Perilaku Masyarakat Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Dengan Menguras, Menutup, Dan Mengubur (3M) Serta Faktor Yang Mempengaruhinya Di Kelurahan Cirendeu RW 09 Tahun 2011. MUWAWI SIREGAR FKIK

(1)

MENGURAS, MENUTUP, DAN MENGUBUR (3M)

SERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI

KELURAHAN CIRENDEU RW.09 TAHUN 2011

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

Muwawi Siregar

NIM 108103000027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH


(2)

ii Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 25 November 2011


(3)

iii

PERILAKU MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DENGAN MENGURAS, MENUTUP,VDAN MENGUBUR (3M)

SERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KELURAHAN CIRENDER\U RW.09 TAHUN 2011

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran (S.Ked)

Oleh : Muwawi Siregar NIM: 108103000027

Pembimbing

dr. Rachmania Diandini, MKK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1432 H/ 2011 M


(4)

iv

Laporan Penelitian berjudul PERILAKU MASYARAKAT DALAM

PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DENGAN MENGURAS,

MENUTUP, DAN MENGUBUR (3M) SERTA FAKTOR YANG

MEMPENGARUHINYA DI KELURAHAN CIRENDEU RW.09 TAHUN 2011 yang diajukan oleh Muwawi Siregar (NIM: 108103000027), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 24 November 2011. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Ciputat, 25 November 2011

DEWAN PENGUJI

dr. Dede Moeswir, Sp.Pd

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN

Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd

Kaprodi PSPD FKIK UIN


(5)

v

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan sehingga mengizinkan saya untuk dapat

menyelesaikan penelitian yang berhudul “Perilaku Masyarakat Dalam

Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Menguras, Menutup, dan Mengubur (3M)

serta Faktor yang Mempengaruhinya di Kelurahan Cirendeu RW.09 Tahun 2011”

ini. Sehingga saya haturkan terimakasih kepada:

1) Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd, Drs. H. Achmad Ghalib, MA, dan

Dra. Farida Hamid, M.Pd selaku Dekan dan Pembantu Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendengarkan keluh kesah kami angkatan 2008 PSPD dan senantiasa memberikan semangat agar terus berjuang untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

2) Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpKFR sebagai Kaprodi PSPD dan untuk semua

dosen saya, yang telah begitu banyak membimbing dan memberikan kesempatan untuk menimba ilmu selama saya menjalani masa pendidikan di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, rasa hormat saya atas segala yang telah mereka berikan.

3) dr. Raachmania Diandini, MKK sebagai dosen pembimbing I yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan saya dalam penyusunan riset ini.

4) dr. Dede Moeswir, SpPD dan drg. Laifa Annisa Hendarmin, PhD selaku penguji sidang riset yang memberikan masukan, semangat kepada saya untuk sidang riset pada tanggal 25 September 2011.

5) Silvia Fitrina Nasution, M.Biomed selaku penanggung jawab riset PSPD 2008

yang selalu mengingatkan kami untuk segera menyelesaikan riset.

6) Kepala RW.09 di Kelurahan Pisangan yang telah memberikan izin serta kesempatan kepada saya untuk mengambil data di RW tersebut.


(6)

vi

sikap dan kepribadian untuk selalu tegar dan tabah dalam menghadapi masalah. Begitu juga Abang, Kakak dan Adik tersayang, terima kasih banyak atas support yang telah diberikan.

8) Seluruh teman dan sahabat di PSPD 2008-2011 dan teman-teman yang telah memberikan bantuannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 25 November 2011


(7)

vii

Pemberantasan Sarang Nyamuk Dengan Menguras, Menutup, Dan Mengubur (3M) Serta Faktor Yang Mempengaruhinya Di Kelurahan Cirendeu RW 09 Tahun 2011.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup, mengubur (3M) di Kelurahan Cirendeu RW 09. Sampel terdiri atas 102 responden. Hasil dari analisis univariat menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik (57,8%), berusia 31-40 tahun (47,1%), berpendidikan SMA (49%), bekerja sebagai ibu rumah tangga (83,7%). Perilaku kader jumantik berada pada kategori kurang (64,7%). Perilaku responden berada pada kategori kurang (70,6%). Hasil dari analisis bivariat menujunkkan tidak ada hubungan antara pengetahuan, usia, pendidikan dan pekerjaan dengan perilaku responden (pValue > 0,05). Tetapi, ada hubungan antara perilaku kader jumantik dengan perilaku responden dengan nilai p = 0,000 (pValue < 0,05).

Kata Kunci: Perilaku.

ABSTRACT

Muwawi Siregar. Medical Education. The Behavior of Community in Eradicating Nest of Mosquito by Draining, Closing, Graving and The Influicing Factors at Cirendeu Village RW 09, in 2011.

This research is analytic descriptive research with cross sectional design which aims to know the behavior of community in eradicating nest of mosquito by draining, closing, graving and the influicing factors at Cirendeu Village RW 09. The quantity of samples are 102 respondents. Results from the univariat analysis shows that the most of respondents have the good knowledges (57,8%), the ages are between 31 and 40 years old (47,1%), the graduates are senior high school (49%), the occupationals are housewifes (83,7%). The behavior of Jumantik Cadres are included in less category (64,7%). The behavior of respondents are included in less category (70,6%). Results from the bivariat analysis shows that there are not corelations between knowledge,age,graduate,occupational and the behavior of respondents (pValue > 0,05). But, there is corelation beetwen the behavior of Jumantik Cadres and the behavior of respondents within pValue = 0,000 (pValue < 0,05)


(8)

viii

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK/ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 2

1.3.Tujuan Penelitian ……..………….…………...………... 2

1.4.Manfaat Penelitian... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA …... 4

2.1. Konsep Demam Berdarah Dengue (DBD…....………... 4

2.1.1. Pengertian...…………... 4

2.1.2. Etiologi... ………...……… 4

2.1.3. Tanda dan Gejala...……….………….. 2.1.3.1. Klinis……….…………... 2.1.3.2. Laboratorium... 2.1.3.3. Indikasi Fase Syok... 2.1.3.4. Derajat... 2.1.3.5. Vektor... 2.1.3.6. Cara Penularan DBD... 2.1.3.7. Tanda – Tanda Penyakit DBD... 2.1.3.8. Ciri – Ciri Nyamuk DBD... 4 4 5 5 5 6 6 7 7 2.2. Konsep Pemberantasan Vektor DBD... 2.2.1 Pemberantasan Nyamuk Dewasa... 2.2.2 Pemberantasan Jentik... 8 8 8 2.3. Kegiatan Pemberantasan Jentik Berkala (PJB)………... 9 2.4. Kader Juru Pemantau Jentik...

2.4.1. Pengertian... 2.4.2. Tujuan... 2.4.3. Susunan Organisasi Kader Jumantik... 2.4.4 Uraian Tugas dan Fungsi kader Jumantik... 2.5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat...

2.5.1. Pengetahuan... 2.5.2. Usia... 2.5.3. Pendidikan... 2.5.4. Pekerjaan... 2.5.5. Keaktifan Kader Jumantik... 2.6. Kerangka Konsep... 2.7. Definisi Operasional... 11 11 12 12 13 13 13 14 15 15 15 16 17


(9)

ix

3.3. Populasi dan Sampel ... 22

3.3.1. Populasi... 22

3.3.2. Sampel………...………... 3.3.2.1. Besar Sampel………. 3.3.2.2. Cara Pengambilan Sampel……… 22 22 22 3.3.3. Kriteria Sampel………... 3.3.3.1. Kriteria Inklusi……….. 3.3.3.2. Kriteria Eksklusi………... 23 23 23 3.4. Cara Kerja Penelitian... 3.4.1. Jenis Data... 3.4.2. Cara Pengumpulan Data………... 3.4.3. Alat Pengumpulan Data………... 3.4.4. Izin Penelitian... 3.4.5. Alur Penelitian...………..………... 24 24 24 24 24 25 3.5. Manajemen Data... 3.5.1. Teknik Pengumpulan Data...…………...………..………… 3.5.2. Pengolahan Data...……...………..…... 3.5.3. Analisa Data...……… 3.5.3.1. Analisa Univariat... 3.5.3.2. Rencana penyajian Data... 25 25 25 27 27 27 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

4.1. Faktor Predisposisi...………. 4.2. Faktor Pendorong (Perilaku Kader Jumantik)...…..……... 4.3. Perilaku Masyarakat...…...………. 4.4. Pengetahuan terhadap Perilaku Responden...……… 4.5. Usia terhadap Perilaku Responden ………...……… 4.6. Pendidikan terhadap Perilaku Responden………... 4.7. Pekerjaan terhadap Perilaku Responden…………...……….. 4.8. Perilaku Kader Jumantik terhadap Perilaku Responden…...……... 28 29 29 30 31 32 33 34 BAB V. PENUTUP….... 35

