Landasan Teori LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

10

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Kesegaran Jasmani Kesegaran Jasmani merupakan hal yang sudah populer dikalangan masyarakat saat ini. Untuk mempertegas agar pengertiannya lebih sesuai dengan apa yang dimaksud dengan hal tersebut, maka penulis mencantumkan pendapat dari para ahli atau pakar kesehatan jasmani. Sutarman 1975:227 mengemukakan bahwa kesegaran jasmani adalah suatu aspek yaitu aspek fisik dari kesegaran yang menyeluruh total fitness yang memberikan kesanggupan pada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap-tiap pembebanan stess fisik yang layak. Pembebanan fisik pada seseorang adalah sangat individual dan tergantung tugasnya, maka kesegraan jasmani yang dimilikinya harus sesuai dalam pembebanan dalam penghidupannya. Semakin berat tugas fisik yang harus dilakukannya, makin tinggi pula kesegaran jasmani yang harus dimilikinya. Soemohardojo dan Giriwidjojo 1977:227 mengemukakan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk menyelesaikan fungsi alat-alat tubuh dalam batas fisiologi terhadap keadaan lingkungan atau kerja fisik secara efisien tanpa lelah berlebihan. Oleh karena itu tubuh masih dapat melakukan kegiatan- 11 kegiatan lain yang bersifat rekreatif dan telah mengalami pemulihan yang sempurna sebelum datangnya tugas yang sama esok hari. Dengan pengertian di atas dapatlah dimengerti bahwa pada dasarnya kesegaran jasmani merupakan derajat yang sesuai dengan tugas tuntutan jasmani seseorang. Sebagai konsekwensi pengertian di atas maka perhatian olahraga kesehatan dapat dianggap sama dengan olahraga kesegaran jasmani. Parameter kesegaran jasmani yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk derajat kesegaran jasmani adalah kompleks dikarenakan kesegaran jasmani mengandung berbagai unsur. Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah keadaan jasmani yang sehat yang mempunyai cukup kemampuan serta kekuatan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga masih memiliki sisa tenaga untuk mengisi waktu luangnya dan tugas-tugas yang mendadak lainnya. 2.1.2. Unsur-Unsur Kesegaran Jasmani Larson dan Yocom sebagaimana dikutip oleh Moch. Moeslim 1995:10 menyebutkan bahwa unsur-unsur penting kesegaran jasmani diantaranya adalah: 2.1.2.1 Kekebalan Terhadap Penyakit Hal ini berkaitan dengan aspek medik, dan merupakan faktor penting untuk kesegaran jasmani berarti kebal terhadap semua penyakit keturunan maupun terjangkitnya penyakit. Kekebalan terhadap penyakit terutama terutama ditentukan oleh faktor keturunan, disamping karena pengaruh makanan, istirahat, 12 kebesihan, aktifitas fisik, rekreasi, pakaian,. Pemeriksaan medik penting sekali bagi setiap atlit; lebih-lebih atlit yang mengikuti pertandingan atau kompetisi. Pemeriksaan medik bagi olahragawan yang sekedar untuk rekreasi tidak selengkap dibanding elit atlit yang harus berlatih lebih berat. Sebenarnya seorang pelatih mewajibkan setiap atlitnya melakukan pemeriksaan medik lebih dahulu, untuk memberi keterangan boleh tidaknya seseorang mengikuti kegiatan olahraga Moch. Moeslim, 1995:13. 2.1.2.2 Kekuatan dan Daya Tahan Otot Kekuatan merupakan unsur utama yang menentukan dalam menentukan dalam penampilan gerak, demikian pula daya tahan otot. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari kita memerlukan kekuatan dan daya otot pada tahap yang memadai. Kekuatan dan daya tahan otot diartikan kemampuan seseorang menggunakan sekelompok otot-otot sesuai dengan beban atau tugas yang diberikan. Seseorang yang memiliki kekuatan dan daya tahan tinggi akan dengan mudah melakukan setiap pekerjaan yang berkaitan dengan hal tersebut. Beberapa istilah tentang kekuatan: 1 Kekuatan statik, ialah daya maksimal yang dilakukan dikerahkan oleh seseorang secara efektif terhadap suatu obyek dengan posisi menetap. Obyeknya tidak bergerak, misalnya tembok. Kekuatan statik disebut juga kontraksi statik atau kontraksi isomarik. 13 2 Kekuatan dinamik, ialah beban maksimal yang dapat dipindahkan seketika melalui ruang gerak tertentu dengan posisi badan tertentu. Kekuatan dinamik disebut juga kontraksi isotonik atau kontraksi dinamik. 3 Daya tahan otot statik, ialah lamanya waktu yang dapat dipertahankan otot untuk berkontraksi. 4 Daya tahan dinamik, ialah suatu kegiatan yang besinambungan, dapat berupa gerakan untuk mengatasi suatu beban yang berat melalui ruang gerak tertentu sekurang-kurangnya dua kali ulangan atau gerakan mengatasi beban yang ringan dengan beberapa kali ulangan Moch. Moeslim, 1995:13. 2.1.2.3 Daya tahan kardiovaskuler respiratori Daya tahan kardiovaskuler respiratori adalah kemampuan kontraksi sekelompok otot yang bekerja dalam waktu dan intensitas cukup lama dengan memenuhi fungsi peredaran dan pernapasan. Efisiensi sistem kardiovaskuler respiratori ini penting karena: 1 Otot tidak dapat terus menerus kontraksi, kecuali terpenuhinya bahan- bahan bakar dan oksigen. 2 Bahan-bahan bakar dan oksigen di bawa ke sel-sel otot melalui sistem peredaran dan pernafasan. Sebagai contoh pelari jarak jauh mempunyai sistem peredaran empat lima kali per menit lebih banyak darah dibanding dengan orang-orang yang melakukan latihan sedang. 14 Daya tahan kardiovaskuler respiratori ini dapat dicapai bila : 1 Menit volume besar, menyebabkan lebih banyak bahan bakar atau O 2 dibawa ke sel-sel otot dan pembuangan sisa-sisa lebih cepat. 2 Denyut nadi lambat, ini menyebabkan bertambah lamanya vertrikulus relaksasi dan terisi. 3 Tekanan darah rendah, ini mengurangi waktu bila tekanan darah mencapai batas fisiologi. 4 Ruang paru-paru besar, ini menyebabkan lebih banyak assimilasi O 2 dalam darah. 5 Banyaknya jumlah sel-sel darah merah dan hemoglobin yang menambah jumlah O 2 kejaringan-jaringan. 6 Besarnya penyesuaian kapasitas darah dan otot, ini dapat memperlambat timbulnya kelelahan Moch. Moeslim, 1995:14. 2.1.2.4 Kecepatan Hal ini diartikan kemampuan seseorang melakukan gerakan-gerakan sejenis secara berhasil dalam waktu tersingkat. Kecepatan merupakan sejumlah gerakan per unit waktu. Umpama dalam lari cepat, ini adalah suksesnya gerakan- gerakan kaki dan lengan per unit waktu. Dalam semua prestasi fisik unsur-unsur daya kecepatan satu sama lain berhubungan erat Moch. Moeslim, 1995:14. 2.1.2.5 Power dan Kekuatan Eksplosif Hal ini diartikan kemampuan daya maksimal dalam waktu tercepat. Power ini terdapat dalam lari cepat, lempar bola sofbol, loncat tegak vertical jump, lompat jauh tanpa awalan dan lain-lainnya. Power dimiliki oleh seseorang 15 yang mempunyai kekuatan besar, kecepatan tinggi, dan kecepatan mengintegrasikan kekuatan dan kecepatan Moch. Moeslim, 1995:15. 2.1.2.6 Kelincahan Ini diartikan kemampuan seseorang mengubah posisi dan atau arah dalam waktu cepat. Kecepatan merupakan unsur penting dalam kelincahan di samping adanya koordinasi yang baik Moch. Moeslim, 1995:15. 