Penggunaan media video untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD Negeri Puren.

(1)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 1 SD N PUREN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh:

Odilla Ajeng Estiningtyas 111134037

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan berbicara siswa karena minimnya media pembelajaran dalam kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penerapan penggunaan video untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar, (2) peningkatan keterampilan berbicara, dan (3) peningkatan hasil belajar siswa kels 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang berlangsung selama 2 siklus dan tiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subjeknya adalah siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswanya 34. Objek penelitian ini adalah keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa. Instrumen penelitian ini menggunakan observasi dan tes. Analisis data penelitian ini menggunakan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan video dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015. Skor keterampilan berbicara, dari kondisi awal indikator pengucapan 44,1%, siklus I 64,7%, siklus II menjadi 88,4%. Indikator jeda dari 41,2%, siklus I 61,8%, siklus II menjadi 82,4%. Indikator nada dari 52,9%, siklus I 61,8%, siklus II menjadi 85,3%. Indikator pilihan kata dari 29,4%, siklus I 61,8%, dan siklus II menjadi 85,3%. Indikator pembawaan dari kondisi awal 44,1%, siklus I 61,8%, dan siklus II menjadi 88,4%. Indikator pandangan mata dari kondisi awal 29,4%, siklus I 70,6%, siklus II menjadi 82,4%. Indikator mimik dari 17,6%, siklus I 64,7%, dan siklus II menjadi 82,4%. Indikator kelancaran dari 32,4%, siklus I 67,6%, dan siklus II menjadi 85,3%. Sementara hasil belajar siswa nilai rata-ratanya meningkat dari kondisi awal sebesar 64,9, naik di siklus I menjadi 76,47, dan di siklus II meningkat menjadi 81,18. Persentase siswa yang mencapai KKM juga meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 17,7%.


(2)

ABSTRACT

USING OF VIDEO AS A MEDIA IN INCREASING

THE SPEAKING SKILL AND THE STUDY RESULT OF STUDENTS IN FIRST GRADE OF SD N PUREN OF 2014/2015

By:

Odilla Ajeng Estiningtyas 111134037

The background of the research is based on the low of speaking skill of the students because of the limitation of the learning media in class. The objective of the research is: 1. Applying of the video using to increase speaking skill and study result, 2. The increasing of speaking skill, and 3. The increasing of study result of the first grade students of SD N Puren of 2014/2015.

The research is the class action research which was done for two cycles and each cycle consists of two meetings. The subject of this research was the first grade students of SD N Puren of 2014/2015 which was consisted of thirty four students. The object of the research is the speaking skill and the study result of the students.

The result of the research shows that the use of video is able to increase the speaking skill and the study result of the students of SD N Puren of 2014/2015 by scientific approach. For the speaking skill, based on the first condition of spelling indicator 44,1%, cycle I 64,7% increase to 88,4% in cycle II. Spacing indicator start from 41,2% at first moves to 61,8% in cycle I and increases to 82,4% in cycle II. Tone indicator was 52,9% at the first change into 61,8% in the first cycle and gained to 85,3% in second cycle. From the diction indicator which starts from 29,4%, changes into 61,8% in the cycle I and more into 88,4% in the cycle II. From the gesture indicator which was in 44,1% at first, increase to 61,8% and 88,4 in the second cycle. 29,4% for eye contact indicator at first moves to 70,6%in the first cycle and 82,4% in the second cycle. From the expression indicator which is was 17,6 in the beginning, in the cycle I it gained into 64,7% and 82,4% in cycle II. The fluency indicator shows it was only 32,4 at the beginning, increase to 67,6% in the first cycle and moves up to 85,3% in the second cycle. While the

average of the students’ study result was only 64,9% at first but increase in the

first cycle become 76,47% and 81,18% in the second cycle. The percentage of the students which passed the KKM also increase from the first cycle to the second cycle in 17,7%.


(3)

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN HASIL BELAJAR BAHASA

INDONESIA SISWA KELAS 1 SD NEGERI PUREN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Odilla Ajeng Estiningtyas 111134037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 1 SD N PUREN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Odilla Ajeng Estiningtyas 111134037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA


(5)

(6)

(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Tuhan Yesus, skripsi ini ku persembahkan untuk:

 Ibu Marciana Supriyanti yang sudah bahagia di surga dan selalu memimpikan terselesaikannya skripsi ini.

 Bapak Sb. Janget Tri Songko terhebat, yang selalu menjadi motivasi untuk terselesainya skripsi ini.

 Adik tercinta Patrisia Arum Puspaningtyas yang tidak lelah memberi semangat.

 Kakung Heri Sardiman dan Uti Magdalena Rusilah atas semua doanya.

 Semua penyemangat yang tak kenal lelah Mas Beni tersayang, Hani, Tian, Tiva, Ika, Mia, Rara, Tyas, Mario, Hera, Danang.

 Semua yang membantu saya dalam berproses di perkuliahan


(8)

MOTTO


(9)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 4 Agustus 2015 Yang Menyatakan,

Odilla Ajeng Estiningtyas NIM: 111134037


(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Odilla Ajeng Estiningtyas

Nomor Mahasiswa : 111134037

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah ini yang berjudul:

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 1 SD N PUREN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

beserta perangkat yang digunakan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 4 Agustus 2015 Yang Menyatakan,


(11)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 1 SD N PUREN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh:

Odilla Ajeng Estiningtyas 111134037

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan berbicara siswa karena minimnya media pembelajaran dalam kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penerapan penggunaan video untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar, (2) peningkatan keterampilan berbicara, dan (3) peningkatan hasil belajar siswa kels 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang berlangsung selama 2 siklus dan tiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subjeknya adalah siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswanya 34. Objek penelitian ini adalah keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa. Instrumen penelitian ini menggunakan observasi dan tes. Analisis data penelitian ini menggunakan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan video dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015. Skor keterampilan berbicara, dari kondisi awal indikator pengucapan 44,1%, siklus I 64,7%, siklus II menjadi 88,4%. Indikator jeda dari 41,2%, siklus I 61,8%, siklus II menjadi 82,4%. Indikator nada dari 52,9%, siklus I 61,8%, siklus II menjadi 85,3%. Indikator pilihan kata dari 29,4%, siklus I 61,8%, dan siklus II menjadi 85,3%. Indikator pembawaan dari kondisi awal 44,1%, siklus I 61,8%, dan siklus II menjadi 88,4%. Indikator pandangan mata dari kondisi awal 29,4%, siklus I 70,6%, siklus II menjadi 82,4%. Indikator mimik dari 17,6%, siklus I 64,7%, dan siklus II menjadi 82,4%. Indikator kelancaran dari 32,4%, siklus I 67,6%, dan siklus II menjadi 85,3%. Sementara hasil belajar siswa nilai rata-ratanya meningkat dari kondisi awal sebesar 64,9, naik di siklus I menjadi 76,47, dan di siklus II meningkat menjadi 81,18. Persentase siswa yang mencapai KKM juga meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 17,7%.


(12)

ABSTRACT

USING OF VIDEO AS A MEDIA IN INCREASING

THE SPEAKING SKILL AND THE STUDY RESULT OF STUDENTS IN FIRST GRADE OF SD N PUREN OF 2014/2015

By:

Odilla Ajeng Estiningtyas 111134037

The background of the research is based on the low of speaking skill of the students because of the limitation of the learning media in class. The objective of the research is: 1. Applying of the video using to increase speaking skill and study result, 2. The increasing of speaking skill, and 3. The increasing of study result of the first grade students of SD N Puren of 2014/2015.

The research is the class action research which was done for two cycles and each cycle consists of two meetings. The subject of this research was the first grade students of SD N Puren of 2014/2015 which was consisted of thirty four students. The object of the research is the speaking skill and the study result of the students.

The result of the research shows that the use of video is able to increase the speaking skill and the study result of the students of SD N Puren of 2014/2015 by scientific approach. For the speaking skill, based on the first condition of spelling indicator 44,1%, cycle I 64,7% increase to 88,4% in cycle II. Spacing indicator start from 41,2% at first moves to 61,8% in cycle I and increases to 82,4% in cycle II. Tone indicator was 52,9% at the first change into 61,8% in the first cycle and gained to 85,3% in second cycle. From the diction indicator which starts from 29,4%, changes into 61,8% in the cycle I and more into 88,4% in the cycle II. From the gesture indicator which was in 44,1% at first, increase to 61,8% and 88,4 in the second cycle. 29,4% for eye contact indicator at first moves to 70,6%in the first cycle and 82,4% in the second cycle. From the expression indicator which is was 17,6 in the beginning, in the cycle I it gained into 64,7% and 82,4% in cycle II. The fluency indicator shows it was only 32,4 at the beginning, increase to 67,6% in the first cycle and moves up to 85,3% in the second cycle. While the

average of the students’ study result was only 64,9% at first but increase in the

first cycle become 76,47% and 81,18% in the second cycle. The percentage of the students which passed the KKM also increase from the first cycle to the second cycle in 17,7%.


(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis ucapkan karena berkat kasih dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Penggunaan Media Video Dalam Peningkatan Keterampilan Berbicara Dan Hasil Belajar Siswa Kelas 1 SD N Puren Tahun Pelajaran 2014/2015 yang diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari semua dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. dan Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. sebagai Ketua dan Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Drs. Y.B. Adimassana, M.A. sebagai dosen pembimbing I yang telah memberi dukungan dan bimbingan dari awal hingga akhir skripsi ini. 4. Maria Melani Ika S., S.Pd., M.Pd sebagai dosen pembimbing II yang

dengan sabar dan teliti membimbing skripsi ini dari awal sampai akhir. 5. Seluruh dosen dan staf karyawan Universitas Sanata Dharma.