5.1. Simpulan ... 35

5.2. Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37


(10)

x

Halaman

Tabel 4.1. Distribusi Pengetahuan Responden... 26

Tabel 4.2. Distribusi Usia Responden... 26

Tabel 4.3. Distribusi Pendidikan Responden………..……… 27

Tabel 4.4. Distribusi Pekerjaan Responden..………... 27

Tabel 4.5. Distribusi Perilaku Kader Jumantik………... 27

Tabel 4.6. Distribusi Perilaku Responden ………... 28

Tabel 4.7. Distribusi Pengetahuan terhadap Perilaku Responden... 28

Tabel 4.8. Distribusi Usia terhadap Perilaku Responden... ... 29

Tabel 4.9. Distribusi Pendidikan terhadap Perilaku Responden... 30

Tabel 4.10. Distribusi Pekerjaan terhadap Perilaku Responden... 31

Tabel 4.11. Distribusi Perilaku Kader Jumantik terhadap Perilaku Responden... 32

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup…... 38

Lampiran 5 Informed Consent kepada Responden Penelitian...………….. 39

Lampiran 6 Lembar Kuesioner... 40


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dari kasus yang dilaporkan selama tahun 2009, tercatat 10 provinsi yang menunjukkan kasus terbanyak, yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Bali, Banten, Kalimantan Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.2

Dari Kepala Dinas Kesehatan Tangsel melaporkan juga, serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Tangerang Selatan (Tangsel) masih cukup tinggi sepanjang tahun 2010, jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) mencapai 700 kasus. Dan hampir seluruh atau enam dari tujuh kecamatan Tangerang Selatan Endemik demam berdarah dengue (DBD). Enam kecamatan itu adalah Ciputat, Ciputat Timur,

Serpong, Serpong Utara, Pamulang, Pondok Aren.7

Dari kepala Puskesmas Pisangan yang merupakan Puskesmas tempat penelitian peneliti melaporkan juga, bahwa di Kelurahan Pisangan kasus DBD cukup tinggi dan terdapat ± 18 kasus demam berdarah (DBD) dari bulan Februari – Juli.10

Pemutusan rantai penularan demam berdarah dengue (DBD) dapat diupayakan dengan pemberantasan vektor. Strategi pemutusan rantai penularan yang dilakukan di Indonesia antara lain dengan Pemberantasan Sarang nyamuk (PSN), pengasapan (fogging) serta pemberantasan jentik

nyamuk dengan menaburkan bubuk abate di penampungan air.4

Dilihat dari kasus yang dilaporkan DBD masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, salah satu kebijakan dan langkah dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kasus demam berdarah dengue DBD adalah dengan memberdayakan masyarakat dalam bentuk kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara menguras, menutup, mengubur (3M).

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan meneliti tentang

faktor – faktor yang berhubungan perilaku masyarakat dalam


(12)

pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup, dan mengubur (3M) di Kelurahan Cirendeu Kampung Pisangan RW.09 Tahun 2011.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, bagaimana gambaran perilaku masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup, dan mengubur serta faktor yang mempengaruhinya di Kelurahan Cirendeu Kampung Pisangan RW.09 Tahun 2011 ?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup, mengubur (3M) di Kelurahan Cirendeu Kampung Pisangan RW.09 Tahun 2011.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran karakteristik responden (usia, pendidikan, pekerjaan).

b. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku masyarakat

dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup, mengubur (3M).

c. Mengetahui hubungan usia dengan perilaku masyarakat dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup, mengubur (3M)

d. Mengatahui hubungan pendidikan dengan perilaku masyarakat dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup, mengubur (3M)

e. Mengatahui hubungan pekerjaan dengan perilaku masyarakat dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup, mengubur (3M)

f. Mengetahui hubungan perilaku kader jumantik dengan perilaku masyarakat dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup, mengubur (3M).


(13)

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat bagi peneliti

Mengetahui secara lebih jelas mengenai gambaran perilaku masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup, dan mengubur (3M) serta faktor yang mempengaruhinya di Kelurahan Cirendeu RW.09 Tahun 2011.

1.4.2. Manfaat bagi Perguruan Tinggi

a. Melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan

fungsi atau tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.

b. Sebagai masukan bagi Kelurahan Cirendeu untuk meningkatkan

lagi kegiatan menguras, menutup, dan mengubur (3M). 1.4.3. Manfaat bagi Masyarakat

a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya

kegiatan menguras, menutup, dan mengubur (3M) dalam mencegah penyakit demam berdarah dengue


(14)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Demam Bedarah Dngue (DBD) 2.1.1 Pengertian

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis , demam,nyeri otot, dan atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfa demopati, trombositopenia dan datesis hemoregic.1 2.1.2 Etiologi

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh virus , menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan sistem pembekuan darah sehingga mengakibatkan perdarahan, dapat menimbulkan kematian , penyebab penyakit adalah virus yang menggangu pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan- perdarahan.1

2.1.3 Tanda dan gejala 2.1.3.1 Klinis

a. Demam tinggi dengan mendadak selama 2-7 hari,

tampak lemah dan lesu

b. Sering kali ulu hati terasa nyeri, karena terjadi perdarahan di lambung

c. Manifestasi perdarahan, termasuk setidak-tidaknya uji bendung positif dan bentuk lain. (petekie, purpura, ekimosis, perdarahan gusi

d. Tampak bintik-bintik merah pada kulit seperti bekas gigitan nyamuk disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler di kulit

e. Kadang-kadang perdarahan di hidung ( mimisan).

f. Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah g. Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah


(15)

h. Adanya perdarahan yang petekia, akimosis atau purpura i. Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena terjadi perdarahan

di lumbung

j. Syok yang ditandai dengan nadi lemah, cepat disertai tekanan nadi menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang) disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul sianosis disekitar mulut.

2.1.3.2 Laboratorium

Trombositopenia dan hemokonsentrasi adalah temuan tetap dengue hemorrhagic fever DHF. Penurunan pada jumlah trombosit sampai bawah 100.000 per mm3 biasanya ditemukan antara hari ketiga dan kedelapan, sering sebelum atau bersamaan dengan perubahan

hematokrit. Peningkatan kadar hematokrit, yang

menunjukan rembesan plasma, selalu terjadi, bahkan pada kasus non syok. Hemokonsentrasi dengan peningkatan hematokrit 20% atau lebih dianggap menjadi bukti definitif adanya peningkatan permeabilitas vaskular dan rembesan plasma.2

2.1.3.3 Indikator Fase Syok a. Hari sakit ke 4 – 5

b. Suhunya menurun

c. Nadinya cepat tanpa demam.

d. Tekanan nadi turun atau hipotensi

e. Leukopenia kurang dari 5000/mm3

2.1.3.4 Derajat

a. Dengan uji bendung positif

b. Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lain


(16)

c. Ditemukan kegagalan sikulasi, yaitu nadi menurun (kurang dari 20mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin, lembab, dan pasien menjadi gelisah

d. Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.

2.1.3.5 Vektor

Vektor utama dengue adalah nyamuk Aedes Aegepti disamping pula Aedes albotikus. Vektor ini bersarang di bejana-bejana yang berisi air jernih dan tawar seperti bak mandi, drum penampungan air, kaleng bekas dan lain-lainnya. Adanya vektor tersebut berhubungan erat dengan beberapa faktor, antara lain : sanitasi lingkungan yang kurang baik dan penyediaan air bersih yang langka.

