Kerangka Pikir Penelitian yang Relevan

38 e. Masa ini membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat pada peraturan permainan yang tradisional, mereka membuat peraturan sendiri. Karakteristik anak sekolah dasar pada dasarnya berbeda antara kelas rendah dan kelas tinggi. Tahap perkembangan intelektual anak dimulai ketika anak sudah dapat berpikir atau mencapai hubungan antar kesan secara logis serta membuat keputusan. Perkembangan intelektual ini dimulai saat anak siap memasuki sekolah dasar. Berkembangnya fungsi pikiran anak, maka anak sudah dapat menerima pendidikan dan pengajaran.

D. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran membutuhkan peran guru dalam pembelajaran yaitu menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, bertindak mengajar atau membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar. Pembelajaran berlangsung ketika guru dan siswa saling berinteraksi dengan baik untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian, guru mengupayakan berbagai cara untuk mengatasi kesulitan belajar pada siswa sehingga mencapai keberhasil dalam belajarnya. Kesulitan belajar siswa terjadi ketika siswa mengalami hambatan atau gangguan belajar sehingga siswa tidak paham dapat belajar secara wajar. Siswa cenderung sulit untuk memahami pelajaran salah satunya mata pelajaran matematika. Untuk mempelajari matematika, diperlukan pemahaman dan penguasaan konsep matematika. Siswa belum dapat 39 memahami konsep matematika yang abstrak sehingga dalam penyajian guru menggunakan alat peraga berupa benda konkret. Siswa lebih mudah memahami materi dengan benda nyata di sekitarnya. Penyajian matematika dalam kegiatan belajar hendaknya memberikan pemahaman kepada siswa mengenai materi yang disampaikan. Dalam pelaksanaannya, siswa mengalami kesulitan belajar disebakan oleh kendala yaitu kondisi fisik, lingkungan, motivasi dan sikap, serta psikologis. Oleh karena itu, guru perlu mengatasi kesulitan belajar siswa pada pembelajaran matematika. Guru dapat mengatasi kesulitan belajar siswa melalui berbagai upaya. Kesulitan belajar siswa dapat diatasi dengan mengupayakan ketrampilan guru dalam mengajar di kelas. Dengan peran guru tersebut maka dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik membuat siswa nyaman belajar matematika. 40 Berikut kerangka pikir dalam penelitian ini: Gambar 1. Kerangka Pikir

