15
proyek berjalan, setiap pengeluaran yang terjadi dicatat sesuai dengan butir-butir yang ada dalam Rencana Anggaran Biaya RAB dan dijadikan Realisasi Biaya Pekerjaan RBP. Jumlah
penggunaan dana proyek dalam RBP ini seharusnya lebih kecil atau paling tidak sama dengan yang tercantum dalam RAB, agar didapat keuntungan perusahaan. Namun dalam usaha
memperoleh keuntungan ini mestinya tidak mengurangi kualitas dan kuantitas hasil kerja. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pengendalian biaya untuk mencapai tujuan tersebut.
a. Perhitungan Volume
Perhitungan volume pekerjaan adalah bagian paling esensial dalam tahap perencanaan proyek konstruksi. Pengukuran kuantitasvolume pekerjaan konstruksi merupakan suatu proses
pengukuranperhitungan terhadap kuantitas item-item pekerjaan berdasarkan pada gambar atau aktualisasi pekerjaan di lapangan. Dengan mengetahui jumlah volume pekerjaan maka akan
diketahui berapa banyak biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek konstruksi tersebut.
b. Analisa Harga Satuan
Analisa harga satuan berfungsi sebagai pedoman awal perhitungan rencana anggaran biaya yang didalamya terdapat angka yang menunjukan jumlah material, tenaga dan biaya
persatuan pekerjaan. Untuk mendapatkan daftar harga baik bahan maupun upah dapat diperoleh melalui
berbagai media antara lain : •
Daftar harga yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat. •
Daftar harga yang dikeluarkan oleh instansi tertentu. •
Jurnal-jurnal harga bahan dan upah. •
Bapenas •
Survei harga di lokasi proyek. Setelah daftar harga diperoleh kemudian dilakukan analisa harga satuan pekerjaan yang
dapat dilakukan dengan perhitungan ataupun dengan menggunakan buku analisa BOW ataupun SNI untuk mendapatkan harga koefisien masing-masing pekerjaan, sehingga kemudian akan
dapat dilakukan perhitungan Rencana Anggaran Biaya RAB.
c. Penentuan Biaya
Biaya yang digunakan di proyek adalah biaya total. Total biaya untuk setiap durasi waktu adalah jumlah biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya tidak langsung bersifat kontinu
selama proyek, sehingga pengurangan durasi proyek berarti pengurangan dalam biaya tidak langsung. Biaya langsung dalam grafik akan meningkat jika durasi proyek dikurangi dari
Universitas Sumatera Utara
16
awalnya yang direncanakan. Dengan informasi dari grafik, manajer dapat dengan cepat menimbang alternatif-alternatif yang mungkin diambil dalam memenuhi deadline waktu yang
ditentukan.
Biaya Langsung Direct Cost
Biaya langsung secara umum menunjukkan biaya tenaga kerja, bahan, peralatan, dan kadang-kadang juga biaya subkontraktor. Biaya langsung akan bersifat sebagai biaya normal
apabila dilakukan dengan metode yang efisien, dan dalam waktu normal proyek. Biaya untuk durasi waktu yang dibebankan imposed duration date akan lebih besar dari biaya untuk durasi
waktu yang normal, karena biaya langsung diasumsikan dikembangkan dari metode dan waktu yang normal sehingga pengurangan waktu akan menambah biaya dari kegiatan proyek. Total
waktu dari semua paket kegiatan dalam proyek menunjukkan total biaya langsung untuk keseluruhan proyek. Proses ini membutuhkan pemilihan beberapa kegiatan kritis yang
mempunyai biaya percepatan terkecil.
Biaya Tidak Langsung Indirect Cost
Biaya tidak langsung indirect cost adalah biaya yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi, tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek
tersebut Frederika, Ariany, 2010. Biaya tidak langsung secara umum menunjukkan biaya-biaya overhead seperti
pengawasan, administrasi, konsultan, bunga, dan biaya lain-lainbiaya tak terduga. Biaya tidak langsung tidak dapat dihubungkan dengan paket kegiatan dalam proyek. Biaya tidak langsung
secara langsung bervariasi dengan waktu, oleh karena itu pengurangan waktu akan menghasilkan pengurangan dalam biaya tidak langsung.