Daerah yang terjangkit dengue hemorrhagic fever DHF adalah wilayah yang jarak rumahnya berdekatan yang memungkinkan penularan karena jarak terbang Aedes aegepti 40-100 meter, Aedes aegypti betina mempunyai kebiasaan menggigit berulang (multiple beters), yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat.3

Kasus dengue hemorrhagic fever DHF cenderung meningkat pada musim hujan, kemungkinan disebabkan perubahan musim mempengaruhi frekuensi gigitan nyamuk karena pengaruh hujan, puncak jumlah gigitan terjadi pada siang dan sore hari, perubahan musim mempengaruhi manusia sendiri dalam sikapnya terhadap gigitan nyamuk misalnya lebih banyak berdiam dirumah selama musim hujan.3

2.1.3.6 Cara Penularan DBD

Demam berdarah dengue (DBD) ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina. Ada berbagai macam jenis nyamuk di sekitar kita tetapi yang dapat menularkan DBD


(17)

adalah nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang yang sakit DBD atau orang yang tidak sakit DBD tetapi dalam darahnya terdapat virus dengue.4

Virus dengue yang terhisap akan berkembang biak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk, termasuk kelenjar liurnya. Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus itu akan dipindahkan bersama liur nyamuk. Bila orang yang ditularkan itu tidak memiliki kekebalan (umumnya anak-anak) maka virus itu akan menyerang sel pembeku darah dan merusak dinding

pembuluh darah kecil (kapiler), akibatnya terjadi

pendarahan dan kekurangan cairan yang ada dalam pembuluh darah orang tersebut. Bila orang yang ditulari mempunyai zat anti kekebalan yang cukup maka virus tersebut dibuat tidak berdaya sehingga orang tersebut tidak sakit. Dalam darah manusia, virus dengue akan mati dengan sendirinya dalam waktu lebih kurang satu minggu.4

2.1.3.7 Tanda – tanda Penyakit DBD

a. Mendadak panas tinggi selama 2 sampai 7 hari b. Tampak bintik-bintik merah pada kulit

c. Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan) d. Mungkin terjadi muntah atau berak darah

e. Sering terjadi nyeri di ulu hati 2.1.3.8 Ciri – ciri Nyamuk Penyebab DBD

Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih, hidup di dalam dan di luar rumah, menggigit atau menghisap darah pada siang hari, bersarang dan bertelur di genangan air jernih di dalam dan di sekitar rumah bukan di got atau comberan. Di dalam rumah : bak mandi, tempayan, vas bunga, tempat minum burung. Di luar rumah : drum,


(18)

tangki penampungan, kaleng bekas, ban bekas, botol pecah, potongan bambu, tempurung kelapa, dan lain-lain.3

2.2 Konsep Pemberantasan Vektor DBD 2.2.1 Pemberantasan Nyamuk Dewasa

Pemberantasan nyamuk dewasa dilakukan dengan cara

penyemprotan dengan insektisida. Mengingat kebiasaan nyamuk

senang hinggap pada benda-benda bergantungan, maka

penyemprotan tidak dilakukan di dinding rumah seperti pada pemberantasan nyamuk menular malaria.3

Alat yang digunakan adalah mesin fog (pengasapan) dan penyemprotan dengan cara pengasapan tidak mempunyai efek residu. Untuk membasmi penularan virus dengue penyemprotan dilakukan dua siklus dengan interval 1 minggu. Pada penyemprotan siklus pertama, semua nyamuk yang mengandung virus dengue dan nyamuk-nyamuk lainnya akan mati. Tetapi akan segara muncul nyamuk-nyamuk baru yang diantaranya akan menghisap darah pada penderita viremia (pasien yang positif terinfaksi DBD) yang masih ada yang dapat menimbulkan terjadinya penularan kembali. Oleh karena itu perlu dilakukan penyemprotan yang pertama agar nymuk baru yang infektif tersebut akan terbasmi sebelum sempat menularkan pada orang lain. Tindakan penyemprotan dapat membasmi penularan, akan tetapi tindakan ini harus diikuti dengan pemberantasan terhadap jentiknya agar populasi nyamuk penular dapat tetap ditekan serendah-rendahnya.3

2.2.2 Pemberantasa Jentik a. Fisik

Pemberantasan dengan cara ini dikenal sebagai kegiatan 3 M yaitu menguras dan menyikat bak mandi, bak WC, menutup tempat penampungan air, mengubur, menyingkirkan atau memusnahkan barang-barang bekas. Pengurasan tempat-tempat penampungan air perlu dilakukan secara teratur


(19)

sekurang-kurangnya satu minggu sekali agar nyamuk tidak dapat berkembang biak di tempat itu. Pada saat ini telah dikenal pula dengan istilah 3M PLUS yaitu, kegiatan 3M yang diperluas.4

Bila PSN-DBD dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, maka populasi nyamuk Aedes aegypti dapat ditekan serendah-rendahnya, sehingga DBD tidak menular lagi. Untuk itu upaya penyuluhan dan motivasi kapada masyarakat harus dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan, oleh karena keberadaan jentik nyamuk berkaitan erat dengan perilaku masyarakat.4

b. Kimia

Pemberantasan jentik Aedes aegypti dengan mengunakan insektisida pembasmi jentik yang dikenal dengan istilah larvasidasi.4

c. Biologi

Pemberantasan cara ini menggunakan ikan pemakan jentik (ikan kepala timah, ikan gupi, ikan cupang). Dapat juga menggunakan Bacillus thuringiensis var Israeliensis (Bti).4

2.3. Kegiatan Pemberantasan Jentik Berkala (PJJB)

PJB adalah pemeriksaan tempat penampungan air dan tempat

perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti. Untuk mengetahui adanya

jentik nyamuk, yang dilakukan di rumah dan tempat umum secara teratur sekurangkurangnya tiap 3 bulan untuk mengetahui keadaan populasi jentik nyamuk penular penyakit DBD. Cara memeriksa jentik adalah:

1. Periksalah bak mandi/WC, tempayan drum dan tempat-tempat penampungan air lainnya.

2. Jika tidak tampak, tunggu ± 0,5 – 1 menit, jika ada jentik, ia akan muncul kepermukaan air untuk bernapas.

3. Ditempat yang gelap gunakan senter/baterei.

4. periksa juga vas bunga, tempat minum burung, kaleng-kaleng/ plastik, ban bekas dll.


(20)

Jentik-jentik yang ditemukan di tempat-tempat penampungan air yang tidak beralaskan tanah (bak mandi, WC, drum, tempayan, dan sampahsampah/barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan) dapat dipastikan bahwa jentik tersebut adalah aedes aegypti penular penyakit DBD.4

Jentik-jentik yang terdapat di got/comberan/selokan bukan jentik nyamuk Aedes Aegypt. Adapun cara pelaksanaan PJB antara lain :

 Dilakukan dengan mengunjungi rumah dan tempat-tempat

umum untuk memeriksa TPA, non-TPA dan tempat

penampungan air alamiah, di dalam dan diluar

rumah/bangunan serta memberikan penyuluhan tentang PSN DBD kepada keluarga/masyarakat.

 Jika ditemukan jentik, anggota keluarga atau pengelola

tempat-tempat umum diminta untuk ikut

melihat/menyaksikan, kemudian lanjutkan dengan PSN

DBD ( ’3M’ atau ’3M plus’ ).

 Memberikan penjelasan dan anjuran PSN DBD kepada

keluiarga dan pengelola/petugas kebersihan tempat-tempat umum.

 Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik

Rumah/Bangunan yang ditinggalkan di rumah/bangunan dan pada Formulir JPJ-I untuk pelaporan ke puskesmas dan yang terkait lainnya. Dalam program pemberantasan penyakit DBD, survai jentik yang biasa digunakan adalah cara visual yaitu dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya jentik di setiap tempat genangan air tanpa mengambil jentiknya. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kepadatan jentik aedes aegypti ialah :

1. House Indek (H.I) :

Jumlah rumah/bangunan yang ditemukan jentik


(21)

2. Container Indek (C.I) :

Jumlah Container dengan jentik Jumlah Container yang diperiksa

Container adalah tempat atau berjana yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Ae. Aegypti.

3. Breteau Indek (C.I) :

Jumlah container dengan jentik dalam 100 rumah/bangunan.

4. Pemantauan hasil pelaksanaan PJB dilakukan secara teratur sekurang kurangnya tiap 3 bulan dengan menggunakan indikator ABJ yaitu presentasi rumah/TTU yang tidak ditemukan jentik.

Jumlah rumah/bangunan tidak ditemukan jentik Jumlah rumah diperiksa

Hasil pelaksanaan PJB di RW/dusun dipantau oleh lurah/Kepala Desa secara teratur dengan melakukan pemeriksaan jentik pada kurang lebih 30 rumah yang dipilih secara acak di setiap RW/Dusun.4

2.4. Kader Juru Pemantau Jentik DBD (Jumantik) 2.4.1. Pengertian

Kader juru pemantau jentik (jumantik) adalah kelompok kerja kegiatan pemberantasan penyakit demam berdarah dengue di

tingkat Desa dalam wadah Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa.4

2.4.2. Tujuan

Menggerakkan peran serta masyarakat dalam usaha pemberantasan penyakit DBD, terutama dalam pemberantasan jentik nyamuk penularnya sehingga penularan penyakit demam berdarah dengue di tingkat desa, dapat dicegah atau dibatasi.4

X 100 %


(22)

Menurut Depkes RI (2005) peran kader kesehatan dalam menanggulangi DBD adalah:

a. Sebagai anggota PJB di rumah-rumah dan tempat umum.

b. Memberikan penyuluhan kepada keluarga dan masyarakat.

c. Mencatat dan melaporkan hasil PJB Kepala Dusun atau Puskesmas secara rutin minimal setiap minggu dan bulanan.

d. Mencatat dan melaporkan kasus kejadian DBD kepada

RW/Kepala Dusun atau Puskesmas.

e. Melakukan PSN dan pemberantasan DBD secara sederhana

seperti pemberian bubuk abate dan ikan pemakan jentik. 2.4.3. Susunan Organisasi Kader Jumantik

 Kader jumantik merupakan kelompok kerja kegiatan

pemberantasan demam berdarah dengue.Kepala desa selaku ketua umum.

