IMPLEMENTASI MEKANISM LEGAL DI KOTA PALEMBANG

(1)

LAPORAN PENELITIAN

TINJAUAN UMUM

IMPLEMENTASI : MEKANISM LEGAL

( IMPLEMENTATION : LEGAL MECHANISMS )

DI KOTA PALEMBANG

OLEH :

Ir . H. Chairul Murod, MT. dkk

DIBIAYAI OLEH DANA DIPA UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN ANGGARAN 2005

DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN NOMOR : 2909 RT / PT 11.1.1 /N/ 2005

TANGGAL : 1 JULI 2005

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA


(2)

(3)

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN

1.a. Judul Penelitian : TINJAUAN UMUM IMPLEMENTASI : MEKANISME - LEGAL (IMPLEMENTATION : LEGAL MECHANISMS)

DI PALEMBANG

b. Bidang Ilmu : Teknologi . (Teknik Arsitektur). c. Kategori Penelitian : II.

2. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Chairul Murod, MT. b. jenis Kelamin : Laki-laki.

c. Pangkat / Golongan / NIP : Penata Muda / III.b. / 131 572 475. d. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli.

e. Fakultas / Jurusan : Teknik / Arsitektur. d. Universitas : Sriwijaya.

e. Bidang Ilmu yang Diteliti : Arsitektur 3. Jumlah Tim Peneliti : 1 ( satu ) orang. 4. Lokasi Penelitian : Palembang. 5. Jangka Waktu Penelitian : 5 ( Lima ) Bulan

6. Biaya yang digunakan : Rp. 3.000.000,- (Tiga Juta Rupiah ). 7. Sumber Dana : DIPA Universitas Sriwijaya T.A. 2005.

Inderalaya, 18 November 2005 Mengetahui, Ketua Peneliti,

Dekan Fakultas,

Dr. Ir. H. Hasan Basri. Ir. Chairul Murod, MT. NIP. 131 416 216 NIP. 131 572 475

Menyetujui,

Ketua Lembaga Penelitian Universitas Sriwijaya

Dr. Ir. Ali Yasmin Adam Wiralaga, Msc. NIP. 130 353 404.


(4)

TINJAUAN UMUM

IMPLEMENTASI : MEKANISME LEGAL

( IMPLEMENTATION : LEGAL MECHANISMS )

DI KOTA PALEMBANG

Oleh : Chairul Murod.

ABSTRAK

Kota Palembang yang luas wilayahnya sebesar 400,61 KM 2 dengan penduduk pada tahun 1995 telah hampir mencapai 1.300.00,- jiwa adalah merupakan salah satu kota besar di Indonesia atau kota kedua terbesar di pulau Sumatera. Dengan melihat potensi luasan wilayah dan jumlah penduduk, juga PDRB yang meningkat terus menerus tiap tahunnya yang mana laju pertumbuhannya mencapai rata-rata 9,20 % untuk periode tahun 1975 – 1995 ini, serta potensi sumber daya alam daerah belakangnya, maka kota Palembang akan berkembang pesat dimasa mendatang, ini sudah terlihat adanya peningkatan perkembangan di kota Palembang pada tiga tahun terakhir ini.

Mengingat peningkatan pembangunan kota Palelembang tersebut gina mengendalikan perkembangan kota bagi meningkatnya, pembangunan kota, pada tahun 1994 telah disusun RTRW Kodya Dati II Palembang tahun 1994 – 2004 dan pada tahun 1994 itu pula RTRW tersebut sudah disyahkan sebagai suatu peraturan daerah. Saat ini telah pula selesai disusun 3 ( tiga ) RDTRK dari 3 ( tiga ) bagian wilayah kota Palembang dan Peraturan Bangunan Kota Palembang yang tinggal menunggu disyahkan sebagai suatu Peraturan Daerah, disamping itu juga telah disusun RTRK – RTRK dan RTBL – RTBL beberapa kawasan khusus serta ketentuan –ketentuan dan atau Peraturan – Paeraturan Implementasi Teknik pendukung lainnya.

Dalam kesempatan ini secara khusu akan ditinjau hal – hal yang berkaitan dengan Ketentuan – Ketentuan atau Peraturan – Paeraturan Implementasi Teknik dengan Mekanisme Legalnya yang telah dimiliki kota Palembang bagi Pengendalian Pembangunan kotanya. Hal ini akan ditinjau sesuai dengan tulisan Hamid Shirvani dalam

bukunya ’Urban Planning Process, khususnya bagian 9 tentang Implementasi : Mekanisme Legal. Dari pembahasan dalam Penelitian ini akan didapat Hipotesa sejauh mana pengimplementasiannya dengan segala dukungan dan hambatannya, serta manfaat-manfaat yang di dapat.

KATA KUNCI :


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdullillah hi Robbil ‘Alamin, segala puji bagi Allah SWT, yang sampai saat ini masih

melimpahkan Taufiq dan Hidayah NYA, sehingga dengan ridlo Nya, penelitian ini dapat diselesaikan, meskipun berbagai cobaan dan kendala sempat mewarnai penyelesaian tulisan ini.

Penelitian dengan judul : ’ Tinjauan Umum Implementasi Mekanisme Legal ( Implementation : Legal Mechanisms ) di Palembang ’, dilakukan untuk mencari jawaban sejauh mana pengimplementasiannya dengan segala dukungan dan hambatannya, serta manfaat-manfaat yang di dapat.

Tujuan penelitian ini selain untuk menemukan jawaban tersebut, diharapkan kajian pada penelitian ini dapat menghasilkan hal – hal yang berkaitan dengan Ketentuan – Ketentuan atau Peraturan – Paeraturan Implementasi Teknik dengan Mekanisme Legalnya yang telah dimiliki kota Palembang bagi Pengendalian Pembangunan kotanya.

Penelitian ini masih jauh dari sempurna, mengingat keragaman sample yang diambil terbatas pada pusat kota Palembang saja, mengingat keterbatasan dana dan waktu, oleh sebab itu hasilnya tentu masih perlu dikaji ulang dengan menghasilkan sample-sample dari berbagai wilayah, sehingga bias penyimpangan lebih kecil dan akurasi hasilnya akan lebih tinggi.

Apapun hasilnya penelitian ini merupakan tahap awal dalam tinjauannya terhadap hal – hal yang berkaitan dengan Ketentuan – Ketentuan atau Peraturan – Paeraturan Implementasi Teknik dengan Mekanisme Legalnya yang telah dimiliki kota Palembang bagi Pengendalian Pembangunan kota Palembang, dan semoga dapat ditindak lanjuti untuk penelitian lanjutan.

Inderalaya, 18 November 2005, Peneliti.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN………....i

ABSTRAK………...ii

KATA PENGANTAR………...iii

DAFTAR ISI………....iv

I. PENDAHULUAN……….……...…..1

Latar Belakang Maksud dan Tujuan Obyek Tinjauan Metoda dan Proses – Sistimatika Pembahasan II. TITK PIJAK TINJAUAN dan PENGERTIAN-PENGERTIAN………...…..4

Implementation : Mechanisms Legal. Teknik – Teknik Implementasi menurut Hamid Shirvani Incective Zoning. Performance Zoning Special District Transver Development Right.(TDR) Sign Ordinances Interim Ordinances Antidemolition Ordinances Historic Districk Mandated Environmental Design Reviw. III. GAMBARAN OBYEK...…...…...8

RTRw Kodya Dati II Palembang. RTRK – RTRK Kawasan Khusus / Tertentu RTBL Kawasan Tertentu Tinjauan Peraturan Bangunan Kodya Dati II Palembang IV. PEMBAHASAN – PENGKAJIAN...….……...…12

4.1.1. Incective Zoning 4.1.2. Performance Zoning 4.1.3. Special District

4.1.4. Transver Development Right.(TDR) 4.1.5. Sign Ordinances

4.1.6. Interim Ordinances

4.1.7. Antidemolition Ordinances 4.1.8. Historic Districk

4.1.9. Mandated Environmental 4.1.10.Design Reviw.


(7)

V. KESIMPULAN………...….19

Kesimpulan Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA……….………...…..21

LAMPIRAN FOTO / GAMBAR………...……….………....…22

MATRIK PENGGUNAAN TEKNIK-TEKNIK IMPLEMENTASI...23

LAMPIRAN BERITA ACARA PEMERIKSAAN...24

PERSONALIA PENELITI……….………....….26 RIWAYAT HIDUP PENELITI……….……….27


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG.

Seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi dan teknologi di Indonesia dewasa ini, kota-kota di Indonesia, khususnya di kota besarnya berkembang dengan pesat pula, sebagai akibat meningkatnya perkembangan di bidang perkotaan yang berpacu dengan pembangunan di bidangnya lainnya. Tidak jarang dengan meningkatnya pembangunan di bidang perkotaan tersebut menghasilkan perkembangan kota yang meluas dan tidak terkendali sehingga menimbulkan permasalahan –peeemasalahan bagi kota tersebut, misalnya timbulnya pencemaran kota akibat dikendalikannya pembangunan perindustrian, banyak daerah – daerah dan atau kawasan-kawasan lindung dibangun untuk fungsi ekonomi tanpa menghiraukan dampak yang akan diakibatkannya, bangunan – bangunan bersejarah dan bernilai arsitektur tinggi dirobohkan diganti dengan bangunan – bangunan baru sehinga kota tersebut kehilangan nilai – nilai kesejarahannya dan nilai arsitektur yang dimiliki sebelumnya.

Untuk mengendalikan pembangunan kota agar perkembangan kotra terarah dan terkendali, dan tidak menimbulkan dampak negative bagi kota tersebut, diperlukan suatu sistim pendekatan perencanaan dan perancangan kota dan penetapan alat – alat pendukung bagi pengimplementasian perencanaan dan perancangan kota tersebut . Di Indonesia berdasarkan UU No 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang setiap wilayah sesuai hirarkinya harus disususn Rencana Tata Ruang wilayahnya, untuk kodya / kota, adalah Rencana Tata Ruang wilayah Kodya / Kota disamping juga bentuk Perencanaan dan Perancangan Perkotaan lainnya ( mencakup Urban Planning – Urban Design ). Selain itu, hal yang tidak kalah pentingnya diperlukan adanya ketentuan – ketentuan , perasturan – peraturan, atau hukum – hukum yang disebut dengan teknik – teknik implementasi ( Implementation Techniques ) dengan mekanisme yang bersifat legal guna mendukung pengimplementasian dari semua bewntuk perencanaan dan perancangan perkotaan tersebut.


(9)

Kota Palembang dalam pengendalian kotanya pada tahun 1994 telah menyusun RTRw Kodya Dati II Palembang tahun 1994 – 2004 dan telah disyahkan sebagai suatu peraturan daerah. Pada tahun 1996 telah disususn Peraturan Bangunan Kota Palembang yang juga telah disyahkan sebagai peraturan daerah. Saat ini telah pula selesai disusun 3 (tiga) RDTRK, dari 3(tiga) bagian Wilayah kota Palembang yang tinggal menunggu disyahkan sebagai suatu peraturan daerah, disamping sedang disusun RTRK – RTRK dan RTBL – RTBL beberapa kawasan tertentu, , serta ketentuan –ketentuan dan atau Peraturan – Peratuaran, Teknik – teknik Implementasi pendukungnya lainnya.

Dari kebutuhan perangkat pengendalian pembangunan kota, kelihatannya kota Palembang telah berusaha untuk memepersiapkannya, namun apakah yang sudah dipersiapkan tersebut sudah cukup dan bagaimana pula implementasinya, ini yang biasanya sering di pertanyakan.

1.2.

MAKSUD DAN TUJUAN.

Untuk menjawab pertanyaan seperti yang diuraikan dalam latar belakang, maka dalam kesempatan ini secara khusus akan meninjau hal-hal yang berkaitan dengan Ketentuan – Ketenruan dan atau peraturan – Peraturan, Teknik – teknik implementasi dengan mekanisme Legalnya yang telah dimiliki kota Palembang bagi pengendalian pembangunan kotanya. Disini akan ditinjau teknik – teknik implementasi apa saja yang telah dimiliki dan sejauh mana dan bagaimana pengimplementasiannya dengan segala factor pendukung dan hambatannya serta sejauh mana pemanfaatannya.

1.3.

OBYEK TINJAUAN.

Dalam tinjauan sejauh mana implementasi dari ketentuan – ketentuan dan peraturan – peraturan, teknik – teknik implementasi yang telah dimiliki dan dijalankan di kota Palembang bagi mendukung pembangunan kota Palembang dalam pembahasan ini sebagai obyek yang akan ditinjau adalah segala bentuk ketentuan – ketentuan dan atau peraturan – peraturan teknik – teknik implementasi yang telah


(10)

dimiliki dan dijalankan kota Palembang, baik berupa peraturan – peraturan tersendiri maupun yang terkandung atau yang ada dalam bentuk perencanaan – perencanaan kota bagi mendukung pengendalian pembangunan kota, ini meliputi : RTRw Kodya Dati II Palembang tahun 1994 – 2004, Peraturan Bangunan Kota Palembang tahun 1996, RTRK – RTRK dan RTBL yang telah disusun untuk kawasan tertentu , disamping obyek berupa fakta – fakta yang ada dilapangan.

1.4.

METODE DAN PROSES

SISTIMATIKA PEMBAHASAN.

Dalam meninjau teknik – teknik implementasi apa saja yang telah dimiliki dan sejauh mana dan bagaimana pengimplementasian dengan segala factor pendukung dan hambatannya dan sejauh mana pula manfaatnya dalam pengendalian pembangunan kota Palembang khususnya ini akan ditinjau berdasarkan suatu tulisan atau literature tertentu.

Adapun proes - sistimatika pembahasan dalam tulisan ini dimulai dengan penetapan dasar – dasar pembahasan yang dimuat dalam bagian 1 meliputi : Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Obyek Tinjauan, dan Metoda Proses – sistimatika pembahasan dan bagian II merupakan titik Pijak Tinjauan, Pengumpulan dan Kompilasi Data yang dimuat dalam bagian III, sebagai berikut Gambaran Obyek yang Ditinjau, Pembahasan – Pengkajian Obyek Tinjauan atas dasar titik pijak tinjauan sedangkan yang dimuat dalam bagian IV, dan terakhir Kesimpulan dan Rekomendasi sebagai hasil dari bahasan tulisan ini yang dimuat dalam bagian V.


(11)

BAB II

TITIK PIJAK TINJAUAN DAN

PENGERTIAN

PENGERTIAN

.

Dalam tinjauan teknik – teknik implementasi apa saja yang telah dimiliki dan sejauh mana serta bagaimana pengimplementasian dengan segala factor pendukung dan hambatannya dan sejauh mana pula hambatannya adalah didasari tulisan Hamid Shirvani tersebut telah dikembangkan kkonsep – konsep dasar zoning : Incentive Zoning, Performance Zoning, dan Developmen Rights (TDR), Sign Ordinances, Interim Ordinances, Antidemolition Ordinances, Historic District Ordinance, Mandated Environmental Impacts Report, dan Design Review sebagai suatau pendekatan dalam pengendalian pembangunan kota 1

Dari tititk pijak tinjauan diatas, perlu dijabarkan terlebih dahulu beberapa pengertian dasar yang terkandung dalam tulisan Hamid Shirvani tersebut, seperti yang diuraikan berikut ini.

2.1. IMPLEMENTATION : MEKANISME LEGAL

Sesuai yang terkandung dalam tulisan Hamid Shirvani tentang Implementation : Mekanisme Legal dan juga dari data sekunder lainnya, seperti peraturan tentang penggunaan tata ruang, baik di tingkat nasional, maupun daerah, yang dimaksud dengan implementation : mekanisme legal disini, segala seuatu peraturan – peraturan, ketentuan – ketentuan dan atau hokum – hokum dalam perencanaan dan perancangan kota yang disebut dengan teknik – teknik implementasi (Implementation Techniques) yang dijalankan dengan mekanisme legal (legal mechanism) sebagai alat control bagi pengendalian pembangunan kota.

2.2. TEKNIK-TEKNIK IMPLEMENTASI MENURUT HAMID SHIRVANI.

1


(12)

2.2.1. Incective Zoning.

Incective Zoning adalah pemberian kemudahan-kemudahan atau memberikan suatu bonus, misalnya keringanan atau ketentuan – ketentuan KDB kepada pengembang yang mau menyediakan fasilitas umum, seperti plasa – plasa ruang– ruang terbuka , jalan setapak- jalan setapak dan lain lain yang akan membangun suatu bangunan atau kawasan atau daerah tertentu.

2.2.2. Performance Zoning

Performance Zoning adalah, ketentuan – ketentuan yang ditetapkan bagi standar – standar perancangan yang berkaitan dengan kenyamanan, kenikmatan, keamanan, dan atau keselamatan, khususnya bagi standar – standar dari kondisi – kondisi fisik yang dapat diukur, seperti : sinar Matahari, Kebisisngan, Getaran, Kapasitas Infra Struktur dan lain lain, juga yang tidak dapat diukur, seperti Bau. Hal ini ditujukan teriutama pada bangunan atau kawasan yang cenderung atau potensi menggagnggu lingkungan misalnya kawasan Industri yang harus dibatasi oleh suatu daerah penyangga, bangunan – bangunan tinggi yang dapat memutus pandangan dan lain lain.

2.2.3. Special District

Special District adalah ketentuan – ketentuan khusus yang ditetapkan bagi pengembangan dan pembangunan kawasan – kawasan / daerah – daerah khusus yang perlu dilindungi atau kawasan – kawasan / daerah – daerah yang perkembangnannya cukup atau sangat pesat sehingga perlu dikendalikan perkembangannya. Perlindungan disini, adalah terhadap kandungan nilai – nilai budaya yang tinggi, sumber – sumber daya alam yang mempengaruhi kelangsungan hidup, dan cirri – karakter khusus, seperti : daerah sumber air baku

– sungai, resapan air – rawa, lahan produktif, waterfront, dll.

2.2.4. Transfer Development Rights (TDR).

Transfer Development Rights adalah ketentuan – ketentuan bagi pengalihan hak membangun dari suatu kawasan / daerah atau bangunan tertentu, yang misalnya ditetapkan untuk dilindungi ke kawasan / daerah lain atau di tumpuk pada pada bangunan lain.


(13)

2.2.5. Sign Ordinances.

Sign Ordinances adalah ketentuan – ketentuan yang mengatur tentang papan papan nama papan nama gedung, papan nama reklame, dan papan – papan tanda lainnya guna menjaga keharmonisan, kenyamanan visual, dan perlindungan lanskap dan urbanskap, yang dapat terganggu oleh keberadaan papan – papan nama gedung , papan reklame, dan papan papan tanda lainnya tersebut.

2.2.6. Interim Ordinances

Interim Ordinances adalah ketentuan – ketentuan yang bersifat sementara bagi penundaan / panengguhan pembangunan pada suatu area tertentu, yang menyangkut suatu ketentuan atau beberapa ketentuan yang ada, misalkan anti demolition ordinances, atau batasan – batasan pembangunan baru di dalam lingkungan – lingkungan tertentu dimanan penggunaan lahannya berubah.

2.2.7. Antidemolition Ordinances.

Antidemolition Ordinances adalah ketentuan – ketentuan yang melarang perobohan atau pembongkaran suatu bangunan dengan alas an apapun kecuali bila memang akan membahayakan masyarakat. Ketentuan – ketentuan ini untuk melindungi bangunan bersejarah dan bernilai arsitektur tinggi atau mencegah meksud – maksud mencari keuntungan ekonomi dari pengembang.