2.1.2.7 Fleksibilitas Kelentukan Fleksibilitas atau kelentukan diartikan kemampuan seseorang melakukan bermacam-macam kegiatan fisik yang ditentukan oleh seluruh anggota tubuh atau sendi-sendi tertentu. Fleksibilitas ditentukan baik oleh hal-hal fisiologi maupun mekanis. Dalam melakukan suatu gerakan ketangkasan seorang yang lebih fleksibel lentuk akan mengeluarkan energi yang lebih sedikit dibanding orang yang kurang lentuk Moch. Moeslim, 1995:15. 2.1.2.8 Koordinasi Koordinasi diartikan kemampuan seseorang melakukan berbagai gerakan menjadi satu kebulatan gerakan yang sempurna. Koordinasi yang baik ditunjang oleh kelincahan, kecepatan, dan keseimbangan Moch. Moeslim, 1995:16. 2.1.2.9 Keseimbangan Keseimbangan diartikan kemampuan seseorang mengontrol alat-alat organis yang bersifat neuromusculer, misalnya dalam pelaksanaan berdiri tangan hand stand, sepatu roda, main ski, tumbling. Dalam keseimbangan diperlukan unsur-unsur koordinasi, ketangkasan, dan kelincahan Moch. Moeslim, 1995:16. 2.1.2.10 Ketetapan Accuracy 16 Ketetapan diartikan sebagai kemampuan seseorang melakukan gerakan- gerakan yang terkoordinasi dengan baik untuk suatu tujuan. Beberapa ilustrasi dari faktor ketetapan misalnya adalah dalam pelaksanaan shooting menembak pada kegaitan bola basket, menendang bola ke arah gawang, memanah, menembak dan sebagainya Moch. Moeslim, 1995:16. 2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani, dimana faktor tersebut saling melengkapi. Faktor utama yang mempengaruhi kesegaran jasmani antara lain : Faktor latihan, faktor istarahat, faktor kebiasaan hidup sehat, faktor lingkungan serta faktor gizi dan makanan. Secara rinci faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani diuraikan sebagai berikut: 2.1.3.1. Faktor Latihan Latihan adalah belajar dan membiasakan diri agar mampudapat melakukan sesuatu KBBBI 2001 : 643. Adapun prinsip-prinsip latihan menurut Suharno HP 1982:19 adalah sebagai berikut : 2.1.3.1.1 Prinsip latihan harus sepanjang tahun terseling kontinyuitas dalam latihan Mengingat sifat adaptasi manusia terhadap beban latihan yang diterima bersifat labil dan sementara, maka untuk mencapai mutu prestasi maksimal, adaptasi atlit akan menurun lagi bila beban latihan menjadi ringan dan latihan tidak kontinyu. Sasaran latihan setiap periode harus berbeda penekanannya, untuk itu diperlukan penggunaan bermacam-macam metode latihan sesuai dengan tujuan 17 latihan, betul dan tepat penggunaan intensitas latihan dalam periode persiapan, periode pertandingan dan periode peralihan. 2.1.3.1.2 Kenaikan beban yang teratur Latihan makin lama meningkat beratnya, tetapi kenaikan beban latihan harus sedikit. Hal ini penting untuk menjaga agar tidak terjadi overtraining dan proses adaptasi atlit terhadap loading akan menjamin keteraturannya. Suharno HP, 1982:22. 2.1.3.1.3 Prinsip Individual Perorangan atlit Sebagai manusia yang bersifat unik baik dari segi fisik, mental, watak dan tingkatan kemampuanny, perbedaan itu perlu diperhatikan dalam pelatihan agar pemberian dosis latihan dan metode latihan dapat serasi untuk mencapai mutu prestasi tiap-tiap individu. Suharno HP, 1982:22. 