a Penyedia bahan baku
b Pedagang mete
c Konsumen mete
3 Penentuan Bobot dan Nilai Daya
Tarik dalam Matriks QSP Responden yang bertindak
dalam menentukan bobot dalam faktor strategi eksternal dan
faktor strategi internal adalah Pemerintah Daerah yaitu Dinas
Perindustrian, Koperasi
dan UMKM, Dinas Kehutanan dan
Perkebunan, Asosiasi
Petani Mete Indonesia, dan pengusaha
industri mete di Kabupaten Wonogiri.
Responden yang digunakan dalam penentuan nilai daya tarik
dalam matrik QSP adalah dari Dinas
Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Wonogiri yaitu kepala Bidang Perkebunan
selaku pejabat yang menangani komoditas
perkebunan di
Kabupaten Wonogiri
C. Metode Analisis Data
1. Analisis Usaha
a. Biaya Produksi
Nilai total biaya pada usaha industri
kecil mete
adalah penjumlahan dari nilai total biaya
tetap TFC dan nilai biaya variabel TVC
yang digunakan
dalam kegiatan produksi mete.
Secara matematis menurut Gasperz 1999 : 86, dapat ditulis
sebagai berikut: TC = TFC + TVC
Dimana : TC
= biaya total usaha industri kecil mete Rupiah
TFC =
total biaya
tetap usaha industri kecil mete Rupiah
TVC = total biaya variabel
usaha industri kecil mete Rupiah b.
Penerimaan Usaha Menurut Soekartawi 1995 :
54, penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual dan biasanya produksi
berhubungan negatif
dengan harga, artinya harga akan turun ketika produksi berlebihan.
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
TR = Q x P dimana :
TR = penerimaan total
Q = jumlah produk yang
dihasilkan P
= harga c.
Pendapatan Usaha Pendapatan
Pd adalah
selisih antara penerimaan yang diperoleh dari usaha produksi
dengan semua biaya yang benar- benar dikeluarkan dalam usaha
agroindustri mete.
Secara matematis
dapat dirumuskan
sebagai berikut :
commit to user
Pd = TR – TC
2. Analisis Faktor Internal dan Faktor
Eksternal
Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari faktor internal
serta peluang dan ancaman dari faktor eksternal
dalam mengembangkan
industri kecil mete di Kecamatan Jatisrono, Jatiroto dan Ngadirojo
Kabupaten Wonogiri.
3. Alternatif Strategi
Untuk merumuskan alternatif strategi pengembangan industri kecil
mete di
Kecamatan Wonogiri
Kabupaten Wonogiri
digunakan analisis Matriks SWOT.
Tabel 3. Matriks SWOT
Strenght S Menentukan 5-10
faktor-faktor kekuatan internal
Weakness W Menentukan 5-10
faktor-faktor kelemahan internal
Opportunities O Menentukan 5-10
faktor-faktor peluang eksternal
Strategi S-O Menciptakan strategi
yang menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang Strategi W-O
Menciptakan strategi yang meminimalkan
kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Threats T Menentukan 5-10
faktor-faktor ancaman eksternal
Strategi S-T Menciptakan strategi
yang menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman Strategi W-T
Menciptakan strategi yang meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber : Rangkuti, 2006 Penentuan
bobot ditentukan
dengan Metode Eckenrode yaitu dengan melakukan perubahan urutan menjadi
nilai, dimana: a.
Urutan 1 dengan tingkat nilai yang tertinggi
b. Urutan 2 dengan tingkat nilai
dibawahnya Misalkan kita akan menentukan
altematif keputusan dengan beberapa kriteriakeputusan misal jumlahnya t
kriteria, maka:
a.
Urutan 1 mempunyai nilai: k- 1
b.
Urutan 2 mempunyai nilai: k-2
c.
dst Dengan demikian, nilai : jumlah kriteria
– urutan
Formula penentuan bobot : Untuk e = 1,2,...
... k dimana :
ƛ
ej
=nilai tujuan ke ƛoleh ekspert
ke j n = jumlah ekspert
Syamsul, 2003 : 103
HASIL DAN PEMBAHASAN A.
Agroindustri Mete 1.
Identitas Responden
Adapun identitas
responden pada usaha agroindustri mete di
Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Identitas
Responden Pengusaha
Agroindustri Mete di Kabupaten Wonogiri
No Identitas Responden
Rata-Rata
1. 2.
3. 4.
5. Umur tahun
Lama pendidikan formal tahun Lama mengusahakan industri mete tahun
Jumlah anggota keluarga orang Jumlah tanggungan keluarga orang
48 12
23 5
4
Sumber : Analisis Data Primer 2014
2. Kegiatan Agroindustri Mete