Pengertian Identitas T1 712011028 Full text

24 4 melalui nyanyian jemaat umat kristen belajar mengenai dasar-dasar iman. 5 melalui nyanyian jemaat umat kristen dikuatkan dalam menghadapi kehidupan mereka setiap hari. 49 Kenneth Miliam juga menjelaskan bahwa musik mempunyai peran dan fungsi yaitu musik sebagai sarana bagi orang kristen untuk memberi respon terhadap apa yang disingkapkan Alkitab tentang Allah dan mengaktifkan ibadah, musik sebagai sarana untuk mengekspresikan ucapan terima kasih atas kehidupan yang telah diubah, yaitu kehidupan baru yang adalah hasil dari perjumpaan dengan Tuhan, musik sebagai sarana untuk mengekspresikan bahwa kita menyetujui jalan dan cara Tuhan bekerja dan musik mengajarkan tentang doktrin kristen, kasih allah kepada dunia serta pengakuan bahwa Allah berkuasa dalam kehidupan di dunia. 50

2.4 Pengertian Identitas

Stuart Hall menjelaskan mengenai identitas yang tidak pernah utuh tetapi semakin terfragmentasi, tidak pernah tunggal tetapi berbentuk secara bergelombang lintas wacana, praktik dan posisi yang berbeda-beda dan ini merupakan produk perkembangan sejarah dan terus menerus berproses serta diwarnai perubahan dan transformasi. Identitas terbentuk dalam berbagai representasi, alih- alih mencerminkan “siapa kami” atau “dari mana kami berasal” identitas leb ih baik digambarkan sebagai “bagaimana kami mungkin menjadi” atau “bagaimana kami telah dipresentasikan” dan “bagaimana hal itu berkaitan dengan bagaimana kami mungkin mempresentasikan diri” 51 . Identitas tidak dikonseptualisasikan sebagai sesuatu yang alami dan esensial tetapi dikonseptualisasikan sebagai sesuatu yang senantiasa relasional, berkelanjutan dan dalam proses menjadi dalam arti terus menerus sehingga ada proses “identifikasi” 52 . Stuart Hall mendefinisikan identitas dilihat dari dua sudut pandang yakni identitas sebagai sebuah wujud identity as being dan identitas sebagai proses menjadi identity as becoming 53 kemudian Hall juga membagi tiga konsep subjek dasar identitas yang berbeda yaitu enlightenment subject atau subjek pencerahan yang jelas bahwa konsep manusia merupakan subjek yang terpusat, individu yang menyatu dan mewarisi apa yang dikatakan sebagai sebuah alasan reason kesadaran consciouness dan aksi action. Inilah yang disebut sebagai identitas seseorang 49 Agastya Rama Listya, Pengantar Musik Gereja Salatiga: Fakultas Teologi UKSW, 1999, 10. 50 Kenneth Milam, Fungsi Musik dalam Ibadah dan pelayanan gereja dalam kumpulan masalah simposium dan penyegaran musik gerejawi, Bandung : Komisi Musik dan Departemen Pendidikan, 1996 27- 28. 51 Hall, Stuart . The Question of Cultural Identity Stuart HallDavid HeldDon HubertKenneth Thompson, Modernity, Oxford: Blackwell, 1996, 4 52 Hall, Stuart . The Question of Cultural Identity ,130. 53 Hall, Stuart. Cultural Identity and Diaspora. London, 1990, 393. 25 dengan pemahaman bahwa manusia pada dasarnya memiliki segala kemampuan untuk membebaskan diri dan menentukan bagaimana sesungguhnya eksistensi diri manusia sebagai diri yang mendapat pencerahan. Sociological subject atau subjek sosiologis merupakan subjek individu yang diperoleh dari hasil relasi yang terjadi di lingkungan sosial atau yang disebut Hall sebagai “significant other” dan the post-modern subject bahwa identitas itu harus mengggunakan pendekatan historis oleh karena subjek memiliki identitas yang berbeda dalam waktu yang berbeda dan identitas bukanlah apa yang menyatu dalam diri seseorang melainkan secara merata terbagi dalam kultural baik itu kelas sosial, gender, seksualitas, etnisitas, ras dan nasionalis yang memberikan tempat bagi individu-individu dalam kehidupan sosial 54 . Jenkins menjelaskan identitas adalah tentang arti meaning yang menuju pada diskonstruksi secara sosial daripada tentang perbedaan mendasar antara manusia karena identitas merupakan bagian integral dari kehidupan sosial 55 kemudian Cris Barker mengemukakan identitas sebagai persamaan dan perbedaan, soal personal dan sosial, soal apa yang individu miliki secara bersama-sama dengan beberapa orang dan apa yang membedakan individu dengan orang lain. 56 Francis M. Deng melihat identitas sebagai cara individu atau kelompok mengidentifikasi diri dengan orang lain atas dasar ras, etnis, agama bahasa dan budaya. 