2.1.3.1.4 Prinsip Interval Prinsip interval sangat penting dalam rencana latihan dari yang bersifat harian, mingguan, bulanan, kwartalan, tahunan yang berguna untuk pemulihan fisik dan mental atlit dalam menjalankan latihan. Suharno HP, 1982:23 2.1.3.1.5 Prinsip Stress Over Load Latihan harus mengakibatkan penekanan mental dan fisik atlit. Beban latihan yang dikerjakan oleh atlit sebaiknya sesuai dengan batas maksimal kemampuannya. Kemudian timbul kelelahan fisik dan mental secara menyeluruh. Suharno HP, 1982:26 2.1.3.1.6 Prinsip Spesialisasi Spesifik 18 Latihan harus memiliki ciri dan bentuk yang khas sesuai dengan cabang olahraga. Hal tersebut sesuai dengan sifat dan tuntutan tiap-tiap cabang yang selalu berbeda-beda. 2.1.3.1.7 Prinsip Nutrisium Gizi Makanan Dalam pembinaan kesegaran jasmani, tubuh haruslah cukup makanan yang bergizi yang mengandung unsur-unsur: protein, lemak, karbohidrat, garam mineral, vitamin dan air Suharno, 1986:27. 2.1.3.2 Faktor Istirahat Tubuh akan merasa lelah setelah melakukan aktivitas, hal ini disebabkan oleh pemakaian tenaga untuk aktivitas yang bersangkutan. Untuk mengembalikan tenaga yang telah terpakai, diperlukan istirahat. Dengan istirahat tubuh akan menyusun kembali tenaga yang hilang. Mengingat pentingnya istirahat dalam proses pengembalian tenaga, diperlukan istirahat di antara aktivitas yang dilakukan. Sedangkan istirahat yang baik dan yang ideal adalah tidur. 2.1.3.3 Faktor Kebiasaan Hidup Sehat Seseorang apabila menginginkan kesegaran jasmaninya tetap terjaga, maka ia harus menerapkan cara hidup sehat dalam lingkungan sehari-hari seperti memakan makanan yang bersih dan memiliki kandungan gizi yang memadai 4 sehat 5 sempurna, selalu menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan, mandi secara teratur, selalu menjaga kebersihan gigi, rambut, kuku serta memakai pakaian yang bersih. 2.1.3.4 Faktor Lingkungan 19 Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal dalam waktu yang lama, dalam hal ini menyangkut lingkungan fisik dan sosial, dimulai dari lingkungan perumahan, lingkungan pelayanan daerah tempat tinggal dan sebagainya. 2.1.3.5 Faktor Makanan dan Gizi Sejak masih dalam kandungan manusia sudah memerlukan makanan deengan kandungan gizi yang mencukupi yang digunakan untuk pertumbuhan. Jadi dalam pembinaan kesegaran jasmani, tubuh haruslah cukup mendapatkan makanan yang bergizi yang mengandung unsur-unsur: protein, lemak, karbohidrat, garam mineral, vitamin dan air. 2.1.3.5.1 Protein Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat hubungannya dengan proses-proses kehidupan. Dapat dikatakan bahwa setiap gerak hidup sel dan fungsi sel selalu bersangkutan dengan protein. Protein selain berfungsi sebagai zat pembangun, juga berfungsi untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan, mengganti sel-sel yang rusak dan aus terpakai, zat pengatur, dan juga protein sebagai sumber energi. Sumber protein dapat diperoleh dari sayuran- sayuran nabati atau dari hewan hewani. 2.1.3.5.2 Lemak Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hydrogen, dan oksigen yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu. Lemak dalam tubuh berfungsi untuk cadangan tenaga, bantalan organ-organ tubuh tertentu, memberikan fiksasi organ tersebut seperti biji mata 20 dan ginjal, isolasi sehingga panas tubuh tidak banyak keluar, mempertahankan tubuh dari ganguan-gangguan luar seperti pukulan atau bahan-bahan berbahaya seperti zat kimia yang dapat merusak jaringan otot dan memberikan garis-garis bentuk tubuh yang baik. 2.1.3.5.3 Karbohidrat Karbohidrat adalah nama kelompok bagi ikatan-ikatan organik yang mempunyai fungsi meghasilkan energi dan mempunyai karateristik sejenis, yang terdiri unsur-unsur C,H,O. Sumber utama karbohidrat didalam makanan berasal dari tumbuhan, dan hanyak sedirkit saja termasuk bahan makanan hewani. 