Hasil Wawancara

3. Hasil Wawancara

a. Infroman Utama

1. Sumber Daya Manusia rekam medis terhadap sistem pengelolaan rekam medis. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh informasi dari informan utama seperti yang diungkapkan sebagai berikut : (D1) : Memang SDM pada rekam medis masih minim sekali apalagi dengan adanya penambahan tanggungjawab pekerjaan seperti untuk operator, mungkin ini dikarenakan perusahaan masih terfokus pada penambahan SDM di unit lain seperti perawat.

(D2) : Belum, sebab tenaga rekam medis bekerja 3 shift dengan jumlah SDM

5 orang dan merangkap sebagai operator. (D3) : Belum, karena petugas rekam medis merangkap sebagai operator telpon sedangkan dinas per shift 1 orang kecuali shift pagi 2 orang. Sedangkan kegiatan rekam medis banyak yang harus dikerjakan. (D4) : untuk rekam medis saya rasa tenaga yang dibutuhkan sudah cukup, tapi beban kerja yang diberikan diluar kerja rekam medis seperti operator menyebabkan tenaga yang dibutuhkan berkurang sehingga kerja direkam medis lebih terfokus untuk pelayanan operator dan pendaftaran rawat inap, sehingga kegiatan pada rekam medis terbengkalai karena alasan diatas tadi. (D5) : Belum, karena rekam medis masih merangkap operator. (D6) : Untuk jumlah tenaga rekam medis sudah memadai sebenarnya, tapi karena ada penambahan tanggung jawab diluar job disc rekam medis sehingga membuat terbengkalai pelaksanaan tugas-tugas rekam medis yang bias dilaksanakan tepat waktu dan terperinci. Kesimpulannya tenaga memadai, tapi pelaksanaan sistem rekam medis terbengkalai karena penambahan job disc rekam medis.

2. Sarana dan Prasarana rekam medis terhadap sistem pengelolaan rekam medis. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh informasi dari informan utama seperti yang diungkapkan sebagai berikut :

(D1) : Mengenai sarana dan prasarana di rekam medis kami sekarang lagi mengusahakan untuk penambahan rak penyimpanan berkas sesuai dengan kebutuhan. Untuk komputer saya rasa sudah memadai jumlahnya 2 unit karena untuk pasien poliklinik kita belum banyak jadi saya rasa sudah memadai. (D2) : Belum memadai, karena kondisi rumah sakit lancang kuning yang masih baru seharusnya mempunyai rak penyimpanan yang lebih efektif. (D3) : Belum, karena rak penyimpanan berkas pasien tidak efektif untuk penyimpanan sehingga berkas tidak teratur dan kerusakan fisik berkas sering rusak. Dan ruang penyimpanan berkas banyak mengandung debu-debu yang nantinya akan mengakibatkan penyakit bagi petugas yang bekerja diruangan tersebut, sehingga perlu adanya pemisahan ruangan kerja/pengolahan data. (D4) : Belum, adapun komputer yang ada direkam medis sebenarnya sudah memadai untuk penyelenggaraan sistem rekam medis, tapi dalam pelaksanaan komptuter yang ada digunakan hanya untuk keperluan keuangan dan farmasi sedangkan untuk rekam medis cuma untuk menginputkan data pasien saja. Dengan diberikan komputer rekam medis harusnya sudah bisa melaksanakan rekam medis sistem komputerisasi seperti coding, dan berbagai pelaporan yang dibutuhkan oleh rumah sakit dan dinas kesehatan, dan juga ruangan yang tidak sesuai dengan kapasitas yang semestinya, kenyataanya ruangan koordinator, pengolahan data, filling, input data pasien baru/lama terdapat dalam satu ruangan yang bias dikatakan sangat kecil.

(D5) : Belum, karena ruangan terlalu sempit sehingga kegiatan pengolahan data dan filling masih berada dalam satu ruangan. (D6) : Komputer ada tapi tidak ada program rekam medis kerja jadi tidak sistematis karena 2 kali kerja. Kesimpulan belum menunjang.