6. Bapak Suyadi, S.Pd., seluruh staf guru, dan karyawan SD N Puren yang memperbolehkan dan membimbing selama penelitian.

7. Ibu Marciana Supriyanti yang sudah bahagia di surga yang selalu memberikan motivasi untuk penyelesaian skripsi ini, bahkan di akhir hidupnya.

8. Bapak Sbastianus Janget Tri Songko yang tidak pernah lelah berdoa dan berusaha yang terbaik untuk anak-anaknya.

9. Kakung Heri Sardiman dan Uti Magdalena Rusilah yang selalu memberi wejangan hidup.


(14)

10.Adik tersayang Patrisia Arum Puspaningtyas yang selalu memberi suntikan semangat agar skripsi ini cepat selesai.

11.Yang terkasih Mas Beni, Hani, Tian, Mia, Tiva, Ika, Rara, Gembul, Mario, Danang yang selalu ada saat dibutuhkan.

12.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang mendukung terselesaikannya skripsi ini.

Selain ucapan terima kasih yang tak terhingga, penulis juga menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua yang membacanya.

Yogyakarta, 4 Agustus 2015 Yang Menyatakan,

Odilla Ajeng Estiningtyas NIM 111134037


(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5


(16)

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

B. Penelitian yang Relevan ... 26

C. Kerangka berpikir ... 29

D. Hipotesis Tindakan ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Setting Penelitian ... 35

C. Rencana Tindakan ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data ... 46

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 47

F. Validitas dan Reliabilitas ... 53

G. Teknik Analisis Data ... 65

H. Indikator Keberhasilan ... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 73

A. Hasil Penelitian ... 73

B. Pembahasan ... 94

BAB V PENUTUP ... 100

A. Kesimpulan ... 100

B. Keterbatasan Penelitian ... 101

C. Saran ... 101


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kondisi Awal Keterampilan Berbicara Siswa ... 2

Tabel 3.1 Kisi-kisi Rubrik Keterampilan Berbicara ... 47

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 50

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 52

Tabel 3.4 Hasil Validasi Isi Silabus ... 55

Tabel 3.5 Hasil Validasi Isi RPP ... 56

Tabel 3.6 Hasil Validasi Isi Lembar Observasi Keterampilan Berbicara ... 57

Tabel 3.7 Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus I ... 59

Tabel 3.8 Hasil Validitas Soal Uraian Siklus I ... 60

Tabel 3.9 Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus II ... 61

Tabel 3.10 Hasil Validitas Soal Uraian Siklus II ... 62

Tabel 3.11 Interval Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 63

Tabel 3.12 Hasil Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Siklus I ... 63

Tabel 3.13 Hasil Reliabilitas Soal Uraian Siklus I ... 64

Tabel 3.14 Hasil Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Siklus II ... 64

Tabel 3.15 Hasil Reliabilitas Soal Uraian Siklus II ... 65

Tabel 3.16 Menghitung Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Faktor Kebahasaan ... 66


(18)

Tabel 3.17 Menghitung Nilai Keterampilan Berbicara Siswa

Faktor Non-Kebahasaan ... 68

Tabel 3.18 Indikator Keberhasilan Keterampilan Berbicara... 70

Tabel 3.19 Indikator Hasil Belajar ... 71

Tabel 4.1 Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Faktor Kebahasaan ... 74

Tabel 4.2 Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 75

Tabel 4.3 Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 76

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus I ... 79

Tabel 4.5 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 82

Tabel 4.6 Keterangan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 83

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus II ... 88

Tabel 4.8 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 90


(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Literatur Penelitian Terdahulu ... 28

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir... 31

Gambar 3.1 Siklus Model Kemmis & Mc Taggart ... 34

Gambar 4.1 Diagram Persentase Keterampilan Berbicara Siklus I ... 81


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... 106

Lampiran 2 RPP ... 127

Lampiran 3 Nilai Kondisi Awal Keterampilan Berbicara Siswa ... 176

Lampiran 4 Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I ... 180

Lampiran 5 Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II ... 184

Lampiran 6 Nilai Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 188

Lampiran 7 Nilai Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 189

Lampiran 8 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 190

Lampiran 9 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 192

Lampiran 10 Hasil Validasi Soal Siklus I ... 194

Lampiran 11 Hasil SPSS ... 196

Lampiran 12 Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I ... 200

Lampiran 13 Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II ... 204

Lampiran 14 Tabulasi Soal Siklus I ... 209

Lampiran 15 Tabulasi Soal Siklus II ... 211

Lampiran 16 Hasil Pekerjaan Siswa Siklus I ... 213


(21)

Lampiran 19 Dokumentasi Kegiatan ... 232

Lampiran 20 Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 234

Lampiran 21 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian ... 236


(22)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Berbicara adalah kebutuhan setiap orang. Dengan berbicara setiap individu lebih bisa berkomunikasi dengan sesamanya. Berbicara merupakan salah satu komponen dari berbahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bicara berarti berkata; bercakap; berbahasa. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perluasan (Tarigan. 1985:5). Seorang linguis

berpendapat bahwa “speaking is language” (Tarigan, 1985:3). Berbicara adalah sebuah bahasa yang sudah berkembang dari kehidupan manusia sejak anak-anak. Dalam berbicara, hal lain yang tidak kalah penting dan berhubungan erat dengan berbicara adalah menyimak. Berbicara dan menyimak sangat erat hubungannya dan tidak bisa dipisahkan. Kedua aspek tersebut dapat kita pelajari lebih lanjut dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di dunia pendidikan Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia sudah ada dan dikembangkan dari SD sampai dengan SMA. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia ini dinyatakan secara eksplisit dalam kurikulum 1975. Selanjutnya dalam kurikulum 1984 pengajaran Bahasa Indonesia dimantapkan lagi (Tarigan, 1985: 88). Pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi penting diajarkan terutama sejak usia sekolah dasar karena salah satu fungsi bahasa itu sendiri sebagai alat


(23)

pikiran (Suwarna, 2012: 1). Dalam berbahasa, tidak jarang seseorang mengalami kesalahan baik dalam berbahasa tulis (tertulis) dan lisan (langsung atau tidak tertulis). Secara garis besar, kesalahan yang terjadi dalam berbahasa adalah bagaimana cara menyampaikan dan apa yang akan disampaikan. Hal ini sering terjadi di dunia pendidikan, khususnya di sekolah dasar.

Dalam observasi pengajaran di kelas yang dilakukan peneliti di SD N Puren pada 17 Maret 2015, didapatkan hasil bahwa penggunaan bahasa Indonesia khususnya dalam hal berbicara masih kurang maksimal. Berikut merupakan hasil observasi keterampilan berbicara yang dilakukan peneliti:

Tabel 1.1 Kondisi awal keterampilan berbicara siswa

Keterangan

Indikator

Rata-rata Faktor Kebahasaan Faktor Non-kebahasaan

Pengu-capan Jeda Nada

Pilihan kata Pemba-waan Pandang-an mata Ekspre si kelan caran

Jumlah Skor 58,5 56 56.5 51 56 55 53 57,5 55,44 Rata-rata

skor 1,72 1,65 1,66 1,5 1,6 1,6 1,6 1,7 1,63 Jumlah siswa

terampil berbicara

15 14 18 10 15 10 6 11 13

Jumlah siswa tidak terampil berbicara

19 20 16 24 19 24 28 23 22

Persentase siswa terampil berbicara

44,1% 41,2

% 52,9% 29,4% 44,1% 29,4% 17,6% 32,4 % 36,39 % Persentase siswa tidak terampil berbicara

55,9% 58,8

% 47,1% 70,6% 55,9% 70,6% 82,4% 67,6

%

63,61 %

Dari hasil wawancara dengan guru kelas, nilai yang didapat siswa kelas 1 dalam aspek berbicara seringkali di bawah kriteria ketuntasan yaitu 65. Sementara


(24)

hasil observasi pada tabel di atas memperlihatkan bahwa nilai siswa yang terampil berbicara belum mencapai 50% atau minimal 17 dari 34 siswa. Penyampaian materi oleh guru dan proses interaksi di kelas kebanyakan menggunakan bahasa daerah (bahasa jawa). Bahkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru masih cenderung lebih banyak menggunakan bahasa daerah daripada bahasa indonesia seperti yang seharusnya digunakan. Kebiasaan sehari-hari siswa yang menggunakan bahasa daerah menjadi salah satu persoalan yang dihadapi di kelas ini. Persoalan lain yang menjadi penyebab kurangnya penggunaan bahasa Indonesia yang benar adalah penggunaan media pembelajaran yang belum maksimal. Terlebih dalam kurikulum 2013 ini, penggunaan media pembelajaran menjadi salah satu unsur penting untuk menunjang pemahaman siswa.

Dalam penelitian ini, faktor penunjang keterampilan berbicara siswa adalah dengan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran yang menarik dapat merangsang siswa untuk memahami materi pembelajaran. Dari berbagai media yang yang ada, penggunaan media video dalam pembelajaran bahasa dirasa paling cocok. Dengan pengamatan yang dilakukan siswa dari media video, siswa bisa setidaknya mencontoh penerapan penggunaan bahasa yang baik dalam pelajaran bahasa Indonesia.

Terdapat beberapa penelitian yang menunjang peneliti untuk melakukan penelitian ini. Yang pertama penelitian dari Setiawardani (2013) yang berhasil meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Indonesia dengan menggunakan media video. Selain itu ada juga penelitian dari Nurcahyo (2013) yang


(25)

yang terakhir penelitian dari Saloko (2013) yang berhasil mengembangkan media video menjadi media pembelajaran yang layak digunakan pada pelajaran matematika di sekolah dasar.

Berdasarkan latar belakang dan beberapa penelitian terdahulu yang mendukung, maka peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Penggunaan Media Video Untuk Meningkatkan Ketrampilan Berbicara Dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 Sd Negeri Puren.

B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih efektif dan efisien, maka diperlukan adanya beberapa batasan masalah yang digunakan. Fokus masalah tersebut antara lain:

1. Variabel dalam penelitian ini adalah keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2. Hasil belajar siswa yang dilihat dalam penelitian ini, juga dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, dibatasi pada penilaian aspek kognitif siswa (soal evaluasi), aspek afektif digunakan untuk penilaian sikap. Sedangkan aspek psikomotor dilihat dari penilaian keterampilan berbicara siswa. Keterampilan berbicara yang dinilai dalam penelitian ini adalah keterampilan memberitahukan (to inform), yang diinformasikan berupa materi yang sudah disampaikan guru.


(26)

4. Materi dalam penelitian ini adalah pembelajaran tema 3 Kegiatanku Subtema 1 Kegiatan Pagi Hari untuk siswa kelas 1 SD Negeri Puren tahun pelajaran 2014/2015.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, penelitian ini dapat dirumuskan dalam beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah tersebut antara yaitu:

1. Bagaimana upaya peningkatan keterampilan berbicara dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD Negeri Puren tahun pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan media video?

2. Apakah penggunaan media video dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015?

3. Apakah penggunaan media video dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan upaya peningkatan keterampilan berbicara dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD Negeri Puren tahun pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan media video.

2. Untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015 melalui penggunaan media video.


(27)

3. Untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015 melalui penggunaan media video.

E. Batasan Pengertian

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka definisi yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang menyangkut segi kognitif, terkhusus pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2. Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan bagi siswa di sekolah dasar yang meliputi keterampilan berbicara, mendengar, menulis, dan membaca. Pada penelitian ini difokuskan pada keterampilan berbicara siswa.

3. Keterampilan berbicara adalah kemampuan seseorang untuk menyampaikan suatu gagasan atau ide melalui pengucapan kata-kata. Indikator penilaian keterampilan berbicara yang mencakup faktor kebahasaan yaitu pengucapan, jeda, nada, dan pilihan kata. Sedangkan indikator yang mencakup faktor non-kebahasaan yaitu pembawaan, pandangan mata, ekspresi, dan kelancaran.

4. Media video adalah salah satu media pembelajaran berupa tayangan video yang dimaksudkan untuk membantu keterampilan berbicara siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia.


(28)

F. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat penelitian ini dibagi menjadi manfaat praktis dan teoritis sebagai berikut:

1. Praktis

a. Bagi siswa

Memberikan sebuah pengalaman baru bagi siswa untuk memahami materi pembelajaran bahasa Indonesia dengan media video

b. Bagi guru

Menambah wawasan dan masukan tentang penggunaan media pembelajaran dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

c. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman baru tentang penggunaan berbagai media yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa.

2. Teoritis

a. Bagi peneliti selanjutnya

Menambah pengetahuan tentang media pembelajaran yang menarik dalam pelajaran Bahasa Indonesia.


(29)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

Landasan teori dalam penelitian ini akan menjelaskan beberapa hal, yaitu keterampilan berbicara, hasil belajar, media video, dan Pembelajaran Tema 3 Kegiatanku Subtema 1 : Kegiatan Pagi Hari.

1. Keterampilan Berbicara

Tarigan (1985: 18) mengungkapkan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perluasan. Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Berbicara merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan pembicara agar maksud dan gagasannya didengar oleh penyimak atau pendengar. Ada tiga (3) maksud umum dari berbicara itu sendiri. Maksud umum yang pertama untuk memberitahukan, melaporkan (to inform), selanjutnya untuk menjamu atau menghibur (to entertain), dan untuk membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan (to persuade).

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam berbicara (Tarigan 1985 : 20), antara lain :

a. Membutuhkan paling sedikit dua orang. Hal ini dimaksudkan agar salah satu individu menjadi pembicara dan yang lain menjadi penyimak atau pendengar. Tetapi berbicara bisa saja dilakukan oleh satu orang saja. Contohnya saat individu tersebut sedang menggerutu karena kakinya


(30)

tersandung batu atau seseorang yang sedang menghapalkan materi pelajaran.

b. Mempergunakan sandi linguistik yang dipahami bersama. Sandi linguistik adalahbeberapa tanda atau pengenal yang digunakan untuk menyampaikan maksud dari berbahasa itu sendiri. Sandi linguistik digunakan agar dua belah pihak (pembicara dan pendengar) dapat saling memahami apa yang sedang mereka bicarakan. Bahkan bila mereka menggunakan dua bahasa yang berbeda saling mengerti, pembicaraan mereka tetap dapat dilakukan.

c. Menerima atau mengakui suatu daerah referensi umum.Daerah referensi yang umum mungkin selalu tidak mudah dikenal/ditentukan, namun, pembicaraan menerima kecenderungan untuk menemukan satu diantaranya.

d. Merupakan suatu pertukaran antara partisipan. Pembicaraan yang dilakukan antara pembicara dan pendengar atau penyimak akan saling bertukar informasi dan bisa juga saling bertukar pendengan menjadi pembicara dan sebaliknya.

e. Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan kepada lingkungannya dengan segera.Sebuah pembicaraan akan terjadi dengan baik jika antara pembicara dan pendengar terjadi hubungan timbal balik tentang respon dari pembicaraan tersebut.


(31)

g. Hanya melibatkan perlengkapan yang berhubungan dengan suara/bunyi bahasa dan pendengaran.

h. Secara tidak pandang bulu menghadapi serta memperlakukan apa yang nyata dan apa yang diterima. Suatu pembicaraan mencakup bukan hanya apa yang secara nyata dibicarakan (misalnya tentang keadaan lingkungan sebenarnya) tetapi juga tentang yang lebih luas seperti gagasan yang muncul dari pembicaraan tersebut.

Secara garis besar berbicara dibagi dalam dua (2) bagian yaitu 1) berbicara di muka umum (public speaking) dan 2) berbicara pada konferensi (conference speaking). Dalam penelitian ini yang digunakan adalah bagian berbicara di muka umum atau public speaking, dan jenisnya adalah berbicara untuk melaporkan. Berbicara untuk melaporkan bertujuan untuk memberikan informasi dari pembicara kepada pendengarnya. Beberapa tujuan dalam berbicara di muka umum, antara lain:

a. Memberi atau menanamkan pengetahuan

b. Menetapkan atau menentukan hubungan-hubungan antara benda-benda

c. Menerangkan atau menjelaskan suatu proses

d. Mengintepretasikan atau menafsir sesuatu persetujuan ataupun menguraikan sesuatu tulisan

Tujuan yang akan dicapai tersebut akan terwujud dengan adanya penyusunan rencana. Dalam menyusun rencana tersebut, diperlukan beberapa hal juga yang harus diperhatikan yaitu :


(32)

a Memilih pokok pembicaraan yang menarik hati kita. Hal ini dibutuhkan karena jika seorang pembicara memilih pokok pembicaraan yang sesuai dengan pilihan hatinya, sudah bisa dipastikan jika apa yang akan disampaikannya dapat menarik para pendengar. b Membatasi pokok pembicaraan. Pokok pembicaraan yang akan

disampaikan tidak mungkin bisa sampai ke hal-hal yang terperinci. Jika hal ini dilakukan sudah pasti akan membutuhkan waktu lama. Pembicaraan yang menghabiskan waktu lama bisa membuat pendengar menjadi bosan dan tidak tertarik pada topik yang disampaikan. Untuk itu pembicara perlu membatasi hal-hal penting apa saja yang harus disampaikan kepada pendengar hingga pokok pembicaraan tersalurkan dan tidak membuat pendengar menjadi bosan.

c Mengumpulkan bahan-bahan. Hal selanjutnya yang diperlukan dalam menyusun rencana berbicara di depan umum adalah menyiapkan bahan tentang topik apa saja yang akan dibicarakan. Hal ini bisa didapat dari buku, internet, pengalaman pribadi, atau bahkan ada seseorang yang ahli dan mau dimintai keterangan tentang topik yang akan dibicarakan. d Menyusun bahan. Setelah semua bahan pembicaraan dikumpulkan,

pembicara harus menyusun bahan tersebut ke dalam tiga bagian yaitu pendahuluan, isi, dan kesimpulan.

Arsjad (1988: 17) mengemukakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keterampilan berbahasa seseorang yaitu faktor kebahasaan dan


(33)

faktor nonkebahasaan. Dua faktor tersebut akan diuraikan dalam penjelasan sebagai berikut:

a. Faktor Kebahasaan

Dalam faktor kebahasaan terdapat beberapa aspek yang bisa diperhatikan untuk menunjang keterampilan berbicara yaitu

1) Pengucapan kata (lafal)

Pengucapan kata menjadi hal yang penting dalam keterampilan berbicara. Pengucapan kata yang jelas dan benar akan menyampaikan maksud atau isi yang benar pula kepada pendengar. Jika seseorang berbicara tanpa lafal yang jelas, makna dari perkataan itu mungkin tidak tersampaikan atau dapat bermakna lain dan tidak sesuai dengan maksud awal pembicaraan.