2.1.6. Mempercepat Waktu Penyelesaian Proyek Crashing
Mempercepat penyelesaian waktu proyek adalah suatu usaha menyelesaikan proyek lebih awal dari waktu penyelesaian dalam keadaan normal. Proses mempercepat waktu penyelesaian
proyek dinamakan Crash Program. Dengan diadakannya percepatan proyek ini, akan terjadi pengurangan durasi kegiatan pada kegiatan yang akan diadakannya crash program. Akan tetapi,
terdapat batas waktu percepatan crash duration yaitu suatu batas dimana dilakukan pengurangan waktu melewati batas waktu ini akan tidak efektif lagi.
Durasi percepatan crashing maksimum suatu aktivitas adalah durasi tersingkat untuk menyelesaikan suatu aktivitas yang secara teknis masih mungkin dengan asumsi sumber daya
bukan merupakan hambatan Soeharto, Iman, 1999.
Universitas Sumatera Utara
17
Percepatan durasi dari suatu jadwal pelaksanaan proyek mengacu pada percepatan dari kegiatan-kegiatan yang ada dalam rangka untuk menyelesaikan proyek lebih cepat. Waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek ditentukan oleh lintasan kritis, maka untuk mempercepat durasi dari jadwal penyelesaian proyek, seseorang seharusnya memfokuskan pada kegiatan-
kegiatan kritis. Konsekuensi dari percepatan proyek atau crashing program adalah meningkatnya biaya
langsung direct cost Ada beberapa metode percepatan durasi proyek, salah satunya adalah metode pertukaran
waktu dan biaya time cost trade off. Percepatan durasi dapat dilaksanakan dengan cara penambahan jumlah tenaga kerja, penambahan jam kerja lembur, penambahan atau
penggantian peralatan yang lebih produktif, dan penggantian material yang dapat membuat pekerjaan lebih cepat tanpa mengurangi mutu serta penyempurnaan metode pelaksanaan
konstruksi.
2.1.7. Metode Time Cost Trade Off
Time Cost Trade Off adalah suatu metode untuk mempercepat durasi proyek dengan menambahkan variabel alternatif tertentu jam kerja, tenaga kerja, alat, dll.
Metode pertukaran waktu dan biaya Time Cost Trade Off Method memberikan alternatif kepada perencana proyek untuk dapat menyusun perencanaan terbaik sehingga upaya
mengoptimalkan waktu dan biaya dalam menyelesaikan suatu proyek, penyelesaian penugasan sumber daya untuk meng-efisiensikan alokasi sumber daya juga diperlukan, sehingga dapat
dihasilkan sumber daya yang diinginkan dengan pertambahan biaya yang paling optimum Buluatie, Nurhadinata, 2013.
Dalam penyususnan sebuah schedule proyek konstruksi diharapkan menghasilkan schedule yang realistis berdasarkan estimasi yang wajar. Salah satu cara mempercepat durasi
proyek adalah dengan analisa time cost trade off. Dengan mereduksi suatu pekerjaan yang akan berpengaruh terhadap waktu penyelsaian proyek. Time Cost Trade Off adalah suatu proses yang
disengaja, sistematis dan analitik dengan cara melakukan pengujian dari semua kegiatan dalam suatu proyek yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis. Selanjutnya
melakukan kompresi dimulai pada lintasan kritis yang mempunyai nilai cost slope terendah. Kompresi terus dilakukan sampai lintasan kritis mempunyai aktivitas-aktivitas yang telah jenuh
sebelumnya Wulfram, Ervianto, 2004.
Universitas Sumatera Utara
18
2.1.8. Hubungan Antara Waktu dan Biaya
Biaya total proyek adalah penjumlahan dari biaya langsung dan biaya tak langsung yang digunakan selama pelaksanaan proyek. Besarnya biaya ini sangat tergantung oleh lamanya waktu
durasi penyelesaian proyek, keduanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun tidak dapat dihitung dengan rumus tertentu, tetapi umumnya makin lama proyek
berjalan makin tinggi komulatif biaya tak langsung yang diperlukan Iman Soeharto, 1999. Gambar 2.7 menunjukkan hubungan antara biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total
proyek. Biaya optimal didapat dengan mencari total biaya proyek terkecil. Untuk hubungan antara waktu dan biaya ditunjukkan pada Gambar 2.8.
Gambar 2.7 Hubungan Waktu – Biaya Total, Biaya Tidak Langsung, Biaya Langsung dan
Biaya Optimal Soeharto, Iman, 1999
Universitas Sumatera Utara
19
Gambar 2.8 Hubungan Waktu – Biaya Normal dan Dipersingkat untuk Suatu Kegiatan
Soeharto, Iman, 1999
Dengan dipercepatnya durasi suatu proyek maka pasti akan terjadi perubahan biaya dan waktu. Terdapat dua nilai waktu yang akan ditunjukkan tiap aktifitas dalam suatu jaringan kerja
saat terjadi percepatan yaitu : a.
Normal Duration Normal duration adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktifitas atau
kegiatan dengan sumber daya normal yang ada tanpa adanya tambahan biaya lain dalam sebuah proyek.
b. Crash Duration
Crash duration adalah waktu yang dibutuhkan sebuah proyek dalam usahanya mempersingkat waktu yang durasinya lebih pendek dari normal duration.
Proses percepatan juga menyebabkan perubahan pada elemen biaya yaitu : a.
Normal Cost Normal cost adalah biaya yang dikeluarkan dengan penyelesaian proyek dalam waktu normal.
Perkiraan biaya ini adalah pada saat perencanaan dan penjadwalan bersamaan dengan penentuan waktu normal.
b. Crash Cost
Crash cost adalah biaya yang dikeluarkan dengan penyelesaian proyek dalam jangka waktu sebesar durasi crash-nya. Biaya setelah di-crashing akan menjadi lebih besar dari biaya
normal.
Universitas Sumatera Utara
20
2.2. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Buluatie, Nurhadinata, 2013, proyek Revitalisasi Gedung Badan Pusat Statistik Gorontalo mengalami keterlambatan sehingga
dilakukan percepatan durasi proyek untuk mengejar keterlambatan dengan metode pertukaran waktu dan biaya Time Cost Trade Off Method, yaitu dengan menggunakan penambahan jam
kerja lembur ataupun dengan penambahan pekerja. Penambahan jam kerja lembur dan penambahan pekerja memiliki efisiensi waktu optimum proyek selama 170 HK atau 6,67.
Sedangkan untuk efisiensi biaya penambahan jam kerja lembur optimum didapatkan sebesar Rp 4.230.875 atau 0,305 dan penambahan jumlah pekerja memiliki efisiensi biaya optimum
proyek adalah sebesar Rp 8.112.500 atau 0,586. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa penambahan pekerja lebih efisien dibandingkan penambahan jam kerja lembur dengan
keuntungan biaya yang lebih besar. Penelitian percepatan penyelesaian proyek yang dilakukan oleh Frederika, Ariany,
2010 pada proyek Pembangunan Super Villa yang mengalami keterlambatan pada pelaksanaannya sebesar 24 dengan analisis dicoba dari satu jam sampai empat jam kerja
menggunakan Metode Analisis Pertukaran Waktu dan Biaya Time Cost Trade Off Analysis dapat disimpulkan:
- Biaya optimum didapat pada penambahan satu jam kerja, dengan pengurangan biaya sebesar
Rp784.104,16 dari biaya total normal yang jumlahnya sebesar Rp2.886.283.000,00 menjadi sebesar Rp2.885.498.895,84, dengan pengurangan waktu selama 8 hari dari waktu normal 284
hari menjadi 276 hari.
- Waktu optimum didapat pada penambahan dua jam kerja, dengan pengurangan waktu selama
14 hari dari waktu normal 284 hari menjadi 270 hari, dengan pengurangan biaya sebesar Rp700.377,35 dari biaya normal Rp2.886.283.000,00 yang menjadi sebesar
Rp2.885.582.622,65.