 Susunan organisasi kader jumantik disesuiakan dengan kondisi dan situasi serta kebutuhan setempat.

 Berdasarkan ketentuan yang ada, bahwa didalam organisasi

LKMD dapat dibentuk Pokja yang hanya melaksanakan jenis kegiatan dari seksi yang sesuai dengan bidang, tugas dan fungsinya.

2.4.4. Uraian Tugas dan Fungsi Kader Jumantik DBD

 Mengkoordinir kegiatan-kegiatan jumantik.

 Memimpin dan menyelenggarakan pertemuan.

 Menetapkan jadwal waktu pertemuan berkala.

 Menetapkan langkah-langkah pemecahan masalah.

 Melaporkan hasil kegiatan.

 Menyiapkan penyelenggaraan pertemuan (undangan, tempat

pertemuan).

 Menyiapkan laporan berkala kegiatan Pokja kepada ketua LKMD.

 Menyiapkan bahan pertemuan misalnya data-data hasil PJB.


(23)

 Memberiakan penyuluhan dan memberikan bimbingan teknis penyuluhan kepada para penyuluh.

 Mencatat kegiatan-kegiatan penyuluhan dan lain-lain.

 Melaksanakan pemeriksaan jentik di 30 rumah secara acak di tiap RW sekurang - kurangnya tiap 3 bulan dan menyampaikan hasilnya kepada ketua LKMD.

 Membantu pelatihan kader pemeriksa jentik.

 Merencanakan kegiatan masyarakat secara bersama-sama untuk

melaksanakan PSN.

 Menyiapkan masyarakat dalam pelaksanaaan penanggulangan

penyakit DBD.

2.5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat 2.5.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan penglihatan. Dengan pengetahuan seseorang akan timbul kesadaran dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya itu. Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini memakan waktu lama, tetapi perubahan yang dicapai akan lebih baik karena didasari oleh kesadaran mereka sendiri (bukan karena paksaan).5

2.5.2 Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.


(24)

Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup 5 :

 Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.

 Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang

sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.5

2.5.3 Pendidikan

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pada penelitian ini macam pendidikan terakhir terdiri dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.9

2.5.4 Pekerjaan

Pekerjaan adalah seseuatu yang dilakukan untuk

mendapatkan nafkah. Pada penelitian ini macam pekerjaan terdiri dari Ibu Rumah Tangga, Pegawai Negri Sipil (PNS), Pegawai Swasta, Buruh.9

2.5.5 Keaktifan Kader Jumantik

Ditengah-tengah masyarakat petugas kesehatan adalah menjadi tokoh panutan di bidang kesehatan. Untuk itu maka petugas kesehatan harus mempunyai sikap dan perilaku yang positif sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Perilaku petugas kesehatan merupakan pendorong perilaku kepada masyarakat agar mencapai peningkatan derajat kesehatan.5


(25)

2.6. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini akan menggunakan variable independen dan dependen. Kerangka kerja digambarkan sebagai berikut :

2.7. Defenisi Operasional

Tabel 2.1. Variabel Independen

No Variable Independen Defenisi

Operasional

Alat ukut Hasil Ukur Skala Ukur

1. Pengetahuan Tingkat

pemahaman responden tentang penerapan kegiatan jumantik

Kuesioner Baik (nilainya > 60 %) Kurang (nilainya < 60 %)

Ordinal

2. Usia Lama waktu

hidup responden mulai dari lahir hingga penelitian dilakukan.

20 – 30 30 – 40 40 - 50

Nominal

3. Pendidikan Pendidikan SD Ordinal

Perilaku masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup, mengubur (3M). Pengetahuan

Keaktifan Kader jumantik

Pendidikan Pekerjaan

Usia Ekonomi


(26)

adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. SMP SMA PT

4. Pekerjaan Pekerjaan adalah

seseuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah

Ibu Bekerja

Ibu Rumah

Tangga

Nominal

Keaktifan Kader Jumantik Pandangan responden terhadap perilaku petugas

kesehatan.

Baik (nilainya > 70 %) Kurang (nilainya < 70 %)

Ordinal

Tabel 2.2 Variabel Dependen Variabel

Dependen

Defenisi Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Perilaku

masyarakat dalam

pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup, mengubur (3M) Respon pelaksanaan yang ditunjukkan oleh masyarakat terhadap kegiatan dalam

pemberantasan sarang nyamuk dengan

menguras, menutup, dan mengubar 3(M).

Kuesioner Baik (nilainya > 80 %) Kurang (nilainya < 80 %)

Ordinal

Tabel 2.3. Skoring Pertanyaan Pengetahuan No Jenis Pengetahuan yang

Ditanyakan

Benar (Skor = 1)

Salah (Skor = 0)

Kriteria Benar Kriteria Salah Skala Pengukuran 1 Penyebab Penyakit Demam

Berdarah

B a, c , d Jawab b Jawab a, c,

d

Guttman22

2 Vektor Demam Berdarah A b, c, d Jawab a Jawab b,

c, d

Guttman22

3 Nama Spesies Nyamuk Penyebab Demam Berdarah

B a, c, d Jawab b Jawab a, c,

d

Guttman22

4 Istilah Pemberantasan Jentik Nyamuk Aedes Aegypti

B a, c, d Jawab b Jawab a, c,

d

Guttman22

5 Tempat Nyamuk Demam

Berdarah Berkembang Biak

C a, b, d Jawab c Jawab a,

b, d

Guttman22

6 Pengertian Slogan 3M C a, b, d Jawab c Jawab a,

b, d

Guttman22

7 Frekuensi Menguras Tempat Penampungan Air

A b, c, d Jawab a Jawab b,

c, d


(27)

8 Lama Waktu Perkembangan Telur Menjadi Nyamuk Dewasa

B a, c, d Jawab b Jawab a, c,

d

Guttman22

9 Tempat Perindukan Nyamuk Demam Berdarah

a, b, c, d, e, f

- Jawab > 1 Jawab 1 Guttman22

Tabel 2.4. Skoring Pertanyaan Perilaku Kader Jumantik

No Jenis Pernyataan Sikap Skor = 4 Skor = 3 Skor = 2 Skor = 1 Skala Pengukuran 1 Frekuensi Upaya

Promosi Kader Jumantik Mengenai 3M ke Rumah

A B C D Likert22

Tabel 2.5. Skoring Pertanyaan Perilaku Responden Mengenai Kegiatan 3M

No Jenis Pernyataan Sikap Skor = 4 Skor = 3 Skor = 2 Skor = 1 Skala Pengukuran 1 Tempat Penampungan

Air di Rumah Responden

- - Jawab 1

dari a, b, c, d

Jawab > 1 dari a, b, c, d

Likert22

2 Menutup Tempat Penampungan Air di Rumah Responden

- - A B Likert22

3 Frekuensi

Membersihkan Tempat Potensi Perindukan Nyamuk

A B C D Likert22

4 Mengubur Barang Bekas/ Sampah

A B C D Likert22


(28)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Desain Peneltian

Penelitian ini dilakukan secara deskriptif - analitik dengan metode pengumpulan data secara cross sectional untuk mengetahui perilaku masyarakat dalam pemberantasa sarang nyamuk dengan menguras, menutup, dan mengubur (3M) serta faktor yang mempengaruhinya di Kelurahan Cirendeu Kampung Pisangan RW. 09 Tahun 2011.

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Cirendeu Kampung Pisangan RW 09, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan November tahun 2011.

3.3Populasi san Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.5 Dalam penelitian ini, populasi target, yaitu seluruh masyarakat Kelurahan Cirendeu Kampung Pisangan RW. 09. 3.3.2 Sampel

3.3.2.1Besar Sampel

Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut:

1.

