Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Arus Kas Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN ARUS

KAS OPERASI TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN

SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

AFRIANI DESY LUMBANGAOL 100502062

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Profitabiitas, Ukuran Perusahaan dan Arus Kas Terhadap ReturnSaham Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan,

Yang Membuat Pernyataan,

NIM: 100502062


(3)

ABSTRAK

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR MAKANAN DAN

MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, dan arus kas terhadap return saham perusahaan. Profitabilitas diproksikan oleh rasio return on asset (ROA) dan rasioreturn on equity (ROE), ukuran perusahaan diproksikan oleh total aset perusahaan dan arus kas diproksikan oleh arus kas operasi. Return saham diukur dengan menggunakan kenaikan ataupun penurunan harga saham tiap tahun. Objek penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minumanyang terdaftar di BEI pada tahun 2007 sampai 2012.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sampel jenuh dan didapat 10 perusahaan sampel dengan enam tahun pengamtan sehingga berjumlah 60 unit analisis. Data penelitian diperoleh dengan mengunduh annual

report perusahaan melalui

adalah metode regresi berganda dengan menggunakan SPSS versi 17.

Hasil penelitian ini secara simultan menunjukkan bahwa return on asset (ROA), return on equity (ROE), ukuran perusahaan dan arus kas operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham perusahaan. Secara parsial menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif dan tidak sigifikan terhadap return saham, ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham, dan arus kas operasiberpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham perusahaan.

Kata Kunci: Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Ukuran Perusahaan, Arus Kas Operasi dan Return Saham


(4)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, FIRM SIZE AND CASH FLOW TO STOCK RETURN OF LISTED COMPANIES FOOD AND

BEVERAGE IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

The goals of this research is to show the influence of profitability, firm size and cash flow to stock return. Profitability proxy by return on asset ratio (ROA) and return on equity ratio (ROE), firm size proxy by total asset and cash flow proxy by cash flow from operating activities. Stock return is measured by the change of stock price every year. Object of this research is food and beverage companies listed in Indonesian Stock Exchange in the period 2008 up to 2012.

Sampling method that use in this research is non probability sampling method, so that the sample acquired 10 companies with six years of observation that totaled 60 analysis units. The research acquired by downloading the annual report of the company through the website that is use in this research is multiple regression method using SPSS version 17.

The result of this research by simultan indicate that return on asset (ROA), return on equity (ROE), firm size and cash flow from operating activities have significant effect to stock return and the result by partial indicate that ROA and firm size have unsignificant negative effect to stock return, ROE has significantly positive effect to the stock return, and cash flow from operating has significantly negative effectto stock return.

Keywords: Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Firm Size, Cash Flow from Operating Activities and Stock Return.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala pujian, hormat dan syukur kepada Allah Bapa yang Maha Kuasa atas kasih dan karuniaNya yang telah memampukan penulis untuk meyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun skripsi ini berjudul: Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Arus Kas Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia. Skiripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen, Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, bantuan, serta dukungan dan doa dari banyak pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak selaku Plt Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing, mengarahkan, dan memberikan saran kepada penulis.


(6)

5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah banyak memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

7. Orangtua penulis yang terkasih, Ayahanda Marpaung Lumban Gaol dan Ibunda Dornida Rajagukguk, saudara-saudariku terkasih Agnes Silvia Lumban Gaol, Anna Marhayeni Lumban Gaol, Bernadetta Lumban Gaol, Martogi Carolus Lumban Gaol.

8. Keluarga Mahasiswa Katolik St.Ignatius Loyola FE USU, sahabat dan teman-teman penulis yang terkasih, Agelina Simanjuntak, Annie Napitupulu, Elisabet Hutahaen, Lidya Theresia, serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu yang selalu memberikan motivasi, dukungan, dan doa selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Penulis,

NIM 100502062


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN……….………. i

ABSTRAK ... ii

ABSTRAC ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan teori ... 10

2.1.1. Pasar Modal ... 10

2.1.2. Investasi ... 11

2.1.3. Return Saham ... 13

2.1.4. Rasio Keuangan ... 17

2.1.4.1. ROA ... 22

2.1.4.2.ROE ... 23

2.1.5. Ukuran (size) perusahaan ... 23

2.1.6. Arus Kas ... 24

2.2. Kerangka Konseptual ... 32

2.3. Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 34

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

3.3. Batasan Operasional ... 35


(8)

3.4.2. Variabel Dependen ... 37

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

3.6. Metode Pengumpulan Data... 39

3.7. Teknik Analisis Data ... 39

3.7.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 39

3.7.2. Uji Asumsi Klasik ... 40

3.7.2.1. Uji Normalitas Data ... 40

3.7.2.2. Uji Heteroskedasitas ... 41

3.7.2.3. Uji Multikolinearitas ... 42

3.7.2.4. Uji Autokorelasi ... 42

3.7.3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 43

3.7.4. Pengujian Hipotesis ... 44

3.7.4.1. Uji F ... 44

3.7.4.2. Uji t ... 45

BAB 1V PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 47

4.2. Analisis Statistik Deskriptif ... 55

4.3. Uji Asumsi Klasik ... 59

4.3.1. Uji Normalitas ... 59

4.3.2. Uji Heteroskedasitas ... 62

4.3.3. Uji Multikolinearitas ... 64

4.3.4. Uji Autokorelasi... 65

4.4. Analisis Regresi Linier Berganda ... 67

4.4. Pengujian Hipotesis ... 69

4.4.3. Uji F (simultan) ... 69

4.4.2. Uji t (parsial)... 70

4.4.1. Koefisien Determinasi ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Perkembangan Return Saham,Laba Bersih, Total Aset, dan Arus Kas Operasi Perusahaan Makanan dan

Minuman di BEI ...7

3.1Teknik Pengambilan Sampel ... 38

3.2Daftar Sampel Penelitian ... 39

4.1Descriptive Statistic ...56

4.2Uji Kolmogorov- Smirnov Test ... 61

4.3Uji Glejser ... 63

4.4Uji Multikolinerits dengan Nilai Tolerance ... 64

4.5Uji Autokorelasi dengan Runs Test ...66

4.6Analisis Regresi Linier Berganda ...67

4.7Hasil Uji-F ...69

4.9Hasil Uji-t ...71


(10)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar JudulHalaman

2.1 Kerangka Konseptual... 33

4.1Uji Normalitas Dengan Analisis Grafik Histogram...59

4.2 Grafik Normal P-Plot ... 60


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Sampel Penelitian ... 83 2 Perhitungan ROA, ROE, SIZE dan AKO ... 84 3 Hasil Pengolahan SPSS ... 87


(12)

ABSTRAK

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR MAKANAN DAN

MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, dan arus kas terhadap return saham perusahaan. Profitabilitas diproksikan oleh rasio return on asset (ROA) dan rasioreturn on equity (ROE), ukuran perusahaan diproksikan oleh total aset perusahaan dan arus kas diproksikan oleh arus kas operasi. Return saham diukur dengan menggunakan kenaikan ataupun penurunan harga saham tiap tahun. Objek penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minumanyang terdaftar di BEI pada tahun 2007 sampai 2012.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sampel jenuh dan didapat 10 perusahaan sampel dengan enam tahun pengamtan sehingga berjumlah 60 unit analisis. Data penelitian diperoleh dengan mengunduh annual

report perusahaan melalui

adalah metode regresi berganda dengan menggunakan SPSS versi 17.