Berdasarkan hasil analisis Setiawan, Bagus Budi, 2012 pada proyek Pembangunan Apartemen Tower C Seson City dengan menggunakan metode Time Cost Trade Off dengan
tiga alternatif, yaitu penambahan jam kerja lembur, penambahan grup kerja dan penambahan kapasitas alat diperoleh beberapa kesimpulan :
- Dari segi waktu didapat penyelesaian pelaksanaan untuk : Alternatif 1 : 315 hari terjadi
pengurangan 40 hari ; Alternatif 2 : 321 hari terjadi pengurangan 34 hari ; Alternatif 3 : 302,5 hari terjadi pengurangan 53 hari ; Dari waktu pelaksanaan riil lapangan 355,5 hari.
- Perubahan biaya total proyek yang terjadi akibat percepatan pelaksanaan pekerjaan :
Alternatif 1 : Rp.18.464.332.922 ; Alternatif 2 : Rp.18.424.417.006 ; Alternatif 3 :
Universitas Sumatera Utara
21
Rp.18.166.643.494. dari segi biaya terjadi peningkatan akibat pelaksanaan dari ketiga alternatif tersebut.
- Semua alternatif mengalami penambahan biaya. Kontraktor mempunyai pilihan 3 alternatif
yang sesuai dengan pertimbangan antara biaya, waktu dan kondisi yang lain. Berdasarkan hasil analisa Percepatan durasi proyek oleh Yana, A.A. Gde Agung, 2006
pada Proyek Rehabilitasi Ruang Pertemuan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali yang dilakukan dengan menganalisis penambahan jam kerja dengan metode Time Cost Trade Off
Analysis atau analisa pertukaran waktu dan biaya dapat disimpulkan : -
Dari segi waktu didapat penyelesaian pelaksanaan selama 117 hari dari waktu pelaksanaan normal 150 hari atau terjadi pengurangan durasi selama 33 hari.
- Perubahan biaya total proyek yang terjadi akibat penambahan jam kerja untuk mencapai biaya
proyek optimum yaitu dari biaya normal sebesar Rp 1.025.250.107,10 menjadi sebesar Rp 1.018.549188,40.
Universitas Sumatera Utara
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
a. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah menerapkan metode time cost trade off pada percepatan durasi proyek dengan dua alternatif, yaitu penambahan jam kerja lembur dan
penambahan jumlah pekerja dalam pelaksanaan proyek Pembangunan Perumahan Cemara Kuta – Medan yang terletak di Jalan H. Anif.
Yang menjadi objek penelitian adalah Pembangunan Villa 38 unit Type 10 m x 19 m Blok Legian. Alasan pemilihan objek penelitian ini karena pembangunan Villa Blok Legian
mengalami keterlambatan pada pelaksanaannya sebesar 12,71 dari kondisi yang direncanakan. Pada pelaksanaannya, proyek yang berjalan masih 15,20 dari rencana yaitu sebesar 27,91 .
b. Pengumpulan Data-Data Proyek
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini didapat langsung dari pihak proyek di lapangan, yaitu :
a. Time Schedule dan Kurva-S
b. Rencana Anggaran Biaya RAB
c. Gambar Proyek
c. Identifikasi Kondisi Proyek dan Hubungan Antar Aktivitas
Setelah data-data yang diperlukan diperoleh, hal pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi kondisi proyek dan hubungan antar aktivitas serta durasi tiap kegiatan. Durasi
tiap kegiatan dan hubungan keterkaitan tiap kegiatan diperoleh dari Time Schedule. Dengan bantuan Microsoft Project, hubungan keterkaitan tiap aktivitas dibentuk dalam
jaringan kerja network planning sehingga diperoleh kegiatan kritis, free float dan total float.
d. Analisa Data
Kegiatan-kegiatan kritis akan dipercepat pelaksanaannya. Pengurangan durasi dilakukan dengan menggunakan Crashing Program. Adapun langkah-langkah dalam crashing program
adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara