Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam masa pembangunan ini, semua warga Indonesia dituntut aktif berperan serta dalam pembangunan nasional. Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat indonesia seluruhnya dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedomannya sebagaimana tertuang dalam Tap No. 11MPR1993 tentang GBHN yang menjelaskan bahwa “Pembinaan dan pengembangan olahraga merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang ditunjukan pada peningkatan kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat, pemupukan watak, disiplin dan sportifitas serta pengembangan prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan Nasional”. Dalam hal ini perhatian pemerintah Indonesia terhadap bidang olahraga sangat besar karena olahraga dipandang mempunyai peranan yang penting dalam pembangunan yaitu untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Dewasa ini olahraga sudah merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam berolahraga tiap-tiap individu mempunyai tujuan yang berbeda-beda, diantaranya ada yang bertujuan untuk berprestasi, kesegaran jasmani maupun untuk rekreasi. Titik berat dari upaya tersebut telah dilakukan dengan mengembangkan suatu pola kerja yang menitikberatkan pada upaya menghasilkan sumber daya 2 insani berkualitas yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, melalui surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 075U193 tentang Pola Umum Pembinaan dan Pengembangan Kesegaran Jasmani yang pada dasarnya memberi arahan bahwa sasaran yang akan dicapai meliputi peserta didik siswa, mahasiswa, warga negara tenaga pendidikan penyelenggaraan pengelolaan kegiatan jasmani maupun masyarakat umum. Pembinaan dan pengembangan kesegaran jasmani merupakan bagian dari upaya mewujudkan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya serta upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang ditujukan pada peningkatan kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat. Oleh karena itu, pembinaan dan pengembangan kesegaran jasmani harus dilakukan secara lebih efektif dan efisien. Sejak Repelita IV sampai dengan Repelita VII, berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk meningkatkan mutu kualitas manusia Indonesia yang meliputi fisik dan nonfisik. Peningkatan kualitas itu dihubungkan dengan upaya menjadikan penduduk sebagai modal pembangunan Depdikbud 1998:1. Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional antara lain dengan peningkatan kesegaran jasmani bagi pelaksana pendidikan. Manusia sebagai individu merupakan gabungan dua unsur yang terdiri dari jasmani dan rohani dimana dari kedua unsur tersebut satu sama lain tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Oleh sebab itu maka kedua unsur tersebut harus dibina, disempurnakan dan dipelihara dengan baik agar terwujud individu yang utuh. Berdasarkan kesatuan kedua unsur tersebut, dalam 3 usaha menunjang tercapainya pendidikan nasional tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intelektual saja namun ditentukan oleh kemampuan jasmani yang memadai bagi siswa atau anak-anak pelajar baik dari tingkat dasar sampai ketingkat menengah. Dengan Tingkat Kesegaran Jasmani yang baik mereka akan dapat melakukan ektifitas pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dengan baik dan juga diharapkan dapat mengikuti pelajaran-pelajaran yang lain. Dan diharapkan siswa-siswi dengan tingkat kesegaran jasmani yang baik dan akan menunjang dalam kegiatan olahraga khususnya pada pelaksanaan olahraga yang melibatkan otot-otot besar. Di Indonesia pembinaan kesegaran jasmani pelajar sudah tercantum dalam kurikulum sekolah sesuai dengan jenjang pendidikannya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan tugasnya menjelaskan bahwa seirama dengan derap pembangunan bangsa dan negara, masyarakat sekolah haruslah dikondisikan secara sosial kultural, seperti misalnya dapat memberikan nilai yang tinggi dan rasional terhadap arti kesegaran jasmani. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa dalam hubungan antara pembangunan bangsa dan negara, sekolah dan kesegaran jasmani, maka yang menjadi obyek dan subyeknya adalah anak-anak sekolah dan lingkungannya. Masyarakat sekolah diharapkan melakukan usaha-usaha pembinaan kesegaran jasamani agar dapat mempengaruhi lingkungan sehingga berkembang luas dikalangan masyarakat umum. Menyadari bahwa berbagai gangguan kesehatan timbul akibat tidak diterapkannya pola hidup sehat serta diperburuk oleh kebiasaan-kebiasaan yang 4 dapat merusak kesehatan, maka Badan Kesehatan Dunia dan WHO telah mendeklarasikan pentingnya “Active Living”bagi setiap orang, dimana latihan fisik merupakan bagian penting dari kehidupan kita dan saat ini telah menjadi bagian dalam program dunia. Penerapan pola hidup sehat ini dimulai dengan adanya pembiasaan hidup sehat yang dapat dicapai melalui proses pendidikan dan pembudayaan. Sehingga peningkatan kualitas fisik yang meliputi perbaikan status gizi, peningkatan status kesehatan dan kesegaran jasmani juga harus dilakukan melalui proses pendidikan dan pembudayaan. Ini semua ditempuh melalui pembinaan kesegaran jasmani, pendidikan jasmani, serta pengembangannya yang ditujukan kepada seluruh masyarakat. Dengan memperhatikan dan menganalisis hal-hal tersebut diatas maka penulis mengadakan penelitian dengan judul “Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa SD Putera Kelas V, Dabin Winduaji Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2009”. Hal menjadi pertimbangan dalam pemilihan judul penelitian tersebut di atas adalah untuk memudahkan penelitian dimana adanya rentang usia antara 10 – 12 tahun dan jenis kelamin sama secara fisiologis tidak menunjukkanperbedaan yang signifikan. Tes kesegaran jasmani anak umur 10 – 12 tahun ini lebih baik dan tepat jika dipergunakan oleh sekolah atau lembaga pendidikan sejenisnya karena usia 10 – 12 tahun ini masih termasuk dalam kategori usia wajib belajar sehingga hampir seluruhnya menjadi siswa sekolah. Selain itu kesegaran jasmani merupakan salah satu tujuan dari pelaksanaan pendidikan di sekolah, yang dicapai 5 melalui pelaksanaan bidang studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Depdiknas 2003 : 2. Alasan penulis menulis judul tersebut adalah : 1. Kesegaran jasmani merupakan salah satu faktor penunjang kesehatan dan memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan siswa untuk menyerap pelajaran lainnya. 2. Kesegaran jasmani merupakan salah satu sarana penting yang dibutuhkan oleh setiap manusia untuk menjaga dan meningkatkan efisien dan efektifitas kehidupan sehari-hari demikian pula pada pelajar merupakan faktor yang sangat penting dan berpengaruh pada kemampuan belajar siswa. 3. Usia siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian adalah antara 10 sampai 12 tahun atau secara umum saat ini duduk di kelas V. Pengambilan sampel pada siswa kelas V ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam penerapan kurikulum Pendidikan Jasmani yang akan menunjang dalam peningkatan kesegaran jasmani siswa di kelas berikutnya kelas VI utamanya dalam mempersiapkan siswa kelas VI untuk mengikuti UASBN. 4. Sampai saat ini belum ditemukan adanya penelitian sejenis yang melakukan penelitian tentang tingkat kesegaran jasmani di “Dabin Winduaji Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2009”. 6

1.2 Permasalahan