Hasil penelitian ini secara simultan menunjukkan bahwa return on asset (ROA), return on equity (ROE), ukuran perusahaan dan arus kas operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham perusahaan. Secara parsial menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif dan tidak sigifikan terhadap return saham, ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham, dan arus kas operasiberpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham perusahaan.

Kata Kunci: Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Ukuran Perusahaan, Arus Kas Operasi dan Return Saham


(13)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, FIRM SIZE AND CASH FLOW TO STOCK RETURN OF LISTED COMPANIES FOOD AND

BEVERAGE IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

The goals of this research is to show the influence of profitability, firm size and cash flow to stock return. Profitability proxy by return on asset ratio (ROA) and return on equity ratio (ROE), firm size proxy by total asset and cash flow proxy by cash flow from operating activities. Stock return is measured by the change of stock price every year. Object of this research is food and beverage companies listed in Indonesian Stock Exchange in the period 2008 up to 2012.

Sampling method that use in this research is non probability sampling method, so that the sample acquired 10 companies with six years of observation that totaled 60 analysis units. The research acquired by downloading the annual report of the company through the website that is use in this research is multiple regression method using SPSS version 17.

The result of this research by simultan indicate that return on asset (ROA), return on equity (ROE), firm size and cash flow from operating activities have significant effect to stock return and the result by partial indicate that ROA and firm size have unsignificant negative effect to stock return, ROE has significantly positive effect to the stock return, and cash flow from operating has significantly negative effectto stock return.

Keywords: Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Firm Size, Cash Flow from Operating Activities and Stock Return.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Salah satu hal yang menjadi tolak ukur perkembangan perekonomian suatu negara yaitu tingkat pekembangan dunia pasar modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada negara tersebut. Pasar modal berperan sebagai sarana untuk mobilisasi dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana ke pihak yang memerlukan dana. Kehadiran pasar modal memperbanyak pilihan sumber dana dan pilihan investasi bagi investor, sehingga kesempatan untuk memperoleh imbal hasil semakin besar sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Menurut Hartono (2003:78) kegiatan investasi itu sendiri merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh pendapatan atau peningkatan atas nilai investasi awal (modal) yang bertujuan untuk memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat diterima tiap investor.

Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi yang ditanamkan dan tingkat return yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Perasaan aman ini diantaranya diperoleh karena para investor memperoleh


(15)

informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya.

Return yang merupakan tujuan utama seseorang berinvestasi adalah salah satu dasar yang digunakan investor dalam membuat keputusan investasi dan

memiliki peran yang amat signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi.

Return juga merupakan imbalan yang diperoleh investor atas keputusannya untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukan, karena pasar modal tidak dapat memberikan jaminan kepada investor untuk memperoleh return saham dengan pasti.

Dalam penelitian Hastuti (2001)disebutkan bahwa pasar modal memiliki sejumlah sifat khas apabila dibandingkan dengan pasar yang lain. Salah satu sifat khas tersebut adalah ketidakpastian akan kualitas produk yang ditawarkan. Situasi ketidakpastian ini mendorong investor yang rasional untuk selalu mempertimbangkan risiko dan expected return setiap sekuritas yang secara teoritis berbanding lurus. Semakin besar expected return maka tingkat risiko yang melekat juga semakin besar, dan begitu juga sebaliknya. Untuk mencapai tingkat return yang optimal investor juga perlu melakukan berbagai pertimbangan dan analisis yang akurat sebelum membeli, menjual, atau menahan saham.

Saham perusahaan yang go public sebagai komoditi investasi tergolong memiliki tingkat resiko yang tinggi karena sangat peka terhadap perubahan-perubahan kondisi politik dan ekonomi serta perubahan-perubahan yang terjadi dalam internal perusahaan itu sendiri. Perubahan-perubahan tersebut dapat


(16)

perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa investor perlu mengambil sikap hati-hati dalam melakukan investasi berbentuk saham untuk mencegah kemungkinan kerugian yang akan diterima. Salah satu upaya mencegah kerugian tersebut adalah dengan memprediksi return saham yang mungkin diterima investor dimasa yang akan datang. Prediksi return saham dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap kinerja perusahaan. Salah satu hal utama yang sering digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan yaitu dengan cara menganalisis keuangan perusahaan. Analisis keuangan perusahaan memerlukan beberapa tolak ukur.

Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio keuangan atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya.Menurut Kasmir (2008:104) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antarkomponen yang ada di antara laporan keuangan.Dengan analisis rasio keuangan, dapat diperoleh informasi dan memberikan penilaian terhadap kondisi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Menurut Subramanyam dan Wild (2005:38), rasio keuangan terdiri dari rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan rasio pasar

Salah satu rasio yang dapat digunakan dalam menganalisis kinerja perusahaanuntuk memprediksi return saham adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan


(17)

laba dari sumber dana yang dimiliki (Untung dan Sugiono, 2008:70). Semakin besar tingkat keuntungan perusahaan menunjukkan bahwa semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan. Rasio profitabilitas yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba adalah Return on Assets (ROA), dan alat ukur lain yang dapat digunakan adalah Return on Equity (ROE). Semakin besar tingkat ROA dan ROA yang dimiliki oleh perusahaan maka return saham yang mungkin diterima investor juga akan semakin besar.

Selain rasio profitabilitas, terdapat faktor lain yang dapat digunakan dalam menganalisis kinerja perusahaan untuk memprediksi return saham perusahaan, yaitu dengan melihat dan mempertimbangkan ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana perusahaan dapat diklasifikasikan besar atau kecilnya melalui berbagai cara, seperti total aktiva, tingkat penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar jumlah aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar, maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan total aktiva karena nilai aktiva relatif stabil dibandingkan jumlah penjualan dan kapitalisasi pasar dalam mengukur ukuran perusahaan.Perusahaan yang memiliki total aktiva yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik dan lebih mampu menghasilkan laba, sedangkan perusahaan yang memiliki aktiva kecil cenderung rentan terhadap risiko. Hal ini sejalan dengan penelitian Miswanto (2000) tentang pengaruh operating leverage, cyclicality, dan ukuran perusahaan terhadap risiko bisnis


(18)

menemukan bahwa operating leverage tidak berpengaruh terhadap peningkatan risiko bisnis begitu pula dengan pengaruh cyclicality terhadap risiko bisnis relatif kecil, sedangkan ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap risiko bisnis. Oleh sebab itu semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin besar pula return saham yang kemungkinan diterima investor, sebaliknya semakin kecil ukuran perusahaan, maka semakin rentan pula perusahaan tersebut terhadap risiko.

