Anak sebagai Pelajar Penghapusan Sekolah

68 Deschooling Society Menghapus Sekolah dari Masyarakat, 1971. Buku ini telah membuka mata para ahli, pemerhati dan praktisi pendidikan mengenai hubungan antara kekuasaan dan pendidikan. Illich mengatakan bahwa tujuan utama pendidikan adalah perombakanpembaharuan berskala besar dan segera di dalam masyarakat, dengan cara menghilangkan persekolahan wajib. Sistem persekolahan formal yang ada harus dihapuskan sepenuhnya dan diganti dengan sebuah pola belajar sukarela dan mengarahkan diri sendiri; akses yang bebas dan universal ke bahan-bahan pendidikan serta kesempatan-kesempatan belajar mesti disediakan, namun tanpa sistem pengajaran wajib O‘neil, 2002: 489.

b. Anak sebagai Pelajar

Anak-anak cenderung menjadi baik yakni, menginginkan tindakan yang efektif dan tercerahkan ketika anak-anak itu diasuh dalam sebuah masyarakat yang baik yakni yang rasional dan berkemanusiaan. Perbedaan-perbedaan antar-individu bergerak menentang kebijaksanaan yang meresepkan pengalaman-pengalaman pendidikan yang sama bagi setiap orang. Anak-anak secara moral setaram dan mereka musti mendapatkan kesempatan-kesempatan untuk belajar apapun yang mereka pilih sendiri, demi memperoleh tujuan apapun yang mereka anggap layak untuk dikejar. Kedirian kepribadian tumbuh dari pengkondisian sosial, dan diri yang bersifat sosial ini menjadi landasan bagi seluruh penentuan diri selanjutnya. Anak bebas hanya dakan konteks determinisme sosial dan psikologis. Masyarakat dan negara tidaklah sama artinya. Masyarakat diperlukan bagi pemenuhan diri, tetapi negara menghalangi perwujudan sepenuhnya masyarakat tersebut O‘neil, 2002: 490.

c. Penghapusan Sekolah

Pendidikan tidak sama dengan persekolahan; satu-satunya kegiatan belajar yang sebenarnya hanyalah belajar yang ditentukan diri sendiri; dan berlangsung efektif dalam masyarakat ―tanpa sekolah‖. Peran guru dapat 69 dihapus atau pilihan saja dari proses pendidikan. Penilaian evaluasi terbaik adalah penilaian diri sendiri. Secara alamiah manusia adalah makhluk sosial, maka kegiatan belajar harus menekankan kerja sama dan meminimalkan persaingan antar-pribadi. Individu ―bersaing‖ dengan dirinya sendiri. Pembedaan tradisional antara yang kognitif, afektif dan interpersonal adalah pembedaan palsuartifisial dan tidak produktif dalam memandang proses belajar yang sebenarnya bersifat total dan organis. Penghapusan sekolah-sekolah bukan hanya merupakan cara mengefektifkan pembaharuanperombakan yang perlu diadakan, melainkan juga menjadi salah satu pembaharuan kunci yang harus dicapai, karena tujuan tertingginya adalah untuk menciptakan sebuah masyarakat yang tak- terlembaga, secara terus-menerus melampaui diri dan memperbaharui diri, di mana pengaturan-pengaturan sosial yang perlu diraih melalui kerjasama yang bebas berdasarkan kebutuhan timbal-balik. Kaum anarkhi utopis sebenarnya tidak menentang persekolahan itu sendiri, tetapi menentang secara keras lembaga-lembaga yang melestarikan diri sendiri yang memaksa orang untuk mempelajari hal-hal tertentu dengan cara-cara tertentu dan di saat-saat tertentu. Bagu kaum utopis ini, pendidikan tidak bisa disamakan dengan persekolahan tradisional. Masyarakat yang baik tidak memerlukan pola-pola wajib belajar atau proses belajar-mengajar mata pelajaran yang diwajibkan O‘neil, 2002: 486.

d. Metode Pengajaran dan Penilaian Hasil Belajar