2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan indikator utama daya saing, kopi Arabika di kabupaten Tapanuli Utara memiliki peluang yang bisa menentukan apakah komoditi kopi Arabika
kabupaten Tapanuli Utara memiliki potensi daya saing daerah yang bisa meningkatkan perekonomian daerah dan bisa mensejahterahkan petani. Dimana
dengan mengukur dari segi biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani, sehingga pemasaran kopi Arabika dapat menghasilkan harga yang cukup bersaing di pasar.
Analisis Policy Analysis Matrix PAM digunakan untuk mengukur keuntungan finansial private yang menjadi indikasi keunggulan kompetitif dan keuntungan
sosial yang menunjukkan keunggulan komparatif serta dampak kebijakan pemerintah dalam mendukung atau menciptakan hambatan-hambatan bagi
keberlangsungan suatu usaha produksi. Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini yaitu dapat diperlihatkan pada Gambar 1.
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : Menyatakan Hubungan
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Daya Saing Komoditas Kopi Arabika di Kabupaten Tapanuli Utara
Usaha Tani Kopi Arabika di Kabupaten Tapanuli Utara
Analisis Daya Saing PAM
Keunggulan Kompetitif
Kesimpulan dan Saran Keunggulan
Komparatif
Dampak Kebijakan Pemerintah
Produksi Kopi Arabika
Harga Input dan Output
Universitas Sumatera Utara
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini ialah : 1.
Perkembangan volume produksi kopi Arabika periode 2007-2012 di kabupaten Tapanuli Utara cenderung meningkat.
2. Perkembangan produktivitas kopi Arabika periode 2007-2012 di kabupaten
Tapanuli Utara cenderung meningkat. 3.
Perkembangan harga jual kopi Arabika periode 2007-2012 di kabupaten Tapanuli Utara cenderung meningkat.
4. Usahatani kopi Arabika di kabupaten Tapanuli Utara memiliki keunggulan
kompetitif dan komperatif. 5.
Kebijakan pemerintah pada harga input-output terhadap usaha tani kopi Arabika berdampak postif terhadap usahatani kopi Arabika di kabupaten
Tapanuli Utara.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara metode purposive artinya penetuan daerah dilakukan dengan sengaja. Kabupaten Tapanuli Utara dipilih atas dasar
pertimbangan karena kabupaten Tapanuli Utara merupakan daerah produsen kopi Arabika terbesar di Sumatera Utara sebagaimana terlihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Luas Areal Kopi Arabika per Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2011
No Kabupaten
Luas Lahan TM Ha
Produksi Ton
Produktivitas TonHa
1 Deli Serdang
531,20 665,20
1,25 2
Simalungun 5.655,64
8.487,45 1,50
3 Karo
4.741,00 6.834,95
1,44 4
Dairi 7.936,50
10.131,80 1,27
5 Tapanuli Utara
9.551,00 10.272,48
1,07
6 Nias Barat
10,00 4,22
0,42 7
Mandailing Natal 956,73
1.142,77 1,19
8 Toba Samosir
1.897,34 2.480,96
1,30 9
Humbang Hasundutan
7.174,50 5.815,65
0,81 10
Pak-pak Bharat 1.158,00
1.46,50 0,90
11 Samosir
2.580,05 630,46
0,24 Total
42.153,71 46.350,85
1,09 Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, 2012
Lokasi penelitian ini dilakukan di desa Bahal Batu III di kecamatan Siborong- borong dengan pertimbangan bahwa kecamatan Siborong-borong merupakan
daerah produksi kopi Arabika terbesar di kabupaten Tapanuli Utara. Luas Lahan
Universitas Sumatera Utara