2) Penempatan penggalan dan jeda

Kedua hal ini juga menjadi aspek yang harus diperhatikan dalam berbicara. Pendengan akan lebih mudah mengerti maksud dari suatu perkataan jika penempatan penggalan kata dan kalimatnya tepat. Penggalan kalimat yang salah akan menimbulkan makna yang berbeda dari kalimat itu sendiri atau bahkan menghilangkan makna yang awalnya akan diberikan. Selain itu, pendengar juga akan lebih mudah memahami suatu pembicaraan jika pengucapannya menggunakan jeda yang tidak sesuai; tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.


(34)

3) Nada atau irama

Penggunaan nada pada sebuah pembicaraan juga mempengaruhi daya paham pendengar. Pendengar akan lebih mudah mengerti maksud dari suatu pembicaraan seseorang (sedih, gembira, pernyataan, pertanyaan, dll.) apabila ada nada dalam kalimatnya. Jika pembicaraan cenderung datar dalam menyampaikan meksudnya, pendengar akan susah mennagkap maksud dari pembicaraan atau bahkan diacuhkan.

4) Pilihan kata (diksi)

Pilihan kata yang tepat juga akan membuat sebuah pembicaraan semakin komunikatif. Pilihan kata dikatakan tepat apabila seorang pembicara dapat memilik kata-kata apa yang pantas digunakan kepada pendengar. Hal ini menjadi sangat penting karena pendengar akan merasa nyaman berbicara apabila pilihan kata yang mereka dengan sesuai dengan apa yang bisa mereka pahami. 5) Ketepatan sasaran/topik

Sebuah pembicaraan yang baik adalah pembicaraan yang dapat menyampaikan maksud dari topik secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan kalimat pembicara. Kalimat yang tepat akan mempermudah pendengar menerima maksud dari topik yang disampaikan pembicara.


(35)

b. Faktor Non kebahasaan

Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam faktor nonkebahasaan untuk menunjang keterampilan berbicara seseorang yaitu:

1) Sikap/Pembawaan

Sikap menjadi hal yang penting dalam penyajian seseorang saat berbicara. Pendengar akan mudah mengerti isi pembicaraan seseorang saat seorang pembicara tenang dalam berbicara. Karena sikap yang tenang akan mudah meyakinkan pendengar bahwa pembicara menguasai materi yang ia sampaikan.

2) Pandangan Mata

Diperlukan pandangan mata saat seseorang berbicara. Hal ini dibutuhkan supaya terlihat adanya komunikasi yang aktif antara pembicara dan pendengar. Pembicara yang baik akan mengarahkan pandangan matanya keseluruh pendengar, membuat pendengar merasa dihargai dan benar-benar diajak berbicara.

3) Mimik/Ekspresi

Ekspresi yang tepat akan membuat pembicaraan menjadi efektif. Ekspresi pembicara yang tepat juga akan membantu penyampaian topik kepada pendengar. Pendengar akan lebih mudah menangkap topik dari pembicara apabila penggunaan ekspresi tidak berlebihan. 4) Kelancaran

Kelancaran menjadi menjadi hal yang penting juga dalam penilaian keterampilan berbicara. Pendengar akan lebih mudah menerima


(36)

maksud dari pembicaraan seseorang jika pembicara lancar dan tidak terbata-bata saat berbicara. Seringkali pembicara masih belum lancar dalam berbicara dikarenakan penguasaan materi yang belum sepenuhnya.

5) Penguasaan materi

Penguasaan topik juga membuat suatu pembicaraan berjalan komunikatif. Pendengar akan merasa yakin pada isi dari topik adalah benar jika pembicara menguasai apa yang sedang ia katakan. Jadi penguasaan topik sebenarnya menjadi faktor utama dalam suatu pembicaraan.

Berdasarkan penjelasan yang memperjelas keterampilan berbicara yang dikemukakan oleh Arsjad, maka dalam penelitian ini indikator keterampilan berbicara dibatasi sebagai berikut:

a. Faktor kebahasaan meliputi indikator pengucapan, jeda, nada, dan pilihan kata.

b. Faktor non-kebahasaan meliputi indikator pembawaan, pandangan mata, ekspresi, dan kelancaran.

Dalam penelitian ini indikator ketepatan sasaran yang termasuk dalam faktor kebahasaan dan indikator penguasaan materi yang termasuk dalam faktor non-kebahasaan tidak diikutkan. Hal ini dikarenakan materi dan topik yang diberikan kepada siswa sudah ditentukan oleh guru (peneliti) sehingga siswa tidak perlu menyiapkan materi dan hanya berfokus pada delapan indikator yang lain.


(37)

Penilaian indikator ketepatan sasaran dan penguasaan materi terpenuhi dengan nilai hasil belajar mereka yang baik (di atas KKM).

2. Belajar

a. Pengertian Belajar

Banyak pendapat yang mengemukakan tentang pengertian belajar. Dalam penelitian ini ada beberapa pendapat yang digunakan untuk menyamakan persepsi tentang belajar. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Slameto (2010: 2) mengatakan, belajar adalah suatu proses yang dilakukan sesorang untuk mendapatkan suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari apa yang dia alami sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Dalam pengertian ini, Slameto menekankan pada pengalaman pembelajar dengan lingkungannya. Melalui apa yang dialami dengan lingkungannya, pembelajar akan mendapatkan pengalaman-pengalaman belajar.

2. Hamalik (2007: 12) mengemukakan bahwa belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikologis. Seseorang dikatakan telah belajar apabila di akhir pembelajarannya, dia


(38)

sudah memperoleh perubahan dalam dirinya dan memiliki pengalaman baru.

Dari dua pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang diperoleh individu berdasarkan pengalaman aktifnya selama berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Di akhir proses belajar, pembelajar akan mendapatkan perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikologisnya.

b. Hasil Belajar

Dengan berakhirnya proses belajar, maka individu akan mendapatkan hasil dari belajarnya tersebut. Winkel (Purwanto, 2009: 51) mengungkapkan bahwa hasil belajar mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam domain kognitif mencakup

Comprehension (pemahaman), Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), evaluation (penilaian). Domain afektif mencakup receiving (sikap menerima), responding

(merespon), valuing (nilai), organization (organisasi), dan

characteristic (karakteristik). Sedangkan domain psikomotorik mencakup ketrampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

Selain itu Gagne (Purwanto, 2009: 53) juga mengungkapkan bahwa hasil belajar menurut pendapatnya. Menurutnya hasil belajar adalah (1) informasi verbal, (2) ketrampilan intelektual, (3) strategi


(39)

kognitif, (4) keterampilan kognitif, dan (5) sikap yang dikuasai siswa setelah menerima pelajaran.

Berdasarkan pada dua pengertian tersebut maka hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan siswa dalam hal penguasan materi yang telah dipelajari. Dalam penelitian ini hasil belajar difokuskan pada aspek kognitif siswa. Aspek afektif dinilai dalam faktor non-kebahasaan dalam keterampilan berbicara. Dan aspek psikomotor meliputi faktor kebahasaan siswa. Indikator hasil belajar yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah penguasaan siswa dalam memahami materi yang diberikan guru (peneliti). Hal ini dapat dilihat dari pencapaian nilai rata-rata soal evaluasi seluruh siswa, dan besarnya Persentase siswa yang nilainya mencapai KKM.

3. Video

a. Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau penyalur. Heinich(Kosasih, 2007: 53) mengungkapkan bahwa media adalah saluran komunikasi. Dalam konteks ini, media yang dimaksud adalah alat-alat grafis, fotografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.


(40)

Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, membangkitkan semangat, perhatian. Selain itu media secara mendasar tidak hanya mengembangkan potensi siswa, tetapi juga mengembangkan kepribadian siswa yang bersangkutan.

b. Media Video

Media video adalah salah satu jenis dari media pembelajaran yang berupa penggabungan antara suara dan gambar. Menurut Ibrahim (Mahadewi, 2012: 3) mengungkapkan video sebagai pembelajaran sebagai penayangan ide pada layar televisi. Sementara pengertian video menurut Ibrahim adalah perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan sebagai media penayangan ulang dari suatu rekaman. Unsur dalam video adalah adanya pesan yang disampaikan yang berupa fakta maupun fiktif yang bersifat informatif, edukatif, ataupun instruksional (Sadiman, 2005: 74).

Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat diartikan video sebagai media pembelajaran adalah jenis media audio visual yang dapat menampilkan sebuah materi fakta ataupun fiktif yang bersifat informatif, edukatif, ataupun instruksional.


(41)

1) Pembuatan atau pemilihan video harus kreatif dan menarik, sesuai dengan penontonnya.

2) Perhatian siswa susah dikuasai. Jika video itu menarik, siswa cenderung asik dengan cerita dan susah dikondisikan. Sedangkan jika video yang ditampilkan kurang menarik, siswa susah untuk dirangsang aktif.

3) Penggunaan media ini cenderung kompleks karena harus disertai beberapa perangkat elektronik lainnya.

Kelemahan penggunaan video 1) Mengatasi jarak dan waktu

2) Menggambarkan waktu yang cukup lama menjadi lebih singkat 3) Mengembangkan pemikiran siswa

4) Dapat diulang-ulang sesuai keperluan 5) Pesan mudah diingat

4. Pembelajaran Tema 3 Subtema 1 di SD

Pembelajaran Tema 3 Kegiatanku Subtema 1 : Kegiatan Pagi Hari, digunakan untuk kelas 1 SD dengan menggunakan Kurikulum 2013. Di dalam kurikulum 2013 diterapkan juga pendekatan saintifik. a. Kurikulum 2013

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengungkapkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan


(42)

pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari pengertian tersebut terdapat dua dimensi yang terdapat di kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran. Sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun pelajaran 2013/2014 diterapkan dengan memenuhi kedua dimensi tersebut.

