27 belajarnya akan terganggu lebih-lebih jika siswa tidak dapat mengatur
waktunya. Siswa menjadi kehilangan waktu untuk belajar maupun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan di sekolah karena telah
tersita untuk melakukan kegiatan di masyarakat. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sebab-sebab kesulitan
belajar terdiri dari faktor-faktor internal berasal dari dalam diri individu seperti jasmani, psikologis, dan kelelahan siswa serta faktor-faktor eksternal berasal
dari luar individu artinya, kesulitan timbul karena siswa itu sendiri yang membuat suasana belajar menjadi terganggu, dan pergaulan yang dilakukan. Dengan
demikian hal ini akan digunakan peneliti sebagai indikator-indikator penyusunan instrument penelitian.
5. Perbaikan Sistem Kelistrikan Otomotif PSKO
PSKO adalah salah satu mata pelajaran produktif bagian dari kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan. PSKO merupakan mata pelajaran
pengelompokan salah satu dari 4 Standar Kompetensi SK yang dibuat berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia SKKNI. Keempat
SK tersebut yaitu: engine, power train, electrical, chasis dan suspension Sumber: SMK Muhammadiyah 1 Salam.
PSKO merupakan mata pelajaran yang berhubungan dengan sistem kelistrikan dalam kendaraan, baik kelistrikan mesin maupun kelistrikan bodi
kendaraan akan disajikan pada mata pelajaran PSKO. Melalui pengelompokan ini maka diharapkan pembahasannya akan terfokus pada kelistrikan.
Berdasarkan silabus SMK Muhammadiyah 1 Salam, beberapa standar kompetensi yang terdapat pada mata pelajaran PSKO dapat diuraikan pada tabel
1 sebagai berikut:
28 Tabel 1. Standar Kompetensi pada Mata Pelajaran PSKO
KLS SMT
NSK Standar
Kompetensi NKD
Kompetensi Dasar
XI3 020-KK-
15 Memelihara baterai
15.1 Menguji baterai
15.2 Memperbaiki baterai
15.3 Memelihara baterai
15.4 Menjumper baterai
020.KK- 17
Memperbaiki sistem pengapian
17.1 Mengidentifikasi sistem pengapian
dan komponennya
17.2 Memperbaiki sistem pengapian dan
komponennya
XI4 020.KK-
18 Memperbaiki
sistem starter dan sistem pengisian
18.1 Memperbaiki sistem starter dan
komponennya 18.2
Memperbaiki sistem pengisian dan komponennya
18.3 Mengidentifikasi kesalahan sistem
komponen kelistrikan
dan pengamanan
020.KK- 19
Memperbaiki sistem penerangan
dan wiring kelistrikan
19.1 Menguji
sistem kelistrikan
dan komponennya
19.2 Memperbaiki sistem kelistrikan dan
penerangan 19.3
Memasang perlengkapan kelistrikan tambahan
XII5 020.KK-
22 Perbaikan
instrument dan sistem peringatan
22.1 Mengidentifikasi
konstruksi instrument
dan sistem
tanda peringatan
22.2 Menguji
dan mengidentifikasi
kesalahan pada instrument dan sistem tanda peringatan
020.KK- 23
Memelihara service sistem ac
23.1 Mengidentifikasi sistem AC dan
komponennya 23.2
Menservice sistem
AC dan
komponennya
XII6 020.KK-
24 Pemeliharaan
service sistem wiper dan washer
24.1 Mengidentifikasi konstruksi sistem
wiper dan
washer beserta
komponen-komponennya 24.2
Memelihara servis sistem wiper dan washer
beserta komponen
komponena 020.KK-
25 Overhaul
komponen sistem kelistrikan
25.1 Memerikasa
dan memperbaiki
komponen sistem kelistrikan 25.2
Menguji komponen sistem kelistrikan
Sumber: SMK Muhammadiyah 1 Salam.
29
B. Hasil-Hasil Penelitian Yang Relevan
Peneliti dalam melaksanakan penelitian ini mengacu pada penelitian yang pernah dilaksanakan sebelumnya oleh peneliti lain, yang dianggap relevan
dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Wisnu Wibowo
pada tahun 2013 yang berjudul “Diagnosis Kesulitan Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV SD Negeri Singosaren, Banguntapan Bantul Yogyakarta”. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif evaluatif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian diperoleh bahwa proses pembelajaran IPA
di SD singosaren kurang baik, hal tersebut disebabkan oleh kesalahan guru dalam penerapan metode belajar, penggunaan media tidak tepat, materi
pelajaran dan kepedulian orang tua untuk mendampingi siswa ketika belajar di rumah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor
materi pelajaran dan kesalahan guru dalam menggunakan metode belajar menyebabkan siswa kesulitan belajar.
Penelitian yang dilakukan oleh Henni Hasmawati Dalimunthe pada tahun 2013 yang berjudul “Analisis Kesulitan Belajar Kimia Peserta Didik Sekolah
Menengah Atas Negeri SMA N Kelas XI IPA Semester Gasal Di Kabupaten Slema
n Tahun Ajaran 20122013”. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian diperoleh
persentase kesulitan belajar kimia peserta didik kelas XI IPA semester gasal di kabupaten sleman tahun ajaran 20122013 sebesar 40,936 untuk pokok
bahasan struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia, 51,196 untuk bahasan termokimia, 59,130 untuk laju reaksi, 57,391 untuk kesetimbangan kimia.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab