2. Siswa – Siswa Sekolah Polisi Negara (SPN) Sampali Medan 1984 – 1998

21

3. 2. Siswa – Siswa

Peserta didik merupakan suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, peserta didik dapat ditinjau dari berbagai pendekatan antara lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis, dan pendekatan pedagogisedukatif. 14 Penerimaan siswa – siswa calon polisi di Indonesia diatur oleh Kepolisian Republik Indonesia sesuai dengan permintaan – permintaan setiap sektor di kepolisian seperti Unit Satuan Polisi Lalu lintas Satlantas , Unit Reserse dan Kriminal, Unit Polisi Air dan Udara Polairud , Unit Sabhara, dll. Kebutuhan personil dari setiap unit diatas, merupakan faktor penentu kuota atau jumlah – jumlah penerimaan siswa – siswa bintara di seluruh Indonesia termasuk pendidikan polisi yang ada di Sumatera Utara yaitu SPN Sampali Medan. Apabila tahun ini sedikit yang dibutuhkan anggota – anggota polisi maka akan sedikitlah jumlah penerimaan calon – calon polisi, sebaliknya apabila banyak yang dibutuhkan anggota – anggota kepolisian, maka banyak juga penerimaan siswa – siswa didik yang akan ditrima. Tabel dibawah ini akan menggambarkan jumlah siswa – siswa SPN Sampali periode 1984 – 1998. 14 Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hal. 7. 22 TABEL JUMLAH PESERTA DIDIK SPN SAMPALI MEDAN 1984 – 1998 No. Tahun Pendidikan Jumlah Siswa Didik 1. Tahun 1984 110 Siswa 2. Tahun 1985 112 Siswa 3. Tahun 1986 127 Siswa 4. Tahun 1987 157 Siswa 5. Tahun 1988 166 Siswa 6. Tahun 1989 175 Siswa 7. Tahun 1990 198 Siswa 8. Tahun 1991 298 Siswa 15 9. Tahun 1992 270 Siswa 10. Tahun 1993 291 Siswa 11. Tahun 1994 292 Siswa 12. Tahun 1995 310 Siswa 13. Tahun 1996 305 Siswa 14. Tahun 1997 320 Siswa 15. Tahun 1998 407 Siswa 16 Sumber: Data SPN Sampali Tahun 2002 15 Terjadi Peningkatan Jumlah peserta didik dikarenakan bertambahnya fasilitas dan daya tampung dalam SPN Sampali.Hasil Wawancara dengan Bapak Kompol.Rommel Nainggolan Tanggal 22 Juli 2014. 16 Terjadi Lonjakan permintaan akan jumlah personil Polri dari SPN Sampali akibat banyak angka pensiun dan persiapan Polri memisahkan diri dari TNI. Hasil Wawancara dengan Bapak Kompol.Rommel Nainggolan Tanggal 22 Juli 2014. 23 Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa terjadi sejumlah peningkatan dan penurunan jumlah siswa didik di SPN Sampali. Banyaknya dinamika selama periode tersebut berpengaruh terhadap jumlah lulusan dan penerimaannya. Hal ini dapat dilihat sejak tahun 1991, terjadi peningkatan penerimaan dikarenakan telah selesainya penambahan fasilitas dan daya tampung di SPN Sampali. Pada tahun 1998 seiring dengan rencana pemerintah untuk memisahkan TNI dengan Polri maka kebijakan Polri pada saat itu adalah dengan melakukan rekrutmen besar – besaran disetiap SPN termasuk SPN Sampali Medan. Hal ini juga diperkuat dengan banyaknya jumlah personil Polri yang akan memasuki masa pensiunnya. 3 . 3. Sistem Pendidikan KebijakanKepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Penyelenggaraan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesiamenyebutkan : A. Bahwa dalam rangka pencapaian Grand Strategy Kepolisian Negara Republik Indonesia dan upaya mendukung program akselerasi transformasi menuju Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mandiri, profesional dan dipercaya serta guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan personel Kepolisian Negara Republik Indonesia, diperlukan adanya pelatihan; B. Bahwa untuk mencapai kemampuan dan keterampilan personel Kepolisian Negara Republik Indonesia yang optimal, diperlukan pedoman penyelenggaraan 24 pelatihan internal Kepolisian Negara Republik Indonesia danatau kerja sama dengan instansi lain baik dalam negeri maupun luar negeri; C. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Penyelenggaraan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanandan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. 2. Kesatuan adalah satuan kerja baik di tingkat pusat maupun di tingkat kewilayahan sebagai penyelengara pelatihan. 3. Satuan Kerja yang selanjutnya disingkat Satker adalah instansi atau dinasbadan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan yang mendapat alokasi anggaran DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan dengan DIPA. 4. Pelatihan adalah suatu upaya atau proses, cara perbuatan, kegiatan untuk memberikan, memelihara, meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek agar mahir atau terbiasa untuk melakukan sesuatu tugas atau pekerjaan. 25 5. Peserta pelatihan adalah pegawai negeri pada Polri,instansi lain dan masyarakat umum pengemban tugas fungsi kepolisian yang memperoleh pengetahuan secara teknis dan taktis dalam memelihara dan meningkatkan kemampuan serta keterampilan dengan persyaratan yang telah ditetapkan. 6. Direktif pelatihan adalah kebijakan pelatihan yang dikeluarkan oleh Kapolri dan Kapolda yang berisikan petunjuk umum tentang penyelenggaraan suatu pelatihan. 7. Rencana Garis Besar yang selanjutnya disebut RGB adalah suatu produk perencanaan pelatihan secara garis besar yang memuat tujuan, sasaran, materi dan anggaran pelatihan. 8. Rencana Pelatihan yang selanjutnya disebut Renlat adalah suatu produk tertulis yang memuat atau berisikan rincian kegiatan pelatihan yang disusun oleh kesatuan tingkat pusat, kewilayahan dan fungsi. 9. Pengendalian Pelatihan adalah upaya kegiatan untuk memelihara arahgerak dinamika pelaksanaan pelatihan dalam rangka pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. 10. Manajemen Pelatihan adalah proses penggunaan sumberdaya yang tersedia meliputi manusia,alat peralatan, piranti lunak pendukung dan dukungan anggaran, secara efektif dan efisien melalui kegiatan perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. 11. Pelatihan bersama adalah kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh Polri bersama instansi di luar Polri baik di dalam maupundi luar negeri dalam rangka mencapai kompetensi tertentu yang ditetapkanbersama. 26 12. Pelatihan rutin adalah pelatihan yang diselenggarakan sepanjang tahun dalam rangka mencapai target kompetensi yang diharapkan. 13. Pelatihan khusus adalah pelatihan yang diselenggarakan dalam rangka memberikan kemampuan khusus kepada perorangan, fungsi dan kesatuan guna mengantisipasi situasi dan sasaran yang spesifik. 14. Pelatihan perorangan adalah kegiatan pelatihan untuk membentuk kemampuan dan keterampilan perorangan yang harus dimiliki oleh setiap anggota Polri. 15. Pelatihan fungsi adalah pelatihan yang dilaksanakanuntuk memelihara dan meningkatkan kemampuan fungsi sesuai dengan bidang tugasnya. 16. Pelatihan kesatuan adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh antar fungsi dalam organisasi Polri baik di tingkat Pusat maupunkewilayahan. 17. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan tertentu. 18. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturanmengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pelatihan di lingkungan Polri. 19. Rangka Pelajaran Pokok yang selanjutnya disingkat RPP adalah kumpulan mata pelajaranpelatihan yang di latihkan untuk memenuhistandar kompetensi lulusan. 20. Silabus adalah penjabaran atau uraian materi pelajaran yang tercantum dalam RPP untuk mewujudkan kompetensi yang dirumuskan dalam tujuan pelatihan dan standar kompetensi lulusan. 27 21. Bahan Ajarlatih yang selanjutnya disebut HanjarLatih adalah materi pengetahuan danatau keterampilan yang dipilih dan disusun untuk pemberian pengalaman belajar dalam rangka pencapaian tujuan kompetensi tertentu. 22. Naskah Gadikinstruktur adalah materi pengetahuan danatau keterampilan yang disusun dan ditandatangani oleh gadikinstruktur untuk pemberian pengalaman belajar dalam rangka pencapaian tujuan kompetensi tertentu. 