2.2.8. Historic District.

Historic District. adalah ketentuan – ketentuan yang hamper sama dengan Special District, akan tetapi inimlebih ditujukan kepada daerah – daerah dan ataubangunan yang bersejarah. Dalam hal ini dapat pada suatu kawasan dan dengan bangunan – bangunannya yang bersejarah dijaga dengan menjadikan – bangunan bersejarah tersebut sebagai latar belakang yang menonjol dari daerah tersebut, misalkan ia dijadikan sebagai frame dari bangunan lain yang mengelilinginya.

2.2.9. Mandated Environmental Impact Reports.

Mandated Environmental Impact Reports adalah ketentuan – ketentuan yang mengatur tentang gangguan – gangguan terhadap lingkungan akibat terjadinya aktivitas pembangunan kota, mulai dari persiapan, pelaksanaan


(14)

konstruksi dan sampai dengan penggunaannya, missal pengaruh transportasi, pemancangan dan pembongkaran.

2.2.10. Design Review.

Design Review adalah merupakan teknik evaluasi – penilaian dari suatu perencanaan – perancangan kota.


(15)

BAB III.

GAMBARAN

OBYEK

3.1. RTRw KODYA DATI II PALEMBANG.

Dalam RTRw. Ini sesuai dengan sifatnya yang masih umum tidak mengatur ketentuan – ketentuan berupa teknik – teknik implementasi seperti yang dimaksud pada tulisan ini bagi pengendalian pembangunan kota dan atau kawasan – kawasan kota, yang berkaitan dengan hal ini hanya berupa penetapan penggunaannya saja dan arahan umumnya.

Dalam kaitannya dengan tulisan ini dalam RTRw ini telah ditetapkan beberapa kawasan – kawasan khusus / tertentu, baik yang berfungsi khusus / tertentu ataupun yang perkembangannya pesat atau akan dipacu pengembangannya , lihat gambar 01; juga terdapat arahan bagi perlindungan bangunan – bangunan bersejarah secara umum, yang lebih lanjut harus diadakan studi bagi penetapan bangunan – bangunan tersebut sebagai bangunan cagar budaya yang harus di lindungi, dipreservasi atau dikonservasi.


(16)

3.2.

RTRK - RTRK KAWASAN KHUSUS / TERTENTU.

Sebenarnya kalau untuk Kodya DATI II Palemabng ini ada beberapa kawasan kawasan yang telah disususn RTRKnya, namun dari RTRK RTRK tersebut hamper kesemuanya kurun waktunya telah berlalu, sedangkan yang baru disususn, hanya satu kawasan, namun belum disyahkan sebagai peraturan daerah.

Dari RTRK – RTRK yang telah disusun tersebut juga belum banyak memuat ketentuan – ketentuan berupa teknik – teknik implementasi seperti yang dimaksud dalam tulisan ini, sedangkan yang sudah dimuat materinya belum mendalam benar.

3.3.

RTBL KAWASAN TERTENTU.

Dari beberapa kawasan – kawasan tertentu yang ditetapkan dalam RTRw KODYA DATI II Palembang tahun 1994 – 2004 baru kawasan Civic Center Kota.

Yang telah disusun RTBL.

Kawasan Civic Centre kota ini merupkan kawasan yang termasuk kawasan dalam pusat kota, terdiri dari kawasan yang dikenal dengan sebutan Kawasan Benteng Kuto Besak dan kawasan Pasar 16 ILIR. Kawasan ini adalah merupakan kawasan bersejarah bagi kota Palembang, disinilah pusat pemerintahan dan daerah pertahanan Kesultanan Palembang, dibawah Sultan Mahmud Badarudin. Di dalam kawasan ini terdapat beberapa bangunan bersejarah, yaitu Benteng Kuto Besak sebagai satu – satunya benteng pribumi di Indonesia yang masih ada yang dibuat pada masa kesultanan Sultan Mahmud Badarudin II, Kantor Ledeng yang tadinya fungsinya sebagai menara air yang sekarang menjadi balai kota adalah merupakan sedikit bangunan peninggalan kolonial yang masih ada yang mempunyai nilai arsitektur yang tinggi, dan rumah siput yang juga sebagai peninggalan sultan Mahmud Badarudin II yang masih ada yang mempunyai nilai arsitektural hybrid antara asia dan barat, antara rumah tradisional limas dan bangunan dengan gaya Belanda peninggalan Konial.

Pada kawasan civic Centre inilah terletak jembatan Nusi yang dikenal sebagai lambing kota yang menghubungkan bagian ILIR dan ULU kota yang dibelah oleh sungai Musi lihat gambar 02


(17)

Dalam RTBL kawasan ini baik dalam RPB dan PPB nya termuat beberapa ketentuan – ketentuan, berupa teknik – teknik implementasi seperti yang dimaksud dalam tulisan ini. Ketentuan – ketentuan tersebut antara lain, terutama berkaitan dengan : Performance Zoning, Sign Ordinances, Antidemolition Ordinance,

Historict District Ordinances. Ketentuan – ketentuan ini materinya cukup mendalam,

namun sampai sekarang belum disyahkan sebagai peraturan daerah ataupun ditetapkan sebagai keputusan walikota, sehingga dalam implementasinya mengalami hambatan.

3.4.

TINJAUAN PERATURAN BANGUNAN KODYA. DATI II

PALEMBANG

Pada awal tahun 1996 ini telah selesai disususn Peraturan Bangunan Setempat (PBS) untuk kota Palembang yang telah disyahkan sebagai peraturan daerah, sudah disetujui DPRD Kodya Dati II Palembang tinggal menunggu pengesahan Gubernur Propinsi Dati I Sumatera Selatan.

Dalam PBS kota Palembang ini memang memuat beberapa ketentuan – ketentuan, berupa teknik – teknik implementasi seperti yang dimaksud dalam tulisan


(18)

ini, Performance zoning , Sign Ordinances, Antidemolition Ordinances, Historict

District Ordinance, juga Mandated Environmental Impacts Reports, namun dalam


(19)

BAB IV

PEMBAHASAN

PENGKAJIAN.

4.1. INCECTIVE ZONING.

Dilihat dari materi – materi yang terkandung dalam peraturan Bangunan Kota Palembang tahun 1996, RTRK – RTRK dan RTBL – RTBL kawasan – kawasan, teknik Implementasi yang mengarah atau yang dapat diartikan sebagai Incective

Zoning ini tidak tercakup di dalamnya. Jadi dalam pengendalian pembangunan kota

Palembang tidak atau belum mengenal atau menggunakan teknik implementasi seperti yang dimaksud dengan Incective Zoning ini.