( Zα √ + Zβ √ ) 2 ( P1-P2 )2

Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis 1 arah sehingga

Zα = 1,960

Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20%, maka Zβ = 0,84

P1-P2 = peneliti menetapkan nilai P1-P2 sebesar 0,2 P2 = 0,3

N1 = N2 =


(29)

Dengan demikian, P1 – P2 = 0,2 P1= 0,2 + P2 = 0,5 Q2 = 1-P2=0,7 Q1 = 1-P1=0,5

P=(P1+P2)/2 = 0,8/2 = 0,4 Q=(Q1+Q2)/2 =1,2/2= 0,6

Dengan memasukkan nilai-nilai di atas pada rumus, diperoleh : ( Zα √ + Zβ √ 2

( P1-P2 )

1,96 √ + 0,84 √ 2

2.

(0,5-0,3)

(1,96 x 0,69 ) + (0,84 x0,68 ) 2 (0,2)

( 1,35+0,57 ) 2 ( 0,2 )

N1=N2 = 92,16. Dibulatkan menjadi 92.

Untuk menjaga kemungkinan adanya drop out (DO), maka jumlah subjek ditambah sebanyak 10%. Jadi jumlah subjek adalah 92+ 9,2= 101,2. Dibulatkan menjadi 101 sampel.

3.3.3.2.Cara Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sambil yang dipakai adalah cluster random sampling.

3.3.3 Kriteria Sampel 3.3.3.1Kriteria Inklusi

Ibu Rumah Tungga yang berusia 20 – 40 tahun yang bersedia menjadi sampel peneletian.

3.3.3.2Kriteria Eksklusi

 Ibu Rumah Tungga yang tidak sesuai dengan kategori usia

 Ibu Rumah Tangga yang tidak bersedia menjadi sampel.

N1 = N2 =

N1 = N2= N1 = N2 = N1 = N2 =


(30)

3.4Cara Kerja Penelitian

Penelitian langsung dilakukan di Kelurahan Cirendeu dan peneliti langsung turun ke lapangan dengan memberikan kuisioner.

3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang diambil merupakan data primer, yaitu data diambil langsung dari responden.

3.4.2 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan pemberian kuisioner langsung.

3.4.3 Alat Pengumpulan Data

Sebagai alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner.

3.4.4 Izin Penelitian

Subjek yang dimasukan dalam penelitian ini, adalah mereka yang telah menyetujui untuk diikutsertakan dalam peneliitian serta diberikan izin oleh kepala RW.09 secara tertulis untuk diikutsertakan dalam penelitian.


(31)

3.4.5 Alur penelitian

3.5Manajemen Data

3.5.1 Data yang diperoleh, yaitu dari :

Data primer, yaitu data yang didapatkan dengan menggunakan kuisioner yang dijawab oleh responden, yaitu ibu – ibu di Kelurahan Cirendeu Kampung Pisangan RW.09. Sebelum pengisian kuisioner, peneliti memberikan petunjuk dalam pengisian kuisioner serta mengadakan pengawasan dan penjelasan kembali bila responden mengalami kesulitan dan hal – hal yang kurang jelas. Kemudian

Izin kepala RW.09 Kelurahan Cirendeu

Pendataan dan seleksi calon sampel dengan teknik cluster random sampling

Pengolahan data hasil kuisioner dengan SPSS Sesuai dengan kriteria inklusi subjek penelitian

Persetujuan kepada subjek penelitian

Pengisian kuisioner dengan dibimbing


(32)

3.5.2 Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti kemudian akan diolah dengan menggunakan program komputer meliputi variabel independen, yaitu: pengetahuan, usia, pendidikan, pekerjaan, dan keaktifan kader jumantik, sedangkan variabel dependennya adalah perilaku masyarakat.

Data diolah dengan alat bantu perangkat komputer software SPSS for windows versi 17.0. Tahapan pengolahan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Coding

Coding merupakan kegiatan mengklasifikasikan data dan memberikan kode untuk masing-masing pertanyaan, kode yang diberikan akan menjadi panduan untuk menentukan skor yang didapat responden.

2. Editing

Kegiatan yang dilakukan untuk menyunting data sebelum data dimasukan, agar data yang salah atau meragukan dapat diklarifikasi lagi kembali kepada responden.

3. Entry data

Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan sudah

dilakukan pengkodingan, langkah selanjutnya adalah

memproses data agar dianalisis. Pemprosesan data dilakukan dengan meng-entry data dari kuesioner ke dalam komputer dengan menggunakan program komputer sesuai dengan kode yang telah ditetapkan.

4. Cleaning data

Kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak. Tahapan cleaning data terdiri dari :

a. Mengetahui missing data. b. Mengetahui variasi data. c. Mengetahui konsistensi data.


(33)

3.5.3 Analisis data

3.5.3.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian ini berupa distribusi dan persentase pada setiap variabel independen yaitu meliputi faktor pengetahuan, usian, pendidikan, pekerjaan, dan keaktifan kader, sedangkan variabel dependennya adalah perilaku masyarakat.

3.5.3.2 Analisis Bivariat

Digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel independent dan dependen, adapun yang dipakai adalah uji Chi-Square. Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan ada tidaknya hubungan yang signifikan antara kedua variabel diatas, yaitu dapat melihat nilai P. Bila dari hasil perhitungan statistic di peroleh nilai P < 0.05 maka hasil perhitungan bermakna, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara variabel independent dan variabel dependen. Sebaliknya bila dari perhitungan statistic nilai P > 0.05 maka hasil perhitungan statistic tidak bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Adapaun perhitungan statistik tersebut dengan menggunakan komputer.


(34)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang akan dijabarkan berikut adalah data yang berasal

dari 102 responden ibu – ibu di Kelurahan Cirendeu Kampung Pisangan RW. 09

tahun 2011. Pada bab ini akan dijabarkan hasil univariat dan bivariat variabel independen dan dependen yang tercantum dalam kerangka konsep.

4.1 Faktor Predisposisi

a. Pengetahuan Responden

Tabel 4.1. Distribusi Pengetahuan Responden

Dari tabel 4.1. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berpengetahuan baik (57,8 %).

b. Usia Responden

Tabel 4.2. Distribusi Usia Responden

Dari tabel 4.2. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada kategori usia 31 – 40 tahun (47,1 %).

Kategori Pengetahuam Jumlah Persentase (%)

Baik Kuramg

59 43

57,8 42,2

Total 102 100

Kategori Usia Jumlah Persentase (%)

20 – 30 31 - 40 41 – 50

26 48 28

25,5 47,1 27,5

Total 102 100


(35)

c. Pendidikan Responden

Tabel 4.3. Distribusi Pendidikan Responden

Dari tabel 4.3. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berpendidikan Sekolah Menengah Atas (49 %).

d. Pekerjaan Responden

Tabel 4.4. Distribusi Pekerjaan Responden

Dari tabel 4.4. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden adalah Ibu Rumah Tangga (83,3 %)

4.2. Faktor Pendorong (Perilaku Kader Jumantik) Tabel 4.5. Distribusi Perilaku Kader Jumantik

Dati tabel 4.5. dapat dilihat bahwa sebagian besar kader jumantik berperilaku kurang (64,7)

4.3. Perilaku Masyarakat

Tabel 4.6. Distribusi Perilaku Responden

Dari tabel 4.6. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berperilaku kurang (70,6 %).

Kategori Pendidikan Jumlah Persentase (%)

SD SMP SMA PT 19 13 50 20 18,6 12,7 49,0 19,6

Total 102 100

Kategori Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

Ibu Bekerja Ibu Rumah Tangga

17 85

16,7 83,3

Total 102 100

Kategori Perilaku Kader Jumantik

Jumlah Persentase (%)

Baik Kuramg 36 66 35,5 64,7

Total 102 100

Perilaku Masyarakat Jumlah Persentase (%)

Baik Kurang 30 72 29,4 70,6


(36)

4.4. Pengetahuan terhadap Perilaku Responden

Tabel 4.7. Distribusi Pengetahuan terhadap Perilaku Responden

Perilaku Responden

pValue

Baik Kurang

F % F %

Pengetahuan Responden

Baik 18 30,5 41 69,5 0,948

Kurang 12 27,9 31 72,1

Tabel 4.7. memperlihatkan bahwa dari 102 responden keseluruhan, responden dengan pengetahuan baik sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 41 responden (69,5 %), kemudian responden dengan pengetahuan kurang sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 31 responden (72,1 %).

pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan penglihatan. Dengan pengetahuan seseorang akan timbul kesadaran dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya itu. Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini memakan waktu lama, tetapi perubahan yang dicapai akan lebih baik karena didasari oleh kesadaran mereka sendiri (bukan karena paksaan).

