2.1.6. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan ASI Eksklusif
Faktor-faktor yang mepengaruhi pelaksanaan ASI eksklusif dibagi menjadi 2
yaitu faktor internal dari ibu dan faktor eksternal dari keluarga dan lingkungan. a.
Faktor internal 1
Pengetahuan Ibu
Penelitian yang dilakukan Nurafifah 2007 yang menyatakan bahwa pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dapat diperoleh dari berbagai sumber
informasi. Rendahnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, pada saat yang sama mereka memiliki pengetahuan budaya lokal berupa ideologi
makanan untuk bayi. Pengetahuan budaya lokal ini dapat disebut penghambat bagi praktik pemberian ASI eksklusif. Pengetahuan yang
rendah tentang ASI eksklusif dikarenakan tidak memperoleh penyuluhan intensif saat pemeriksaan kehamilan tentang manfaat dan tujuan pemberian
ASI eksklusif. Contohnya dalam fenomena yang ada, masih terdapat ibu yang memberi makanan tambahan seperti buah-buahan pada saat bayi masih
berumur 0-6 bulan. Hal tersebut sudah melenceng dari pengertian ASI eksklusif yakni pemberian ASI tanpa makanan tambahan selama 6 bulan.
2 Asupan gizi yang cukup sesuai dengan kebutuhan ibu.
Asupan gizi yang cukup diperlukan untuk ibu yang sedang menyusui untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi pada ibu. Unsur gizi dalam 1 liter ASI
setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang setara dengan jumlah kalori yang
diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan tambahan disamping untuk keperluan dirinya
sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur Proverawati, 2010.
3 Status ibu bekerja
Menurut hasil penelitian Saleh 2011, kesulitan dalam menyeimbangkan antara pekerjaan dan pemberian ASI menjadi alasan utama ibu bekerja
untuk berhenti memberikan ASI pada bayinya. Subyek yang memperoleh nafkah dengan bekerja di luar rumah sulit untuk tetap dapat menyusui
anaknya, apalagi kalau tempat tinggal berjauhan dengan tempat bekerja. 4
Tingkat pendapatan
Menurut hasil penelitian Amal Saleh 2011 menunjukkan bahwa tingkat pendapatan mempunyai hubungan yang nyata dengan pemberian ASI
eksklusif. Didapatkan subyek yang mempunyai penghasilan rendah cenderung untuk memberikan Makanan Pendamping ASI MP-ASI lebih
dini, karena tidak mampu membeli susu. Sedangkan subyek yang mempunyai penghasilan lebih tinggi cenderung untuk memberikan makanan
dan susu formula lebih besar. Hal tersebut didukung dengan ekonomi yang cukup dan beranggapan bahwa susu formula merupakan pilihan terbaik
ketika anak ditinggal bekerja.