Hal ini terlihat dengan belum adanya ketentuan – ketentuan mengenai

Incective Zoning ini, fasilitas umum, seperti : Lapangan – lapangan olah raga,

lapangan – lapangan bermain dan ruang terbuka hijau, plaza – plaza, dan yang lainnya kota di kota Palembang agak terbatas, karena hamper semua fasilitas umum yang ada dibangun dengan biaya pemerintah kodya Dati ii Palembang yang tentunya dananya terbatas. Pengembang hanya terbatas memenuhi fasilitas umum dari Real Estate yang dibabgunnya saja, sesuai dengan syarat – syarat yang telah disetujui dalam rancangan tapaknya, itupun terbatas sekali, bahkan tidak jarang ada pengembang yang menghindar untuk menyediakan fasilitas umum tersebut. Dari sekian kawasan – kawasan Real Estate di kota Palembang, hanya satu yang dianggap cukup memenuhi penyediaan fasilitas umumnya.

4.2. PERFORMANCE ZONING

Dalam RTBL kawasan Civic Centre dan Peraturan Bangunan kota Palembang secara umum terkandung ketentuan – ketentuan seperti yang dimaksudkan dengan Performance Zoning ini, walaupun secara tidak langsung, yang umumnya disiratkan dalam ketentuan harus mengacu ketentuan pada syarat – syarat teknik perancangan bangunan yang menyaratkan harus memenuhi ketentuan tentang ini.

Karena ketentuannya tidak terkandung langsung pada ketentuan yang ada khususnya pada peraturan bangunannya, sedangkan pada RTBL walau ditetapkan secara langsung dan materinya cukup mendalam, namun belum ada landasan


(20)

hukumnya, sehingga dalam implementasi ketentuan ini mengalami hambatan , ditambah lagi dengan sistim kontrol perancangan dan pembangunan yang juga belum begitu baik. Jadi kesemuanya terpulang pada siperancang dan pemiliknya.

Contoh yang memperlihatkan akan hal ini, adalah suatu industri pupuk atau yang dikenal dengan pabrik Pupuk Sriwijaya yang terletak di tepi sungai Musi, di ujung Timur Kota, karena tidak ada daerah penyangga hijau / Green Belt walau ketentuan ini ada direncana Induk kota 1974 – 1994, dan dipertegas dalam RTRw Kodya Dati II Palembang tahun 1994 – 2004, akibatnya terjadi polusi bau terhadap daerah sekitar dengan radius 5 sampai 10 Km, tergantung arah angina pada saat itu; begitu juga terjadi pencemaran sungai dikarenakan sistim buangan limbah cair ke sungai yang kurang baik, sehingga sering terjadi banyak ikan – ikan yang mati di perairan sekitarnya.

4.3. SPECIAL DISTRICT.

Di dalam RTRW Kodya Dati II Palembang tahun 1994 – 2004 telqh ditetapkan kawasan kawasan atau daerah daerah yang bersifat khusus yang dalam


(21)

pengembangan dan ataupun pembangunan yang diatur secara khusus pula. Namun baru satu kawasan yang disusun RTBL nya, yaitu kawasan Civic Centre, dimana terkandung ketentuan – ketentuan seperti yang dimaksud dengan Special District ini. Akan tetapi ketentuan – ketentuan yang ada tersebut belum ada landasan hukumnya, misalnya sebagai Perda atau keputusan walikota, sehingga dalam implementasinya mengalami hambatan. Sebagai contoh di kawasan inimterdapat rumah sakit AK Gani yang dalam tiga tahun ini sedang dikembangkan – diperluas, namun perluasannya tersebut merusak dinding Benteng Kuto Besak yang telah ditetapkan sebagai bangunan yang dilindungi sebagai benda / bangunan cagar budaya.

4.4. TRANSFER DEVELOPMENT RIGHTS (TDR).

Dilihat dari materi – materi yang terkandung dalam Peraturan Bangunan Kota Palembang tahun 1996, RTRK – RTRK dan RTBL – RTBL. Kawasan – kawasan, teknik implementasinya yang mengarah atau yang dapat diartikan sebagai TDR ini seperti halnya Incective Zoning tidak tercakup di dalamnya. Jadi dalam pengendalian pembangunan kota Palembang tidak atau belum mengenal atau menggunakan teknik implementasi seperti yang dimaksud dengan TDR ini.

Teknik Implementasi dari TDR ini perlu di susun untuk kota Palembang ini untuk menjaga agar pada suatu kondisi tertentu bila terjadi hal – hal yang dapat merugikan pihak pengembang, misalnya pada suatu kawasan , pengembangan telah diberikan sesuatu hak bagi pengembang kawasan tertentu kemudian terjadi perubahan penggunaan kawasan tersebut atau ditetapkan sebagai kawasan lindung, maka agar pihak pengembang tidak dirugikan , pemerintah kota dapat mengalihkan hak tersebut ke kawasan lain, dengan demikian pemerintah kota tidak berlaku semena – mena, menghargai sesuatu hak pihak lain. Jadi teknik implementasi dari TDR ini perlu diperkenalkan dan dimasyarakatkan.

4.5.

SIGN ORDINANCES.

Sama halnya dengan Performance Zoning dalam RTBL kawasan Civic


(22)

ketentuan seperti yang dimaksudkan dengan Sign Ordinance, walaupun secara tidak langsung, yang umumnya disiratkan dalam ketentuan harus mengacu ketentuan pada syarat – syarat teknik perancangan bangunan yang harus memenuhi ketentuan tentang ini.

Karena ketentuannya tidak terkandung secara langsung pada ketentuan yang ada khususnya pada peraturan bangunannya., sedangkan pada RTBL walau ditetapkan secara langsung dan materinya cukup mendalam, namun belum ada landasan hukumnya sehingga dalam implementasi ketentuan ini mengalami hambatan , ditambah lagi dengan sistim control perancangan dan pembangunan yang juga belum begitu baik, jadi kesemuanya tergantung pada si perancang dan pemiliknya.

Disamping itu ketentuan Sign Ordinances ini, khususnya untuk papan iklan diataur tersendiri dalam suatu peraturan daerah tentang periklanan, Namun peraturan daerah tentang periklanan ini lebih banyak mengatur hal – hal yang berkenan dengan biaya dan area areanya saja, tidak mengatur tentang bentuk ataupun ketentuan – ketentuan yang berkaitan dengan perancangan kota yang dapat menimbulkan ganguan pandangan .

Contoh yang memperlihatkan adanya gangguan pandangan yang diakibatkan oleh papan –papan nama bangunan dan papan papan nama iklan ini, banyak dijumpai suatu muka bangunan yang tidak memperlihatkan lagi bentuk bangunan yang sebenarnya lagi . Tidak jarang papan papan ikal mengganggu pandangan lalu lintas jalan, lihat gambar 03


(23)

Sama halnya dengan Incectice Zoning, dan TDR, dilihat dari materi – materi yang terkandung dalama Peraturan Bangunan Kota Palembang tahun 1996, RTRK – RTRK dan RTBL – RTBL kawasan –kawasan, teknik implementasi yang mengarah atau yang dapat diartikan sebagai Interim Ordinances tidak tercakup di dalamnya .