57 Hasse J mengemukakan pendapat dari Brubaker mengenai isu tentang proses pembentukan identitas dan dinamikanya yang pertama, untuk kepentingan analisis. Identitas dapat dimaknai sebagai identitas yang “kaku” dan identitas yang “lunak” atau identitas tanpa makna tergantung kebutuhan analisis itu karena identitas bersifat ambigu. Seperti contoh aksi politik sosial, fenomena kebersamaan, hasil konstruksi kelompok sosial. Pemahaman Brubaker bahwa identitas tidak perlu lagi diperdepatkan sebagai sebuah konsep definisi melainkan sebagai konsep analisis untuk membantu melihat sebuah fenomena. Identitas sangat kompleks karena berkaitan dengan sesuatu yang dimiliki, sesuatu yang menjadi bagian dalam anggota sebuah kelompok, sesuatu yang tanpa disadari menjadi bagian terpenting dalam sebuah kebersamaan anggota kelompok dan sesuatu yang memberikan makna kebersamaan baik dari dalam kelompok maupun dari luar dengan kata lain identitas selalu berkaitan dengan manusia secara perorangan, kelompok, hubungan-hubungan antara iindividu, perasaan dan rasa keterikatan terhadap sebuah kelompok orang, serta dinamika hubungan antar-kelompok. Proses etnisitas sepanjang sejarah manusia di dunia baik disadari 54 Hall, Stuart . The Question of Cultural Identity ,596-636. 55 Jenkins Richards. Social identity London: Routledge, 1996,5. 56 Cris Barker. Cultural Studies Teori dan Praktik. Yogykarta: PT Bentang Pustaka, 2005, 221. 57 Deng, Francis M. War Of Visions : Conict of Identities in the Sudan. Wasingthon DC, Brooking, 1995, 1. 26 maupun tidak. Identitas sudah banyak dipolitisir kedalam isu etnis. Daniel Druckman mengusulkan sebuah alternatif bagaimana untuk menempatkan pembahasan identitas dengan menganalisa identitas kelompok dalam hal-hal yang berkaitan dengan keterikataan atau perasaan memiliki terhadap sebuah kelompok-kelompok, kategori-kategori kelompok, organisasi-organisasi kelompok, aktifitas-aktifitas kelompok serta perasaan keetnisannya dengan cara menganalisanya secara mendalam isu hubungan antar-kelompok dengan menitik beratkan pada kekuatan politik dalam kelompok, ideologi-ideologinya serta kebiasaan- kebiasaan yang menggejala dalam kelompok tersebut sehingga perlu sebuah konsep analisis dalam melihat fenomena identitas 58 . Kemudian melanjutkan dari pemahaman Jenkins mengenai faktor terbentuknya identitas terbagi menjadi dua bagian yaitu faktor internal, berkaitan dengan apa yang kita pikirkan mengenai identitas kita dan faktor eksternal berkaitan dengan bagaimana orang lain melihat identitas kita. Identitas dibentuk dalam sebuah hubungan dialektikal antara faktor eksternal dan internal, suatu komunitas berinteraksi kemudian terbentuklah identitas. Aspek mengenai eksternal dan internal khususnya dalam indentitas etnis saling berkaitan erat. Aspek eksternal berhubungan dengan pertama, berbicara dengan bahasa tertentu. Kedua, melakukan tradisi-tradisi etnik. Ketiga, berpartisipasi dalam etnis personal seperti keluarga dan kerabat atau teman. Keempat, termasuk dalam institusi etnik seperti gereja-gereja, sekolah, perusahaan dan media. Kelima, berpartisipasi dalam asosiasi sukarela yag bersifat etnis seperti klub, masyarakat dan organisasi sedangkan faktor internal berkaitan dengan gambaran, ide, sikap dan perasaan dan termasuk dalam tiga dimensi yaitu afektif kepercayaan kesadaran kognitif dan moral. 58 Hasse J, Irwan Abdullah Wening Udasmoro. Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Kontemporer. Yogyakarta : TICI Publications : 2009, 253-254. 27 3 DATA LAPANGAN

3.1 Profil GMIT Agape