Selain rasio profitabilitas dan ukuran perusahaan,faktor lain yang dapat digunakan dalam menganalisis kinerja perusahaan dalam memprediksi return saham yaitu laporan arus kas. Laporan arus kas digunakan sebagai dasar pertimbangan para investor dalam menginvestasikan dananya di pasar modal karena dengan laporan arus kas memungkinkan para investor untuk memprediksi jumlah kas yang mungkin didistribusikan sebagai dividen pada masa yang akan datang serta menilai risiko potensial atas investasi yang ditanamkan. Selain itu, arus kas juga berguna untuk membantu investor dalam mengukur prospek arus kas bersih pada perusahaan yang bersangkutan.

Laporan arus kas diklasifikasikan berdasarkan tiga aktivitas yaitu, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan, dan aktivitas operasi. Arus kas dari aktivitas investasi yaitu yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva tetap. Arus kas dari aktivitas pendanaan yaitu yang menyangkut perubahan jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi karena arus kas dari aktivitas ini merupakan indikator yang menentukan


(19)

apakah dari kegiatan operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar, oleh sebab itu investor akan cenderung lebih percaya untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki arus kas hasil operasi yang tinggi. Semakin tinggi arus kas operasi yang dimiliki suatu perusahaan maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk membayar deviden yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi pula kemungkinan return yang diterima investor.

Penelitian mengenai return saham telah banyak dilakukan dan terdapat hasil penelitian yang bertentangan. Wibowo (2012) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa rasio profitabilitas tidak berpengaruh terhadap return saham.Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan (2004) dalam penelitiannya memberikan kesimpulan bahwa arus kas operasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return yang diterima pemegang saham, sedangkan Ninna Daniati dan Suhairi (2006) dalam penelitiannya memberikan kesimpulan bahwa arus kas operasi dan size perusahaan mempunyai pengaruh yang berlawanan terhadapreturn saham. Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu dan temuan-temuan fakta-fakta yang tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti kembali pengaruh rasio profitabilitas khususnya ROA dan ROE, ukuran perusahaan, dan arus kas dari aktivitas operasi terhadap return saham perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(20)

Perusahaan industri makanan dan minuman memiliki prospek yang baik dan cenderung diminati investor sebagai target investasinya karena hasil industri ini cenderung digemari dan dibutuhkan oleh setiap kalangan masyarakat dan bidang industri ini juga memiliki jumlah permintaan yang cenderung stabil walaupun terjadi krisis ekonomi karena dalam setiap kondisi produk makanan dan minuman akan selalu dibutuhkan. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2011 melakukan survei terhadap konsumsi masyarakat Indonesia dan menunjukkan hasil bahwa pola pengeluaran untuk konsumsi makanan dan minuman masyarakat Indonesia meningkat setiap tahunnya yang disebabkan oleh meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan meningkatnya pendapatan per kapita. Investor juga melihat bahwa industri sektor makanan dan minuman adalah sektor yang relatif aman dalam berbisnis sehingga banyak pemilik modal baik dari dalam negeri maupun luar negeri tidak ragu untuk menginvestasikan dananya dalam sektor ini. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan laporan keuangan yang tercatat di BEI pada perusahaan sektor makanan dan minuman.

Tabel 1.1

Perkembangan Return Saham, Laba Bersih,Total Aset dan Arus Kas Operasi Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI

Nama

Emiten Tahun

Return Saham LabaBersih (Ribuan Rp) Total Aset (Ribuan Rp) Arus KasOperasi (Ribuan Rp) PT.Multi Bintang Indonesia Tbk.

2007 0,0000 84.456.221 621.831.943 227.270.981

2008 -0,1000 227.271.113 941.387.896 415.212.992

2009 2,5758 443.050.143 993.465.110 529.980.112

2010 0,5534 340.577.120 1.137.082.114 320.055.989

2011 0,3057 453.405.779 1.220.813.115 671.754.999

2012 1,0613 597.382.000 1.152.048.877 539.860.711

PT.Mayora

2007 0,0799 146.617.706 189.317.501 178.699.351

2008 -0,3487 196.230.210 2.992.998.415 138.452.987


(21)

Indah Tbk 2010 1,3889 499.655.171 4.399.191.135 238.253.946

2011 0,3256 483.486.152 6.599.845.533 -607.939.545

2012 0,4036 744.428.404 8.302.506.341 830.244.056

PT.Siantar TOP Tbk.

2007 0,7619 15.594.767 517.448.084 5.275.606

2008 -0,5946 4.816.495 626.749.784 -9.779.515

2009 0,6667 41.072.367 548.720.445 99.952.885

2010 0,5400 41.734.029 649.273.975 -13.517.981

2011 0,7922 42.675.154 934.765.927 89.728.684

2012 0,5217 74.626.183 1.249.840.835 24.460.960

Sumber : IDX Fact Book

Dalam Tabel 1.1 disajikan data perkembangan return saham, laba bersih, total aset dan arus kas operasi tiga perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012. Tiga perusahaan tesebut cenderung mengalami perubahan return saham, laba bersih, total aset, dan arus kas operasi yang ekstrim tiap tahunnya, dan dapat memberikan gambaran secara umum tentang kondisi perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. memperolehreturn saham tertinggi pada tahun 2009 sebesar 2,57 atau 257% dan return terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar -0,10 atau -1-%. Pada PT.Mayora Indah Tbk. return saham tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 2,94 atau 294% dan return terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar -0,38 atau -38%. Pada PT.Siantar TOP tbk. return saham tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 0,79 atau sebesar 79% dan return saham terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar -0,59 atau sebesar 59%.

Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut juga dapat dilihat bahwa nilai laba bersih, total aset dan arus kas operasi menunjukkan kondisi yang tidak selalu konsisten dengan dengan return saham, dan pada kenyataannya tidak semua


(22)

kenaikan laba bersih, total aset, dan arus kas operasi tidak selalu diikuti dengan kenaikan return saham. Sebaliknya, penurunan nilai laba bersih, total aset, dan arus kas operasi perusahaan tidak selalu diikuti dengan penurunan return saham. Berdasarkan uraian latar belakang ini, maka penulis tertarik untuk menganalisis pengaruh profitabilitas yaitu ROA dan ROE, ukuran perusahaan, dan arus kas operasi terhadap return saham.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah rasio profitabilitas yang terdiri dari ROA dan ROE, ukuran perusahaan, dan arus kas operasional perusahaan berpengaruh terhadap return saham perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?”

1.3.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh rasio profitabilitas yang terdiri dari ROA dan ROE, ukuran perusahaan, dan arus kas operasional perusahaan terhadap return saham perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).


(23)

1. Untuk peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti khususnya mengenai pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan dan arus kas dari aktivitas operasi terhadap return saham.

2. Untuk investor dan masyarakat bisnis, penelitian ini sebagai salah satu sumber informasi dalam pengambilan keputusan kebijakan investasi.

3. Untuk manajemen, penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagaimana menciptakan nilai perusahaan sehingga memiliki daya tarik bagi investor.

4. Untuk akedemisi, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi terhadap pegembangan literatur manajemen keuangan, selanjutnya dapat dijadikan acuan untuk penelitian lanjutan.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal

Pasar modal merupakan sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Menurut Samsul Mohammad (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang , umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Undang-undang Pasar Modal tahun 1995 nomor 8 mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkitan dengan efek”.