23. Naskah Sekolah Sementara adalah materi pengetahuan danatau keterampilan yang berasal dari naskah gadikinstruktur yang disempurnakan oleh tim pokja serta ditandatangani oleh Kalemdik setempat. 24. Naskah Sekolah adalah hasil peningkatan status dari naskah sekolah sementara melalui proses pengkajian oleh tim Pokja Lemdiklat Polri dan pembina fungsiinstansi terkait serta ditandatangani oleh Kalemdiklat Polri. 25. Alat instruksi selanjutnya disingkat Alins adalah alat atau benda yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk memperlancar peserta pelatihan agar lebih mudah dalam menerima dan memahami materipelajaran, sehingga memiliki kompetensi yang diharapkan. 26. Alat penolong instruksi selanjutnya disingkat Alongins adalah alat atau benda yang digunakan untuk membantu atau menolong penggunaan alins. 27. Sertifikat pelatihan adalah surat atau keterangan berupa pernyataan tertulis atau tercetak yang dikeluarkan oleh penyelenggara pelatihan sebagai lembaga yang berwenang, yang dapat digunakan sebagai bukti dari suatu kegiatan secara otentik. 28 28. Pengamanan pelatihan adalah usaha kegiatan dan pekerjaan yang dilaksanakan secara terencana dan terarah dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif agar pelatihan dapat berjalan aman dan lancar. 29. Desain pelatihan adalah persiapan mengajar yang harus dibuatdisiapkan oleh pelatih tim setiap akan mengajar sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai. Prinsip-prinsip dalam penyelenggaraan pelatihan ini meliputi: a. legalitas, yaitu pelatihan yang dilaksanakan mempunyai dasarhukum dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum; b. akuntabilitas yaitu setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan pelatihan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan; c. transparansi, yaitu segala upaya dan tindakan harus dilaksanakansecara jelas dan terbuka; d. humanis, yaitu pelatihan yang dilakukan senantiasa memperhatikan aspek penghormatan, perlindungan dan menjunjung tinggi hak asasi manusia; e. bertingkat, yaitu penyelenggaraan pelatihan dilakukan sesuai tingkatan kompetensi guna mendapatkan kualitas hasil yang maksimal; f. bertahap, yaitu penyelenggaraan pelatihan dengan memperhatikan tahapan yang telah ditentukan guna dapat terukur; dan g. berlanjut yaitu penyelenggaraan pelatihan dilakukan secara terus menerus guna mencapai profesionalisme yang lebih tinggi atau sebanding dari kebutuhan pelayanan yang dibutuhkan. 29 Jenis Pelatihan 1. Pelatihan perorangan Pelatihan perorangan bertujuan untuk membentuk, memelihara serta meningkatkan kemampuan dan keterampilan perorangan. Pelatihan perorangan terdiri dari: a. Tingkat Dasar Pelatihan perorangan dasar bertujuan untuk membentuk, memelihara kemampuan danketerampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap anggota Polri. b. Tingkat Lanjutan Pelatihan perorangan lanjutan merupakan pelatihan untuk memelihara, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan dasar perorangan yang telah dimiliki sesuai dengan fungsi yang diembannya. 2. Pelatihan Khusus bertujuan untuk membentuk, memelihara dan meningkatkan kemampuan antar fungsi di tingkat kesatuan pusat maupun wilayah, sesuai dengan bidang tugasnya. Pelatihan kesatuan terdiri dari: a. Dasar Pelatihan kesatuan dasar bertujuan untuk membentuk, memelihara kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap kesatuan Polri. 30 b. Lanjutan Pelatihan kesatuan lanjutan merupakan pelatihan untuk memelihara, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan kesatuan yang telah dimiliki. 