3. Hubungan Kerjasama petugas rekam medis dengan perawat terhadap sistem pengelolaan rekam medis. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh informasi dari informan utama seperti yang diungkapkan sebagai berikut : (D1) : Selama ini saya melihat gak ada masalah yang berarti. (D2) : Bagus, selama ini tidak ada kendala dalam kegiatan rekam medis. Sedangkan dengan unit lain memang kadang-kadang ada kendala tapi tidak terlalu mengganggu lah. (D3) : Baik dan tidak ada kendala yang mengganggu. (D4) : Untuk kerjasama udah terjalin dengan baik dengan unit lain dan tidak ada kendala yang menganggu sekali. Tapi kalau untuk individual kita tidak tahu ada kendala atau tidak. (D5) : Tidak, semuanya berjalan baik kok. (D6) : Secara garis besar tidak ada kendala.

4. Standar Operasional Prosedur (SOP) rekam medis terhadap sistem rekam medis Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh informasi dari informan utama seperti yang diungkapkan sebagai berikut : (D1) : Untuk SOP rekam medis saya memang belum tahu ada atau tidak dan saya tidak terlibat dalam pembuatannya, dan SOP rekam medis memang belum disahkan karena saya tidak tahu ada atau enggaknya. (D2) : ya, namun petugas belum dapat bekerja sesuai dengan SOP, sebab tenaga yang sangat minim (SDM nya sangat kurang). tapi ada bagian yang diluar cakupan rekam medis seperti sebagai operator. (D3) : Sudah, tapi menurut saya belum disahkan oleh pihak manajemen atau direktur rumah sakit dan selama ini tidak ada dari pihak manajemen atau direktur untuk melihat dan mengesahkan SOP rekam medis. Sedangkan job utama rekam medis sering terbengkalai. (D4) : Sudah, ya (D5) : Sudah, ya (D6) : Tidak tahu.

5. Alur Rekam Medis terhadap sistem pengelolaan rekam medis Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh informasi dari informan utama seperti yang diungkapkan sebagai berikut : (D1) : Untuk alur rekam medis saya rasa udah baik ya…karena tidak ada masalah selama ini.

(D2) : Alur rekam medis disini kurang jelas dan sering berubah-ubah, apalagi tentang alur pasien perusahaan sangat susah dan terlalu banyak. (D3) : Alur rekam medis yang kurang jelas dan berbelit-belit apalagi kalau pasien perusahan yang mau dirawat. (D4) : Seperti sarana dan prasaran, tempat/lokasi kerja, alur kerja yang tidak jelas (D5) : Alur kerja rekam medis yang tidak jelas dan berbelit-belit (D6) : Sistem program computer untuk rekam medis tidak tersedia jadi pelaksanaan pekerjaan dlaksanakan sistem manual hingga keakuratan data kurang, tingka kesulitan tinggi untuk dikerjakan.

b. Informan Penunjang

1. Sumber Daya Manusia rekam medis terhadap sistem pengelolaan rekam medis. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh informasi dari informan penunjang. a). Bagaimana menurut sdr/I dengan jumlah tenaga rekam medis yang ada, apakah sudah memadai untuk pelaksanaan sistem rekam medis?

(P1) : Tidak, karena jumlah mereka sedikit dan dalam satu shif hanya bekerja satu orang itupun merangkap operator. (P2) : Belum memadai, dikarenakan sistem kerja rekam medis tidak terfokus pada kerja rekam medis itu sendiri, melainkan masih merangkap dengan operator.

(P3) : Sudah, tapi mereka masih kelabakan dalam bekerja karena masih merangkap sebagai operator. (P4) : Belum, karena keterbatasan dari rumah sakit dalam penerimaan tenaga rekam medis yang baru.

b) Apakah menurut sdr/i tenaga rekam medis mempunyai kemampuan dan pengetahuan dalam pelaksanaan sistem rekam medis? (P1) : Ya, rata-rata tenaga rekam medis mempunyai pengalaman memang dibidangnya. (P2) : Sudah tetapi belum bisa dioptimalkan mungkin dikarenakan tidak fokusnya/tidak jelasnya beban kerja yang diberikan oleh rumah sakit. (P3) : Ya, karena beberapa orang mempunyai basic rekam medis nya. (P4) : Masih belum meratanya kemampuan dan pengetahuan dalam pelaksanaan rekam medis disuatu rumah sakit.

2. Sarana dan Prasarana rekam medis terhadap sistem pengelolaan rekam medis. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh informasi dari informan penunjang. a). Bagaimana menurut sdr/i tentang sarana dan prasarana diruang rekam medis?

(P1) : Sudah cukup memadai. (P2) : Sarana dan prasarana sangat kurang, kalo bisa tempat dan sarana disediakan yang lebih memadai.