U Tun Wai dan Hugh T Patrick merumuskan definisi pasar modal dari beragam pendapat tentang pengertian pasar modal sebagai berikut.

Arti luas: pasar modal adalah keseluruhan sistem keuangan yang terorganisir, termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan, serta surat berharga/ klaim jangka pendek, promer dan yang tidak langsung. Arti menengah: Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisir dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat kredit (biasanya yang berjangka lebih dari satu tahun) termasuk saham, obligasi, pinjaman berjangka, hipotik,


(25)

tabungan, dan deposito berjangka. Arti sempit: Pasar modal adalah pasar yang terorganisir yang memperdagangkan saham dan obligasi dengan menggunakan jasa makelar dan underwriter.

Pasar modal dapat berfungsi sebagai alternatif penghimpun dana selain sistem perbankan. Bank-bank menghimpun dana dari masyarakat kemudian disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dana sebagai kredit, sehingga perusahaan-perusahaan yang akan melakukan ekspansi usaha dapat memperoleh dana tersebut dalam bentuk kredit. Dalam teori keuangan dijelaskan bahwa adanya batasan dalam menggunakan hutang. Keterbatasan tersebut diindikasikan dari debt to equity ratio perusahaan yang terlalu tinggi, yang mengakibatkan biaya modal perusahaan yang meningkat. Perusahaan akan terpaksa menahan diri untuk memperluas usahanya bila sudah mencapai batasan tersebut, kecuali jika bisa bisa mendapatkan dana dalam bentuk modal sendiri (equity). Hal tersebut dapat diatasi dengan adanya pasar modal yang memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas berupa tanda hutang (obligasi) dan surat tanda kepemilikan (saham).

2.1.2 Investasi

Menurut Eduardus (2010:2) Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa


(26)

mendatang. Menurut Eduardus (2010:8-9), ada beberapa tujuan seseorang melakukan investasi, antara lain adalah:

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa mendatang.

2. Mengurangi tekanan inflasi, dimana dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.

3. Dorongan untuk menghemat pajak.

Menurut Halim (2005:4), pada umumnya investasi dibedakan menjadi dua bagian yaitu:

1. Investasi pada aset-aset finansial (financial assets). Investasi pada asset-asset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, dan surat berharga pasar uang. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, dan opsi. 2. Investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi pada asset-asset riil dapat

berbentuk pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan, dan lainnya.

Investasi pada asset-asset finansial dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjualbelikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market) atau di pasar turunan (derivative market). Investasi ini dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain. Sedangkan investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain (Hartono 2003:7-11)


(27)

Fischer dan Jordan (2001:105) mendefinisikan “An investment is a commitment of funds made in the expectation of some positive rate of return”. Artinya adalah investasi dilakukan atas dasar adanya harapan akan diperolehnya tingkat pengembalian yang positif dari kegiatan investasi dana yang dilakukan. Investasi diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari suatu aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan atau peningkatan nilai investasi (Hartono, 2003:78). Berdasarkan pengertian tersebut, memegang kas atau uang tunai bukan merupakan investasi, sedangkan menabung di bank merupakan investasi karena mendapat return berupa bunga.

Salah satu cara untuk melakukan analisis investasi dalam bentuk saham yakni dengan analisis fundamental. Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham mempunyai landasan yang kuat yang disebut nilai intrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi perusahaan pada saat sekarang dan prospeknya di masa yang akan datang. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari faktor-faktor perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu keuntungan (return) yang diharapkan dengan suatu resiko yang melekat pada saham tersebut. Nilai inilah yang diestimasi para pemodal atau analis, dan hasil dari estimasi ini dibandingkan dengan nilai pasar sekarang (current market price) sehingga dapat ditentukan saham-saham yang overprice maupun underprice(Triyono, 2000)


(28)

2.1.3. Return Saham

Setiap investor mengharapkan return yang tinggi atas investasinya. Return merupakan pengembalian hasil atau laba atas suatu surat berharga atau investasi modal, besarnya dinyatakan dalam tingkat persentase tahunan. Saham suatu perusahaan bisa dinilai dari pengembalian (return) yang diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Return bagi pemegang saham bisa berupa penerimaan dividen tunai ataupun adanya perubahan harga saham pada suatu periode.

Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi.Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang dilakukannya. Return tersebut memiliki dua komponen yaitu current income dan capital gain (Wahyudi, 2003). Current income adalah keuntungan yang didapat melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti dividen. Keuntungan ini biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat diuangkan secara cepat. Contohnya adalah dividen saham yaitu dibayarkan dalam bentuk saham yang bisa dikonversi menjadi uang kas dengan cara menjual saham yang diterimanya. Capital gain(loss) merupakan selisih laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya. Jika harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham periode sebelumnya (Pt-1) maka pemegang saham mengalami capital gain. Jika yang terjadi sebaliknya maka pemegang saham akan mengalami capital loss.


(29)

Return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) atau sering disebut actual return dan return ekspektasi (expected return).Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko di masa mendatang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Dalam melakukan investasi investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi biasanya dikorelasikan dengan peluang untuk mendapatkan return yang lebih tinggi pula (high risk high return, low risk low return). Tetapi return yang tinggi tidak selalu harus disertai dengan investasi yang berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang tidak rasional

Terdapat dua cara yang umum digunakan untuk menghitung return saham (Asri, 2001:76), yaitu:

1. memasukkan unsur dividen dalam perhitungan return saham (investor tidak mengabaikan adanya dividen), maka dapat digunakan rumus:

R

i

=

D1+ (P1−P0)

Po

keterangan :


(30)

P1 = Harga pasar saham yang diharapkan

P0 = Harga pasar saham saat penutupan

2. tanpa memasukkan unsur dividen dalam perhitungan (investor mengabaikan dividen), maka data yang digunakan hanya terdiri dari harga pasar saham saja.

Rumus yang dapat digunakan sebagai berikut:

R

i

=

(P1P0) Po keterangan:

Ri = Return yang diharapkan

P 1 = Harga pasar saham yang diharapkan

P 0 =Harga pasar saham saat penutupan

Menurut Samsul Mohamad (2006 : 292), rumus perhitungan saham terbagi menjadi dua cara yaitu:

1.

R

i,t

=

(PtPt−1)+ Dt

Pt−1

Keterangan:

Ri,t = return saham i untuk waktu t (hari, bulan, dan sebagainya)

Pt = price, yaitu harga untuk waktu t

Pt-1 = price, yaitu harga untuk waktu sebelumnya (kemarin, bulan lalu, dan

seterusnya)

Dt = dividen tunai interim dan dividen tunai final.

2.

R

i,t

=

(IHSIt−IHSIt−1)+ Dt

IHSIt−1


(31)

Ri,t = return saham individual untuk waktu t (hari ini, bulan berjalan,

tahun berjalan dan sebagainya)

IHSI1 = Indeks Harga Saham Individual untuk tahun t

IHSIt-1 = Indeks Harga Saham Individual untuk tahun sebelumnya

Dt = Dividen tunai interim dan dividen tunai final.