3. Pelatihan fungsi. Merupakan pelatihan yang diselenggarakan oleh masing-masing fungsi pada tingkat pusat maupun wilayah sesuai kebutuhan. Pelatihan fungsi terdiri dari 2 yaitu: a. Operasional Kepolisian. Pelatihan fungsi operasional Kepolisian merupakan pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan operasional Kepolisian, yaitu fungsi: • Intelijen dan keamanan intelkam; • reserse kriminal; • samapta; • lalu lintas; • bimbingan masyarakat bimmas; dan • narkoba. b. Pembinaan Kepolisian Pelatihan fungsi pembinaan Kepolisian merupakan pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan bidang pembinaan kepolisian, antara lain: • personel • logistik 31 • keuangan 17 Manusia Indonesia seutuhnya yang diiedealisasikan menjadi titik puncak capaian tujuan pendidikan nasional sebagai proses kemanusiaan dan pemanusiaan sejati masih terus menjadi dambaan kita, ketika sosok yang sesungguhnya belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan era pasar bebas terus menerpa secara keras. Disinilah kita harus menerima secara taat asas bahwa pembangunan manusia Indonesia seutuhnya melalui pendidikan dan pelatihan dengan beragam jenis, jenjang sifat, dan bentuknya sebagai sebuah proses yang tidak pernah akan selesai. 18 Pendidikan akademik merupakan salah satu agenda dalam proses belajar mengajar di SPN Sampali Medan tersebut diluar latihan fisik. Sama seperti sekolah- sekolah umum di Indonesia , para siswa – siswa didik tersebut mendapat pengajaran berupa teori yang diajarkan di dalam sebuah kelas. Pada tahun awal berdiri sampai dengan tahun 1998, para calon- calon polisi yang pendidikan di SPN Sampali Medan harus mengikuti proses pembentukan menjadi polisi selama 11 bulan atau dikenal dengan formasi 5-5-1. Dimana para calon- calon polisi ini menjalani 5 bulan pendidikan di SPN Sampali Medan , 5 bulan magang, dan 1 bulan pembentukan. Didalam 5 bulan pendidikan pertama, calon- calon bintara tersebut dibekali dengan ilmu- ilmu khusus kepolisian, baik itu pembekalan secara teori maupun pembekalan secara fisik. Hal ini tentu efektif dalam 17 Sejarah singkat SPN Sampali Medan, tahun 2012. 18 Sudarwan Danim, Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan, Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2003, hal. 1. 32 pembekalan calon- calon polisi, karena sudah dianggap cukup selama 5 bulan dalam pemberian materi- materi khusus kepolisian kepada siswa- siswa bintara yang sedang melaksanakan pendidikan tersebut. 19 Didalam melaksanakan pendidikan selama 5 bulan, teknis dalam pemberian materi- materi pelajaran tentang kepolisian juga memerlukan yang namanya metode pembelajaran yang fungsinya agar proses belajar mengajar di SPN Sampali tersebut terstruktur dan berjalan dengan baik, sehingga siswa- siswa bintara ini lebih mudah dalam mencerna materi pelajaran yang disampaikan oleh tenaga pendidik mereka. Metode- metode pembelajaran selama 5 bulan adalah sebagai berikut : 1. Metode Ceramah Adalah cara penyajian materi pelajaran yang dilakukan tenaga pendidik dengan penuturan atau penjelasaan lisan secara langsung terhadap peserta didik. 2. Metode Tanya Jawab Adalah cara penyajian materi pelajaran dalam pertanyaan yang dijawab, terytama dari tenaga pendidik kepada peserta didik, tetapi dapat pula dari peserta didik. 3. Metode Tutorial Adalah metode penyajian materi pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan proses belajar mengajar. 19 Hasil wawancara dengan AKBP. Siti Aminah tanggal 1 september 2014. 33 4. Metode Diskusi Adalah cara penyajian materi pelajaran, dimana peserta didik diharapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan yang bersifat problematic untuk dibahas dipecahkan bersama. 5. Metode Penugasan Adalah cara penyajian materi pelajaran, dimana tenaga pendidik memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar serta mempertanggung jawabkan pekerjaan yag dihasilkan berupa tugas mengerjakan soal, meringkas bacaan, atau mengamati. 