BAB II TITIK PIJAK TINJAUAN DAN
PENGERTIAN – PENGERTIAN
.
Dalam tinjauan teknik – teknik implementasi apa saja yang telah dimiliki
dan sejauh mana serta bagaimana pengimplementasian dengan segala factor pendukung dan hambatannya dan sejauh mana pula hambatannya adalah didasari tulisan Hamid
Shirvani tersebut telah dikembangkan kkonsep – konsep dasar zoning : Incentive Zoning,
Performance Zoning, dan Developmen Rights TDR, Sign Ordinances, Interim Ordinances, Antidemolition Ordinances, Historic District Ordinance, Mandated
Environmental Impacts Report, dan Design Review sebagai suatau pendekatan dalam pengendalian pembangunan kota
1
Dari tititk pijak tinjauan diatas, perlu dijabarkan terlebih dahulu beberapa pengertian dasar yang terkandung dalam tulisan Hamid Shirvani tersebut, seperti yang
diuraikan berikut ini.
2.1. IMPLEMENTATION : MEKANISME LEGAL
Sesuai yang terkandung dalam tulisan Hamid Shirvani tentang Implementation : Mekanisme Legal dan juga dari data sekunder lainnya, seperti
peraturan tentang penggunaan tata ruang, baik di tingkat nasional, maupun daerah, yang dimaksud dengan implementation : mekanisme legal disini, segala seuatu
peraturan – peraturan, ketentuan – ketentuan dan atau hokum – hokum dalam
perencanaan dan perancangan kota yang disebut dengan teknik – teknik implementasi
Implementation Techniques yang dijalankan dengan mekanisme legal legal mechanism sebagai alat control bagi pengendalian pembangunan kota.
2.2. TEKNIK-TEKNIK IMPLEMENTASI MENURUT HAMID SHIRVANI.
1
Shirvani, Hamid, Urban Design Proses, Implementation : Mekanisme Legal, Chapter 9, page 168
2.2.1. Incective Zoning.
Incective Zoning
adalah pemberian
kemudahan-kemudahan atau
memberikan suatu bonus, misalnya keringanan atau ketentuan – ketentuan KDB
kepada pengembang yang mau menyediakan fasilitas umum, seperti plasa – plasa
ruang – ruang terbuka , jalan setapak- jalan setapak dan lain lain yang akan
membangun suatu bangunan atau kawasan atau daerah tertentu.
2.2.2. Performance Zoning
Performance Zoning adalah, ketentuan – ketentuan yang ditetapkan bagi
standar – standar perancangan yang berkaitan dengan kenyamanan, kenikmatan,
keamanan, dan atau keselamatan, khususnya bagi standar – standar dari kondisi –
kondisi fisik yang dapat diukur, seperti : sinar Matahari, Kebisisngan, Getaran, Kapasitas Infra Struktur dan lain lain, juga yang tidak dapat diukur, seperti Bau.
Hal ini ditujukan teriutama pada bangunan atau kawasan yang cenderung atau potensi menggagnggu lingkungan misalnya kawasan Industri yang harus dibatasi
oleh suatu daerah penyangga, bangunan – bangunan tinggi yang dapat memutus
pandangan dan lain lain.
2.2.3. Special District
Special District adalah ketentuan – ketentuan khusus yang ditetapkan bagi
pengembangan dan pembangunan kawasan – kawasan daerah – daerah khusus
yang perlu dilindungi atau kawasan – kawasan daerah – daerah yang
perkembangnannya cukup atau sangat pesat sehingga perlu dikendalikan perkembangannya. Perlindungan disini, adalah terhadap kandungan nilai
– nilai budaya yang tinggi, sumber
– sumber daya alam yang mempengaruhi kelangsungan hidup, dan cirri
– karakter khusus, seperti : daerah sumber air baku – sungai, resapan air – rawa, lahan produktif, waterfront, dll.
2.2.4. Transfer Development Rights TDR.
Transfer Development Rights adalah ketentuan – ketentuan bagi pengalihan
hak membangun dari suatu kawasan daerah atau bangunan tertentu, yang misalnya ditetapkan untuk dilindungi ke kawasan daerah lain atau di tumpuk
pada pada bangunan lain.