Rumus kedua lebih tepat digunakan untuk analisis karena pemakaian indeks dapat menetralisir pengaruh corporate action terhadap harga saham.

2.1.4.Rasio Keuangan

Rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabungkan angka-angka dalam laporan laba rugi dan neraca. Rasio keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan hubungan diantara berbagai macam akun yang berasal dari laporan keuangan yang dapat mencerminkan keuangan serta hasil operasional perusahaan.

Rasio keuangan digunakan untuk membandingkan risiko dan tingkat imbal hasil dari berbagai perusahaan untuk membantu investor dan kreditor dalam membuat keputusan investasi dan kredit yang baik. Terdapat empat kategori rasio yang digunakan untuk mengukur berbagai aspek dari hubungan risiko dan return yaitu rasio finansial yang terdiri dari liqidity rasio, debt ratio, profitabilty ratio, dan coverage ratio(White, 2002:126). Di antara keempat rasio tersebut, tidak ada satu rasio yang dapat memberikan informasi yang cukup mengenai kondisi dan kinerja perusahaan. Lain halnya jika analisis memakai sekelompok rasio, analisis tersebut dapat


(32)

mempertimbangkan kelayakannya. Rasio keuangan dapat diklasifikasikan berdasarkan ruang lingkup dan tujuan yang diinginkan menjadi lima kelompok rasio, yaitu likuiditas, aktivitas, profitabilitas, solvabilitas, profitabilitas (rentabilitas) dan rasio pasar.

Menurut Wild (2005: 38) rasio-rasio keuangan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Rasio likuiditas (liquidity ratios) digunakan untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek yang digunakan untuk memenuhi kewajiban tersebut. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat sebelum atau atau pada saat jatuh tempo maka perusahaan tersebut berada dalam keadaan likuid. Hal ini dapat dicapai apabila perusahaan memiliki aktiva lancar yang lebih besar daripada utang lancar atau utang jangka pendeknya. Rasio likuiditas memiliki keterkaitan dengan rasio solvabilitas. Perusahaan yang terus-menerus dalam keadaan tidak likuid, kewajiban jangka pendeknya akan menumpuk. Tumpukan utang jangka pendek ini kemudian akan berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangya (solvable). Perusahaan yang insolvable mengandung resiko yang tinggi untuk ditanami investasi, karena perusahaan yang tidak mampu membayar utang akan disita kepemilikan hartanya. Rasio likuiditas dapat dihitung menggunakan rumus Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), dan Networking Capital (NWC).


(33)

2. Rasio aktivitas (activity ratios) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melakukan kegiatan operasinya atau melihat perputaran (turnover) aktiva. Rasio aktivitas ini disebut juga asset activity ratios atau turnover ratios. Rasio aktivitas dapat diukur dengan enam pendekatan, yaitu Total Asset Turnover, Total Fixed Asset Turnover, Average Collection Period, Account receivable Turnover, Inventory Turn Overn dan Day’s Sales in Inventory.

3. Rasio solvabilitas (solvency ratios) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam likuiditas jangka panjangnya atau dapat dikatakan kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka panjangnya. Rasio ini disebut juga sebagai rasio leverage karena merupakan rasio pengungkit yang menggunakan uang pinjaman untuk memperoleh keuntungan. Dengan rasio solvabilitas, dapat diketahui perbandingan penggunaan dana perusahaan yang berasal dari modal sendiri dengan dana yang berasal dari pihak luar atau pinjaman. Suatu perusahaan dikatakan dalam solvable apabila perusahaan mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar utangnya. Rasio ini menyangkut jaminan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang apabila pada suatu saat perusahaan dilikuidasi tau dibubarkan. Rasio solvabilitas dapat diukur dengan menggunakan Debt ratio, Debt To Equity ratio, Long Term Debt To Equity Ratio, Long Term Debt To Capitalization Ratio, Times Interest Earned, Cash Flow Interest Coverage, Cash Flow To Net Income, dan Cash Return On Sales.


(34)

4. Rasio rentabilitas atau profitabilitas (profitabily ratios) menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabiltas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Keuntungan yang dimaksud dibagi menjadi dua yaitu rasio yang menunjukkan profitability dengan sales dan dalam hubungannya dengan investement. Profitabilty perusahaan dalam kaitannya dengan sales dapat ditunjukkan dengan gross profit margin dan net profit margin. Sedangkan profitablity dalam kaitannya dengan investement dapat ditunjukkan dengan return on asset (ROA) dan return on equity (ROE). Rasio profitabilitas dapat diukur dengan Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Operating Return On Assets (OPROA), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Operating Ratio (OPR).

5. Rasio pasar (market ratios) menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis per saham. Rasio pasar didasarkan pada perkiraan laba per saham di masa yang akan datang, sehingga dapat diketahui berapa lama investasi suatu saham akan kembali. Rasio pasar dapat diukur dengan beberapa pendekatan yaitu Dividend Yield, Dividend Per Share (DPS), Earning Per Share (EPS), Dividen Payout Ratio (DPR), Price Earning Ratio (PER), Book Value Share (BVS), dan Price To Book Value.

Salah satu keunggulan dari rasio adalah dapat digunakan untuk membandingkan hubungan return dan risiko dari perusahaan dengan ukuran yang berbeda. Rasio juga dapat menunjukkan profil suatu perusahaan, karakteristik ekonomi,


(35)

strategi bersaing dan keunikan karakteristik operasi, keuangan dan investasi. Menurut Harahap Sofyan (2007 : 298) secara umum keunggulan rasio keuangan terdiri dari:

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang mudah ditafsirkan dan mudah dibaca.

2. Merupakan pengganti sederhana dari informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disajikan secara rinci dan rumit.

3. Dapat mengetahui posisi perusahaan di tengah persaingan industri.

4. Sangat bermanfaat sebagai bahan dalam pengambilan pengambilan keputusan dan model prediksi.

5. Menstandarisir size perusahaan.

6. Lebih mudah untuk melihat perbandingan perusahaan dengan perusahaan lain atau untuk melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series;

7. Lebih mudah dalam melihat tren perusahaan dan melakukan prediksi di masa yang akan datang.

Menurut Harahap Sofyan (2007:299) selain memiliki keunggulan, analisis rasio juga mempunyai kelemahan atau keterbatasanantara lain: 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat sesuai dengan kepentingan

penggunanya.

2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik, yaitu:


(36)

a.Bahan perhitungan laporan keuangan banyak mengandung tafsiran dan judgement yang dapat dinilai bias atau subjekti.

b.Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan adalah nilai perolehan (cost) dan bukan harga pasar.

c.Klasifikasi dalam laporan keuangan dapat berdampak pada rasio. d.Metode pencatatan yang dilakukan setiap perusahaan berbeda-beda. 3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, maka akan menimbulkan

dalam menghitung rasio.

4. Akan terjadi kesulitan jika terdapat data yang tidak sesuai.

5. Perusahaan-perusahaan tidak memakai standar akuntansi yang sama, maka bila dibandingkan hasilnya kurang akurat.

Dari jenis-jenis rasio di atas, peneliti menggunakan rasio profitabilitas sebagai variabel yang mempengaruhi return saham, khususnya ROA dan ROE.

2.1.4.1.Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) sering disebut juga sebagi Retun on Investment (ROI). Rasio ini berfungsi untuk mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia, daya untuk menghasilkan laba dari modal yang diinvestasikan. Menurut Van Horne (2005: 24) ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROA =

Lababersihstelahpajakdanbunga


(37)

Semakin besar ROA atau ROI berarti perusahaan semakin produktif dan semakin efektifmenggunakan aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan laba, laba yang semakin meningkat juga akan meningkatkan tingkat pengembalian (return) kepada investor (Van Horne, 2005:24). Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik investor untuk berinvestasi di dalam perusahaan.

2.1.4.2.Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total modal sendiri (ekuitas). Modal sendiri berasal dari setoran modal pemilik, laba ditahan, dan cadangan lain yang dikumpulkan perusahaan. Menurut Van Horne (2005: 24), secara matematis ROE dapat dirumuskan sebagi berikut:

ROE =

LabaBersihSetalahPajakdanbunga

EkuitasPemegangSaham

Semakin tinggi suatu ROE, maka semakin efektif suatu perusahaan dalam mengelola dana investasi yang ditanamkan investor. Hal ini juga akan berdampak positif terhadap harga saham dan membuat perusahaan dapat dengan mudah menarik dana baru. Kenaikan ROE biasanya diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan, dan kenaikan harga saham akan diikuti juga oleh kenaikan return yang mungkin diterima investor (Muljono, 2000:74).


(38)

Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang, dan semakin besar kapitalisasi pasar semakin besar pula perusahaan dikenal dalam masyarakat. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan total aktiva karena nilai aktiva relatif stabil dibandingkan dengan nilai penjualan dan kapitalisai pasar.

Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 2 kategori yaitu perusahaan besar dan perusahaan kecil. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam kondisi ini arus kas perusahaan sudah positif dan diangap mempunyai prospek yang bagus dalam jangka waktu yang lama. Dalam penelitian Abdul Naser (2009) disebutkan bahwa perusahaan dianggap lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding dengan total aset yang kecil.

Ukuran perusahaan turut menentukan tingkat kepercayaan investor. Perusahaan yang besar akan lebih dikenal masyarakat yang berarti semakin mudah untuk mendapatkan informasi mengenai perusahaan tersebut. Kemudahan dalam mendapatkan informasi akan meningkatkan kepercayaan investor dan mengurangi faktor ketidakpastian yang berarti risiko lebih


(39)

kecil.Pada umumnya perusahaan besar memiliki reporting responsibility yang tinggi dan kemampuan memperoleh laba yang tinggi yang mengindikasikan bahwa return juga akan meningkat (Scoot, 2006:137).

2.1.6.Arus Kas

Pada mulanya laporan arus kas belum merupakan bagian dari laporan keuangan, karena sebelum tahun 1971 pelaporan keuangan yang direomendasikan oleh Generally Accpeted accounting Principle (GAAP) hanya neraca atau sekarang disebut statement of financial position dan laporan laba rugi (income statement). Dalam perkembangan berikutnya yang dilatarbelakangi oleh keinginan investor, kreditor dan pemakai lainnya muncul laporan dana sebagai bagian dari laporan keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004).

American Institute of Certified Public Accountant (AICPA: 1961) mengakui pentingnya penggunaan laporan arus kas dan mensoponsori riset mengenai hal ini. Laporan arus kas baru diwajibkan pada tahun 1987 dengan dikeluarkannya Statement of Financial Accounting Standard (SFAS) No. 95 oleh FASB tentang Statement of Cash Flow yang kemudian menjadi efektif sebagai bagian laporan keuangan. Di Indonesia sendiri penggunaan laporan arus kas ditandai dengan dikeluarkannya Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 7 September 1954 oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1955. Dalam SAK No. 2 dinyatakan bahwa


(40)

perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan .

Pengertian arus kas menurut Kieso & Weigant (2002 : 114) adalah “The Statements of Cash Flows is a primary statements that reports the cash receipt, cash payment and net change resulting form the operating, investing and financial activities of and enterprise during a period in a format that reconciles the beginning and ending cash balance.”

Arus kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004) dalam PSAK No.2 2007: paragraf 9 dan 10 adalah:

laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas atau setara kas .

Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas. Tujuan utama laporan arus kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004) adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperkirakan arus kas masa mendatang. Tujuan utama penyajian data mengenai arus kas ialah adanya informasi mengenai sumber dan penggunaan kas yang dikeluarkan untuk membiayai seluruh aktivitas perusahaan. Sumber dan penggunaan kas suatu perusahaan tidaklah berubah secara drastis dari tahun ke tahun sehingga penerimaan dan pengeluaran kas dapat diterima sebagai alat yang baik untuk memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas di masa mendatang.


(41)

2. Untuk mengevaluasi keputusan manajemen. Setiap manajer berusaha mengambil keputusan yang terbaik yang diharapkan dapat membantu perusahaan mempertahankan kelangsungan hidupnya serta kemampuan bersaing dalam merebut pasaran. Sebagian besar faktorkeberhasilan perusahaan ditentukan oleh keputusan manajer terutama top level manajemen yang biasanya dihadapkan dengan pengambilan keputusan strategic. Laporan arus kas akan menyajikan kegiatan investasi perusahaan sehingga memberikan informasi kepada investor dan kreditor untuk mengevaluasi keputusan manajer.

3. Untuk menentukan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen kepada pemegang saham, pembayaran bunga, dan pokok pinjaman pada kreditur. Modal saham suatu perusahaan biasanya terdiri atas saham serta ditambah dengan modal pinjaman. Pemegang saham tertarik untuk menanam modal atau sahamnya di perusahaan dengan harapan akan memperoleh hasil berupa dividen dari aktivitas penanaman modal tersebut. Kreditor akan memperoleh penghasilan dari perusahaan karena dia akan memperoleh bunga dan pokok pinjamannya. Tentunya investor maupun kreditor menginginkan pembayaran tepat waktu. Laporan arus kas memberikan informasi untuk membantu mereka untuk mengetahui apakah perusahaan mampu membayar deviden tersebut serta melunasi kewajibannya.

4. Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan arus kas perusahaan. Menurut Hongren (1997 : 1845), ”biasanya kas dan laba bersih bergerak bersama”. Tingginya tingkat laba tersebut cenderung menyebabkan


(42)

peningkatan kas dan sebaliknya. Suatu perusahaan yang mempunyai laba bersih yang tinggi dan kas rendah mempunyai kemungkinan pailit. Dalam halini informasi arus kas membantu investor menganalisis sampai sejauh mana efisiensi

perusahaan dalam mengelola kasnya. Dengan adanya laporan arus kas (cash

flow statement) ini, maka akan membantu manajer keuangan dalam perencanaan dan pengawasan budget kas.

Laporan arus kas in jugai sangat membantu pihak ekstern perusahaan dalam menentukan :

1. Kemampuan suatu perusahaan mnghasilkan kas pada msa yang akan datang

2. Tingkat kesehatan keuangan perusahaan, apakah perushaan likuid atau solvable,

3. kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen dan kewajiban lainnya.