Jadi dalam pengendalian pembangunan kota Palembang tidak atau belum mengenal atau menggunakan teknik implementasi seperti yang dimaksud dengan

Interim Ordinances ini.

Sama halanya dewngan teknik implementasi dari TDR, Interim Ordinances ini perlu disusun untuk kota Palembang, ini untuk menjaga agar pada suatu kondisi tertentu hal – hal yang merugikan fihak pengembang atau masyarakat , dan juga menjaga suatu kawasan yang telah diatur dengan ketentuan ini tidak terlanjur dibangun dan atau dikembangkan.

4.7.

ANTIDEMOLITION ORDINANCES

Sama seperti halnya Incective Zoning, TDR, dan Interim Ordinances, dilihat dari materi – materi yang terkandung dalam Peraturan Bangunan Kota Palembang tahun 1996, RTRK – RTRK dan RTBL – RTBL, kawasan – kawasan , teknik implementasi yang mengarah atau yang dapat diartikan sebagai


(24)

Jadi dalam pengendalian pembangunan kota Palembang tidak atau belum mengenal atau menggunakan teknik implementasi seperti yang dimaksud dengan

Antidemolition Ordinances ini.

Ketentuan antidemolition ini dapat berkaitan erat dengan ketentuan – ketentuan tentang Special District dan Historic District, jadi ketentuan ini cukup penting dan sudah selayaknya diperhatikan oleh pemerintah kota Palembang, terutama untuk menjaga terjaganya nilai – nilai kesejarahan dan aset budaya yang ada.

Hal ini terlihat bahwasanya tinggal sedikit bangunan yang mempunyai nilai sejarah dan arsitektur yang tinggi yang tetap keberadaannya, demikian pula jika melihat rumah Tradisional Palembang yang masih asli banyak kondisinya menyedihkan karena tidak dapat dirawat oleh pemiliknya karena keterbatasan biaya , yang mana sudah ada kejadian dibongkar oleh pemiliknya sendiri untuk dijual bahan – bahannya yang masih baik, atau bagian – bagian dari rumah tersebut.

4.8.

HISTORICT DISTRICT

Ketentuan tentang Historic District ini , implementasinya di kota Palembang sama halnya dengan ketentuan tentang Special District dan

Antidemolition Ordinances, belum dimuat baik dalam RTBL kawasan – kawasan

tertentu maupun Peraturan Bangunan Kota Palemabng.

4.9.

MANDATED ENVIRONMENTAL IMPACTS REPORT

Ketentuan – ketentuan tentang seperti yang dimaksud dengan Mendated

Environmental Impact ini di implementasikan pada prinsipnya dengan ketentuan

yang kita kenal dengan analisa dampak lingkungan. Namun biasanya yang diperhatikan baru pada dampak yang diakibatkan setelah bangunan tersebut digunakan, sedangkan pada waktu bangunan dilaksanakan atau dalam tahap persiapan kurang sekali diperhatikan.

Ketentuan mengenai dampak lingkungan ini sebenarnya diatur secara nasional, namun banyak kepincangan – kepincangan dalam pelaksanaannnya di


(25)

daerah. Perhatian dari ketentuan – ketentuan ini baru ditunjukkan pada bangunan industri saja, belum kebangunan umum lainnya.

4.10.

DESIGN REVIEW.

Mengenai ketentuan teknik implementasi yang dimaksud denganm design review ini belum menjadi perhatian bagi pemerintah kota Palembang


(26)

BAB V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN.

Dari hasil kajian – pembahasan tentang teknik – teknik implementasi seperti yang dimaksud dalam hasil penelitian ini di kota Palemabng, beberapa ketentuan tersebut telah dimiliki dan di implementasikan yang meliputi : Performances Zoning, Special District, Sign Ordinances, Historict Ordinances, dan Mandated

Environmental Impact Report, selebihnya belum dimiliki atau belum dimuat baik

dalam suatu perencanaan – perancanga kota maupun dalam peraturan bangunan kota ataupun peraturan – peraturan ainnya.

Dari yang telah dimiliki tersebut pada prinsipnya materinya masih bersifat umum dan belum begitu mendalam seperti yang sesuai dengan tulisan Hamid Shirvani, khususnya yang terkandung di dalam peraturan bangunan kota. Disamping itu beberapa darinya landasan hukumnya agak lemah, Ini khususnya bagi RTBL, kawasan . Dengan demikian dalam implementasimnya banyak mengalami hambatan , hal ini ditambah lagi dengan sistim control dan penegakkan hokum yang lemah.

Terlihat adanya ketidak sadaran atau ketidak tahuan sebagian besar warga kota / masyarakat umum dan juga sebagian aparat pemerintah kota akan manfaat atau pentingnya ketentuan – ketentuan teknik – teknik implementasi ini untuk pengendalian pembangunan kota yang dapat mewujudkan penampilan kota yang baik indah dan yang keseimbangan lingkungannya terjaga.

Melihat dari kondisi – kondisi dan fakta – fakta yang ada di kota Palembang dapat dikatakan sebenarnya ketentuan – ketentuan tersebut dapat berfannfaat bagi pengendalian pembangunan kota, apabila ini disadari oleh semua pihak pelaku pembangunan kota.


(27)

Sudah waktunya Pemerintah Jota Palembang memuaat ketentuan – ketentuan seperti yang dimaksud dalam laporan penelitian ini secara menyeluruh dengan materi yang mendalam, yang menyangkut tidak saja aspek – aspek ekonomis, tetapi juga aspek – aspek teknisnya. Sedangkan yang sudah ada hendaknya dapat disempurnakan dengan memperdalam materinya.

Ketrentuan – ketentuan tersebut hendaknya dilandasi oleh dasar hukum yang kuat sehingga tidak menemukan kesulitan – kesulitan hambatan – hambatan dalam implementasinya. Disamping itu dalam proses penyusunannya dapat melibatkan masyarakat , baik masyarakat dari perguruan tinggi di bidang perkotaan, swasta maupuan masyarakat umum.

