Evaluasi Pendidikan Keagamaan Pelaksanaan pendidikan keagamaan di Madrasah Diniyah Awaliyah Al-Falah Kelurahan Helvetia Tengah - Repository UIN Sumatera Utara

54 Metode ini merupakan cara mengajar pendidik yang memberikan tugas- tugas tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil dari tugas tersebut diperiksa oleh guru e. Metode demontrasi Metode ini adalah cara mengajar dimana guru mempertunjukkan tentang proses sesuatu atau pelaksanaan sesuatu, sedangkan peserta didik memperhatikannya f. Metode Aksperimen Metode ini adalah suatu cara mengajar dengan menyuruh peserta didik untuk melakukan percobaan dan setiap proses dan hasil percobaan tersebut diamati oleh setiap murid, sedangkan guru memperhatikan yang dilakukan oleh murid sambil memberikan arahan g. Metode Kerja kelompok Metode ini adalah suatu cara mengajar dimana guru membagi peserta didik ke dalam kelompok belajar tertentu dan setiap kelompok diberi tugas-tugas tertentu dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran

6. Evaluasi Pendidikan Keagamaan

a. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Evaluation. Evaluasi dalam arti luas adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan utnuk membuat alternatif keputusan. 85 Tujuan Utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan intruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Tindak lanjut tersebut nerupakan fungsi evaluasi berupa 86 : 1 Penempatan pada tempat yang tepat: Untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan karakteristik lainnya yang dimiliki murid. 85 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, h. 3 86 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, h. 139 55 2 Pemberian umpan balik: Untuk memberikan umpan balik feedback kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar. 3 Diagnosis kesulitan belajar siswa: Untuk mengenal latar belakang psikologi, fisik, dan lingkungan murid yang mengalami kesulitan- kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tersebut. 4 Penentuan kelulusan: Untuk menentukan angkahasil belajar masing- masing murid yang antara lain diperlukan untuk penentuan kenaikan kelas dan penentuan lulus tidaknya murid. b. Jenis-Jenis Evaluasi 1 Evaluasi Formatif Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan program dalam satuan materi pokok pada bidang studi tertentu. 2 Evaluasi Sumatif Evaluasi sumatif adalah penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik yang telah selesai mengikuti pembelajaran dalam satu caturwulan semester atau akhir tahun 3 Evaluasi Penempatan Evaluasi penempatan adalah penilaian tentang pribadi peserta didik untuk kepentingan penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengan kondisi peserta didik 4 Evaluasi Diagnostik Penilaian yang dilakukan terhadap hasil penganalisaan tentang keberadaan belajar peserta didik baik merupakan kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam proses pembelajaran. c. Langkah-langkah Evaluasi 56 Secara umum proses pengembangan penyajian data dan pemanfaatan evaluasi belajar dapat digambarkan dalam langkah-lanngkah berikut ini: 1 Penentuan Tujuan Evaluasi Dalam melakukan seorang guru mempunyai tujuan tertentu, tujuan itu berupa tujuan evaluasi misalnya untuk mengetahui penugasaan peserta didik dalam komitensisubkomitensi tertentu setelah mengikuti proses pembelajaran. Tujuan evaluasi ini juga dapat mengetahui kesulitan belajar peserta didik. 2 Penyusunan kisi-kisi soal Penulisan soal merupakan salah satu langkah penting untuk dapat menghasilkan alat ukur atau tes terbaik. Penulisan soal adalah penulisan indikator jenis dan tingkat prilaku yang hendak diukur menjadi pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan perincian kisi-kisi. 3 Telaah soal Langkah ini merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena sering kali kekurangan yang terdapat pada suatu soal tidak terlihat oleh penulis soal. 4 Uji coba Upaya untuk mendapatkan informasi empirik mengenai sejauh mana sebuah soal dapat mengukur apa yang hendak diukur. 5 Penyusunan soal Agar skor yang diperoleh dapat dipercaya, diperlukan butir soal. Sebab itu, dalam penyajian butir-butir soal perlu disusun menjadi suatu alat ukur yang terpadu. 6 Penyajian tes Setelah tes tersusun, naskah tes siap diberikan atau disajikan kepada peserta didik. 7 Scorsing Berupa pemeriksaan terhadap lembar jawaban dan pemberian angka yang merupakan langkah untuk mendapat informasi kuantitatif dari masing-masing peserta. 8 Pengolahan hasil tes Setelah skorsing dilakukan, hasilnya diolah dengan mencari konversi nilai. Dalam proses konversi ini ada norma dan ada skala. 57 9 Pelaporan hasil tes Setelah tes dilaksanakan dan dilakukan skorsing, hasil pengetesan tersebut dilaporkan. Laporan itu dapat diberikan kepada peserta didik, kepada orang tua peserta didik dan lainnya. 10 Pemanfaatan hasil tes Hasil pengukuran yang diperoleh melalui ujian sangat berguna sesuai dengan tujuan ujian. Informasi atau data hasil pengukuran dapat dimanfaatkan untuk perbaikan atau penyempurnaan system, proses atau kegiatan belajar mengajar maupun sebagai data untuk mengambil keputusan atau menentukan kebijakan.

7. Strategi Pelaksanaan Pendidikan Keagamaan