Menurut Kieso (2002 : 205), laporan arus kas dibagi menjadi tiga aktivitas yaitu:

1. operating activity involve the cash effect of transaction that enter into determination of net income,

2. investing activities include making and collecting loans and disposting of investements (both debt and equity) and properti, plant, equipment,

3. financing activities involve liabilty and equity items. They include (a) obataining resouces from owners and providing them with a return on


(43)

their investment, and (b) borrowing money from creditors and repaying the ammounts borrowed.

Penelitian ini akan difokuskan pada arus kas dari aktivitas operasi. Ikatan Akuntan Indonesia (Standar Akuntansi Keuangan No.2, paragraf 12) menyatakan bahwa :

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Semakin tinggi arus kas operasional perusahaan maka semakin tinggi kepercayaan investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin besar pula nilai expected return saham, dan sebaliknya, semakin rendah arus kas operasional perusahaan maka semakin kecil kepercayaan investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai return saham (Hartono dan Triyono, 2000)


(44)

2.1.4.Tinjauan Peneliti Terdahulu

No Peneliti/Tahun Judul

Penelitian

Variabel Metode

Analisis

Hasil Penelitian

1 Wajid Khan,

Arab Naz, Shabeer Ahmad. (2012)

The Impact of Capital Structure and Financial Performance on Stock Return “A Case of Pakistan Textile Industry” Dependet Variable: Stock Return Independent Return: Debt to Equity Ratio, ROE, Cash Flow Ratio, EPS, Time Interest Earned Ratio. Ordinary Least Square Regression Capital Structure and Financial Performance positively affect the stock return.

2 Ririt Kurniasih

(2011) Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Operasi, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2004-2006) Variabel Dependen: Return saham Variabel Independen: Arus Kas dari Aktivitas Operasi, Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan, Arus Kas dari Aktivitas Investasi,La ba Operasi dan Ukuran (size)Perusa haan. Analisis Regresi Berganda Kandungan informasi arus kas aktivitas operasi, investasi, pendanaan, laba operasi dan size perusahaan secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham

perusahaan.

3 Rahfiani

Khairurizka (2009)

The Effect of Financial Ratio, and Cah Flow from Operating Activities in the Interim Dependent Variable : Stock Return. Independent Variable: NPM, ROE, Regression Analysis. Financial ratio and cash flow from operating activities altogether affect stock return.


(45)

Report to the Stock Return.

TATO, PBV, DER, Cash Flow from Operating Activities.

4 Minar

Simanungkalit (2009) Pengaruh Profitabilitas dan Rasio Leverage Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman Terbuka di Indonesia (2004-2007) Variabel Dependen: Return Saham Variabel Independen: ROA, ROE, dan Debt to Total Asset (DTA). Analisis Regresi Berganda ROA,ROE dan DTA secara serempak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman. Secara parsial hanya ROE yang memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.

5 Angrawit

kusumawardani (2009) Analisis Pengaruh EPS, PER, ROE, FL, DER, CR, ROA Pada Harga Saham Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di Bei Periode 2005 -2009 Variabel Dependen: Harga Saham, Kinerja Perusahaan. Variabel Independen: EPS, PER, ROE, FL, DER, CR, ROA. Analisis Regresi Berganda Penelitian ini berhasil menyimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan EPS, PER, ROE, DER, dan ROA terhadap harga saham

6 Dyah Laksita

Rahajeng (2009) Pengaruh ROE, Arus Kas Operasi dan EVA Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdafatar di BEI Variabel Dependen: Return Saham Variabel Independen: ROE, Arus Kas Operasi dan EVA. Analisis Regresi Berganda

Arus kas operasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham, sedangkan ROE tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.


(46)

7 Mei Hotma Mariati Munthe (2009) Pengaruh Faktor Fundamental terhadap return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdafatar di Bursa Efek Inadonesia Variabel Dependen: Return Saham Varibel Independen: current ratio, return on equity, cash flow from operation to debt,price book dan size perusahan Analisis Regresi Berganda Current ratio, return on equity, cash flow from operation to debt, price book dan size perusahan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap rate ofreturn dan dapat diterima secara keseluruhan. Secara parsial, ROE memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

2.2.Kerangka Konseptual

Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber dana yang dimiliki. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset dan Return on Equity. Semakin tinggi ROA berarti perusahaan semakin produktif dan semakin efektifmenggunakan aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan laba, laba yang semakin meningkat juga akan meningkatkan tingkat pengembalian (return) kepada investor (Van Horne, 2005:24).Kenaikan ROE pada umumnya juga diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan, dan kenaikan harga saham akan diikuti juga oleh kenaikan return yang mungkin diterima investor (2000:74).

Perusahaan yang memiliki total aktiva yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik


(47)

dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang relatif kecil. Pada umumnya perusahaan besar memiliki reporting responsibility yang tinggi dan kemampuan memperoleh laba yang tinggi yang mengindikasikan bahwa return juga akan meningkat (Scoot, 2006:137).

Arus kas operasi merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas untuk melunasi pinjaman, melakukan pembayaran deviden, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Dalam hal ini informasi arus kas operasi membantu investor menganalisis sejauh mana efisiensi perusahaan dalam mengelola kasnya, sehingga investor dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayarkan deviden dari informasi arus kas tersebut. Semakin tinggi arus kas operasional perusahaan maka semakin tinggi kepercayaan investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin besar pula nilai return saham.

(Hartono dan Triyono, 2000)

Return on Asset (ROA)

Return Saham

Return on Equty (ROE)

Ukuran (Size)


(48)

Sumber : Ririt Kurniasih, (2011, diolah)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.3.Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang diuraikan diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah, rasio profitabilitas yag terdiri dari ROA dan ROE, ukuran perusahaan (SIZE), dan arus kas operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada industri manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis, oleh karena itu jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya. Desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara rasio profitabilitas khususnya ROA dan ROE, ukuran perusahaan, dan arus kas aktivitas operasi terhadap return saham. Variabel independen (X) yang digunakan adalah ROA, ROE, ukuran perusahaan dan


(49)

Sumber : Ririt Kurniasih, (2011, diolah)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.3.Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang diuraikan diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah, rasio profitabilitas yag terdiri dari ROA dan ROE, ukuran perusahaan (SIZE), dan arus kas operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada industri manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis, oleh karena itu jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya. Desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara rasio profitabilitas khususnya ROA dan ROE, ukuran perusahaan, dan arus kas aktivitas operasi terhadap return saham. Variabel independen (X) yang digunakan adalah ROA, ROE, ukuran perusahaan dan


(50)

arus kas operasi yang mempunyai hubungan signifikan terhadap return saham sebagai variabel dependen (Y).

3.2.Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah di Bursa Efek Indonesia dengan tahun pengamatan perusahaan dari tahun 2007 sampai tahun 2012 dengan cara mengunjungi website dimulai pada bulan Desember 2013, sampai bulan Maret 2014.

