Ruas sungai dengan kemiringan memanjang sangat landai Ruas sungai bertanggul di dalam kaw asan perkotaan atau di luar kaw asan perkotaan

? MKN 2 A POK ? L A MAN Kompetensi Keahlian : Teknik Gambar Bangunan a. Diperlukan lebar yang cukup luas untuk penempatan dua saluran di tebing. b. Debit saluran gendong jika tidak memenuhi kapasitas debit air buangan akan masuk ke saluran. Cara mengatasinya dengan saluran pelimpah pada lokasi tertentu. c. Memerlukan perawatan akibat intensitas sedimen dari sisi atas sangat tinggi. d. Dimensi saluran gendong dapat cukup besar jika area tangkapan hujannya cukup luas. Jalan I nspeksi Pendahuluan Jalan inspeksi direncana, dibangun dan dipelihara oleh dinas pengairan. Jalan ini terutama digunakan untuk memeriksa, mengoperasikan dan memelihara jaringan irigasi . Saluran pembuang, yakni saluran dan bangunan-bangunan pelengkap. Akan tetapi, di kebanyakan daerah pedesaan, jalan-jalan ini juga sekaligus berfungsi sebagai jalan utama dan oleh karena itu juga dipakai oleh kendaraan kendaraan komersial dengan pembebanan as yang lebih berat dibandingkan dengan kendaraan- kendaraan inspeksi.

4.1 Klasifikasi

Jalan inspeksi yang hanya dimanfaatkan untuk inspeksi saluran irigasi dan jalan usaha tani saja mempunyai lebar total jalan 5 m, dengan lebar perkerasan 3 m. Jalan inspeksi yang difungsikan untuk lalu lintas umum mengacu pada UU No.38 2004 dan PP No.34 2006 diklasifikasikan sebagai jalan lokal dengan total lebar jalan 7,5m dengan lebar perkerasan 5,5 m, dengan struktur jalan sesuai SNI bidang jalan. Jalan – jalan yang berada di bawah wewenang Direktorat irigasi disesuaikan Standar jalan Bina Marga berdasarkan RSNI .T02 – 2005 yang telah diperluas menjadi , Kelas I Jalan Nasional Standar Bina Marga A dengan lebar = 1 + 7 + 1 m = 9,0 m Kelas I I Jalan Propinsi Standar Bina Marga B dengan lebar = 0,50 + 6 + 0,5 m = 7,00 m B MKN 2 C D POK B L D MAN Kompetensi Keahlian : Teknik Gambar Bangunan Kelas I I I Jalan Kabupaten, jalan desa, jalan inspeksi utama Standar Bina Marga C dengan lebar = 0,50+ 3,5+ 0,50 m Kelas I V Jalan penghubung, jalan inspeksi sekunder Standar Bina Marga dengan lebar = Kelas V Jalan setapak jalan orang Lebar jalan dan perkerasan untuk jalan- jalan Kelas I I I , I V dan V yang punya arti penting dalam proyek irigasi disajukan pada tabel 1. Jalan kelas I I I dengan perkerasan ; jalan kelas I V boleh dengan perkerasan Untuk yang lebih penting atau tanpa perkerasan. Kelas V umumnya tanpa perkerasan . Tabel 4.1. Lebar Perkerasan Jalan Standar I rigasi yang disesuaikan Standar Bina Marga Klasifikasi Standar Jalan Lebar Keterangan Direktorat I rigasi Direktorat Bina Marga Klass I I I Klass C 3,50 m Klass I V - 3,50 m Klass V - 1,0 m

4.2 Potongan Melintang

Tipe-tipe potongan melintang jalan inspeksi yang difungsikan hanya untuk inspeksi saluran dan jalan usaha tani disajikan Gambar 4.1a dan 4.1b.

4.2.1 Trase

Jalan inspeksi biasanya dibangun di atas tanggul saluran atau pembuang. Jika ini dianggap tidak ekonomis, jarak maksimum antara jalan inspeksi dan saluran atau pembuang adalah 300 m. Kecepatan maksimum rencana bagi kendaraan di jalan ini sebaiknya diambil 40 km jam. Untuk perencanaan geometri jalan inspeksi, digunakan Standar Bina Marga, lihat Bina Marga, 1970b. Tanjakan memanjang maksimum yang diizinkan adalah 7 Jari-jari dalam minimum suatu tikungan jalan inspeksi adalah 5 m.