Defenisi Remaja T1 712011027 Full text

7 tualah yang mampu untuk menjadikan anak dapat berkembang dengan baik. Menurut Maurice, orang tua berperan untuk melindungi yaitu orang tua harus mampu untuk melindungi anak dalam kasih agar anak merasa ada perhatian yang besar dari orang tua karena bagaimanapun orang tua adalah tempat anak untuk menceritakan segala sesuatu yang dirasakan oleh anak. Orang tua juga berperan untuk menciptakan relasi antar anggota keluarga dengan baik agar ada komunikasi yang berjalan diantara berbagai pihak didalamnya sehingga tidak ada yang ditutupi didalam komunikasi. Orang tua juga berperan untuk menjadi pendidik bagi anak karena pertumbuhan anak dimulai dari didikan dari orang tua terlebih dahulu sebelum keluar untuk belajar hal yang lebih banyak. 20 Menurut Tjandrarini, orang tua juga berperan dalam tugas untuk menafkahi agar kebutuhan hidup dari anak dapat terpenuhi sehingga tidak menimbulkan perasaan kurang kepada anak baik dari segi rohani maupun jasmani. 21 Kemudian, orang tua juga berperan menjadi konselor yaitu orang tua berperan untuk mendengarkan keluh kesah yang ingin disampaikan oleh anak. Orang tua juga berperan sebagai pendamping yang selalu ada bersama dengan anak seiring dengan pertumbuhan anak. 22 Peran orang tua yang sangat besar dalam perkembangan diri seseorang bila dijalankan dengan penuh tanggungjawab oleh orang tua maka orang tua akan menjadi teladan, sahabat, dan pembimbing yang baik bagi anak. Apabila perasaan ini telah mucul dalam diri seorang anak maka perkembangan anak akan lebih mudah untuk dipantau oleh orang tua sehingga segala sesuatu yang dilakukan oleh anak akan mencerminkan apa yang diajarkan oleh orang tua.

2.2 Defenisi Remaja

Remaja yang dalam bahasa inggris disebut “Adolescence” adalah proses pertumbuhan dalam periode kehidupan untuk menuju kedewasaan. Periode ini adalah tahap dimana seseorang yang awalnya berada dalam sebuah ketergantungan kepada keluarga mulai keluar untuk menemukan kemandirian, 20 Eminyan, Teologi Keluarga, 143 21 Kristiana Tjandrarini, Bimbingan Konseling Keluarga, Salatiga:Widya Sari Press, 2004, 34 22 Tjandrarini, Bimbingan Konseling Keluarga, 36 8 otonomi dan kematangan dengan cara menjadi bagian dari suatu kelompok teman sebaya hingga akhirnya mampu berdiri sebagai orang dewasa. 23 Menurut Hurlock dalam Ali, masa remaja atau yang dikenal dengan sebutan Adolescence sesungguhnya memiliki arti yang sangat luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik sehingga remaja tidak mempunyai tempat yang jelas. 24 Mereka tidak termasuk kedalam golongan anak-anak, tetapi belum cukup juga untuk dianggap dewasa. Remaja sendiri tidak memiliki fungsi yang jelas tertera melainkan ada tugas-tugas yang sebaiknya dilakukan oleh remaja agar remaja mampu untuk bertumbuh atau berkembang dengan dan tidak menyimpang. Demi memenuhi perkembangan ini maka tugas-tugas yang perlu untuk dilakukan remaja adalah mampu menerima keadaan fisiknya, mampu memahami dan menerima peran seks usia dewasa, mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis, mencapai kemandirian emosional, mencapai kemandirian ekonomi, mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat, memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua, mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa, mempersiapkan diri memasuki perkawinan, dan memahami serta mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga. 25 Tugas-tugas inilah yang perlu untuk dipahami dan dilakukan oleh remaja karena banyak penyimpangan yang terjadi ketika tugas-tugas ini tidak mampu untuk dijalankan oleh remaja.

2.3 Definisi Konselor