13
karena dengan berperan sebagai konselor maka orang tua dapat menciptakan toleransi yang baik bagi setiap anggota keluarga ketika menghadapi konflik
didalam maupun di luar lingkup keluarga dan dapat meningkatkan motivasi untuk memberi semangat kepada anggota keluarga yang lain.
43
2.6 Perkembangan Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa remaja ada perkembangan yang terjadi dari berbagai segi. Bukan
hanya fisik, tetapi juga perubahan lingkungan yang mengharuskan remaja untuk dapat bertindak layaknya orang dewasa. Pada masa remaja seseorang mulai ingin
tahu siapa dan bagaimana dirinya serta memikirkan kehidupan masa depannya. Menurut Nuhamara, terdapat beberapa perkembangan yang terjadi dalam
diri remaja, antara lain
44
: Pertama, remaja mengalami perubahan fisik untuk dapat bertindak sebagai orang dewasa serta perubahan sosial yang membutuhkan
kemandirian seorang remaja agar dapat bertahan dalam dunia orang dewasa. Perubahan fisik dan tuntutan kehidupan sosial ini membuat remaja juga mulai
berpikir berbeda dengan anak-anak. Kedua, remaja mengalami perkembangan sosial yang menyebabkan remaja mulai mengenal lingkungan di luar keluarga.
Ketiga, remaja mengalami perkembangan mental yang memberikan kemampuan bernalar jauh berbeda dengan dirinya. Piaget dalam Nuhamara menyebut
perkembangan ini sebagai perkembangan kognitif yang memungkinkan remaja dapat berpikir lebih luas dari sebelumnya.
45
Keempat, remaja mengalami perkembangan emosional yang menyebabkan remaja mengalami kondisi pikiran
yang tidak menentu. Remaja dapat dapat merasa sedih dan senang secara tiba-tiba. Emosi yang dialami bukanlah emosi yang selalu dikaitkan dengan hal-hal negatif
tetapi lebih kepada munculnya pikiran alamiah yang memang melekat dalam diri manusia. Kelima, remaja mengalami perkembangan spiritual yang membuat
remaja mempunyai
berbagai pertanyaan
tentang keyakinannya.
Pada perkembangan ini remaja biasanya mengalami keragu-raguan terhadap
43
Tjandrarini, Bimbingan Konseling Keluarga, 42
44
Daniel Nuhamara, PAK Pendidikan Agama Kristen Remaja, Bandung: Jurnal Info Media, 2008, 46
45
Daniel Nuhamara, PAK Pendidikan Agama Kristen Remaja, Bandung: Jurnal Info Media, 2008, 62
14
kepercayaan terhadap Tuhan karena pemikiran mereka bahwa iman tidak dapat dibuktikan secara empiris dan tidak masuk akal.
Menurut, Chown dan Kang dalam Padmomartono, remaja usia 15-18 tahun yang disebut sebagai remaja madya mampu untuk bereksperimen dan
mengambil resiko, dikenal serta diterima oleh kelompok sebayanya, berpikir secara rasional, mulai memikul tanggung jawab bagi diri sendiri dan
memperdulikan kebebasan serta hak individu.
46
Menurut Erikson dalam Nuhamara, remaja dalam perkembangannya mengalami kecemasan yang
diakibatkan oleh potensi krisis dalam dirinya.
47
Kecemasan ini muncul karena keraguan untuk melakukan tugas-tugasnya selama perkembangan. Remaja perlu
untuk mencapai penyesuaian diri agar dapat menangani kecemasan ini dengan membangun relasi kepada lingkungan sekitar sehingga ia dapat dikenal
sebagaimana ia ada. Remaja yang melalui tahapan ini dengan baik akan memunculkan identitas diri serta komitmen dan dapat dipercaya sehingga
memunculkan tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dilakukannya. Selama masa perkembangan ini yang terjadi adalah remaja kerap kali
bertentang dengan orang tua. Maslow dalam Saad mengutarakan bahwa cinta kasih dari orang tua merupakan unsur terpenting dalam perkembangan remaja
karena melalui cinta kasih, remaja belajar untuk mengambil keputusan-keputusan terbaik bagi dirinya serta resiko apa yang akan dipetik dari keputusan tersebut
dengan berpusat kepada orang tua sebagai bahan pembelajaran.
48
. Menurut Rousseau dalam Boehlke, remaja mulai mampu untuk melihat
orang lain dan memberikan penilaiannya tersendiri kepada orang tersebut karena remaja menganggap bahwa tolak ukur suatu perbuatan terdapat pada dirinya
sendiri sehingga ada pengetahuan baru bahwa setiap manusia mempunyai sifat yang berbeda.
49
Perkembangan yang terjadi dalam diri remaja bukanlah
46
Sumardjono Padmomartono, Konseling Remaja, Salatiga:Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2013, 34
47
Nuhamara, PAK Remaja, 60
48
Hasballah M. Saad, Perkelahian Pelajar: Potret Siswa SMU di Jakarta, Yogyakarta: Galang Press, 2003, 32
49
Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009, 170
15
perkembangan yang mudah untuk dilalui. Didalamnya remaja banyak mengalami pertentangan dan kecemasan bahkan yang terburuk mengalami penolakan dari
lingkungan, namun semua itu tergantung kepada didikan dan bimbingan yang telah didapatkan oleh remaja terlebih dahulu. Apabila seorang remaja mendapat
bimbingan yang kurang cukup dari keluarga khususnya orang tua maka perkembangan remaja juga akan terhambat dan mengakibatkan remaja menjadi
tidak terkontrol karena kecemasan-kecemasan yang dialami dalam masa perkembangan tidak mampu untuk diselesaikan.
2.7 Hubungan Orang Tua Dengan Remaja