Kurikulum 2013 diterapkan berdasarkan beberapa faktor. Pertama, faktor internal, terkait dengan kondisi pendidikan yang ada, kurikulum 2013 diharapkan dapat terlaksana dengan mengacu pada delapan Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Mengacu dari delapan standar tersebut, kurikulum 2013 diterapkan untuk mengupayakan agar sumber daya manusia usia produktif yang melimpah dapat ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang kompeten dan terampil.

Faktor lain yang mendasari penerapan kurikulum 2013 adalah faktor eksternal yang mencakup kehidupan masa sekarang. Arus


(43)

informasi, kebangkitan industri kreatif, dan kebangkitan pendidikan di tingkat internasional sekarang ini. Adanya kurikulum 2013 diharapkan dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik menjadikan manusia yang berkualitas yang tercantum pada tujuan pendidikan nasional.

Dalam penerapannya, kurikulum 2013 mengembangakan proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah kegiatan pendidikan yang dilaksanakan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir, pengetahuan, dan keterampilan psikomotor mereka. Proses pembelajaran langsung disusun dan dirancang dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran.Sementara proses pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirandang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkaitan dengan penilaian sikap peserta didik.

Pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik. Pembelajaran tematik terpadu adalah suatu penyajian pembelajaran dengan menyatukan beberapa mata pelajaran dengan tema sebagai media pemersatunya.


(44)

b. Pendekatan Saintifik

Sumantoro (Putra, 2013: 40) mengungkapkan bahwa pendekatan saintifik adalah langkah-langkah yang tersusun secara sistematik untuk memperoleh satu kesimpulan ilmiah. Selain itu Kemendikbud (2013) menyatakan bahwa pendekatan saintifik adalah suatu pembelajaran yang mendorong dan memacu anak untuk melakukan keterampilan ilmiah. Keterampilan ilmiah yang dimaksud adalah proses belajar siswa yang meliputi mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan (Daryanto, 2014:59). 1) Mengamati

Dalam kegiatan mengamati, siswa lebih diutamakan untuk mencari makna dari materi yang disajikan. Siswa dapat memenuhi keingintahuan mereka dalam suatu materi dari kegiatan mengamati. Kompetensi yang dikembangkan dari kegiatan mengamati adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.

2) Menanya

Setelah kegiatan mengamati, siswa dirangsang untuk mengemukakan rasa ingin tahu mereka dengan bertanya. Pertanyaan yang diajukan siswa mewakili rasa ingin tahu siswa dari materi yang bersangkutan. Kompetensi yang ingin dikembangkan dari kegiatan menanya adalah mengembangkan


(45)

kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan siswa merumuskan hal yang ingin mereka tahu dalam bentuk pertanyaan.

3) Mencoba

Pada tahap ini siswa dibimbing untuk mencoba suatu kegiatan yang berkaitan dengan materi yang bersangkutan. Misalnya siswa dibimbing untuk mengungkapkan isi dari video dengan mencoba berbicara dengan percaya diri.

4) Menalar

Dalam kegiatan ini siswa dilatih untuk berpikir logis dan sistematis atas fakta yang mereka dapat dari materi untuk bisa menarik kesimpulan dari materi yang mereka dapat tersebut. Kompetensi yang dikembangkan untuk tahap menalar adalah mengembangkan kejujuran, teliti, disiplin, kerja keras, kemampuan menyimpulkan pendapat.

5) Mengomunikasikan

Dalam tahap ini, siswa diberi kesempatan untuk memberikan hasil dari proses pembelajarannya di depan kelas. Dalam penelitian ini, mengomunikasikan dilakukan siswa dengan menceritakan kembali cerita dari materi yang sudah mereka terima. Kompetensi yang ingin dikembangkan dari tahap ini adalah kejujuran, teliti, kemampuan berpikir sistematis, dan mengungkapkan pendapat secara singkat dan jelas.


(46)

Kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik memiliki tiga kegiatan pokok yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup (Daryanto, 2014:81). Dalam kegiatan pendahuluan, diharapkan suasana pembelajaran tercipta dengan efektif dan siswa dapat terpacu untuk melaksanakan pembelajaran.

Dalam kegiatan inti, yang merupakan kegiatan utama dalam pembelajaran saintifik. Dalam kegiatan ini siswa diharapkan memahami dan mendapatkan pengalaman belajar. Kegiatan inti bertujuan untuk mengonstruksi konsep, hukum, atau prinsip siswa yang dibantu oleh guru melalui langkah-langkah pembelajaran. Kegiatan penutup di akhir proses pembelajaran dilakukan dengan tujuan memvalidasi konsep yang dikuasai siswa dan memberi pengayaan dari materi yang dikuasai siswa.

c. Pembelajaran tema 3 Kegiatanku Subtema 1:Kegiatan Pagi Hari Pembelajaran tema 3 Kegiatanku Subtema 1: Kegiatan Pagi Hari diajarkan pada minggu-minggu awal di kelas 1 dalam Kurikulum 2013. Dalam pembelajaran ini, aktivitas siswa lebih ditekankan daripada pemberian materi dari guru. Dengan demikian keaktifan siswa tersebut dapat mempermudah penyerapan materi bagi siswa.


(47)

Pembelajaran subtema kegiatan pagi hari mencakup beberapa mata pelajaran, tetapi dalam penelitian ini dikhususkan ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam pertemuan pertama siklus I, materi yang diberikan berupa benda-benda serta kejadian yang yang ada di pagi hari. Pertemuan kedua dengan materi kegiatan di pagi hari, dari bangun tidur hingga berangkat sekolah. Dalam siklus II, pertemuan pertama siswa diberi materi tentang sarpan pagi dan pada pertemuan kedua siswa diberikan materi denah rumah mereka.

B. Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini, peneliti melihat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan seperti:

1. Penelitian yang pertama dilakukan oleh Setiawardani (2013). Penelitian yang berjudul Penggunaan Media Audio-Visual Video Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara ini, dilatarbelakangi aktivitas dan keterampilan berbicara siswa yang rendah. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Setiawardani ini dilakukan pada siswa kelas V SDN Barunagri, Lembang. Hasil dari penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil tes keterampilan berbicara yang didapat pada penelitian tersebut, dari 43% menjadi 57% dengan rata-rata sebesar 66,36. Selain itu perencanaan dan pemilihan video untuk pembelajaran di kelas hendaknya dilakukan dengan sebaik mungkin agar proses pembelajaran berlangsung efektif


(48)

Persamaan dalam penelitian milik Setiawardani dan penelitian ini adalah dari variabel keterampilan berbicara dan menggunakan media video. Hal ini mendukung penelitian yang akan peneliti lakukan karena dari hasil penelitian milik Setiawardani yaitu keterampilan berbicara dapat dilihat adanya peningkatan yang cukup signifikan dengan menggunakan media video.

2. Penelitian kedua dilakukan oleh Dinata (2013). Penelitian ini berjudul Penggunaan Media Pembelajaran Video Tutorial Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Teknik Gambar Bangunan SMK N 1 Seyegan Pada Mata Pelajaran Menggambar dengan Autocad. Penelitian dengan jenis pengembangan (Research and Development) ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penggunaan video tutorial dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMK N 1 Seyegan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa untuk mengembangkan media pembelajaran video tutorial diperlukan beberapa tahapan. Penilaian akhir dari ahli media sebesar 81,9% dan penilaian dari ahli materi sebesar 82,3%. Dari hasil tersebut, media video tutorial masuk dalam kriteria baik dan dinyatakan efektif dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran menggambar dengan autocad.

Penelitian milik Dinata juga mendukung penelitian yang akan peneliti lakukan. Dapat dilihat dari penggunaan media video yang meningkatkan hasil belajar siswa dengan minat siswa dalam proses pembelajaran juga


(49)

3. Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Saloko (2013) dengan judul Pengembangan Media Video Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Seririt Tahun Pelajaran 2012/2013 Semester Ganjil. Penelitian dengan model Research and Development

ini mengembangkan media video untuk pembelajaran matematika di sekolah dasar. Dari hasil validasi ahli pelajaran mencapai kategori baik yaitu sebesar 86%. Hasil validasi dari beberapa ahli mengenai video yang dikembangkan oleh Saloko, menyatakan bahwa media video layak digunakan sebagai media pembelajaran matematika.

Hal yang mendukung penelitian yang akan peneliti lakukan adalah dari hal pengembangan media video sebagai media pembelajaran bagi siswa sekolah dasar.

Berikut ini merupakan peta literatur (literature map) berdasarkan penelitian yang relevan:

Gambar 2.1 Peta Literatur Penelitian Terdahulu 1. Nama : Setiawardani (2013)

Judul : Penggunaan Media Audio-Visual Video pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara 2. Nama : Nurcahyo (2013)

Judul : Penggunaan Media Pembelajaran Video Tutorial Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Teknik Gambar Bangunan SMK N 1 Seyegan Pada Mata Pelajaran Menggambar Dengan Autocad. 3. Nama : Saloko (2013)

Judul : Pengembangan Media Vido Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika Pada Siswa Kelas V SD Negeri Seririt Tahun Pelajaran 2012/2013 Semester Ganjil

Yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: Penggunaan Media Video Dalam Peningkatan Ketrampilan Berbicara Dan Hasil Belajar

Siswa Kelas 1 SD N Puren Tahun Pelajaran 2014/2015


(50)

Dari gambar 2.1, dapat dijelaskan bahwa penelitian ini juga didukung oleh beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Sehingga hasil dari penelitian ini tidak buruk tetapi ikut membuktikan bahwa penggunaan media video dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa.

