mengandung unsur-unsur kekuatan sendiri untuk investasi baru; (2) usaha meningkatkan pendapatan perkapita; (3) kenaikan pendapatan per kapita harus berlangsung dalam jangka panjang (Suryana, 2000).

Manfaat pembangunan ekonomi yaitu meningkatkan output/kekayaan suatu masyarakat atau perekonomian bertambah. Selain itu, pembangunan ekonomi dapat memberikan kepada manusia kemampuan yang lebih besar untuk menguasai alam sekitarnya dan mempertinggi tingkat kebebasannya dalam mengadakan suatu tindakan tertentu. Pembangunan ekonomi juga memberikan suatu kebebasan untuk memilih kesenangan yang lebih luas, karena tersedia lebih banyak barang-barang maupun jasa yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan adanya pembangunan ekonomi diharapkan akan mengurangi jurang perbedaan (kesenjangan

commit to user

yang sudah berkembang atau maju (Irawan dan Suparmoko, 2002).

4. Pembangunan Daerah Pembangunan daerah sebagai bagian integral dan penjabaran dari

pembangunan Nasional diarahkan untuk lebih mengembangkan dan menyerasikan laju pertumbuhan antar daerah dengan memperhatikan daerah yang terbelakang, daerah padat dan jarang penduduk, daerah transmigrasi, daerah terpencil dan perbatasan, serta mempercepat pembangunan kawasan Timur Indonesia yang pelaksanaannya disesuaikan dengan prioritas daerah (BAPPENAS, 2008).

Pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumber daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah untuk meningkatkan kesejahtaraan masyarakat. Daerah memiliki dasar hukum yang lemah dalam melakukan pengawasan terhadap arus keluar masuknya faktor-faktor produksi atau hasil-hasil produksi. Tenaga kerja akan mengalir dari wilayah yang memiliki tingkat upah rendah ke wilayah yang memiliki tingkat upah yang lebih tinggi. Begitu pula modal, akan mengalir dari daerah yang memiliki tingkat bunga yang lebih rendah ke daerah yang memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi (Triurmida, 2002).