53
faktor  sosial,  ekonomi  dan  kelembagaan  dengan  cara pengumpulan data, analisis dan penelitian.
7.4.6. Negara–negara harus mengumpulkan data yang terkait dengan
perikanan  dan  data  ilmiah  pendukung  lainnya  yang berhubungan  dengan  stok  ikan  yang  dicakup  oleh  organisasi
atau  tatanan  pengelolaan  perikanan  subregional  atau  regional dalam sebuah format yang disepakati secara internasional dan
menyediakan  data  itu  secara  tepat  waktu  untuk  organisasi atau  tatanan  tersebut.  Dalam  hal  stok  yang  berada  dalam
lingkup  yurisdiksi  lebih  dari  satu  negara  dan  tidak  ada organisasi  atau  tatanan  untuk  itu,  maka  negara  bersangkutan
harus  bersepakat  mengenai  suatu  mekanisme  bagi  kerjasama untuk mengumpulkan dan mempertukarkan data tersebut.
7.4.7. Organisasi  atau  tatanan  pengelolaan  perikanan  subregional
atau  regional  harus  mengumpulkan  data  dan  mengupayakan ketersediaannya  dengan  cara  yang  konsisten  dengan  syarat
– syarat kerahasiaan yang dapat diterapkan dengan tepat waktu
dan  dalam  sebuah  format  yang  disepakati  untuk  seluruh anggota  dari  organisasi  tersebut  dan  pihak  berkepentingan
lainnya sesuai dengan prosedur yang disepakati.
7.5. Pendekatan Yang Bersifat Kehati – Hatian
7.5.1. Negara–negara  harus  memberlakukan  pendekatan  yang
bersifat kehati
–hatian  secara  luas  untuk  konservasi, pengelolaan  dan  pengusahaan  sumber  daya  hayati  akuatik
guna melindunginya dan mengawetkan lingkungan akuatiknya. Ketiadaan  informasi  ilmiah  yang  memadai  tidak  boleh
digunakan  sebagai  suatu  alasan  untuk  menunda  atau  tidak mengambil langkah konservasi dan pengelolaan.
54
7.5.2. Dalam melaksanakan pendekatan yang bersifat kehati–hatian,
negara harus memperhatikan, antara lain, ketidakpastian yang bertalian  dengan  ukuran  dan  produktivitas  stok  ikan,  titik
rujukan,  kondisi  stok  yang  berhubungan  dengan  titik  rujukan tersebut,
tingkat –tingkat  dan  persebaran  mortalitas
penangkapan  dan  dampak  dari  kegiatan  penangkapan, termasuk  ikan  buangan,  terhadap  spesies  bukan  target  dan
spesies  terkait  atau  dependent  species  serta  kondisi lingkungan dan sosio ekonomi.
7.5.3. Negara–negara  dan  organisasi  serta  tatanan  pengelolaan
perikanan  subregional  atau  regional,  atas  dasar  bukti  fakta ilmiah  terbaik  yang  tersedia,  antara  lain,  harus  menetapkan:
titik  rujukan  target  khas  stok,  dan  sekaligus  tindakan  yang akan  diambil  bila  titik  tersebut  terlampaui  dan  titik  rujukan
batas khas stok dan sekaligus tindakan yang akan diambil bila mereka  terlampaui:  jika  suatu  titik  rujukan  batas  didekati,
harus  diambil  langkah  untuk  menjamin  bahwa  titik  tersebut tidak akan terlampaui.
a. Titik–titik  rujukan  target  yang  khas  stok,  pada  waktu
bersamaan,  tindakan  yang  akan  diambil  bila  mereka dilampaui, dan
b. Titik–titik    rujukan  batas  yang  khas  stok  dan  pada  waktu
yang  berasamaan,  tindakan  yang  diambil  bila  mereka dilampaui:  jika  suatu  titik  rujukan  batas  didekati,  harus
diambil langkah –langkah untuk memastikan bahwa ia tidak
akan dilampaui. 7.5.4.
Dalam  hal  perikanan  baru  diusahakan  atau  bersifat eksploratori,  negara  harus  bersepakat  sesegera  mungkin
mengambil  langkah  konservasi  dan  pengelolaan  yang  berhati- hati,  termasuk  antara  lain  batas  tangkap  dan  batas  upaya.
55
Langkah –langkah tersebut harus tetap berlaku sampai tersedia
data  yang  mencukupi  untuk  memungkinkan  pengkajian  dari dampak  perikanan  tersebut  terhadap  kelestarian  jangka
panjang  dari  stok.  Kemudian  langkah  konservasi  dan pengelolaan  yang  didasarkan  atas  pengkajian  itu  harus
dilaksanakan.  Langkah –langkah yang disebut belakangan, jika
perlu  harus  memungkinkan  bagi  perkembangan  perikanan tersebut secara bertahap.
7.5.5. Jika  suatu  gejala  alam  mempunyai  dampak  merugikan  yang
nyata  terhadap  status  sumber  daya  hayati  akuatik,  negara harus  mengambil  langkah  konservasi  dan  pengelolaan  atas
dasar  keadaan  darurat  untuk  menjamin  bahwa  kegiatan penangkapan  tidak  memperburuk  dampak  yang  merugikan
tersebut.  Negara  harus  pula  mengambil  langkah  serupa  atas dasar  keadaan  darurat
ketika kegiatan
penangkapan memperlihatkan ancaman serius terhadap  kelestarian sumber
daya  tersebut.  Langkah –langkah  yang  diambil  atas  dasar
keadaan  darurat  haruslah  bersifat  sementara  dan  harus didasarkan pada bukti ilmiah terbaik yang tersedia.
7.6. Langkah–Langkah Pengelolaan