71
heteroskedastisitas. Hasil perhitungan dengan SPSS untuk variabel hasil belajar adalah sebagai berikut :
Regression Standardized Predicted Value
3 2
1 -1
-2 -3
R egre
ssi on
Stu d
enti zed
Resid u
al
2 1
-1 -2
Scatterplot Dependent Variable: Hasil Belajar Siswa
Gambar 6 .Grafik Scatterplot uji Hekteroskedastisitas Gambar tersebut menunjukkan bahwa titik tidak membentuk pola
tertentu. Dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa model regresi tersebut bebas dari gejala heteroskedastisitas.
2. Analisis Regresi
Dalam melakukan analisis motivasi belajar X1 dan kondisi sosial ekonomi orang tua X2 terhadap hasil belajar pada siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Juwangi Kabupaten Boyolali tahun ajaran 20082009 digunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi ganda ini meliputi uji parsial dan
uji simultan
a. Uji Parsial
Pengujian secara parsial ini dapat dilihat dari uji t. Apabila diperoleh nilai p value 0,05 ditolak yang berarti ada pengaruh
signifikan. Hasil uji parsial dapat dilihat pada tabel berikut ;
72
Table 8 Coefficients
a
Understandardized Coefficients
Model
B
Std.Error
t
Sig 1 constand
Motivasi belajar Kondisi sosial ekonomi
orang tua 41.460
.308 .194
5.018 .072
.061 8.282
4.262 3.158
.000 .000
.002
Terlihat pada tabel diatas, diperoleh nilai konstanta sebesar 41,460. dari pengujian di atas diperoleh koefisien untuk variabel motivasi belajar
sebesar 0,308 dengan t hitung = 4,262 dengan p value = 0,000 0,05 sehingga Ho ditolak yang berarti hipotesis yang menyatakan ada
pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar. Hasil pengujian diperoleh koefisien untuk variabel kondisi sosial ekonomi orang tua
sebesar 0,194 dengan t hitung = 3,158 dengan p value = 0,02, karena p value 0,002 0,05 maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan
hipotesis yang menyatakan ada pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar siswa.
Dari analisis di atas, diperoleh model regresi : Ŷ = 41,460 + 0,308X
1
+ 0,194 X
2
Dimana : Y = Variabel terikat hasil belajar Siswa
X
1
= Variabel bebas motivasi belajar X
2
= Variabel bebas kondisi sosial ekonomi orang tua
73
1 Nilai konstan Y sebesar 41,460
2 Koefisien regresi X
1
motivasi belajar dari perhitungan linier berganda didapat nilai koefisien b
1
= 0,308. Hal ini berarti setiap ada peningkatan motivasi belajar X
1
maka hasil belajar siswa Y juga akan meningkat dengan anggapan variabel kondisi sosial ekonomi orang tua X
2
adalah konstan.
3 Koefisien regresi X
2
kondisi sosial ekonomi orang tua dari perhitungan linier berganda didapat nilai koefisien b
2
= 0,194 . Hal ini berarti setiap ada peningkatan kondisi sosial ekonomi orang tua X
2
maka hasil belajar siswa Y akan meningkat dengan anggapan variabel motivasi belajar X
1
adalah konstan.
b. Uji hipotesis secara simultan Uji F
Uji hipotesis secara simultan Uji F antara variabel bebas dalam hal ini motivasi belajar X
1
, dan kondisi sosial ekonomi orang tua X
2
, terhadap hasil belajar siswa Y pada siswa pada kelas VII SMP Negeri
1 Juwangi Kabupaten Boyolali tahun ajaran 20082009. Hasil analisis uji F dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 9 Hasil analisis Uji F Secara Silmultan
880.199 2
440.100 21.781
.000 1373.998
68 20.206
2254.197 70
Regression Residual
Total Model
1 Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig.
Hasil perhitungan dengan menggunakan progam SPSS ver 15.0 for windows dapat diketahui bahwa F hitung 21,781 dengan nilai
74
probabilitas sebesar 0,000, karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan menerima Ha. Jadi dapat dikatakan bahwa ada
pengaruh positif antara motivasi belajar X
1
, dan kondisi sosial ekonomi orang tua X
2
, secara bersama- sama terhadap terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Juwangi Kabupaten Boyolali tahun ajaran
20082009.
c. Koefisien Determinasi