C. Kerangka Berpikir

Pada awalnya, keterampilan berbicara siswa dapat dikatakan rendah. Terlihat dari hasil observasi keterampilan berbicara yang rata-rata nilainya masih kecil dan persentase siswa yang terampil berbicara belum mencapai 50%. Pembelajaran di kelas juga tidak menggunakan media pembelajaran yang mendukung.

Dalam penelitian ini, pembelajaran 1- 4 subtema 1 Kegiatan Pagi Hari, khususnya pelajaran Bahasa Indonesia diberikan dengan menggunakan media pembelajaran video. Media video digunakan sebagai contoh dan pedoman siswa kelas 1 dalam keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa. Keterampilan berbicara adalah kemampuan seseorang untuk menyampaikan suatu gagasan atau ide melalui pengucapan kata-kata. Sedangkan hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang menyangkut segi kognitif, terkhusus pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Dengan penggunaan media video dalam pelajaran Bahasa Indonesia siswa akan menjadi lebih aktif dan berminat dalam mengikuti pelajaran. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan video, siswa akan lebih mudah mencerna


(51)

materi yang diberikan guru. Video yang dilihat oleh siswa akan membuat siswa lebih mudah mengingat hal-hal penting yang berkaitan dengan materi.

Video yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah empat (4) video. Video yang pertama digunakan di pertemuan pertama siklus I; video ini menceritakan tentang benda-benda yang ada di pagi hari. Video yang kedua digunakan untuk pertemuan kedua siklus I; video yang kedua ini mengajak siswa untuk menceritakan kegiatan pagi hari mereka dari mulai bangun tidur hingga berangkat sekolah. Video yang ketiga digunakan untuk pertemuan pertama siklus II; video ini mengajak siswa untuk menceritakan menu sarapan pagi mereka. Video yang keempat digunakan pada pertemuan kedua siklus II; mengajak siswa untuk menceritakan jalur dan denah dari rumah mereka menuju sekolah.

Kaitannya dengan keterampilan berbicara, dengan menonton video, siswa akan lebih mudah mengutarakan materi yang sudah mereka lihat. Secara garis besar, siswa hanya tinggal mengulangi atau menceritakan kembali hal-hal apa yang sudah mereka lihat di video. Dengan menyaksikan video yang sudah diberikan, siswa dapat juga menyontoh bagaimana cara presentasi yang harus mereka lakukan. Mereka dapat menyontoh faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan yang terdapat pada video.

Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media video membuat siswa juga lebih mudah menerima materi yang disampaikan guru. Dengan demikian hasil belajar siswa diharapkan meningkat. Berikut merupakan bagan kerangka berpikir dalam penelitian ini:


(52)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir di atas, peneliti membuat hipotesis berupa:

1. Upaya peningkatan keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa kelas 1 SD Negeri Puren tahun pelajaran 2014/2015 dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Menyajikan video kepada siswa. b. Guru dan siswa mengulas isi video.

c. Memberikan arahan tentang kegiatan pembelajaran.

d. Memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya secara tertulis.

Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 1 SD dengan media

konvensional

Keterampilan berbicara dan hasil belajar yang rendah

Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media

video

Keterampilan Berbicara yang lebih baik


(53)

2. Penggunaan media video dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015.

3. Penggunaan media video dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015.


(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada metode penelitian, akan dibahas jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, pengumpulan data dan instrumennya, analisis data, dan kriteria keberhasilan. Jenis penelitian akan menjelaskan secara singkat mengenai penelitian yang dipilih untuk melakukan penelitian. Setting penelitian menjelaskan tempat, subjek, objek, dan waktu penelitian yang dilakukan oleh peneliti.Pada rencana tindakan menguraikan tentang perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian secara langsung. Pengumpulan data dan instrumennya berisi cara pengumpulan dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis data membahas tentang pengolahan data yang digunakan untuk mengambil kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah. Dan kriteria keberhasilan menjelaskan tentang kriteria yang diinginkan peneliti di setiap siklusnya.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK).Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto,2006 : 3). Aqib (2007: 17) juga mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas, sehingga dapat disimpulkan


(55)

dengan sengaja melakukan kegiatan untuk tujuan penelitian tertentu. Pelaksanaan PTK di suatu kelas dapat meningkatkan kepekaan guru terhadap keadaan yang terjadi dalam kelasnya. Selain itu kinerja guru dapat ditingkatkan dengan mengadakan PTK. Dengan melaksanakan PTK, guru dapat memperbaiki proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keefektifan proses belajar mengajar di dalam kelasnya.

Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa siklus. Di tiap siklusnya terdiri dari empat (4) kegiatan atau tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi. Berikut adalah bagan pelaksanaan penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart:

Gambar 3.1 Siklus Model Kemmis & Mc Taggart


(56)

Kegiatan awal dari siklus I penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengetahui hasil dan melihat keberhasilan dan hambatan yang muncul setelah dilakukannya kegiatan di siklus I.

Setelah hambatan dari siklus I ditemukan, selanjutnya peneliti merancang kegiatan di siklus II untuk memperbaiki bahkan menghilangkan hambatan atau masalah di siklus I. Dalam siklus II, tahap-tahap kegiatan yang dilakukan sama dengan siklus sebelumnya. Jika hasil dari siklus II dirasa belum cukup, peneliti kemudian merancang siklus dan melaksanakannya sampai peneliti merasa hasil penelitiannya sudah cukup.

B. Setting penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Puren yang beralamat di Jalan Tantular No 93, Pringwulung, Kecamatan Condong Catur, Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 1 SD N Puren yang berjumlah 34 siswa dengan 17 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

3. Objek penelitian,

Objek penelitian ini adalah keterampilan berbicara siswa khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Keterampilan berbicara yang


(57)

penempatan penggalan saat berbicara, nada, pilihan kata, dan ketepatan topik) dan aspek nonkebahasaan (sikap, pandangan mata, ekspresi, kelancaran, dan penguasaan materi) dalam berbicara.

4. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015, dari bulan Januari sampai Maret 2015.Penyusunan proposal dilakukan di bulan Januari, sedangkan penyusunan instrumen dilakukan di bulan Februari.Setelah itu, instrumen diujicobakan pada bulan Maret.Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Maret.Dan pengolahan data pada bulan April.Penyusunan laporan dilakukan pada bulan April, dan ujian dilakukan pada bulan Agustus 2015.

C. Rencana tindakan

Dalam penelitian ini, peneliti membagi menjadi 2 siklus setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan :

1. Persiapan

a. Mengurus perijinan untuk melakukan penelitian melalui sekretariat program studi.

b. Peneliti meminta ijin kepada Kepala Sekolah dan guru kelas I SD Negeri Puren untuk mengadakan penelitian.

c. Mengidentifikasi masalah.

d. Mengkaji Kompetensi Dasar dan materi pembelajaran. e. Menyusun instrumen pembelajaran (Silabus dan RPP)


(58)

f. Menyusun soal evaluasi tiap siklus untuk penilaian hasil belajar siswa.

g. Menyusun lembar pengamatan untuk penilaian keterampilan berbicara siswa.

h. Melakukan observasi dan tes awal sebelum penelitian.

2. Rencana Tindakan Tiap Siklus

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus.Tiap siklus terdiri dari dua pertemuan dengan alokasi waktu 6 × 35 menit.Pada kedua siklus ini, ditekankan pada keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Langkah-langkah pelaksanaan tiap siklus dijabarkan sebagai berikut:

a. Siklus I

1)Rencana Tindakan

Menyusun Silabus, RPP, LKS dan video yang digunakan sebagai media pembelajaran.

2)Pelaksanaan Tindakan Pertemuan 1

a) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai hal apa yang terjadi di pagi hari. (menanya)

b) Beberapa siswa mengungkapkan pendapatnya tentang penjelasan guru.


(59)

d) Selanjutnya siswa diminta untuk membuka LKS dan mengamati gambar yang ada di dalamnya.

e) Siswa menyebutkan kejadian apa saja yang terjadi di dalam gambar dan menuliskannya di kolom yang sudah disediakan (mencoba)

f) Beberapa siswa ditunjuk untuk mengungkapkan pendapat dan menceritakan kembali isi gambar.(menalar)

g) Siswa menjawab pertanyaan dari guru apakah ada materi yang belum jelas.

h) Siswa menyaksikan sebuah video yang berisi suasana di pagi hari.

i) Bersama guru, siswa mengidentifikasi video yang disaksikan dan menyambungkan dengan gambar yang telah di LKS. j) Ketua kelas membagikan kembali Lembar kerja Siswa yang

tadi dikumpulkan

k) Semua siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara pengambilan nilai. (mengamati)

l) Siswa yang belum paham dipersilakan bertanya. (menanya) m)Siswa diberi waktu untuk mempersiapkan diri dalam

pengambilan nilai. (mencoba)

n) Siswa memperhatikan kembali guru yang memberi contoh bagaimana cara pengambilan nilai. (menalar)


(60)

o) Siswa yang ditunjuk maju untuk pengambilan nilai berbicara. (mengomunikasikan).

p) Sementara beberapa siswa maju untuk pengambilan nilai, siswa yang ada di tempat duduk mengerjakan soal yang ada di LKS.