6. Metode Demonstrasi Adalah cara penyajian materi pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan yang sering diserta dengan penjelasan lisan. 7. Metode Pemecahan Masalah Adalah cara penyajian materi pelajaran dengan peserta didik dihadapkan pada satu permasalahan untuk dipecahkan atau ditemukan penyelesaiannya dan mengembangkan kemampuan memecahkan masalah- masalah sosial dengan cara berfikir logis. 34 8. Metode Latihan atau driil Adalah cara penyajian materi atau memelihara, kebiasaan- kebiasaan yang baik dan dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketetapan, kesempatan, dan keterampilan. 9. Metode Simulasi Adalah cara penyajian materi pembelajaran dengan cara pendidik menyiapkan scenario, dengan tujuan untuk memberikan pengalaman belajar menyerupai yang sebenarnya. Diatas merupakan metode- metode pembelajaran SPN Sampali Medan yang merupakan sebuah proses dalam pembentukan pola pikir dan teknis dalam materi khusus polisi. Proses pembekalan siswa- siswa bintara tidak terlepas dengn materi- materi pelajaran mereka. Dimana materi- materi inilah yang membangun pola pikir serta pembentukan siswa- siswa bintara SPN Sampali Medan. Materi- materi wajib dalam proses belajar- mengajar seperti pendidikan karakter kebhayangkaraan adalah salah satu materi pelajaran mereka, para siswa- siswa didik tersebut diberikan materi yang berkenaan dengan fungsi seorang polisi sebagai penegak hukum di tengah- tengah masyarakat. Materi ini lebih banyak dilaksanakan dilapangan, dengan tujuan agar siswa- siswa bintara lebih terlatih dalam melaksanakan tugasnya nanti kalau sudah selesai dari pendidikan di SPN Sampali tersebut. 20 20 Hasil wawancara dengan Kompol. Rommel Nainggolan 14 agustus 2014. 35 Selain materi pembentukkan karakter kebhayangkaraan , para siswa- siswa ini tidak lepas juga dengan yang namanya pelajaran agama. Pelajaran ini merupakan salah satu pelajaran yang tidak boleh ditinggalkan karena sangat mempengaruhi hati nurani mereka dalam melaksanakan tugasnya dilapangan nanti serta memperdalam ilmu keagamaan mereka masing- masing. Seperti hari jumat, siswa- siswa didik yang beragama Muslim di wajibkan untuk shalat di mesjid yang berada di lingkungan SPN Sampali dan yang Bergama Nasrani diwajibkan untuk melaksanakan kebaktian di gereja yang sudah disediakan di SPN Sampali Medan tersebut. 21 Materi pendidikan sejarah pun harus mereka kuasai, terutama sejarah juang Polri. Disini terdapat sisipan- sisipan perjalanan Polri dari awal terbentuknya, agar mereka tahu bagaimana dulu peranan polisi dan dapat menjadi sebuah acuan mereka dalam melaksanakan tugas dan cinta akan peran mereka sebagai penegak hukum di tengah- tengah masyarakat. Pendidikan dan budaya pun harus mereka tahu. 22 Namun ada satu hal yang harus mereka kuasai dalam melaksanakan pendidikan polisi di SPN yaitu teknik atau cara menembak. Tidak sedikit dari polisi- polisi yang sudah bertugas mengambil kepelatihan lagi dalam menembak. Karena senjata mereka dalam melaksanakan tugas adalah pistol. Pistol merupakan senjata api yang digunakan polisi apabila dalam melaksanakan tugasnya nanti. Dalam menggunakan senjata api harus memiliki kemampuan tersendiri dalam memakainya. Tidak mudah dalam melakukan tembakan yang tepat sasaran. pelajaran ini menjadi pelatihan yang sangat penting. 21 Hasil wawancara dengan Akbp. Siti Aminah 9 september 2014. 22 Hasil wawancara dengan Aiptu. Marzuki 24 september 2014. 36 Dalam melahirkan calon- calon polisi yang handal dan berkarakter dibutuhkan juga tenaga pendidik yang berkarakter juga. Tenaga- tenaga pendidik tersebut dipilih dan diseleksi oleh Polda dan akan disesuaikan ia akan mengajar apa oleh koordinator tenaga pendidik koorgadik SPN sesuai dengan keahliannya masing- masing. Bagi tenaga pendidik yang mahir dalam menembak maka ia akan menjadi pelatih menembak di SPN, kalau tenaga pendidiknya mahir dalam bela diri maka akan dijadikan sebagai pendidik karate. Perpanjangan dan pemberhentian dalam mengajar diatur oleh koorgadik tersebut. Koorgadik selalu mengawas dan memperhatikan setiap perkembangan seluruh tenaga- tenaga pendidik dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. 