Metode Pengajaran dan Penilaian Hasil Belajar Kritik terhadap Anarkhisme Utopis

69 dihapus atau pilihan saja dari proses pendidikan. Penilaian evaluasi terbaik adalah penilaian diri sendiri. Secara alamiah manusia adalah makhluk sosial, maka kegiatan belajar harus menekankan kerja sama dan meminimalkan persaingan antar-pribadi. Individu ―bersaing‖ dengan dirinya sendiri. Pembedaan tradisional antara yang kognitif, afektif dan interpersonal adalah pembedaan palsuartifisial dan tidak produktif dalam memandang proses belajar yang sebenarnya bersifat total dan organis. Penghapusan sekolah-sekolah bukan hanya merupakan cara mengefektifkan pembaharuanperombakan yang perlu diadakan, melainkan juga menjadi salah satu pembaharuan kunci yang harus dicapai, karena tujuan tertingginya adalah untuk menciptakan sebuah masyarakat yang tak- terlembaga, secara terus-menerus melampaui diri dan memperbaharui diri, di mana pengaturan-pengaturan sosial yang perlu diraih melalui kerjasama yang bebas berdasarkan kebutuhan timbal-balik. Kaum anarkhi utopis sebenarnya tidak menentang persekolahan itu sendiri, tetapi menentang secara keras lembaga-lembaga yang melestarikan diri sendiri yang memaksa orang untuk mempelajari hal-hal tertentu dengan cara-cara tertentu dan di saat-saat tertentu. Bagu kaum utopis ini, pendidikan tidak bisa disamakan dengan persekolahan tradisional. Masyarakat yang baik tidak memerlukan pola-pola wajib belajar atau proses belajar-mengajar mata pelajaran yang diwajibkan O‘neil, 2002: 486.

d. Metode Pengajaran dan Penilaian Hasil Belajar

Siswa secara individual musti menjadi penentu metode-metode pengajaran mana yang paling sesuai dengan tujuan-tujuan dan rancangan- rancangan pendidikannya sendiri. Nilai disiplin dan hapalan serta lain-lainnya yang berkaitan dengan itu harus dibiarkan menja di ‗rahasia‘ orang yang belajar itu sendiri.; mereka yang menghendaki pendekatan-pendekatan direktif atau otoritarian terhadap kegiatan belajar mesti bebas memilih pendekatan seperti itu dengan dasar individual. 70 Peran-peran tradisional guru dan siswa yang diterapkan oleh lembaga harus dihapuskan. Guru adalah sebuah aspek yang bisa dihapusdibuang atau maksimal menjadi pilihan saja dari proses pendidikan. Penilaian atau evaluasi yang terbaik adalah penilaian diri sendiri, yang harus difungsikan hampir secara eksklusif untuk tujuan persaingan diri. Secara alamiah, manusia bersifat sosial dan mau bekerjasama. Sejalan dengan itu, kegiatan belajar harus menekankan kerjasama serta meminimalkan pesaingan antar-pribadi demi ganjaran-ganjaran. Oleh karena individu secara alamiah bersifat mewujudkan diri, maka ia secara intrinsik memiliki persaingan diri bersaing dengan dirinya sendiri, serta tidak memerlukan dorongan dari luar untuk belajar. Pembedaan tradisional antara yang kognitif, afektif, dan interpersonal adalah pembedaan palsuartifisial dan tidak produktif dalam memandang proses belajar yang sebenarnya bersifat total serta organis. Bimbingan penyuluhan individual, serta terapi kejiwaan sebagaimana dilaksanakan melalui sekolah-sekolah, hanyalah satu bagian dari sistem pembatasan sosial yang dalam kenyataan telah menyebabkan timbulnya berbagai problema kejiwaan yang pura-pura mereka sembuhkan.

e. Kritik terhadap Anarkhisme Utopis

Diagnosis kaum anarkhisme utopis mengenai apa yang salah dalam sistem persekolahan yang ada sekarang ini seringkali tepat dan meyakinkan, namun resep apa yang mereka sodorkan untuk mengubahnya sering cenderung kabur dan tidak menjadikan orang terbujuk. Ini menyebabkan munculnya kesulitan dalam menentukan apakah kita berhadapan dengan seorang anarkis yang menganggap bahwa penghapusan sekolah adalah sebuah jalan untuk menjungkirbalikkan sistem sosial yang ada demi menaikkan sebuah sosialisme yang lebih berkemanusiaan, ataukah ia menganggap bahwa penghapusan sekolah adalah sebuah cara melenyapkan kekangan-kekangan politis tradisional serta mendirikan masyarakat yang sama sekali baru yang didasari ‗individualisme kolektif‘ O‘neil, 2002: 488. 71

5. Eksistensialisme