Pertemuan 2

a) Ketua kelas membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS).

b) Siswa kembali menyanyikan lagu Bangun Tidur bersama guru lewat sebuah video. (mengamati)

c) Siswa mengidentifikasi kembali isi dari lagu dalam video (mengamati)

d) Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai hal-hal penting yang ada di lagu. (menanya)

e) Siswa menjawab dan mencatat kegiatan apa saja yang mereka lakukan di pagi hari dan menuliskannya di LKS (kegiatan berlajar 1). (mencoba)

f) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.

g) Dalam kelompok, siswa menyusun gambar kegiatan pagi hari yang diberikan guru sesuai urutan. (menalar)

h) Setiap kelompok yang sudah selesai maju untuk

mempresentasikan hasil pekerjaan mereka


(61)

i) Setelah semua kelompok selesai presentasi, pekerjaan tiap kelompok dikumpulkan.

j) Siswa menyaksikan video presentasi tentang menceritakan kembali kegiatan pagi hari. (mengamati)

k) Siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dimengerti. (menanya)

l) Siswa diberi waktu untuk mempersiapkan diri maju menceritakan kembali kegiatan mereka dengan membuat catatan apa saja yang haru mereka katakan. (mencoba)

m)Siswa kemudian melihat contoh dari guru tentang bagaimana cara menceritakan kegiatan pagi hari mereka. (menalar)

n) Satu persatu siswa maju untuk menceritakan kegiatan pagi hari mereka, siswa yang ada di tempat duduk ditugaskan untuk menggambar kegiatan pagi hari mereka dalam kertas gambar yang sudah dibagikan guru. (mengomunikasikan)

o) Setelah semua siswa maju dan selesai menggambar, hasil karya siswa dikumpulkan oleh ketua kelas.

3)Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk melihat sejauh mana keterampilan berbicara yang ditunjukkan siswa. Pengamatan ini dilakukan selama proses pembelajaran. Pengamatan keterampilan berbicara ini secara khusus dilakukan pada saat siswa maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya dari perintah


(62)

yang sudah diberikan guru.Penilaian keterampilan berbicara ini menggunakan rebrik pengamatan.

4)Refleksi

Dalam tahap refleksi, peneliti melihat kembali proses dan hasil penelitian yang telah berlangsung pada siklus I. Refleksi yang dilakukan peneliti adalah :

a) Evaluasi dari kegiatan di siklus I, baik pertemuan pertama dan kedua. Evaluasi ini dilakukan untukmelihat keberhasilan dan kekurangan apa saja yang diperoleh selama siklus I berjalan. b) Melihat sejauh mana peningkatan keterampilan berbicara dan

hasil belajar siswa.

c) Menarik kesimpulan dari apa yang dicapai dalam siklus I. d) Membandingkan hasil soal evaluasi dan pengamatan dengan

indikator yang ditetapkan sebelumnya. Kemudian peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian ke siklus II.

e) Merencanakan perbaikan pada siklus kedua.

b. Siklus II

1)Rencana Tindakan

a) Memperbaiki perangkat pembelajaran berdasarkan refleksi dari siklus I.


(63)

2)Pelaksanaan Tindakan Pertemuan 1

a) Ketua kelas membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)

b) Beberapa siswa menyebutkan menu apa saja yang dimakannya saat sarapan.

c) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai pentingnya sarapan dan kandungan zat yang ada di menu sarapan. (menalar)

d) Siswa saling bertanya jawab dengan teman sebangkunya mengenai menu sarapan yang mereka makan pagi ini dan mencatatnya di LKS (Kegiatan belajar 1). (menanya)

e) Beberapa siswa mengungkapkan hasil dari tanya jawabnya dengan teman sebangku. (mencoba)

f) Kemudian siswa menyaksikan video tentang sarapan pagi. (mengamati)

g) Siswa mencatat hal-hal penting yang terdapat di video mengenai sarapan pagi (mencoba)

h) Siswa diberi tugas untuk menceritakan kembali isi dalam video dengan kata-kata sendiri. (mengomunikasikan)

i) Siswa diberi waktu untuk mempersiapkan diri untuk pengambilan nilai berbicara


(64)

k) Setelah semua siswa maju mengambil nilai, guru memperlihatkan sebuah tabel grafik. (mengamati)

l) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang grafik tersebut (mengamati)

m)Siswa diberi tugas untuk berdiskusi dengan teman tentang menu sarapan yang akan dijadikan grafik. (menanya)

n) Siswa dituntun untuk menyebutkan menu sarapan yang biasa ada tiap pagi (mencoba)

o) Siswa bersama guru mengolah data yang sudah mereka dapatkan menjadi grafik menu sarapan pagi.

p) Dari data yang ada, siswa diperintahkan untuk membuat grafik menu sarapan pagi dengan cara menanyakan menu sarapan pagi ke pada teman-teman sekelas dan mendatanya. (mengomunikasikan)

q) Siswa yang telah selesai membuat grafik maju untuk mendapat nilai.

Pertemuan 2

a) Ketua kelas membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)

b) Siswa bernyanyi lagu Pergi Belajar dan menuliskan liriknya pada lembar kerja. (mengamati)

c) Jika siswa masih mengalami kesusahan, lagu Pergi Belajar bersama guru. Bila perlu, lirik lagu Pergi Belajar dituliskan di


(65)

papan tulis oleh guru dan siswa menuliskannya di LKS (kegiatan belajar 1). (mencoba)

d) Siswa mengungkapkan isi dari lagu Pergi Belajar. (menanya) e) Siswa kemudian menyebutkan kegiatan yang dilakukan

sebelum mereka berangkat sekolah, apakah sama dengan isi lagu Pergi Belajar atau berbeda. (mencoba)

f) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai peraturan di rumah (menalar)

g) Siswa menyaksikan video dari guru mengenai peraturan di rumah (mengamati)

h) Dengan bimbingan guru, siswa membuat ringkasan mengenai peraturan di rumah.(mengomunikasikan)

i) Hal-hal penting yang ditemukan siswa dicatat di LKS (kegiatan belajar 2)

j) Siswa mendengarkan arahan dari guru tentang tugas yang harus mereka lakukan (mengamati)

k) Siswa memperhatikan contoh yang diberikan oleh guru. (mengamati)

l) Siswa mengajukan pertanyaan atau pendapat mengenai presentasi guru. (menanya)

m)Siswa mendengarkan arahan guru untuk mempersiapkan diri melakukan penilaian. (mencoba)


(66)

n) Siswa melatih diri di bangku masing-masing untuk mempersiapkan penilaian dengan menggabungkan pendapat mereka dengan penejalasan guru. (menalar)

o) Satu persatu siswa maju untuk menceritakan peraturan yang ada di rumah mereka masing-masing (mengomunikasikan) 3) Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk melihat sejauh mana keterampilan berbicara yang ditunjukkan siswa. Pengamatan ini dilakukan selama proses pembelajaran. Pengamatan keterampilan berbicara ini secara khusus dilakukan pada saat siswa maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya dari perintah yang sudah diberikan guru. Penilaian keterampilan berbicara ini menggunakan rebrik pengamatan.

4) Refleksi

Dalam tahap refleksi, peneliti melihat kembali proses dan hasil penelitian yang telah berlangsung pada siklus II. Refleksi yang dilakukan peneliti adalah :

a) Evaluasi dari kegiatan di siklus II, baik pertemuan pertama dan kedua. Evaluasi ini dilakukan untukmelihat keberhasilan dan kekurangan apa saja yang diperoleh selama siklus II berjalan.


(67)

c) Menarik kesimpulan dariapa yang dicapai dalam siklus II. d) Membandingkan hasil soal evaluasi pembelajaran dan

pengamatan dengan indikator yang ditetapkan sebelumnya dan memutuskan akan melanjutkan siklus atau tidak.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penilitian ini menggunakan teknik observasi atau pengamatan dan tes. Menurut Arikunto (2006 : 127) observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk memotret sejauh mana efek tindakan dapat mencapai sasaran.Selain itu, Karl Popper (Wiriaatmadja 2007 : 104) mengungkapkan bahwa observasi adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori. Observasi digunakan untuk mencatat dan mendokumentasikan data-data penting yang menunjang berjalannya penelitian dan sesuai dengan teori yang sudah ada.

Dalam penelitian ini dilakukan observasi untuk pengambilan data keterampilan berbicara. Observasi dilakukan di dalam kelas setiap pertemuan. Obervasi ini dilakukan sendiri oleh peneliti saat siswa mempresentasikan hasil karyanya. Untuk melihat seberapa besar hasil dari observasi ini, peneliti membuat sebuah rubrik penilaian keterampilan berbicara.

Sedangkan untuk variabel hasil belajar, peneliti menggunakan teknik tes untuk mengumpulkan data. Margono (2003:170) mengungkapkan bahwa tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi


(68)

penetapan skor yang berupa angka.Teknik ini diberikan untuk memperoleh data hasil belajar yang berupa nilai atau angka.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Variabel dalam penelitian ini adalah keterampilan berbicara dan hasil belajar. Pengumpulan data variabel berbicara adalah dengan observasi penilaian. Sedangkan untuk variabel hasil belajar, digunakan soal evaluasi berupa pilihan ganda dan uraian untuk pengumpulan data.

1. Keterampilan Berbicara

Dalam instrumen pengumpulandata untuk variabel keterampilan berbicara, instrumen penilaian yang digunakan peneliti berupa sebuah tabel yang berisi indikator-indikator penentu tercapainya keterampilan berbicara.Indikator-indikator tersebut berupa faktor kebahasaan yang meliputi pengucapan, jeda, nada, dan pilihan kata dan faktor non-kebahasaan yang meliputi pembawaan, pandangan mata, mimik/ekspresi, dan kelancaran.

Tabel 3.1 Instrumen Pengamatan Keterampilan Berbicara No Nama

Faktor Kebahasaan Faktor Non-kebahasaan Pengucapan Jeda Nada Pilihan

Kata Pembawaan

Pandangan

Mata Ekspresi Kelancaram 1

2 dst.