23 3 . 4. Kurikulum Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, danatau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang 24 . Didalam sebuah pendidikan haruslah memilki yang namanya kurikulum. Kurikulum adalah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. 25 23 Hasil wawancara dengan AKBP. Siti Aminah 9 september 2014. Usaha sadar disini dimaksudkan adalah bahwa pendidikan diselenggarakan berdasarkan rencana yang matang, mantap, jelas, lengkap, menyeluruh, berdasarkan pemikiran yang rasional dan objektif. Fungsi 24 UU Pendidikan R. I Tahun 1989, Bab 1, Pasal 1. 25 Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hal. 16. 37 pendidikan adalah menyiapkan peserta didik dalam mengemban tugas dikemudian hari. Tujuan Kurikulum adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu program studi, bidang studi, dan suatu mata ajaran yang disusun berdasarkan tujuan institusional. Perumusan tujuan kurikulum berpedoman pada kategorisasi tujuan pendidikan taksonomi tujuan, yang dikaitkan dengan bidang studi bersangkutan. Tujuan institusional adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu lembaga pendidikan atau satuan pendidikan tertentu. Tujuan institusional terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menunjuk kepada pengembangan warga negara yang baik. Tujuan khusus meliputi pengembangan aspek – aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. 26 26 Ibid, hal. 6. Dalam hal ini SPN Sampali Medan berdasarkan Kurikulum 1985 – 1991 bertujuan untuk membentuk Brigadir Polri sebagai insan Bhayangkara yang memiliki sikap perilaku, pengetahuan, keterampilan, tugas umum kepolisian dan keterampilan pengendalian massa. Dengan materi – materi pelajaran seperti pengetahuan secara umum tentang prinsip – prinsip dasar HAM, pelaksanaan tugas kepolisian ditengah – tengah masyarakat, dan teknis pengendalian masa. Didalam pelaksanaan kurikulum tersebut, siswa – siswa dituntut untuk memiliki sikap perilaku. Pengetahuan, keterampilan tugas umum Kepolisian dan keterampilan pengendalian massa, didukung dengan kondisi fisik yang samapta untuk melaksanakan tugas sebagai pemelihara kamtibnas, penegak hukum nyang 38 professional dalam melaksanakan tugasnya nanti. Kurikulum tersebut dilandaskan dengan kompetensi – kompetensi sebagai berikut : 1.Kompetensi Umum 1. Pendidikan Karakter Kebhayangkaraan 2. Kerukunan Hidup Umat Beragama 3. Kode Etik Profesi Polri 4. Inter Personal Skill 5. Tata Krama dan Etika 6. Sejarah Juang Polri 7. Antropologi Budaya 8. Komunikasi Sosial 9. Pelayanan Prima 2.Kompetensi Utama 1. Pengantar FT. Sabhara 2. Negosiasi 3. Bantuan SAR dan Penanggulangan Bencana 4. Fungsi Teknis Lalu Lintas 5. Fungsi Teknis Binmas 6. Fungsi Teknis Serse 7. Fungsi Teknis Intel 8. Beladiri Polri Tarung Derajat 9. HAM dan Gender 10. Persenjataan dan Menembak 11. Ketangkasa LapanganPerorangan 39 3.Kompetensi Khusus 1. Pelayanan Perempuan dan Anak 2. Penanganan Massa 3. Komunikasi Elektronika 4. Organisasi Polri Sedangkan pada periode 1992 – 1998 tujuan kurikulum SPN Sampali, lebih melengkapi dari kurikulum sebelumnya dengan didukung kondisi fisik yang samapta untuk melaksanakan tugas sebagai pemelihara kamtibmas, penegak hukum, pelindung, pengayom , dan pelayan masyarakat yang professional, bermoral, modern, unggul, humanis, empati, dan dipercayai masyarakat. 