Menurut teori diatas apabila dikaitkan dengan hasil penelitian ini, seharusnya responden dengan perilaku kurang memiliki pengetahuan yang kurang tetapi pada kenyataannya responden berpengetahuan baik. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan, menurut teori Lawrence Green ada 3 faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan antara lain :

a. Faktor – faktor predisposisi (predisposing facktor), yang terwujud dalam pengetauan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai, dan sebagainya.

b. Faktor – faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedia fasilitas – fasilitas atau sarana – sarana kesehatan.

c. Faktor – faktor pendorong (renforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilkau petugas kesehatan, atau petugas yang


(37)

lain, yang merupakan kelompok rerferensi dari perilaku masyarakat.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,948, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan

perilaku responden karena nilai p > α (0,05).

4.5. Usia terhadap Perilaku Responden

Tabel 4.8. Distribusi Usia terhadap Perilaku Responden

Perilaku Responden

pValue

Baik Kurang

F % F %

Usia Responden

20 – 30 13 30,2 30 69,8

0,103

31 - 40 11 47,8 12 52,2

41 – 50 5 15,2 28 84,8

Dari tabel 4.8. memperlihatkan bahwa dari 102 responden keseluruhan, responden dengan kategori usia 20 – 30 sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 30 responden (69,8 %), responden dengan kategori 31 – 40 sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 12 responden (52,2 %), dan responden dengan kategori usia 41 – 50 sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 28 responden (84,8 %)

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial

Menurut teori diatas bila dikaitkan dengan hasil penelitian ini, seharusnya responden dengan usia madya berperilaku baik tetapi pada kenyataannya berperilaku kurang. Perilaku tidak hanya ditentukan usia tetapi banyak faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan menurut teori Lawrence Green yang telah dijelaskan sebelumnya.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,103, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan


(38)

4.6. Pendidikan terhadap Perilaku Responden

Tabel 4.9. Distribusi Pendidikan terhadap Perilaku Responden

Perilaku Responden

pValue

Baik Kurang

F % F %

Pendidikan

SD 3 15,8 16 84,2

0,363

SMP 3 23,1 10 76,9

SMA 16 32 34 68

PT 8 40 12 60

Dari tabel 4.9. memperlihatkan bahwa dari 102 responden keseluruhan, responden dengan pendidikan SD sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 16 responden (84,2 %), responden dengan pendidikan SMP sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 10 responden (76,9 %), responden dengan pendidikan SMA sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 34 responden (68 %), dan responden dengan pendidikan PT sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 12 responden (60 %).

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Menurut teori diatas bila dikaitkan dengan hasil penelitian ini, seharusnya responden dengan pendidikan tinggi berperilaku baik tetapi pada kenyataannya berperilaku kurang. Perilaku tidak hanya ditentukan pendidikan tetapi banyak faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan menuut teori Lawrence Green yang telah dijelaskan sebelumnya.

Hasil uji statistik diperoleh p = 0,363, makadapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan perilaku responden karena nilai p > α (0,05).

4.7. Pekerjaan terhadap Perilaku Responden

Tabel 4.10. Distribusi Pekerjaan terhadap Perilaku Responden

Perilaku Responden

pValue

Baik Kurang

F % F %

Pekerjaan Responden

I.Bekerja 4 23,5 13 76,5

0,771


(39)

Dari tabel 4.10. memperlihatkan bahwa dari 102 responden keseluruhan, responden yang bekerja sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 13 responden (76,5 %), responden dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 59 (69,4 %).

Pekerjaan adalah seseuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah. Dari peneitian ini menunjukkan baik responden Ibu yang Bekerja maupun Ibu Rumah Tangga berperilaku kurang. Ibu Rumah Tangga memiliki waktu cukup banyak dibandingkan Ibu yang Bekerja sehingga memungkinkan perilakunya baik dalam kegiatan 3M, tetapi pada hasil penelitian ini perilakunya kurang.

Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,771, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan perilaku responden karena nilai p > α (0,05).

4.8. Perilaku Kader Jumantik terhadap Perilaku Responden Tabel 4.11. Distribusi Perilaku Responden terhadap Pengetahuan

Perilaku Responden

pValue

Baik Kurang

F % F %

Perilaku Kader Jumantik

Baik 21 58,3 15 41,7 0,000

Kurang 9 13,6 57 86,4

Dari tabel 4.11. memperlihatkan bahwa dari 102 responden keseluruhan, responden dengan perilaku kader jumantik baik sebagian besar berperilaku baik sebanyak 21 responden (58,3 %), kemudian responden dengan kader jumantik kurang sebagian berperilaku kurang sebanyak 57 responden (86,4 %)..

Petugas kesehatan adalah menjadi tokoh panutan di bidang kesehatan. Untuk itu maka petugas kesehatan harus mempunyai sikap dan perilaku yang positif sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Perilaku petugas kesehatan merupakan pendorong perilaku kepada masyarakat agar mencapai peningkatan derajat kesehatan.


(40)

Hasil penelitian ini menunjukkan sesuai dengan teori diatas, dilihat dari kader jumantik yang berperilaku baik berbanding lurus dengan respoden yang berperilaku baik juga, demikian juga sebaliknya.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku kader jumantik dengan perilaku responden karena nilai p < α (0,05).


(41)

BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan

Setelah melihat beberapa gambaran yang ada pada responden ibu – ibu di Kelurahan Cirendeu RW. 09, ada beberapa simmpulan yang dapat diambil dan menjawab darinbtujuan penelitian, antara lain :

1. Pengetahuan responden mengenai kegiatan menguras,

menutup, dan mengubur (3M) berada dalam kategori baik (57,8%)

2. Usia responden terbanyak berada pada kategori 31 – 40 tahun (47,1 %)

3. Pendidikan responden terbanyak pada kategori SMA (49 %)

4. Pekerjaan responden terbanyak pada kategori Ibu Rumah

Tangga (83,7 %)

5. Perilaku kader jumantik berada pada kategori kurang (64,7 %) 6. Perilaku responden berada pada kategori kurang (70,6 %)

7. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

dengan perilaku responden dengan nilap p = 0,948.

8. Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan perilaku responden dengan nilai p = 0,103.

9. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan

perilaku responden dengan nilai p = 0,363.

10.Tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan antara pekerjaan dengan perilaku responen dengan nilai p = 0,771. 11.Ada hubungan antara perilaku kader jumantik dengan perilaku

responden dengan nilai p = 0,000.


(42)

5.2 Saran

1. Masyarakat di Kelurahan Cireneu RW. 09 harus lebih

meningkatkan lagi kegiatan menguras, menutup, dan mengubur (3M) dalam pemberantasan sarang nyamuk dengue. 2. Kader Jumantik di Kelurahan Cirendeu RW. 09 harus lebih

aktif dan rutin dalam melakukan upaya promosi kesehatan khususnya yang terkait dengan kegiatan menguras, menutup, dan mengubur (3M) dalam pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue.

3. Masyarakat dan kader jumantik harus lebih meningkatkan lagi

kerja sama mengenai kegiatan menguras, menutup, dan mengubur (3M) dalam pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue.

4. Untuk penelitian selanjutnya, menyarankan agar melakukan survey lapangan terlebih dahulu dan dan pada saat pengambilan data, responden dijelaskan secara detail untuk pertanyaan kuisioner yang kira – kira dapat menimbulkan bias pada responden.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo. A.W. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. (edisi 3). Jilid 1. Jakarta : FKUI

2. WHO. (1999). Demam berdarah dengue diagnosis, pengobatan,

pencegahan dan pengendalian. (edisi 2). Jakarta : EGC

3. Depkes RI, ditjen PPM & PL. (2004). Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN DBD) oleh Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Jakarta : Depkes 4. Depkes RI, ditjen PP & PL. (2005). Pencegahan dan Pemberantasan DBD

di Indonesia. Jakarta : Depkes

5. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

6. (http//:www.depkes.go.id)

7.

http://www.kabar6.com/tangerang-raya/tangerang-selatan/192-angka-demam-berdarah-di-tangsel-masih-tinggi.html. Diakses September 2011

8. http://www.penyakitmenular.info/def_menu.asp?menuID=18&menuType

=1&SubID=2&DetId=338. Diakses September 2011.

9. KBBI. Ed. 4. Depdiknas. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2008.

10. Puskesmas Pisangan

11.Budiarto, Eko. Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar. Jakarta: EGC. 2003.

12. Tjokronegoro A., dan Sudarsono S. (ed). Metodologi Penelitian


(44)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muwawi Siregar

Tempat Tanggal Lahir : Pasar Binanga, 03 maret 1990

Alamat : Jl. Perniagaan No. 42 Desa Pasar Binanga,

Kecamatan Padang lawas, Kota Sibuhuan. Medan.

