BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Ekstrak Kental Siwak
Sebelum diekstrak, siwak yang digunakan diidentifikasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa siwak yang
digunakan pada penelitian ini adalah dari jenis Salvadora persica dengan suku Salvadoraceae
Lampiran 6. Adapun ekstrak kental siwak diperoleh dari ekstrak cair batang siwak yang diuapkan dengan vacuum rotavapor pada suhu 46
o
C selama 5 jam untuk 2,5 liter ekstrak cair per hari. Penguapan dengan vacuum rotavapor
dilakukan selama 2 hari karena jumlah keseluruhan ekstrak cair yang diperoleh adalah 5 liter, sampai diperoleh ekstrak kental dengan konsistensi seperti madu.
Ekstrak kental tersebut ditimbang dengan timbangan analitik dan diperoleh hasil ekstrak kental siwak berwarna coklat kehitaman sebanyak 58,669 gram Gambar 19.
Kemudian ekstrak kental siwak dimasukkan ke dalam botol kaca tertutup dan disimpan di tempat yang sejuk.
4.2 Uji Efektivitas Antibakteri
Pada pengujian efek antibakteri ekstrak etanol siwak terhadap E. faecalis, nilai KHM dan KBM ditentukan dengan cara menghitung jumlah koloni bakteri pada
media pertumbuhan bakteri yang dilakukan secara visual dengan bantuan mikroskop.
Gambar 19. Ekstrak kental siwak hasil penguapan dengan vacuum
rotavapor
Nilai KHM diperoleh dari konsentrasi minimal ekstrak etanol siwak yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri yang tampak secara visual. Sedangkan nilai KBM
diperoleh dari konsentrasi minimal bahan coba yang dapat membunuh 99,9 bakteri Setelah dilakukan pengujian ekstrak etanol siwak terhadap pertumbuhan
bakteri E. faecalis pada media pertumbuhan bakteri diperoleh hasil yakni pada media yang diberi ekstrak etanol siwak dengan konsentrasi 20, koloni bakteri E. faecalis
berjumlah lebih sedikit daripada jumlah koloni yang ada pada kontrol Mc. Farland. Sedangkan pada pengujian efek antibakteri ekstrak etanol siwak dengan konsentrasi
10, 5, 2,5, dan 1,25 dijumpai adanya pertumbuhan bakteri dengan bentuk koloni bakteri yang tidak tampak jelas karena koloni bakteri tersebut saling tumpang
tindih satu sama lain sehingga memberikan hasil TBUD Tidak Bisa Untuk Dihitung.
Gambar 20. Pertumbuhan E. faecalis pada media yang diberi ekstrak etanol siwak a Ekstrak etanol siwak 20, b Ekstrak etanol siwak 1,25 dengan salah satu bagian diperbesar
a
b
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa pada media pertumbuhan bakteri MHA yang diberikan ekstrak etanol siwak 20, terlihat koloni E. faecalis yang
berbentuk bulat kecil berwarna putih kekuningan Gambar 20a tanda panah dan Gambar 21a. Sedangkan pada media yang diberikan ekstrak etanol siwak 10, 5,
2,5, dan 1,25 Gambar 20b bentuk koloni tidak tampak jelas lagi karena koloni saling tumpang tindih satu sama lain Gambar 21b, 21c, 21d, 21e. Adapun hasil
penghitungan bakteri yang dilakukan pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada tabel berikut.
Gambar 21. Pertumbuhan E. faecalis pada media yang diberi ekstrak etanol siwak a Ekstrak etanol siwak 20, b Ekstrak etanol siwak 10, c Ekstrak etanol siwak 5, d Ekstrak
etanol siwak 2,5, e Ekstrak etanol siwak 1,25 a
b c
d e
Tabel 1. Hasil uji antibakteri ekstrak etanol siwak terhadap E. faecalis pada konsentrasi 20, 10, 5, 2,5, 1,25.
Bahan Uji
Konsentrasi Replikasi CFUml
Kontrol Mc.
Farland CFUml
Kontrol negatif
CFUml Mean
Rata- rata
CFUml
1 2
3 4
5
Ekstrak etanol
siwak
20 3,18.10
3
0,66.10
3
1,38.10
3
2,44.10
3
3,52.10
3
2,92.10
5
2,236.10
3
10 TBUD
TBUD TBUD
TBUD TBUD
5 TBUD
TBUD TBUD
TBUD TBUD
2,5 TBUD
TBUD TBUD
TBUD TBUD
1,25 TBUD
TBUD TBUD
TBUD TBUD
Keterangan: 0 = steril, tidak ada pertumbuhan bakteri; TBUD = Tidak Bisa Untuk Dihitung, = dikali faktor pengencer x20, CFUml = Colony Forming Unit per milliliter
Tabel 1 menunjukkan hasil uji efek antibakteri ekstrak etanol siwak dengan konsentrasi 20,10, 5, 2,5, dan 1,25 terhadap pertumbuhan E. faecalis. Pada
konsentrasi 20 ditemukan adanya bakteri pada media dengan nilai yang bervariasi pada setiap replikasi yakni pada replikasi ke-1 dijumpai E. faecalis sebanyak 3,18.10
3
CFUml, pada replikasi ke-2 dijumpai E. faecalis sebanyak 0,66.10
3
CFUml, pada replikasi ke-3 dijumpai E. faecalis sebanyak 1,38.10
3
CFUml, pada replikasi ke-4 dijumpai E. faecalis sebanyak 2,44.10
3
CFUml, pada replikasi ke-5 dijumpai E. faecalis
sebanyak 3,52.10
3
CFUml. Nilai mean rata-rata dari pertumbuhan E. faecalis
yang diberikan ekstrak etanol siwak dengan konsentrasi 20 adalah 2,236.10
3
CFUml. Jumlah rata-rata bakteri yang dapat dihambat pertumbuhannya pada ekstrak etanol siwak 20 dibandingkan dengan bakteri yang ada pada kontrol
Mc. Farland adalah sebanyak 2,89264.10
5
CFUml 99,23 2,92.10
5
- 2,236.10
3
=2,89264.10
5
=99,23 dari kontrol Mc. Farland . Sementara pada konsentrasi 10, 5, 2,5, dan 1,25 dijumpai
pertumbuhan koloni bakteri dengan jumlah yang sangat banyak dan dikategorikan ke dalam TBUD Tidak Bisa Untuk Dihitung. Hasil dikategorikan TBUD jika jumlah
koloni 300 sehingga perhitungan jumlah koloni tidak dapat dilanjutkan karena akan memberikan hasil yang bias. Sedangkan pada kontrol Mc. Farland E. faecalis tanpa
diberikan ekstrak etanol siwak ditemukan E. faecalis sebanyak 2,92.10
5
CFUml dan pada kontrol negatif ekstrak etanol siwak tanpa suspensi E. faecalis tidak ditemukan
bakteri steril Lampiran 7. Berdasarkan data hasil penelitian di atas, diperoleh hasil bahwa konsentrasi
minimal ekstrak etanol siwak yang dapat menghambat pertumbuhan E. faecalis pada penelitian ini adalah sebesar 20. Sedangkan nilai KBM pada penelitian ini tidak
dapat ditentukan karena tidak ada bahan coba yang dapat membunuh 99,9 bakteri E. faecalis
. Adapun secara statistik, hasil penelitian ini tidak dapat diuji dengan uji
statistik parametrik dengan menggunakan uji ANOVA dan LSD karena data yang tersedia tidak semua direpresentasikan dalam angka, yakni dengan adanya data dalam
kategori Tidak Bisa Untuk Dihitung TBUD, serta data yang tersedia tersebut tidak terdistribusi normal. Syarat data yang terdistribusi normal adalah pada uji normalitas
akan menghasilkan bentuk histogram yang simetris.
Pada histogram di atas terlihat bahwa puncak batang yang paling tinggi tidak berada simetris di tengah sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian
ini tidak terdistribusi dengan normal. Oleh karena data yang dihasilkan tidak terdistribusi normal maka tidak dapat dilakukan uji statistik parametrik seperti
Gambar 22. Histogram uji normalitas
ANOVA dan LSD, namun dengan menggunakan uji non-parametrik, yakni uji Kruskal-Wallis
dan uji Mann-Whitney. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis dan uji Mann-
Whitney diperoleh hasil bahwa ekstrak etanol batang siwak Salvadora persica
memiliki efek antibakteri yang signifikan terhadap Enterococcus faecalis dengan p- value
=0.0001 0.05.
BAB 5 PEMBAHASAN