2.1.3.5.4 Mineral Mineral merupakan zat yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit. Umumnya mineral terdapat cukup di dalam makanan sehari-hari. Mineral mempunyai fungsi sebagai pembentuk berbagai jaringan tubuh, tulang, hormon, enzim, sebagai zat pengatur berbagai proses metabolisme, keseimbangan cairan tubuh, proses pembekuan darah, kepekaan syaraf dan untuk kontraksi otot, untuk itu mineral juga sangat penting sekali dibutuhkan oleh organ-organ tubuh kita dalam pembentukan jaringan tubuh. 2.1.3.5.5 Vitamin Vitamin merupakan zat gizi yang harus dikonsumsi dan mutlak diperlukan setiap hari. Vitamin mempunyai fungsi sebagai bagian dari suatu enzim atau coenzim yang penting dalam pengaturan berbagai proses metabolisme, berbagai jaringan termasuk jaringan syaraf, untuk mempertahankan daya tahan tubuh, untuk proses pertumbuhan dan pembentukan sel-sel baru. 21 Secara garis besar, vitamin dapat dibagi menjadi 2 golongan : Vitamin yang larut dalam air : Vitamin B, C, Vitamin yang larut dalam lemak : Vitamin A, D, E, K. Vitamin yang larut dalam air bila dikonsumsi berlebih akan dikeluarkan tubuh melalui air seni urine. Sedangkan vitamin yang larut dalam lemak bila dikonsumsi dengan jumlah banyak tidak dapat dikeluarkan tubuh, tetapi ditimbun sehingga dapat berlebih, keadaan ini disebut dengan hypervitaminosis Leone, Suniar. 2 : 10 2.1.3.5.6 Air 60-70 tubuh manusia terdiri dari air. Di dalam tubuh manusia air memiliki peran penting untuk mengangkut oksigen dan zat-zat gizi keseluruh tubuh agar organ-organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. Disamping itu, air berfungsi untuk mengatur suhu tubuh. Penggerakan dan proses-proses yang terjadi di dalam tubuh menghasilkan panas. Fungsi air berikutnya dalam tubuh adalah mengeluarkan zat-zat tubuh yang tidak digunakan tubuh sebagai hasil metabolisme makanan dan minuman terutama pemecahan protein yang akan dikeluarkan bersama urine. Rincian pengeluaran air adalah melalui keringat + 500 cc, melalui pernapasan + 350 cc, melalui urine + 1.500 cc, dan melalui faecestinja + 150 cc. 2.1.4 Aspek-aspek Kesegaran Jasmani Segi pandangan kesegaran jasmani dijabarkan menjadi lima aspek yang mengarah pada kesegaran jasmani yang menyeluruh Total fitnes, lima aspek tersebut yaitu : 22 2.1.4.1 Kemampuan Statis Kemampuan statis adalah ada atau tidaknya penyakit dengan berpangkal pada arti sehat tidak hanya berarti tidak sakit atau cacat, melainkan juga ada keserasian yang sempurna dari segi fisik, mental dan sosial. 2.1.4.2 Kemampuan Dinamis Kemampuan dinamis adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan jasmani yang tidak memerlukan ketangkasan khusus. Dalam hal ini daya tahan menjadi patokan penelitian. Jadi kemampuan untuk bertahan dapat dikategorikan ke dalam kemampuan dinamis atau kesanggupan melakukan aktifitas fisik yang lama tanpa menimbulkan kelelahan. 2.1.4.3 Kemampuan Jasmani Kemampuan jasmani adalah kemampuan untuk melakukan gerakan- gerakan yang terkoordinasi, dalam hal ini diperlukan ketrampilan tertentu, misalnya kemampuan untuk bersepeda, berenang dan lain sebagianya. 