(69)

indikatornya adalah antara 1 sampai dengan 3. Dalam indikator pengucapan dari faktor kebahasaan, skor 1 diberikan jikapengucapan tidak jelas, skor 2 diberikan jika terdapat lebih dari 5 kesalahan pengucapan, dan skor 3 diberikan jika tidak ada kesalahan dalam pengucapan dan pendengar tertarik. Pada indikator jeda faktor kebahasaan skor 1 diberikan jika belum bisa menempatkan penggalan atau jeda tiap kalimat terlalu lama, skor 2 diberikan jika terdapat lebih dari 5 penggalan yang tidak sesuai penempatannya, dan skor 3 diberikan jika setiap penggalan sesuai dengan penyampaian topik.

Untuk indikator nada dalam faktor kebahasaan, skor 1 diberikan jika belum menggunakan nada dalam berbicara (cenderung datar), skor 2 diberikan jika terdapat lebih dari 5 penggunaan nada yang tidak sesuai, dan skor 3 diberikan jika penggunaan nada bicara sesuai dan menarik perhatian pendengar. Dan untuk faktor kebahasaan indikator yang terakhir yaitu pilihan kata, skor 1 diberikan jika lebih dari 50% penggunaan kata-kata adalah bahasa daerah, skor 2 diberikan jika ada beberapa penggunaan bahasa daerah, dan skor 3 diberikan jika pemilihan kata dimengerti pendengar dan tanpa menggunakan bahasa daerah.

Penskoran dalam faktor non-kebahasaan juga sama dengan penskoran pada faktor kebahasaan yaitu antara 1 sampai 3. Untuk indikator pembawaan skor 1 diberikan jika siswa tidak bisa menguasai diri, skor 2 diberikan jika lebih dari 5 kali terpecah konsentrasinya, dan skor 3 diberikan jika siswa tenang, tidak kaku, dan bersemangat dalam


(70)

berbicara. Indikator pandangan mata, skor 1 diberikan jika pandangan siswa hanya tertuju pada satu arah dan tidak memandang kearah pendengar, skor 2 diberikan diberikan jika lebih dari 5 kali pandangan tertuju pada satu arah, dan skor 3 diberikan jika pandangan tertuju pada pendengar, terkontrol, dan pendengar antusias.

Indikator mimik atau ekspresi siswa, skor 1 diberikan jika ekspresi masih datar selama berbicara, skor 2 diberikan jika lebih dari 5 kali menggunakan ekspresi yang kurang tepat atau berlebihan, dan skor 3 diberikan jika menggunakan ekspresi yang tepat dan sesuai dengan topik pembicaraan. Untuk indikator kelancaran, skor 1 diberikan jika tidak berbicara sama sekali, skor 2 diberikan jika lebih dari 5 kali terdengar bunyi yang diselipkan (ee, mmm, aa, oo, dll.) yang mengganggu penyampaian topik, dan skor 3 diberikan jika berbicara dengan lancar dan topik tersampaikan.

2. Hasil Belajar

Untuk variabel hasil belajar, instrumen pengumpulan data digunakan dengan soal evaluasi atau tes di setiap siklus.Dalam tiap siklus, siswa mengerjakan soal-soal evaluasi.Soal yang diberikan kepada siswa berupa soal-soal pilihan ganda dan soal uraian.Tes pilihan ganda dipilih karena menurut Sukardi (2008: 125) tes pilihan ganda adalah jenis tes objektif bisa digunakan untuk mengukur batasan pengetahuan


(71)

yang bersangkutan. Selain dapat digunakan untuk mengukur batasan pengetahuan, soal pilihan ganda juga mudah untuk dikoreksi.Penilaian pilihan ganda dalam penelitian ini tidak memperhitungkan jawaban yang salah.Artinya jawaban yang benas mendapat skor 1 dan jawaban yang salah mendapat skor 0.

Selain soal pilihan ganda, dalam penelitian ini juga digunakan soal uraian. Menurut Putra (2013: 119) tes uraian adalah butiran soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawabannya harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran tes peserta didik secara naratif. Mardapi (2008: 72) menyatakan bahwa uraian dapat mengukur tingkat berpikir peserta didik dari yang rendah sampai yang tinggi. Proses penilaian dari soal uraian dalam penelitian ini adalah dengan teknik analitik. Maksudnya penskoran soal uraian dilakukan bertahap sesuai kunci jawaban yang sudah disediakan.

Soal yang diberikan kepada siswa dibuat berdasarkan indikator yang akan dicapai dalam penelitian ini.Berikut adalah kisi-kisi soal evaluasi siswa siklus I

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I

Kompetensi Dasar Indikator

Nomor Soal

Jumlah Soal Pilihan

Ganda Uraian 1.2 Menerima keberadaan

Tuhan Yang Maha Esa atas penciptaan manusia dan bahasa

1.2.1 Mensyukuri karunia Tuhan atas hari baru yang diberikan.


(72)

yang beragam serta benda-benda di alam sekitar

2.5 Memiliki perilaku santun dan jujur dalam hal kegiatan dan bermain di lingkungan melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah

3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan panca indra, wujud, dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman.

4.1 Mengamati dan menirukan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan panca indera, wujud, dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam secara mandiri dalam bahasa Indonesia

2.5.1 Mengungkapkan kegiatan pagi hari di rumah dengan jujur

3.1.1 Mengidentifikasi ciri-ciri pagi hari.

4.1.1 Mengungkapkan pendapat tentang ciri-ciri suasana pagi hari

13,14,15 6,16,17 3,4,5,18 4 1,2 - 4 5 4


(73)

kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian.

4.4 Menyampaikan teks cerita diri atau personal tentang keluarga secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian

4.4.1 Mengungkapkan pendapat tentang ciri-ciri suasana pagi hari.

4.4.2 Menceritakan kegiatan pagi hari di depan kelas. 7,8,9,19 10,11,12, 20 5 - 5 4

Jumlah Skor 20 5 25

Sama dengan kisi-kisi soal di siklus I, soal di siklus II juga terdiri dari 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Berikut merupakan kisi-kisi soal evaluasi siklus II

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II

Kompetensi Dasar Indikator

Nomor Soal

Jumlah Soal Pilihan

Ganda Uraian 1.2 Menerima keberadaan

Tuhan Yang Maha Esa atas penciptaan manusia dan bahasa yang beragam serta benda-benda di alam sekitar

2.4 Memiliki kedisiplinan dan tanggung jawab

1.2.1 Mensyukuri karunia Tuhan atas hari baru yang diberikan.

2.4.1 Menuliskan menuliskan menu

1,2 3,4,5,6 - 1 2 5


(74)

merawat tubuh agar sehat dan bugar melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah

3.4 Mengenal teks cerita diri/personal tentang keberadaan keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman

4.1 Mengamati dan menirukan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan panca indera, wujud, dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian.

4.4 Menyampaikan teks

sarapan pagi

3.4.1 Membuat catatan kecil dari video yang sudah ditonton

4.1.1 Membuat catatan kecil dari lagu Pergi Belajar.

4.1.2 Membuat catatan tentang peraturan yang ada di rumah dan di sekolah.

7,8 9,17 10,11,18 2 - 4 3 2 4


(1)

(2)

FOTO-FOTO KEGIATAN

Lampiran 19


(3)


(4)

(5)

(6)

BIOGRAFI

Odilla Ajeng Estiningtyas lahir di Lampung, 30 Januari 1993. Anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Sbastianus Janget Trisongko dan Marciana Supriyanti. Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Fransiskus Kalirejo Lampung pada tahun 2005. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Fransiskus Tanjungkarang tahun hingga tahun 2008, dan lulus dari SMA Xaverius Pringsewu tahun 2011. Selanjutnya menempuh perkuliahan di Universitas Sanata Dharma dengan mengambil program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama perkuliahan penulis mengikuti beberapa kepanitiaan antara lain menjadi Sie Dekorasi Tim II Panitia Pekan Suci 2012 dan sebagai Dampok Parade Gamelan 2011. Selain ikut dalam kepanitiaan, penulis juga mengikuti kuliah umum diantaranya kuliah umum dengan tema “Family Problems and Children’s Motivation to Learn” pada tahun 2014.


Dokumen yang terkait

Hubungan keterampilan berbicara siswa dengan hasil belajar bahasa indonesia (studi kuantitatif di kelas I MI Unggulan Al Amanah Bedahan Depok, Semester Genap, Tahun Pelajaran 2015/2016

2 23 98

PENGGUNAAN MEDIA CARTOON PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA Penggunaan Media Cartoon Picture Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SD Negeri Sambiduwur

0 1 10

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKANAKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA ASPEK Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Aspek Ketrampilan Berbicara Siswa Kelas I Semester II SDN 01 Sambirejo Tah

0 1 16

PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN BAHASA KRAMA ALUS Penggunaan Media Boneka Tangan Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Dengan Bahasa Krama Alus Pada Siswa Kelas V SDN Wonomulyo Kabupaten Wonogiri Tahu

0 1 16

PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN BAHASA KRAMA ALUS Penggunaan Media Boneka Tangan Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Dengan Bahasa Krama Alus Pada Siswa Kelas V SDN Wonomulyo Kabupaten Wonogiri Tahu

0 1 10

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS SISWA SMA NEGERI 2 MEDAN.

0 2 10

PENERAPAN MEDIA GAMBAR ELEKTRONIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA Penerapan Media Gambar Elektronik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SD Negeri 03 Bejen Kecamatan Karanganyar.

0 0 15

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL VIDEO PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Barunagri, Lembang.

0 1 35

Penggunaan Sumber Belajar Lingkungan Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Negeri Bongas Kulon 2 Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka.

1 2 48

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PESERTA DIDIK KELAS II SD NEGERI PAJANG IV LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 18