Email : siregarmuwawi@yahoo.com

No Telpon : 081396669851

: 085693960948

Riwayat Pendidikan :

 SDN 1 Pasar Binanga (1996 – 2002)

 Madrasah Tsanawiyah Darul Arafah Medan (2003 – 2005)

 Madrasah Aliyah Darul Arafah Medan (2005 – 2008)

 FKIK Prodi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2008 –


(45)

LEMBAR KUISIONER

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS ILMU KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

SURAT PERSETUJUAN

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian tersebut dibawah ini yang berjudul :

PERILAKU MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DENGAN MENGURAS, MENUTUP, MENGUBUR (3M) SERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KELURAHAN

CIRENDEU

Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian diatas dengan catatan bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apa pun, berhak membatalkan persetujuan ii serta berhak mengundurkan diri.

Jakarta,...2011

Mengetahui Yang menyetujui

Peneliti Peserta


(46)

LEMBAR KUESIONER

I. Petunjuk pengisian

a. Isilah kuesioner ini dengan lengkap dan benar dengan memberikan tanda ceklist (√) pada jawaban yang telah tersedia

b. Bila terdapat jawaban yang salah dan ingin diperbaiki gunakan tanda silang (X) pada tanda ceklist dan rubah jawaban ke jawaban yang menurut anda lebih benar dengantanda ceklist yang baru : contoh (√) dirubah menjadi (X)

c. Kuesioner ini tidak perlu ditulis nama pengisi

d. Pertanyaan harus diisi saat ini juga, dan jika terdapat kesulitan dalam menjawab pertanyaan, dapat ditanyakan langsung kepada peneliti. II. Kuesioner Data Demografi

1. Nama responden(inisial) : 2. Alamat : 3. Umur responden saat ini :

( ) 20 - 30 tahun : ... ( ) 41 – 50 tahun... ( ) 31 – 40 tahun :...

4. Pendidikan terakhir responden :

( ) SD ( ) Perguruan Tinggi

( ) SMP ( ) SMU

5. Pekerjaan responden :

( ) Pegawai Negeri... ( ) Ibu rumah tangga ( ) Pegawai Swasta... ( ) Buruh...


(47)

PENGETAHUAN

1. Penyebab penyakit demam berdarah adalah ?

a) bakteri b) virus

c) protozoa

d) tidak tahu

2. Penyebab penyakit demam berdarah ditularkan dari satu penderita ke penderita lain dibawa oleh ?

a) Nyamuk

b) Cacing

c) Lalat d) Tidak tahu

3. Apa nyamuk yang dapat membawa bibit penyakit demam berdarah ?

a) Chulex sp b) Aedes Aegypty c) anopeles d) tidak tahu

4. Istilah pemberantasan jentik nyamuk aedes aegypti dikenal dengan a) Pemeriksaan jentik berkala (PJB)

b) Pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue c) Kerja bakti lingkungan

d) Pembersihan sarang nyamuk demam berdarah dengue

5. Dimanakah tempat berkembangbiaknya nyamuk pembawa penyakit

demam berdarah ? a) Air got b) Air sungai

c) Air bersih tergenang d) Tidak tahu

6. Apakah yang dimaksud dengan slogan 3M dalam program pencegahan

demam berdarah dengue ?

a) Mengawasi, mencegah, mengubur

b) Menguras, membersihkan, mandi

c) Menguras, menutup, mengubur. d) Tidak tahu


(48)

7. Berapa kali kita harus menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, drum bekas yang berisi air ?

a) Paling sedikit seminggu satu sekali b) Paling sedikit seminggu dua kali c) Paling sedikit satu bulan sekali d) Tidak tahu

8. Berapa lama waktu yang dibutuhkan nyamuk pembawa bibit penyakit

demam berdarah untuk berkembang dari telur hingga nyamuk? a) 5 – 6 hari

b) 7 – 8 hari c) 9 – 10 hari d) 11 – 12 hari

9. Mana saja di bawah ini yang merupakan contoh perindukan nyamuk

pembawa bibit penyakit demam berdarah? (jawaban boleh sebanyak-banyaknya yang menurut Ibu benar)

a) Bak mandi

b) Ember yang berisi air

c) Tempayan

d) Alas pot

e) Wadah dispenser

f) Drum

PERILAKU KADER JUMANTIK

1. Berapa kali kader jumantik datang ke rumah Ibu untuk menjelaskan kegiatan 3M dirumah?

a) 1-2 bulan sekali b) 3-6 bulan sekali a) 6 bulan-Setahun sekali


(49)

PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK dengan

MENGURAS, MENUTUP, dan MENGUBUR (3M)

1. Apa saja tempat penampungan air yang terdapat di rumah anda

a) Bak mandi

b) Drum

c) Tempayan

d) Lain – lain, sebutkan....

2. Apakah tempat-tempat tersebut di atas selalu dalam keadaan tertutup (kecuali bak mandi)?

a) Ya

b) Tidak

3. Apakah anda menguras dan membersihkan tempat atau wadah yang

berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk

a) Seminggu 1 kali

b) Dua minggu 1 kali

c) Sebulan 1 kali

d) Tidak pernah

4. Apakah anda mengubur barang – barang bekas / sampah

a) Seminggu 1 kali

b) 2 minggu 1 kali c) Sebulan 1 kali d) Tidak pernah


(50)

DATA MENTAH ANALISIS DATA UNIVARIAT dan BIVARIAT

Frequencies

Statistics

Distribusi

Pengetahuan Distribusi Usia

Distribusi Pendidikan

Distribusi Pekerjaan

Distribusi Perilaku_Kader_

Jumantik

Distribusi Perilaku_Masyar

akat

N Valid 102 102 102 102 102 102

Missing 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

Distribusi Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 59 57.8 57.8 57.8

Kurang 43 42.2 42.2 100.0

Total 102 100.0 100.0

Distribusi Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 20 - 30 26 25.5 25.5 25.5

31 - 40 48 47.1 47.1 72.5

41 - 50 28 27.5 27.5 100.0


(51)

Distribusi Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 19 18.6 18.6 18.6

SMP 13 12.7 12.7 31.4

SMU 50 49.0 49.0 80.4

PT 20 19.6 19.6 100.0

Total 102 100.0 100.0

Distribusi Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Bekerja 17 16.7 16.7 16.7

Ibu Rumah Tangaa 85 83.3 83.3 100.0

Total 102 100.0 100.0

Distribusi Perilaku_Kader_Jumantik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 36 35.3 35.3 35.3

kurang 66 64.7 64.7 100.0


(52)

Distribusi Perilaku_Masyarakat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 30 29.4 29.4 29.4

kurang 72 70.6 70.6 100.0

Total 102 100.0 100.0

Crosstabs Pengetahuan terhadap Perilaku Responden

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Distribusi Pengetahuan * Distribusi

Perilaku_Masyarakat

102 100.0% 0 .0% 102 100.0%

Distribusi Pengetahuan * Distribusi Perilaku_Masyarakat Crosstabulation

Distribusi Perilaku_Masyarakat

Total

Baik kurang

Distribusi Pengetahuan Baik Count 18 41 59

% within Distribusi


(53)

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 60.0% 56.9% 57.8%

% of Total 17.6% 40.2% 57.8%

Kurang Count 12 31 43

% within Distribusi

Pengetahuan 27.9% 72.1% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 40.0% 43.1% 42.2%

% of Total 11.8% 30.4% 42.2%

Total Count 30 72 102

% within Distribusi

Pengetahuan 29.4% 70.6% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 29.4% 70.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .081a 1 .776

Continuity Correctionb .004 1 .948


(54)

Fisher's Exact Test .829 .476

Linear-by-Linear Association .080 1 .777

N of Valid Casesb 102

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,65.

b. Computed only for a 2x2 table

Crosstabs Usia terhadap Perilaku Responden

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Distribusi Usia * Distribusi

Perilaku_Masyarakat 102 100.0% 0 .0% 102 100.0%

Distribusi Usia * Distribusi Perilaku_Masyarakat Crosstabulation

Distribusi Perilaku_Masyarakat

Total

Baik Kurang

Distribusi Usia 20 - 30 Count 5 21 26


(55)

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 16.7% 29.2% 25.5%

% of Total 4.9% 20.6% 25.5%

31 - 40 Count 19 29 48

% within Distribusi Usia 39.6% 60.4% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 63.3% 40.3% 47.1%

% of Total 18.6% 28.4% 47.1%

41 - 50 Count 6 22 28

% within Distribusi Usia 21.4% 78.6% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 20.0% 30.6% 27.5%

% of Total 5.9% 21.6% 27.5%

Total Count 30 72 102

% within Distribusi Usia 29.4% 70.6% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 29.4% 70.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 4.550a 2 .103


(56)

Linear-by-Linear Association .015 1 .903

N of Valid Cases 102

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,65.