Ketentuan – ketentuan ini hendaklah bersifat menyeluruh meliputi segala aspek dan dengan materi yang dalam. Hal yang tidak dapat diabaikan bahwasanya ketentuan tersebut hendaklah bersifat terbuka, seluruh warga kota dapat mengetahuinya secara terbuka, dan untuk perlu dimasyarakatkan terlebih dahulu sehingga dapat diterima oleh mayarakat secara baik dan mereka pun diharapkan dapat mendukungnya.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

1. Shirvani, Hamid, Urban Design Process.

2. Kodya Dati II Palembang, RTRK – RTRK, beberapa kawasan di Kodya Dati II Palembang.

3. Kodya Dati II Palembang , RTBL Kawasan Civic Centre Kodya Dati II Palembang Tahun 1995.

4. Kodya Dati II Palembang Peraturan bangunan Kodya Dati II palembang Tahun 1996.


(29)

1. LAMPIRAN-LAMPIRAN FOTO / GAMBAR

VISUALISASI BANGUNAN BERSEJARAH, BERNILAI

ARSITEKTUR TINGGI

1. BENTENG KUTO BESAK

2. RUMAH SIPUT

3. JEMBATAN AMPERA


(30)

2. MATRIK PENGGUNAAN TEKNIK-TEKNIK

IMPLEMENTASI

NO

TEKNIK-TEKNIK IMPLEMENTASI

KONDISI

KETERA NGAN 1 2 3

1 INCECTIVE ZONING

2 PERFORMANCE ZONING

3 SPECIAL DISTRICT

4 TRANSFER DEVELOPMENT RIGHT

5 SIGN ORDINANCES

6 INTERIM ORDINANCES

7 ANTIDEMOLITION ORDINANCES

8 HISTORICT ORDINANCES

9 MANDATED ENVIRONMENTAL

IMPACT REPORTS

10 DESIGN REVIEW


(31)

3. LAMPIRAN BERITA ACARA PEMERIKSAAN KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS BANGUNAN UMUM DI KOTA PALEMBANG

BERITA ACARA

NOMOR : ...

PEMERIKSAAN KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS BANGUNAN UMUM DI KOTA PALEMBANG.

PADA HARI INI ...TANGGAL...BULAN...TAHUN ...

BERDASARKAN KEPUTUSAN WALIKOTA PALEMBANG NOMOR 361 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PEMERIKSA FASILITS DAN UTILITAS PADA BANGUNAN UMUM DALAM KOTA PALEMBANG, KAMI YANG BERTANDA TANGAN DIBAWAH INI TELAH MELAKUKAN PEMERIKSAAN TERHADAP KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS PADA BANGUNAN :

NAMA BANGUNAN :... JENIS / KLASIFIKASI BANGUNAN :... LUAS DAN KETINGGIAN BANGUNAN :... NAMA PEMILIK / PENGUSAHA / PIMPINAN :... ALAMAT PEMILIK / PENGUSAHA / PIMPINAN :... ALAMAT / LOKASI BANGUNAN :...

HASIL PEMERIKSAAN TERHADAP KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS BANGUNAN ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

NO URAIAN

PERSYARATANAN

ADM & TEKNIS KET ADA TDK ADA

I. PERSYARATAN ADMINISTRASI 1 HO

2 IMB 3 IPB 4 SITU 5 SIUP 6 SIUK

7 SURAT KETERANGAN LAYAK PAKAI ( SKLP ) 8 DOKUMEN AMDAL / UKL / UPL

II PERSYARATAN TEKNIS

1 TAMPAK MUKA BGN / BUKAAN PENYELAMAT

2 KORIDOR / PINTU DARURAT 3 TANGGA DARURAT

4 PIPA DAN TALI LUNCUR 5 UKURAN RG / TATA RG

6 PENCAHAYAAN DAN VENTILASI

7 SISTIM PENGAMANAN ARUS LISTRIK / SEKRING

8 SISITIM GROUNDING 9 PENANGKAL PETIR 10 GENSET

11 INSTALASI PENERANGAN DARURAT 12 ALARM / SMOKE DETECTOR 13 PLUMBING ( PERPIPAAN )

14 ALAT PEMADAM API RINGAN ( RACUN API ) 15 SPRINGKLER

16 BAK PENAMPUNG AIR 17 HYDRANT

18 PENUNJUK ARAH KESELAMATAN


(32)

LEMBAR 2

SARAN SARAN :

1 ... 2 ... 3 ... 4 ... 5 ...

DEMIKIAN BERITA ACARA INI DIBUAT DENGAN SEBENARNYA GUNA PEMBAHASAN LEBIH LANJUT OLEH TIM UNTUK MENGAMBIL SUATU KESIMPULAN YANG AKAN DISAMPAIKAN KEPADA WALIKOTA PALEMBANG.

PALEMBANG, ...200...

PEMILIK / PENGUSAHA / PIMPINAN TIM PEMERIKSA KETUA : ... ( ... ) ... SEKRETARIS : ... ( ... ) ANGGOTA 1 : ... ( ... ) 2 : ... ( ... )

3 : ... ( ... ) 4 : ... ( ... )

5 : ... ( ... )

6 : ... ( ... )

7 : ... ( ... ) 8 : ... ( ... )

9 : ... ( ... )

10 : ... ( ... )

11 : ... ( ... )

12 : ... ( ... )

13 : ... ( ... )


(33)

PERSONALIA PENELITIAN

1. Ketua Peneliti

a. Nama : Ir.Chairul Murod, MT. b. Golongan Pangkat dan NIP : III / b, 131 572 475. c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

d. Jabatan Struktural : Tidak Ada

e. Fakultas / Program Studi : Teknik / Program Studi Teknik Arsitektur. f. Perguruan Tinggi : Universitas Sriwijaya.

g. Bidang Keahlian : Teknik Arsitektur h. Waktu Untuk Penelitian : 5 Jam / Minggu.

2. Anggota Peneliti : -

3. Tenaga Labor / Teknisi : -

4. Pekerja Lapangan / Surveyor : 2 Orang


(34)

RIWAYAT HIDUP PENELITI

.

NAMA : Ir. H. Chairul Murod, MT.

ALAMAT : Komplek Bukit Sejahtera Blok AA/16. Palembang TEMPAT/TGL LAHIR : Tulungagung/ 26 Mei 1954.

NIP : 131 572 475.

PEKERJAAN / UNIT KERJA : Staf Pengajar Program Studi Teknik Arsitektur FAKULTAS / UNIVERSITAS : Fakultas Teknik / Universitas Sriwijaya

JABATAN : Asisten Ahli

PANGKAT / GOLONGAN : Penata Muda Tk I / III.b.

PENDIDIKAN : 1. Sarjana Teknik Arsitektur ITS 1982.

2. Pasca Sarjana Teknik Arsitektur, Bidang Studi Perancangan dan Kritik Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2002.

PENGALAMAN PEKERJAAN :

1. Perencanaan Tata Ruang Propinsi Th 1993.

2. Perencanaan Tata Ruang PemKot Palembang 1994 3. Perencanaan Tata Ruang PemKot Pangkal Pinang 1995. 4. Studi Kawasan Industri Talang Kelapa MUBA tahun 1997.

tahun 2001.

5. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah ( RIPPDA ) Lubuklinggau, tahun 2003 / 2004.


(35)

PENGALAMAN PENELITIAN :

1. Arsitektur Minanga


(1)

2. MATRIK PENGGUNAAN TEKNIK-TEKNIK

IMPLEMENTASI

NO

TEKNIK-TEKNIK

IMPLEMENTASI

KONDISI

KETERA NGAN

1

2

3

1

INCECTIVE ZONING

2

PERFORMANCE ZONING

3

SPECIAL DISTRICT

4

TRANSFER DEVELOPMENT RIGHT

5

SIGN ORDINANCES

6

INTERIM ORDINANCES

7

ANTIDEMOLITION ORDINANCES

8

HISTORICT ORDINANCES

9

MANDATED ENVIRONMENTAL

IMPACT REPORTS

10

DESIGN REVIEW


(2)

3. LAMPIRAN BERITA ACARA PEMERIKSAAN KELENGKAPAN

PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS BANGUNAN UMUM

DI KOTA PALEMBANG

BERITA ACARA

NOMOR : ...

PEMERIKSAAN KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS BANGUNAN UMUM DI KOTA PALEMBANG.

PADA HARI INI ...TANGGAL...BULAN...TAHUN ...

BERDASARKAN KEPUTUSAN WALIKOTA PALEMBANG NOMOR 361 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PEMERIKSA FASILITS DAN UTILITAS PADA BANGUNAN UMUM DALAM KOTA PALEMBANG, KAMI YANG BERTANDA TANGAN DIBAWAH INI TELAH MELAKUKAN PEMERIKSAAN TERHADAP KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS PADA BANGUNAN :

NAMA BANGUNAN :... JENIS / KLASIFIKASI BANGUNAN :... LUAS DAN KETINGGIAN BANGUNAN :... NAMA PEMILIK / PENGUSAHA / PIMPINAN :... ALAMAT PEMILIK / PENGUSAHA / PIMPINAN :... ALAMAT / LOKASI BANGUNAN :...

HASIL PEMERIKSAAN TERHADAP KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS BANGUNAN ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

NO URAIAN

PERSYARATANAN

ADM & TEKNIS KET

ADA TDK ADA

I. PERSYARATAN ADMINISTRASI

1 HO

2 IMB

3 IPB

4 SITU

5 SIUP

6 SIUK

7 SURAT KETERANGAN LAYAK PAKAI ( SKLP )

8 DOKUMEN AMDAL / UKL / UPL

II PERSYARATAN TEKNIS

1 TAMPAK MUKA BGN / BUKAAN

PENYELAMAT

2 KORIDOR / PINTU DARURAT

3 TANGGA DARURAT

4 PIPA DAN TALI LUNCUR

5 UKURAN RG / TATA RG

6 PENCAHAYAAN DAN VENTILASI

7 SISTIM PENGAMANAN ARUS LISTRIK /

SEKRING

8 SISITIM GROUNDING

9 PENANGKAL PETIR

10 GENSET

11 INSTALASI PENERANGAN DARURAT

12 ALARM / SMOKE DETECTOR

13 PLUMBING ( PERPIPAAN )

14 ALAT PEMADAM API RINGAN ( RACUN API )

15 SPRINGKLER

16 BAK PENAMPUNG AIR

17 HYDRANT

18 PENUNJUK ARAH KESELAMATAN


(3)

LEMBAR 2

SARAN SARAN :

1 ...

2 ...

3 ...

4 ...

5 ...

DEMIKIAN BERITA ACARA INI DIBUAT DENGAN SEBENARNYA GUNA PEMBAHASAN LEBIH LANJUT OLEH TIM UNTUK MENGAMBIL SUATU KESIMPULAN YANG AKAN DISAMPAIKAN KEPADA WALIKOTA PALEMBANG.

PALEMBANG, ...200...

PEMILIK / PENGUSAHA / PIMPINAN TIM PEMERIKSA KETUA : ... ( ... ) ... SEKRETARIS : ... ( ... ) ANGGOTA 1 : ... ( ... ) 2 : ... ( ... )

3 : ... ( ... ) 4 : ... ( ... )

5 : ... ( ... )

6 : ... ( ... )

7 : ... ( ... ) 8 : ... ( ... )

9 : ... ( ... )

10 : ... ( ... )

11 : ... ( ... )

12 : ... ( ... )

13 : ... ( ... )


(4)

PERSONALIA PENELITIAN

1.

Ketua Peneliti

a.

Nama

: Ir.Chairul Murod, MT.

b.

Golongan Pangkat dan NIP : III / b, 131 572 475.

c.

Jabatan Fungsional

: Asisten Ahli

d.

Jabatan Struktural

: Tidak Ada

e.

Fakultas / Program Studi

: Teknik / Program Studi Teknik Arsitektur.

f.

Perguruan Tinggi

: Universitas Sriwijaya.

g.

Bidang Keahlian

: Teknik Arsitektur

h. Waktu Untuk Penelitian

: 5 Jam / Minggu.

2. Anggota Peneliti

:

-

3

.

Tenaga Labor / Teknisi

:

-

4

.

Pekerja Lapangan / Surveyor

: 2 Orang


(5)

RIWAYAT HIDUP PENELITI

.

NAMA

: Ir. H. Chairul Murod, MT.

ALAMAT

: Komplek Bukit Sejahtera Blok AA/16. Palembang

TEMPAT/TGL LAHIR

: Tulungagung/ 26 Mei 1954.

NIP

: 131 572 475.

PEKERJAAN / UNIT KERJA : Staf Pengajar Program Studi Teknik Arsitektur

FAKULTAS / UNIVERSITAS : Fakultas Teknik / Universitas Sriwijaya

JABATAN

: Asisten Ahli

PANGKAT / GOLONGAN

: Penata Muda Tk I / III.b.

PENDIDIKAN

: 1. Sarjana Teknik Arsitektur ITS 1982.

2. Pasca Sarjana Teknik Arsitektur, Bidang Studi

Perancangan dan Kritik Arsitektur, Institut

Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2002.

PENGALAMAN PEKERJAAN :

1. Perencanaan Tata Ruang Propinsi Th 1993.

2.

Perencanaan Tata Ruang PemKot Palembang 1994

3.

Perencanaan Tata Ruang PemKot Pangkal Pinang 1995.

4. Studi Kawasan Industri Talang Kelapa MUBA tahun 1997.

tahun 2001.

5.

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah ( RIPPDA )

Lubuklinggau, tahun 2003 / 2004.


(6)

PENGALAMAN PENELITIAN :

1.

Arsitektur Minanga