2.1.4.4 Kemampuan Mental Kemampuan mental adalah kemampuan dalam menghadapi tantangan- tantangan dan liku-liku kehidupan. Dalam hal ini tentunya diperlukan sifat-sifat mental yang tangguh, seperti kepercayaan terhadap diri sendiri, keuletan dalam menyelesaikan permasalahan, ketabahan hati dan sifat tidak lekas putus asa dalam menghadapi tantangan yang harus dihadapi. 23 2.1.4.5 Kemampuan sosial Kemampuan sosial adalah kemampuan seseorang untuk dapat berdiri sendiri tanpa menggantungkan hidupnya kepada orang lain atau belas kasihan orang lain, mempunyai cukup kekuatan dan daya tahan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan baik. 2.1.5 Sasaran dan Tujuan Kesegaran Jasmani Sasaran dan tujuan kesegaran jasmani akan selalu tergantung pada obyek yang dituju, dimana obyek yang dituju tersebut adalah: 2.1.5.1 Golongan yang dihubungkan dengan pekerjaan Kesegaran jasmani yang dihubungkan dengan pekerjaan diantaranya adalah kesegaran jasmani bagi para pelajar dan mahasiswa untuk mempertinggi kemampuan dan kemauan belajar, kesegaran jasmani bagi olahragawan untuk menjaga kondisi dan meningkatkan prestasi, kesegaran jasmani bagi para karyawan, pegawai dan petani untuk meningkatkan dan produktifitas kerja. 2.1.5.2 Golongan yang digolongkan dengan keadaan Kesegaran jasmani bagi para penderita cacat untuk rehabilitasi, kesegaran jasmani bagi ibu hamil untuk perkembangan bayi dalam kandungan dan untuk mempersiapkan diri menghadapi kelahiran. 2.1.5.3 Golongan yang dihubungkan dengan usia Kesegaran jasmani bila dihubungkan dengan usia diantaranya dapat dilihat pada ilustrasi bahwa bagi anak-anak kesegaran jasmani diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan, sedangkan kesegaran jasmani bagi orangtua berguna untuk mempertahankan kondisi jasmani. 24 2.1.5.4 Hubungan antara Kesegaran Jasmani dengan Kesehatan Secara umum dapat dikatakan bahwa kesegaran jasmani bersifat relatif, artinya selalu dihubungkan dengan tugas pekerjaannya. Makin tinggi tingkat kesegaran jasmani maka makin tinggi pula daya kerjanya terhadap pekerjaan tertentu. Yang penting dalam meningkatkan kesegaran jasmani ialah yang berhubungan langsung dengan ergosistem sekunder paru-paru, jantung dan peredaran darah karena yang berhubungan langsung dengan kesehatan. Sedangkan peningkatan ergosistem primer otot-otot dan persarafan tidak merata. Oleh karena itu untuk dapat lebih meningkatkan daya kerjanya perlu meningkakan ergosistem primer otot-otot persarafan khusus. Jadi dapat disimpulkan bahwa makin meningkat kesegaran jasmani makin meningkat derajat sehat dinamisnya, makin meningkat pula daya kerjanya. 2.1.6 Tes Kesegaran Jasmani Tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat diketahui dengan mengadakan tes kesegaran jasmani. Ada beberapa macam tes kesegaran jasmani yang digunakan di Indonesia antara lain: AAHPER American Association for Physical education and recreation, tes aerobic, tes ACSPFT Asian committe for standadization of physical fitness test, navy standart physical fitness test, harvard step ups test. Dari bermacam-macam tes kesegaran jasmani yang ada yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes ACSPFT atau tes kesegaran jasmani Indonesia untuk anak umur 10-12 tahun Depdiknas, 2003. Adapun rangkaian tes kesegaran 25 jasmani Indonesia anak umur 10-12 tahun adalah: lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, lari 600 meter. Alasan penelitian menggunakan tes ini karena tes tersebut merupan standar baku untuk anak usia sekolah 10-12 tahun. Sedangkan norma tingkat kesegaran jasmani ini terdapat dalam buku kesegaran jasmani Indonesia untuk anak usia 10-12 tahun Depdiknas, 2003. Adapaun kategorinya adalah baik sekali, baik, sedang, kurang dan kurang sekali. 