27 Kompetensi umum yang hendak dicapai oleh setiap peserta didik di SPN Sampali Medan pada masa pendidikan dari tahun 1992 - 1998 adalah memiliki sikap mental dan perilaku insan bhayangkara sesuai dengan etika profesi dan jati diri Polri, memiliki pengetahuan psikologi massa dalam melaksanakan tugas, mampu bekerjasama , memiliki jiwa kejuangan dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya. Dengan berdasarkan tujuan dari kurikulum diatas, siswa didik mendapatkan pengajaran seperti pengajaran tentang pendidikan karakter kebhayangkaraan, kode etik profesi polri, komunikasi sosial, dan pelayanan prima. Adapun kompetensi yang hendak dicapai, sebagai berikut : 27 Hasil wawancara dengan Aiptu. Kammaluddin tanggal 18 agustus 2014. 40 1.Kompetensi Umum 1. Kode Etik Polri 2. Perdaspol 2.Kompetensi Utama 1. Kepemimpinan 2. Dasar – dasar Manajemen 3. Manajemen Fungsi Pembinaan 4. Manajemen Fungsi Operasional 5. KUHAP 6. KUHP 7. Kapita Selekta Perundang – undangan 3.Kompetensi Khusus 1. Pelayanan Prima 3 . 4. Struktur Organisasi SPN Sampali Medan merupakan instansi pendidikan yang fungsinya mendidik siswa – siswa calon polisi dengan cara memberi pengajaran berupa pelatihan jasmani dan akademik yang diatur oleh lembaga pendidikan polisi Lemdikpol. SPN Sampali Medan sejak pertama berdiri sampai sekarang sudah mengalami yang namanya perkembangan baik didalam struktur peorganisasiannya maupun sistem belajar mengajar mereka dan juga perkembangan di bagunan – bangunan yang bertambah dari tahun ke tahun. Perkembangannya ini tidak terlepas dari para orang – orang yang mengurus serta kinerja mereka semua. Setiap instansi 41 seperti sekolah sudah pasti memiliki susunan pengurus atau struktur organisasi yang memiliki tugas masing – masing yang bekerja sesuai dengan fungsinya masing – masing. Seperti instansi – instansi lain, SPN Sampali Medan juga diurus oleh orang – orang yang sudah ahli didalam pengurusan sesuai dengan peranannya masing – masing yang disebut dengan struktur organisasi. Budaya organisasi, sebagaimana pengertian budaya secara umum, merupakan cirri khas suatu organisasi yang tampak dari pola piker, norma-norma, dan perilaku khusus anggota-anggota organisasi. Karena merupakan ciri khas, budaya suatu organisasi bisa membedakan organisasi satu dengan organisasi lainnya. Bahkan budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu organisasi. 28 Setiap kepala – kepala bagian memegang peranan penting dalam terlaksananya sistem belajar – mengajar di SPN Sampali Medan. Didalam menjabat sebagai kepala sekolah di SPN Sampali Medan, mereka dibantu oleh staf – staf atau pegawai yang sudah disusun sendiri oleh kepala sekolah yang sedang menjabat di SPN Sampali Medan. Setiap koordinator atau kepala bagian yang menjabat salah satu bidang bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya masing – masing. lihat lampiran 2 Struktur organisasi inilah yang mengurus setiap hari bagaimana agar sistem belajar – mengajar di SPN Sampali berjalan dengan lancar sesuai dengan agenda yang telah ditetapkan oleh Polda dan Lemdikpol. 28 Suwarni, Perilaku Polisi, Bandung : Penerbit Nusa Media 2009, hal. 21 42 Jabatan tertinggi dipegang oleh kepala sekolah yang disingkat KA SPN Sampali. Kepala sekolah SPN Sampali ini adalah sebagai jabatan tertinggi yang mengakomodir jalannya sistem pendidikan tersebut. Didalam melaksanakan tugasnya, kepala sekolah dibantu langsung oleh Sekretariat Lembaga yang disingkat Set Lem. Set Lem ini dipimpin oleh sekretaris lembaga SESLEM perwira berpangkat AKBP yang merupakan unsur pembantu pimpinan dan pelayanan staf yang memiliki tugas untuk menyelenggarakan penyusunan termasuk pengendalian evaluasi kerja perencanaan program kerja dan anggaran , urusan administrasi personel dan logistic, serta urusan dalam yang meliputi pelayanan kesehatan, pelayanan markas, dan manase. Didalam melaksanakan tugasnya, sekretaris lembaga SESLEM ini dibantu oleh : lihat lampiran 3 1. Urusan Administrasi Urmin 2. Urusan Perencanaan Urren 3. Urusan Tata Usaha Urtu 4. Urusan Dalam Urdal

5. Unit Provos

43 Urusan Administrasi Urusan Administrasi disingkat Urmin dipimpin oleh seorang Kepala Urmin KAURMIN yang merupakan pembantu SESLEM dalam hal pelayanan staf, urusan administrasi personel dan logistik. Kepala urusan dalam tersebut bekerja sama dengan sekretaris lembaga sebagai koordinatornya dalam melaksanakan tugas. Didalam melaksanakan tugasnya, kepala urusan administrasi KAURMIN ini dibantu juga dengan beberapa sub pembantu – pembantu lain seperti : lihat lampiran 4 1. Paurmin Pers Paurmin Pers ini adalah perwira urusan administrasi personil yang memiliki tugas dan tanggungjawab dalam member bimbingan teknis atas pelaksanaan fungsi administrasi personil dilingkungan SPN. Paurmin Pers juga membantu dalam pelaksanaan penerimaan personil dan seleksi masuk pendidikan beserta administarsi, melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data atau informasi 3. Paur Log Paur Log adalah perwira urusan logistik yang memiliki tugas melaksanakan perencanaan kebutuhan dalam lingkungan SPN, serta melaksanakan pemeliharaan materil yang ada di SPN. 44 Urusan Perencanaan Urusan perencanaan disingkat Urren yang dipimpin oleh kepala urusan dalam KAURREN yang dijabat oleh seorang perwira berpangkat AKP, merupakan pembantu Sekretaris Lembaga SESLEM yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan dalam hal pengendalian dan analisa evaluasi pelaksanaan program kerja perencanaan dan pelaksanaan anggaran. Didalam melaksanakan tugasnya, KAURREN dibantu oleh :lihat lampiran 5 1. Paur Urren Paur Urren ialah pembantu urusan perencanaan yang dipimpin oleh seorang yang berpangkat setara dengan perwira, yang memiliki tugas membantu Kaurren dalam melaksanakan pengumpulan bahan- bahan dalam perencanaan dan pelaksanaan anggran, menertibkan administrasi yang berkaitan dengan tugas – tugas Urren, serta mengarsipkan administrasi yang berhubungaan dengan tugas – tugas urren. 2. Paur Analisa dan Evaluasi Anev Paur Anev ialah pembantu urusan perencanaan dalam bidang analisa dan evaluasi sistem yang berjalan di SPN Sampali dengan dipimpin oleh polisi yang berpangkat setara dengan perwira. Disini dilakukan analisa dan evaluasi bagi sistem pelajaran dan pengajar yang ada di SPN Sampali yang setelah itu akan diserahkan kepada kepada KAURREN untuk segera menimbang bagaimana selanjutnya untuk dilaksanakan. 45

3. Urusan Dalam

Dokumen yang terkait

Higiene dan Sanitasi Penyelenggaraan Makanan di Instalasi Gizi Sekolah Polisi Negara (SPN) Sampali Polda Sumatera Utara Tahun 2004

0 55 83

Hubungan Rasio Lingkar Leher-Lingkar Pinggang Terhadap Tekanan Darah pada Anggota Kepolisian di Sekolah Polisi Negara Sampali

7 84 66

Perkembangan Sekolah Luar Biasa-E Negeri Pembina Tingkat Propinsi Di Medan (1984-1999)

2 41 83

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMAMPUAN DASAR MEKANIKA DENGAN KETERAMPILAN MENEMBAK SISWA DIKTUK BA POLRI T.A.2006 DI SPN SAMPALI MEDAN.

0 1 35

POLA PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH POLISI NEGARA (SPN) SAMPALI MEDAN.

0 4 22

SEKOLAH POLISI NEGARA(SPN) PADANG BESI 1961-2002.

0 0 9

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMAMPUAN DASAR MEKANIKA DENGAN KETERAMPILAN MENEMBAK SISWA DIKTUK BA POLRI T.A.2006 DI SPN SAMPALI MEDAN - Digital Repository Universitas Negeri Medan

0 0 2

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMAMPUAN DASAR MEKANIKA DENGAN KETERAMPILAN MENEMBAK SISWA DIKTUK BA POLRI T.A.2006 DI SPN SAMPALI MEDAN - Digital Repository Universitas Negeri Medan

0 0 6

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMAMPUAN DASAR MEKANIKA DENGAN KETERAMPILAN MENEMBAK SISWA DIKTUK BA POLRI T.A.2006 DI SPN SAMPALI MEDAN - Digital Repository Universitas Negeri Medan

0 0 13

HUBUNGAN STRES DENGAN HIPERTENSI ANGGOTA POLRI DI SEKOLAH POLISI NEGARA SELOPAMIORO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Stres dengan Hipertensi Anggota Polri di Sekolah Polisi Negara Selopamioro Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 18