lain, yang merupakan kelompok rerferensi dari perilaku masyarakat.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,948, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan
perilaku responden karena nilai p α 0,05.
4.5. Usia terhadap Perilaku Responden
Tabel 4.8. Distribusi Usia terhadap Perilaku Responden
Perilaku Responden pValue
Baik Kurang
F F
Usia Responden
20 – 30
13 30,2
30 69,8
0,103 31 - 40
11 47,8
12 52,2
41 – 50
5 15,2
28 84,8
Dari tabel 4.8. memperlihatkan bahwa dari 102 responden keseluruhan, responden dengan kategori usia 20
– 30 sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 30 responden 69,8 , responden dengan
kategori 31 – 40 sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 12 responden
52,2 , dan responden dengan kategori usia 41 – 50 sebagian besar
berperilaku kurang sebanyak 28 responden 84,8 Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial
Menurut teori diatas bila dikaitkan dengan hasil penelitian ini, seharusnya responden dengan usia madya berperilaku baik tetapi pada
kenyataannya berperilaku kurang. Perilaku tidak hanya ditentukan usia tetapi banyak faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan menurut teori
Lawrence Green yang telah dijelaskan sebelumnya. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,103, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku responden karena nilai p α 0,05.
4.6. Pendidikan terhadap Perilaku Responden
Tabel 4.9. Distribusi Pendidikan terhadap Perilaku Responden
Perilaku Responden pValue
Baik Kurang
F F
Pendidikan SD
3 15,8
16 84,2
0,363 SMP
3 23,1
10 76,9
SMA 16
32 34
68 PT
8 40
12 60
Dari tabel 4.9. memperlihatkan bahwa dari 102 responden keseluruhan, responden dengan pendidikan SD sebagian besar berperilaku
kurang sebanyak 16 responden 84,2 , responden dengan pendidikan SMP sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 10 responden 76,9 ,
responden dengan pendidikan SMA sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 34 responden 68 , dan responden dengan pendidikan PT
sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 12 responden 60 . Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut teori diatas bila dikaitkan dengan hasil penelitian ini, seharusnya responden dengan pendidikan tinggi berperilaku baik tetapi pada
kenyataannya berperilaku kurang. Perilaku tidak hanya ditentukan pendidikan tetapi banyak faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan
menuut teori Lawrence Green yang telah dijelaskan sebelumnya. Hasil uji statistik diperoleh p = 0,363, makadapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan perilaku responden karena nilai p
α 0,05.
4.7. Pekerjaan terhadap Perilaku Responden