2.1.7 Hakekat pertumbuhan dan pekembangan Dalam dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian peserta didik baik di taman kana-kanak, sekolah dasar, pendidikan menengah ataupun perguruan tinggi adalah pertumbuhan dan perkembangan dengan faktor yang mempengaruhinya, serta fase-fase dan hukum-hukum perkembangan. Adapun beberapa hal yang mendasari pentingnya pengetahuan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik diantaranya adalah masa perkembangannya yang cepat, pengaruh yang komplek, proses yang komplek, nilai yang diterapkan dan masalah yang menarik, Mulyani Sumantri, Nana Syaodik : 1.1 – 1.4. 2.1.7.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Menurut Santrok 1992, Banyak aspek yang mempengaruhi perkembangan khususnya kecerdasan seseorang, namun yang paling besar adalah faktor keturunan hereditas. Arthur Fansen 1996 mengemukakan pendapatnya bahwa kecerdasan itu diwariskan ditemukan ia juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai peran minimal dalam kecerdasan. Temperamen adalah gaya 26 perilaku karakteristik individu dalam merespon, Interaksi dengan lingkungan dan perkembangan lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individual dengan kecerdasan, temperamen tinggi dan buat bakat minat yang khas. 2.1.7.2 Fase-fase perkembangan Menurut Santrok dan Yussen 1992 perkembangan adalah pola gerak atau pertumbuhan yang dinilai pada saat terjadinya pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan. Dalam perkembangan terdapat pertumbuhan. Untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan pembagian berdasarkan waktu-waktu yang dimulai manusia dengan sebutan fase. Sauntak dan Yussen membagi menjadi : Fase para natal saat dalam kandungan, Fase bayi, Fase kanak-kanak awal, Fase kanak-kanak tengah dan akhir, Fase remaja. Mulyani Sumantri, Nana Syaodih : 1.7 – 1.9 . 2.1.7.3 Ciri-ciri perkembangan anak-anak usia sekolah dasar. Ciri-ciri perkembangan anak usia sekolah dasar antara lain dapat dilihat dari adanya dorongan yang kuat pada usia ini untuk keluar dari rumah dan masuk ke dalam kelompok sebaya. Pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada usia baik fisik maupun mental akan mendorong anak untuk pekerjaan yang membutuhkan keterampilan fisik terutama otot-otot, Adanya dorongan mental untuk memasuki dunia konsep- konsep, logika, simbol lambang, dan bentuk-bentuk komunikasi secara dewasa, Depdiknas, 2001,6. 2.1.8 Karakteristik Fisiologis atau Fungsional Kelas V 1 Otot-otot penunjang lebih berkembang lagi dari usia sebelumnya. 27 2 Makin menyadari tentang keadaan tubuhnya sendiri. 3 Permainan-permainan aktif lebih disukai, baik oleh anak-anak laki-laki maupun wanita. 4 Masa usia ini bukan masa bertambahnya tinggi dan berat badan. 5 Perkembangan kekuatan ototnya belum sejalan dengan laju pertumbuhannya. 6 Reaksi geraknya makin membaik. 7 Minatnya terhadap cabang-cabang olahraga pertandingan mulai bangkit. 8 Perbedaan antara anak laki-laki dan wanita semakin nampak jelas. 9 Penampilan tubuhnya nampak sehat dan kuat. 10 Koordinasi-koordinasi geraknya baik. 11 Pada usia perkembangan panjang tungkai lebih cepat daripada anggota bagian atas. 12 Kekuatan otot antara anak laki-laki dan wanita makin nampak perbedaannya. Depdikbud 1992 : 49 2.1.9 Kerangka Berpikir Berangkat dari uraian pada sub bab terdahulu, maka untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kesegaran jasmani bagi siswa SD putera kelas V Dabin Winduaji Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan tahun 2009, dilakukan penelitian dengan kerangka berpikir sebagai berikut: Seseorang yang aktif melakukan aktivitas jasmani disepanjang hidupnya, memperoleh keuntungan yang sangat nyata. Hal ini sesuai dengan tujuan program 28 pendidikan jasmani di SD, yaitu membina gaya hidup aktif, tidak hanya selama seseorang duduk dibangku sekolah. Rusli Lutan, J. Hartoto, Tomoliyus, 2002 :2 Namun demikian, aktivitas jasmani yang dilakukan oleh para siswa SD di Dabin Winduaji Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan perlu mendapatkan perhatian karena adanya beberapa faktor yang dikhawatirkan menimbulkan kondisi kontra produktif bagi kesegaran jasmani siswa. Rata-rata jarak tempuh siswa dari rumah ke sekolah yang cukup jauh bervariasi antara 500 meter sampai 2 km diperparah oleh kondisi topografi wilayah yang berbukit-bukit dengan kontur tanah naik-turun. Hal ini pada gilirannya dapat menyebabkan siswa sudah mengalami kelelahan sehingga dapat mengganggu konsentrasi belajarnya. Kondisi lingkungan social yang cukup unik juga terlihat pada para siswa di Dabin Winduaji Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan, dimana hampir seluruh siswa dituntut oleh orang tuanya untuk mengikuti sekolah sore madrasah untuk memperdalam pengetahuan mereka di bidang agama. Dengan jeda waktu yang cukup singkat madrasah atau tempat mengaji rata-rata memulai pelajarannya pada pukul 13.00 atau setelah sholat Dhuhur sampai dengan waktu sholat Ashar maka dikhawatirkan para siswa tidak mempunyai cukup waktu untuk beristirahat. Dengan latar belakang ekonomi orang tua siswa yang rata-rata adalah petani dengan tingkat pendidikan kurang, pengetahuan akan makanan dan gizi kurang mendapatkan perhatian, dan dikhawatirkan akan dapat menyebabkan kurangnya ketahanan tubuh para siswa. 29 Sementara itu, untuk dapat mengikuti pelajaran secara optimal, dibutuhkan beberapa persyaratan, diantaranya adalah kesegaran jasmani. Untuk itu, diperlukan suatu data yang cukup akurat untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesegaran jasmani dari para siswa SD di dabin Winduaji Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan. Untuk dapat mengetahui tingkat kesegaran jasmani para siswa di dabin Winduaji Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan, diperlukan penelitian secara obyektif dan terstruktur, dan dalam penelitian ini dilakukan tes kesegaran jasmani dengan menggunakan standar ACSPFT Asian committe for standadization of physical fitness test. Secara umum tes ini terdiri dari beberapa variable percobaan, diantaranya adalah Lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak dan lari 600 meter. Untuk menyederhanakan proses penelitian, maka sampel yang akan di teliti dipilih siswa putera dengan kelompok umur 10 – 12 tahun atau kelas V SD. Hasil yang diperoleh dari tes kesegaran jasmani tersebut di atas diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan kurikulum pendidikan jasmani di wilayah kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan.

2.2 Hipotesis