Crosstabs Pendidikan terhadap Perilaku Responden

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Distribusi Pendidikan * Distribusi

Perilaku_Masyarakat

102 100.0% 0 .0% 102 100.0%

Distribusi Pendidikan * Distribusi Perilaku_Masyarakat Crosstabulation

Distribusi Perilaku_Masyarakat

Total

Baik kurang

Distribusi Pendidikan SD Count 3 16 19

% within Distribusi

Pendidikan 15.8% 84.2% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 10.0% 22.2% 18.6%

% of Total 2.9% 15.7% 18.6%


(57)

% within Distribusi

Pendidikan 23.1% 76.9% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 10.0% 13.9% 12.7%

% of Total 2.9% 9.8% 12.7%

SMU Count 16 34 50

% within Distribusi

Pendidikan 32.0% 68.0% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 53.3% 47.2% 49.0%

% of Total 15.7% 33.3% 49.0%

PT Count 8 12 20

% within Distribusi

Pendidikan 40.0% 60.0% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 26.7% 16.7% 19.6%

% of Total 7.8% 11.8% 19.6%

Total Count 30 72 102

% within Distribusi

Pendidikan 29.4% 70.6% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 100.0% 100.0% 100.0%


(58)

Crosstab Pekerjaan terhadap Perilaku Responden

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Distribusi Pekerjaan * Distribusi

Perilaku_Masyarakat

102 100.0% 0 .0% 102 100.0%

Distribusi Pekerjaan * Distribusi Perilaku_Masyarakat Crosstabulation

Distribusi Perilaku_Masyarakat

Total

baik kurang

Distribusi Pekerjaan Bekerja Count 4 13 17

% within Distribusi Pekerjaan 23.5% 76.5% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 13.3% 18.1% 16.7%

% of Total 3.9% 12.7% 16.7%

Ibu Rumah Tangaa Count 26 59 85

% within Distribusi Pekerjaan 30.6% 69.4% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 86.7% 81.9% 83.3%

% of Total 25.5% 57.8% 83.3%


(59)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .340a 1 .560

Continuity Correctionb .085 1 .771

Likelihood Ratio .352 1 .553

Fisher's Exact Test .772 .396

Linear-by-Linear Association .337 1 .562

N of Valid Casesb 102

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,00.

b. Computed only for a 2x2 table

Crosstabs Perilaku Kader Jumantik terhadap Perilaku Responden

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

% within Distribusi Pekerjaan 29.4% 70.6% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 100.0% 100.0% 100.0%


(60)

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Distribusi

Perilaku_Kader_Jumantik * Distribusi

Perilaku_Masyarakat

102 100.0% 0 .0% 102 100.0%

Distribusi Perilaku_Kader_Jumantik * Distribusi Perilaku_Masyarakat Crosstabulation

Distribusi Perilaku_Masyarakat

Total

Baik kurang

Distribusi

Perilaku_Kader_Jumantik

Baik Count 21 15 36

% within Distribusi

Perilaku_Kader_Jumantik 58.3% 41.7% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 70.0% 20.8% 35.3%

% of Total 20.6% 14.7% 35.3%

Kurang Count 9 57 66

% within Distribusi

Perilaku_Kader_Jumantik 13.6% 86.4% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 30.0% 79.2% 64.7%

% of Total 8.8% 55.9% 64.7%


(61)

% within Distribusi

Perilaku_Kader_Jumantik 29.4% 70.6% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 29.4% 70.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 22.416a 1 .000

Continuity Correctionb 20.314 1 .000

Likelihood Ratio 22.104 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 22.196 1 .000

N of Valid Casesb 102

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,59.


(1)

Linear-by-Linear Association .015 1 .903

N of Valid Cases 102

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,65.

Crosstabs Pendidikan terhadap Perilaku Responden

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Distribusi Pendidikan * Distribusi

Perilaku_Masyarakat

102 100.0% 0 .0% 102 100.0%

Distribusi Pendidikan * Distribusi Perilaku_Masyarakat Crosstabulation

Distribusi Perilaku_Masyarakat

Total Baik kurang

Distribusi Pendidikan SD Count 3 16 19

% within Distribusi

Pendidikan 15.8% 84.2% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 10.0% 22.2% 18.6%

% of Total 2.9% 15.7% 18.6%


(2)

% within Distribusi

Pendidikan 23.1% 76.9% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 10.0% 13.9% 12.7%

% of Total 2.9% 9.8% 12.7%

SMU Count 16 34 50

% within Distribusi

Pendidikan 32.0% 68.0% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 53.3% 47.2% 49.0%

% of Total 15.7% 33.3% 49.0%

PT Count 8 12 20

% within Distribusi

Pendidikan 40.0% 60.0% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 26.7% 16.7% 19.6%

% of Total 7.8% 11.8% 19.6%

Total Count 30 72 102

% within Distribusi

Pendidikan 29.4% 70.6% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 100.0% 100.0% 100.0%


(3)

Crosstab Pekerjaan terhadap Perilaku Responden

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Distribusi Pekerjaan * Distribusi

Perilaku_Masyarakat

102 100.0% 0 .0% 102 100.0%

Distribusi Pekerjaan * Distribusi Perilaku_Masyarakat Crosstabulation

Distribusi Perilaku_Masyarakat

Total

baik kurang

Distribusi Pekerjaan Bekerja Count 4 13 17

% within Distribusi Pekerjaan 23.5% 76.5% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 13.3% 18.1% 16.7%

% of Total 3.9% 12.7% 16.7%

Ibu Rumah Tangaa Count 26 59 85

% within Distribusi Pekerjaan 30.6% 69.4% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 86.7% 81.9% 83.3%

% of Total 25.5% 57.8% 83.3%


(4)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .340a 1 .560

Continuity Correctionb .085 1 .771

Likelihood Ratio .352 1 .553

Fisher's Exact Test .772 .396

Linear-by-Linear Association .337 1 .562

N of Valid Casesb 102

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,00.

b. Computed only for a 2x2 table

Crosstabs Perilaku Kader Jumantik terhadap Perilaku Responden

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

% within Distribusi Pekerjaan 29.4% 70.6% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 100.0% 100.0% 100.0%


(5)

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Distribusi

Perilaku_Kader_Jumantik * Distribusi

Perilaku_Masyarakat

102 100.0% 0 .0% 102 100.0%

Distribusi Perilaku_Kader_Jumantik * Distribusi Perilaku_Masyarakat Crosstabulation

Distribusi Perilaku_Masyarakat

Total

Baik kurang

Distribusi

Perilaku_Kader_Jumantik

Baik Count 21 15 36

% within Distribusi

Perilaku_Kader_Jumantik 58.3% 41.7% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 70.0% 20.8% 35.3%

% of Total 20.6% 14.7% 35.3%

Kurang Count 9 57 66

% within Distribusi

Perilaku_Kader_Jumantik 13.6% 86.4% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 30.0% 79.2% 64.7%

% of Total 8.8% 55.9% 64.7%


(6)

% within Distribusi

Perilaku_Kader_Jumantik 29.4% 70.6% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 29.4% 70.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 22.416a 1 .000

Continuity Correctionb 20.314 1 .000

Likelihood Ratio 22.104 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 22.196 1 .000

N of Valid Casesb 102

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,59.


Dokumen yang terkait

Tayangan Iklan 3 M (Mengubur, Menutup, Menguras) dan TindakanMasyarakat Dalam Mencegah Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang

1 56 128

Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3M (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009

1 66 73

Efektifitas Pelaksanaan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) Untuk Menurunkan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Blitar Periode 2010-2011

0 2 22

Hubungan Tempat Perindukan Nyamuk dan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Kota Tangerang Selatan Tahun 2015

3 26 120

SKRIPSI GAMBARAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI Gambaran Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Di Desa Grogol Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 3 15

NASKAH PUBLIKASI GAMBARAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI Gambaran Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Di Desa Grogol Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 1 15

Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang kegiatan menguras, menutup dan mengubur dengan angka bebas jentik | Asrini | Jurnal Ilmu Keperawatan 10261 19139 1 PB

0 0 4

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG MENGURAS, MENGUBUR, DAN MENUTUP (3M) DENGAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA SELOKERTO KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN

0 0 12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) PADA MASYARAKAT KARANGJATI KABUPATEN BLORA

0 0 10

PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN STIKER BEBAS SARANG NYAMUK DI DESA BOJONGSARI

0 0 18