Teori Belajar Konstruktivisme Pengertian Belajar

2.1.1.3 Teori Belajar Konstruktivisme

Menurut Anni 2006:60 inti sari dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri. Teori ini memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip tersebut apabila sudah dianggap tidak dapat digunakan lagi. Teori belajar kontruktivisme menyatakan bahwa siswa harus membangun pengetahuan di dalam benak mereka sendiri. Setiap pengetahuan atau kemampuan hanya bisa diperoleh atau dikuasai oleh seseorang apabila orang itu secara aktif mengkontruksi pengetahuan atau kemampuan itu didalam pikirannya. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya, bahwa siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Dengan kata lain, siswa tidak diharapkan sebagai botol-botol kecil yang siap diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak guru. Tujuan pembelajaran dalam pandangan konstruktivis adalah membangun pemahaman. Pemahaman mencari makna tentang apa yang dipelajari. Belajar menurut pandangan konstruktivis tidak ditekankan untuk memperoleh pengetahuan yang banyak tanpa pemahaman. Hudojo dalam Asikin 2009:21 berpendapat bahwa pembelajaran matematika menurut pandangan kostruktivisme adalah membantu siswa untuk membangun konsepprinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi, sehingga konsepprinsip tersebut terbangun kembali, transformasi informasi yang diperoleh menjadi konsepprinsip baru. Proses belajar dalam paham konstruktivis memang agak berbeda dengan konvensional. Didalam kelas konstruktivis seorang guru tidak mengajarkan kepada siswa tentang bagaimana jawaban atas sebuah pertanyaan, akan tetapi memberikan rangsangan dan dorongan kepada siswa untuk dapat menemukan jawaban sendiri atau berdebat dengan siswa yang lain untuk memutuskan jawaban yang paling tepat. Implementasi dalam pembelajaran matematika, Wood dan Cobb Suherman 2003:76 mengemukakan bahwa pembelajaran matematika dalam kelas konstruktivis akan terjadi ketika siswa aktif menyelesaikan tugas-tugas didalam kelas. Tugas seorang guru dalam kelas tersebut adalah mengorganisir aktivitas siswa termasuk aktivitas berpikir konseptualnya. Definisi yang mendasari praktek tersebut adalah bahwa matematika sebenarnya merupakan proses dimana siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan matematikanya sendiri. Ciri pembelajaran matematika secara konstruktivis menurut Asikin 2009:21 adalah 1 siswa terlibat secara aktif dalam belajarnya, 2 siswa belajar materi matematika secara bermakna dalam bekerja dan berfikir, 3 siswa belajar bagaimana belajar itu, 4 informasi baru harus dikaitkan dengan informasi lain sehingga menyatu dengan skemata yang dimiliki siswa agar pemahaman terhadap informasi materi kompleks terjadi, 5 orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan, 6 berorientasi pada pemecahan masalah. Lingkungan pembelajaran matematika yang perlu diupayakan oleh guru dalam pembelajaran secara konstruktivis menurut Asikin 2009:22 adalah sebagai berikut. 1 Menyediakan pengalaman belajar dengan mengaitkan pengetahuan yang telah siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan pengetahuan. 2 Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak semua mengerjakan tugas yang sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara. 3 Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistik dan relevan dengan melibatkan pengalaman kongkret, misalnya untuk memahami suatu konsep matematika melalui kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. 4 Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya transmisi sosial, yaitu terjadinya interaksi dan kerjasama seseorang dengan orang lain atau lingkungannya. Misalnya interaksi dan kerjasama antara siswa, guru, siswa-siswa. 5 Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lesan dan tertulis sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif. 6 Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga matematika menjadi menarik dan siswa mau belajar.

2.1.1.4 Teori Penemuan Jerome Bruner