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang berjudul “Faktor-faktor Kesulitan Belajar Matematika Kelas IV MI YAPPI Mulusan Paliyan Gunung Kidul” oleh Danang Tri Fauzi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kesulitan belajar pada mata pelajaran matematika pada indikator kecakapan belajar yaitu sedang. Untuk indikator minat yaitu tinggi. Sedangkan, indikator faktor caara mengajar guru dan alat dikategorikan sedang. Cara guru mengajar pada mata pelajaran matematika tidak menghambat proses belajar siswa bahkan mendukung Guru mencari kendala kesulitan belajar matematika dari siswa Mengetahui siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui perilaku yang ditunjukkan siswa Guru mencari tahu penyebab nilai siswa rendah dilihat dari perilaku siswa di kelas Nilai siswa rendah pada pelajaran matematika Upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran matematika 41 kegiatan belajar mengajar. Penggunaan alat peraga cukup sering dilakukan oleh guru dalam pelajaran matematika. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan positif dengan upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ranti Wulansari yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung Bilangan Pecahan Melalui Implementasi Teori Belajar Bruner Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 04 Wiro Kabupaten Klaten”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi teori belajar Bruner meningkatkan hasil belajar siswa melalui tahap enaktif, tahap ikonik, dan tahap simbolik. Hal ini dibuktikan pada peningkatan hasil belajar siswa dari nilai rata-rata tes dan presentase ketuntasan belajar siswa pra tindakan, akhir siklus I, dan akhir siklus II. Nilai rata-rata siswa sebelum tindakan adalah 58,33, nilai rata-rata siswa pada akhir siklus I adalah 71,81 dan nilai rata-rata pada akhir siklus II adalah 80,52. Dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui implementasi teori belajar bruner ini dapat disimpulkan bahwa tahap enaktif yaitu guru melakukan peragaan demonstrasi dengan melibatkan siswa dalam prosesnya, memiliki hubungan positif dengan upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Wakit Sulistyanto dengan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bangun Ruang Menggunakan Media Konkret Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kraton Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media konkret 42 kardus dapat meningkatkan hasil belajar matematika kelas IV SD N Kraton Yogyakarta Tahun Ajaran 20122013. Hal ini dibuktikan dari peningkatan hasil belajar siswa dari jilai rata-rata materi bangun ruang menggunakan media konkret kardus pada kegiatan prasiklus ke siklus I sebanyak 30, sedangkan nilai rata-rata dari kegiatan siklus I ke siklus II nilai rata-rata ada peningkatan sebanyak 4. Kemudian dari kegiatan prasiklus ke siklus II nilai- rata-rata mengalami peningkatan sebanyak 34. Dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa menggunakan media konkret dapat diketahui bahwa penggunaan media konkret memiliki hubungan positif dengan upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Penelitian selanjutnya yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendidikan Matematika Realistik PMR Pada Siswa Kel as IV SD Negeri Timbulharjo” oleh Sukamiyati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendidikan matematika realistik dapat meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Timbulharjo. Hal ini dibuktikan dari peningkatan proses pembelajaran pada hasil observasi aktivitas siswa yaitu peningkatan aktivitas pembelajaran menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik yaitu siswa sudah aktif untuk bertanya dan mencari informasi serta siswa juga memiliki rasa tanggungjawab. Pada akhir siklus I jumlah skor aktivitas siswa memperoleh 8 atau pada paraf keberhasilan 80 dengan kualifikasi baik dan pada akhir siklus II jumlah skor ativitas siswa meningkat menjadi 10 atau pada taraf keberhasilan 100 dengan kualifikasi sangat baik. Selain itu, 43 peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar matematika pada siklus I yaitu 69 meningkat menjadi 78 pada siklus II. Siswa yang tuntas belajar dengan KKM ≥ 65 mengalami peningkatan sebesar 31 semula pada siklus I sebanyak 23 siswa atau sebesar 61, maka pada siklus II meningkat menjadi 35 siswa atau sebesar 92. Dengan adanya peningkatan pada proses pembelajaran dan hasil belajar matematika melalui penerapan pendidikan matematika realistik. Berdasarkan fakta di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa dapat melalui implementasi teori belajar pada tahap enaktif, menggunakan media konkret, dan penerapan pendidikan matematika realistik. Ketiga peningkatan hasil belajar siswa tersebut merupakan upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Peningkatkan hasil belajar siswa ini tidak terlepas dari adanya kesulitan belajar siswa sehingga memerlukan upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa.

F. Pertanyaan Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Akreditasi Sekolah (Studi Situs SD Negeri 2 Mranti Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo)

0 4 9

KOMPETENSI DAN PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA KOMPETENSI DAN PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SD NEGERI PUCANGAN 03 KARTASURA TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 1 15

PENGELOLAAN AKREDITASI SEKOLAH (Studi Situs SD Negeri 2 Mranti Kecamatan Purworejo Pengelolaan Akreditasi Sekolah (Studi Situs SD Negeri 2 Mranti Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo).

0 1 13

PENDAHULUAN Pengelolaan Akreditasi Sekolah (Studi Situs SD Negeri 2 Mranti Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo).

0 1 8

PENGELOLAAN AKREDITASI SEKOLAH (Studi Situs Di SD Negeri 2 Mranti Kecamatan Purworejo Pengelolaan Akreditasi Sekolah (Studi Situs SD Negeri 2 Mranti Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo).

0 1 23

Pemanfaatan program Cabri 3D dalam upaya mengatasi kesulitan belajar siswa kelas V SD Negeri Banyuurip Purworejo pada pokok bahasan volume kubus dan balok.

1 5 147

UPAYA GURU MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PANGENREJO KECAMATAN PURWOREJO, KABUPATEN PURWOREJO.

0 0 282

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI CONGKRANG 1 MUNTILAN MAGELANG.

1 11 217

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BELAKTUK PITURUH PURWOREJO.

1 31 170

Pemanfaatan program Cabri 3D dalam upaya mengatasi kesulitan belajar siswa kelas V SD Negeri Banyuurip Purworejo pada pokok bahasan volume kubus dan balok - USD Repository

0 1 145