Tabel 18 . Policy Analysis Matrix PAM usahatani Kopi Arabika di
Kabupaten Tapanuli Utara Desa Bahal Batu III
Uraian Penerimaan
Output Biaya
Keuntungan Input
Tradable Non
Tradable
Harga Privat
A 31.560.000
B
870.400
C 26.324.396
D 4.365.204
Harga Sosial
E 79.192.814
F 1.932.740,25
G 26.555.096
H 50.704.978
Efek Divergensi
I 47.632.814
J 1.062.340,25
K
230.700
L 46.339.774
Sumber : Lampiran 11,12,13,14 Diolah Input
tradable dalam hal ini ialah biaya pupuk anorganik seperti urea, TSPSP-36 dan KCL sedangkan Non Tradable adalah biaya bibit, pupuk organik, peralatan,
modal kerja, tenaga kerja, PBB dan dari hasil penelitian petani tidak mengeluarkan biaya pestisida.
5.4.1 Analisis Keuntungan
Keuntungan dalam hal ini ditinjau dari Private Provitability dan Social Profitability
c. Private Provitability yaitu D = A- B+C
Private Provitability D atau keuntungan privat diperoleh dari hasil pengurangan
nilai penerimaan A dengan harga privat input tradable B dan non tradable C. Dari tabel 16 dapat diketahui Private Provitability sebesar Rp. 4.365.204
yang diperoleh dengan menggunakan harga aktual atau harga pasar di tingkat petani. Dengan mengacu pada kriteria privat profitability 0, memberikan arti
bahwa usahatani kopi Arabika di kabupaten Tapanuli Utara memperoleh profit diatas normal yang artinya usahatani kopi tersebut layak untuk diusahakan.
Universitas Sumatera Utara
Dengan perkataan lain, dari sisi tinjauan privat profitability, maka usahatani kopi Arabika di kabupaten Tapanuli Utara memiliki nilai daya saing.
d. Social Profitability yaitu H = E – F+G
Social Profitability H atau keuntungan sosial diperoleh dari hasil pengurangan
nilai penerimaan E dengan harga sosial input tradable F dan non tradable G. Nilai Social Profitability diperoleh sebesar Rp.50.704.978 dengan
menggunakan harga sosial. Dengan mengacu pada kriteria social profitability 0, memberikan arti bahwa
usahatani kopi Arabika di kabupaten Tapanuli Utara telah berjalan secara efisien dan memiliki keunggulan komparatif comparative advantage, sehingga layak
untuk dikembangkan.
5.4.2 Efisiensi Finansial dan Efisiensi Ekonomi
Efisiensi Finansial dan Efisiensi Ekonomi Usahatani Kopi di kabupaten Tapanuli Utara dalam hal ini ditinjau dari sisi Private Cost Ratio dan Domestic Resource
Cost Ratio. c.
Private Cost Ratio yaitu PCR = CA-B Private Cost Ratio
PCR atau keuntungan privat diperoleh dari hasil pembagian ratio nilai biaya privat input non tradable C dengan selisih penerimaan A
dengan biaya privat input tradable B. Nilai Private Cost Ratio diperoleh sebesar 0,61
.
Dengan mengacu pada kriteria private cost ratio 1, memberikan arti bahwa usahatani kopi Arabika secara finansial mampu membiayai input non
tradable pada harga privat. Adanya kemampuan ini, menjelaskan bahwa
Universitas Sumatera Utara
usahatani kopi Arabika di kabupaten Tapanuli Utara memiliki keunggulan kompetitif competitive advantage.
d. Domestic Resource Cost Ratio yaitu DRC = GE-F
Domestic Resource Cost Ratio DRC atau keuntungan sosial diperoleh dari hasil
pembagian ratio nilai biaya sosial input non tradable G dengan selisih penerimaan E dengan biaya sosial input tradable F. Nilai Domestic Resource
Cost Ratio diperoleh sebesar 0,25
.
Dengan mengacu pada kriteria Domestic Resource Cost Ratio
1, memberikan arti bahwa usahatani kopi Arabika mampu membiayai input non tradable pada harga sosial. Artinya usahatani kopi ini
secara ekonomi sudah efisien. Oleh karena itu usahatani kopi Arabika di kabupaten Tapanuli Utara memiliki keunggulan komparatif comparative
advantage di pasar internasional dan memiliki peluang untuk diekspor, sehingga
dapat dsimpulkan bahwa kopi Arabika di kabupaten Tapanuli Utara memiliki daya saing.
Sebagai kesimpulan dapat dijelaskan bahwa jika ditinjau dari sisi analisis keuntungan private profitability dan social provitability serta dari hasil efisiensi
finansial dan efisiensi ekonomi maka diketahui bahwa usahatani kopi Arabika di Kabupaten Tapanuli Utara memiliki daya saing baik dari sisi keunggulan
kompetitif maupun komparatif sehingga usahatani kopi ini layak untuk dikembangkan.
Universitas Sumatera Utara
5.5 Dampak Kebijakan Pemerintah Pada harga input-output Terhadap