(P3) : Baik (P4) : Belum memadai untuk ruangan rekam medis di rumah sakit swasta.

b). Apakah menurut sdr/i ruangan pengolahan data dan penyimpanan berkas perlu dilakukan pemisahan?

(P1) : Tdak, cukup satu ruangan saja kalau tempatnya dipisahkan sangat menyulitkan anggota untuk bolak-balik mencari data dan berkas. (P2) : Perlu, dikarenakan tempat penyimpanan file biar tidak menganggu sistem kerja rekam medis, karena suasana ruangan berpengaruh terhadap kerja karyawan itu sendiri. (P3) : Ya, agar arsip/berkas tidak tercampur satu sama lain dan agar petugas terhindar dari debu. (P4) : perlu karena memudahkan untuk mencari data di suatu rumah sakit.

3. Hubungan Kerjasama petugas rekam medis dengan perawat terhadap sistem pengelolaan rekam medis. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh informasi dari informan penunjang penunjang. a). Bagaimana menurut sdr/i tentang kerjasama antar petugas rekam medis selama ini.

(P1) : Baik dan tidak ada masalah yang menganggu.

(P2) : Cukup baik, karena karyawan yangsatu dengan yang lainnya saling melengkapi. (P3) : Baik (P4) : Belum terjalinnya kerjasama yang baik.

b). Bagaimana menurut sdr/i kerjasama petugas rekam medis dengan unit lain

(P1) : Baik, selama ini tidak ada hal yang menganggu. (P2) : Baik (P3) : Baik (P4) : Baik

4. Standar Operasional Prosedur (SOP) rekam medis terhadap sistem rekam medis Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh informasi dari informan penunjang. a). Menurut sdr/i kegiatan rekam medis selama ini masih dalam cakupan sistem rekam medis?

(P1) : Tidak, karena rekam medis di rumah sakit lancang kuning merangkap sebagai operator (P2) : Tidak, karena sudah melampaui kegiatan yang harus dilaksanan di rekam medis mislanya merangkap operator dan sering membantu kegiatan lainnya (P3) : Tidak ada

(P4) : Sebagian sudah sebagian belum ini terlihat dalam tidak ada pembagian kerja direkam medis.

5. Alur Rekam Medis terhadap sistem pengelolaan rekam medis Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh informasi dari informan penunjang.

a) Menurut sdr/i hal-hal apa saja yang menghambat petugas rekam medis dalam bekerja. (P1) : Jumlah tenaga yang sedikit, mempunyai dua ruangan yang jauh, merangkap operator, sistem kerja tidak efisien karena harus dua kali kerja untuk menginputkan data dikomputer. (P2) : Alur kerja yang masih belum jelas dan semraut, tempat/sarana dan prasarana, tugas yang dibebankan harus merangkap operator. (P3) : Tidak ada (P4) : Sarana dan prasarana belum memadai, jumlah tenaga belum merata dan alur kerja rekam medis yang belum jelas.

Dokumen yang terkait

SISTEM OTOMATISASI SONAR (LV MAX SONAR EZ1) DAN DIODA LASER PADA KAPAL SELAM

15 214 17

ANALISIS SISTEM TEBANG ANGKUT DAN RENDEMEN PADA PEMANENAN TEBU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (Persero) PABRIK GULA DJOMBANG BARU

36 327 27

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

POLA PENGELOLAAN ISU PT. KPC (KALTIM PRIMA COAL) Studi pada Public Relations PT. KPC Sangatta, Kalimantan Timur

2 50 43

EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MELALUI ANALISIS SWOT (Studi Pengelolaan Limbah Padat Di Kabupaten Jember) An Evaluation on Management of Solid Waste, Based on the Results of SWOT analysis ( A Study on the Management of Solid Waste at Jember Regency)

4 28 1

SIMULASI SISTEM KENDALI KECEPATAN MOBIL SECARA OTOMATIS

1 82 1

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERNAK ITIK PETELUR DENGAN SISTEM INTENSIF DAN TRADISIONAL DI KABUPATEN PRINGSEWU

10 119 159

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGAWASAN OLEH BADAN PENGAWAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BANDAR LAMPUNG TERHADAP PENGELOLAAN LIMBAH HASIL PEMBAKARAN BATUBARA BAGI INDUSTRI (Studi di Kawasan Industri Panjang)

7 72 52

PENGARUH PEMBERIAN KUNYIT DAN TEMULAWAK MELALUI AIR MINUM TERHADAP GAMBARAN DARAH PADA BROILER

12 105 39