Validitas Butir Soal Taraf Kesukaran Soal Daya Pembeda

3.4.3.1.1 Validitas Butir Soal

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah Arikunto 2002:145. Rumus yang digunakan untuk mencari validitas instrumen tes adalah rumus koefisien korelasi biserial, yaitu : q p S M M t t p pbi    Keterangan : pbi  : koefisien korelasi biserial. M p : rerata skor dari subjek yang menjawab benar. M t : rerata skor total. S t : standar deviasi dari skor total. p : proporsi siswa yang menjawab benar. siswa seluruh jumlah benar menjawab yang siswa banyaknya p  q : proporsi siswa yang menjawab salah. q = 1 – p Kiteria pengujian : jika r hitung r tabel dengan taraf nyata 5 maka alat ukur dikatakan valid Arikunto 2002:79. Berdasarkan uji coba soal pilihan ganda yang telah dilaksanakan dengan n = 38 dan taraf signifikansi 5 diperoleh r tabel = 0,32. Item soal dikatakan valid jika r hitung 0,32 r hitung lebih besar dari 0,32. Maka dari 20 soal,diperoleh 17 soal valid yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11,12, 13, 14,16, 17, 18, 19.

3.4.3.1.2 Taraf Kesukaran Soal

Untuk mencari taraf kesukaran soal untuk soal pilihan ganda digunakan rumus : JS B P  Keterangan : P = indeks kesukaran. B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul. JS = jumlah seluruh siswa peserta tes. Arikunto, 2002:208. Kriteria : 30 , 00 ,   P : soal sukar 70 , 30 ,   P : soal sedang 00 , 1 70 ,   P : soal mudah Hasil dari uji coba dari 20 soal pilihan ganda, didapat 7 soal kriteria mudah, yaitu soal nomor 3, 5, 6, 10, 14, 15, 20 dan 10 kriteria sedang, yaitu nomor 1, 2, 4, 7, 11, 13, 16, 17, 18, 19. Sedangkan soal dengan kriteria sukar terdapat soal, yaitu nomor 8, 9, 12.

3.4.3.1.3 Daya Pembeda

Daya beda merupakan ukuran apakah butir soal mampu membedakan murid pandai kelompok upper dengan murid tidak pandai kelompok lower. Untuk menghitung daya pembeda soal pilihan ganda dapat digunakan rumus : B A B B A A P P J B J B D     . Keterangan : D = daya beda. J = jumlah peserta tes. J A = banyaknya peserta kelompok atas. J B = banyaknya peserta kelompok bawah. B A = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok atas. B B = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah. A A A J B P  = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar. B B B J B P  = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Klasifikasi daya pembeda : D 0,00 : semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. 20 , 00 ,   D : jelek 40 , 20 ,   D : cukup 70 , 40 ,   D : baik 00 , 1 70 ,   D : baik sekali Arikunto 2002:218 Hasil dari uji coba dari 20 soal pilihan ganda diperoleh 7 soal dengan kriteria baik, yaitu nomor 1, 2, 4, 13, 16, 18, 19. 8 Soal dengan kriteria cukup, yaitu nomor 3, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 17. 5 Soal dengan kriteria jelek adalah nomor 6, 11, 14, 15, 20. 3.4.3.1.4 Reliabilitas Untuk mencari reliabilitas soal tes pilihan ganda, digunakan rumus K-R.20 yaitu :                   2 2 11 1 s pq s n n r . Keterangan : r 11 : reliabilitas tes secara keseluruhan.  pq : jumlah hasil kali perkalian antara p dan q. p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah. n : banyaknya item. s : standar deviasi dari tes. Arikunto 2002:100 Kriteria pengujian : Jika r hitung r tabel maka item tes yang diujicobakan reliabel. Berdasarkan hasil analisis uji soal pilihan ganda diperoleh r 11 = 0,731. Perhitungan reliabilitas dengan taraf kesalahan 5 dan n = 38, hal ini menunjukkan instrumen tersebut reliabel.

3.4.3.2 Tes Uraian