3.3.Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional penelitian ini adalah :

a. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu:

1. Variabel bebas (independent variable) yang terdiri dari Return on Asset, Return on Equity, ukuran perusahaan, dan arus kas operasional. 2. Variabel terikat (dependent variable) yang terdiri dari return saham

perusahaan sekor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. b. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari :

1. Data Return on Asset, Return on Equity, ukuran perusahaan, dan arus kas operasi perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2007 sampai 2012.


(51)

2. Data return saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2007 sampai 2012.

3.4.Definisi Operasional 3.4.1.Variabel Independen

Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi: 1. Return on Asset (ROA)

Return on asset mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Formulanya adalah:

ROA = Laba bersih setelah pajak dan bunga Total aset

2. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal tertentu.

ROE

=

Laba Bersih Setelah Pajak dan bunga

Ekuitas Pemegang Saham 3. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan besar (ukuran) yang dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisai pasar. Penelitian ini menggunakan total aktiva sebagai ukuran perusahaan. Total aktiva yang besar akan meningkatkan efisiensi perusahaan dan memberikan prospek pertumbuhan di masa depan.


(52)

SIZE = Ln (total asset) 4. Arus Kas Operasi

Arus kas dari aktivitas operasi merupakan aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

AKO

=

����� ���� ��� ������� ����� ����

3.4.2.Varibael Dependen

Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah actual return.Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang dilakukannya. Return saham dapat dihitung berdasarkan rumus :

R

it

=

(PitPit−1)

Pit−1

Keterangan:

Ri,t = return saham i untuk waktu t (hari, bulan, dan sebagainya)

Pt = price, yaitu harga untuk waktu t

Pt-1 = price, yaitu harga untuk waktu sebelumnya (kemarin, bulan lalu, dan

seterusnya)

3.5.Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2007: 72), populasi adalah wilayah generalisai yang terdiri dari objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu


(53)

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipejari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdafatar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 sampai tahun 2012 dengan menggunakan kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun pengamatan, yaitu dari tahun 2007 sampai tahun 2012. 2. Perusahaan sektor makanan dan minuman yang telah mengeluarkan laporan

keuangan lengkap pada tahun 2007 sampai 2012

3. Perusahaan sektor makanan dan minuman yang menghasilkan laba secara terus-menerus selama tahun 2007 sampai 2012.

Berdasarkan kriteria tersebut, didapatkan 10 perusahaan, dan secara keseluruhan digunakan sebagai sampel (metode sampel jenuh). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Berikut ini adalah ringkasan teknik pengambilan sampel:

Tabel 3.1

Teknik Pengambilan Sampel

No Karakteristik Sampel Jumlah

1 Perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

19

2 Perusahaan sektor makanan dan minuman yang tidak mengeluarkan laporan keuangan pada tahun 2007 sampai 2012


(54)

3 Perusahaan sektor makanan dan

minuman yang tidak menghasilkan laba secara terus-menerus selama tahun 2007 sampai 2012

(6)

Jumlah Sampel 10

Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 10 perusahaan. Adapun yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 3.2

Daftar Sampel Penelitian

No Kode Emiten Nama Emiten

1 AISA PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

2

CEKA PT.Cahaya Kalbar Tbk

3

DLTA PT.Delta Djakarta Tbk 4

INDF PT.Indofood Sukses Makmur Tbk 5

MLBI PT.Multi Bintang Indonesia Tbk 6

MYOR PT.Mayora IndahTbk

7

PSDN PT.Prasidha Aneka NiagaTbk

8

SKLT PT.Sekar LautTbk

9

STTP PT.Siantar TOP Tbk

10

ULTJ PT.Ultra Jaya Milk Tbk

Sumber : idx.co.id (data diolah)

3.6.Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder, karena peneliti memperoleh data yang dibutuhkan secara tidak langsung yaitu melalui data-data pendukung dan buku referensi,


(55)

sertamendapatkan data dengan cara studi dokumentasi melalui website resmi Bursa Efek Indonesia harga saham dari yahoo finance tahun 2007-2012.

3.7.Teknik Analisis Data

3.7.1.Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2007: 142), analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.

3.7.2.Uji Asumsi Klasik

Penulis menggunakan bantuan program software SPSS 17.0 for Windows (Statistic Product& Service Solution) dalam penelitian ini. Agar diperoleh perkiraan yang efesien, maka sebelum melakukan analisis regresi sebaiknya dilakukan terlebih dahulu pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang BLUE (Best, Linier, Unbiased, Estimation) (Situmorang dan Lufti 2011:100)

3.7.2.1.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau


(56)

atau mendekati normal. Menurut Ghozali (2006: 110), ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik. Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal atau mengikuti kurva berbentuk lonceng dan grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan normal probability plot tersebut adalah sebagai berikut:

1. Jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafis histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafis histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Analisis statistik dilakukan dengan uji statistik nonparametrik Kolmogrov Smirnov (K-S). Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikan < 0,05 berarti distribusi data tidak normal, sebaliknya bila nilai signifikan > 0,05 berarti distribusi data normal.

3.7.2.2.Uji Heteroskedatisitas

Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka


(57)

disebut homoskedastisitas. Salah satu uji untuk mengetahui heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram pencar (scatter plot). Analisis pada gambar scatter plot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat jika:

a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0 b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja

c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk bola bergelombang cccccmelebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

Uji ini juga dapat dilakukan melalui uji Glejser, yaitu dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Apabila signifikansi> dari taraf nyata 5%, maka dianggap tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, dan begitu sebaliknya.

3.7.2.3.Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2006: 91), uji ini bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik antar variabel independen seharusnya tidak terjadi kolerasi. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolinieritas. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut:


(58)

c. Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas d. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas.

3.7.2.4.Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2006:95), uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan Runs Test. Runs Test dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random.

Ho : residual random (acak) Ha : residual tidak ranndom Probabilitas > 0,05 → Ho diterima Probabilitas < 0,05 → Ho ditolak

3.7.3.Analisis Regresi Linier Berganda

Model analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah model analisis regresi linier berganda (Multiple Regression Analysis). Analisis regresi linier berganda merupakan perluasan dari regresi sederhana. Regresi liner berganda ditujukan untuk menentukan hubungan


(1)

terdaftar di BEI periode 2007-2012. Dari penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:

1. Hasil uji secara simultan (Uji-F) menunjukkan bahwa variabel ROA, ROE, ukuran perusahaan dan arus kas operasi secara bersamaan (serempak) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return

saham perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2012.

2. Hasil uji secara parsial (Uji-t) menunjukkan bahwa variabel ROA memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap return saham, ROE memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

return saham,ukuran perusahaan (SIZE) memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifkan terhadap return saham, dan arus kas operasimemiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap return saham perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2012.

3. Nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini adalah sebesar 0,283. Hal ini berarti 28,3% variasi dari return saham dijelaskan oleh variabel retun on asset (ROA), return on equity (ROE), ukuran perusahaan, dan arus kas operasi. Sedangkan sisanya 71,7% dijelaskan oleh faktor lain di luar model.


(2)

1. Penelitian mengenai return saham ini hanya terbatas pada informasi internal masing-masing perusahaan sektor makanan dan minuman. Oleh karena itu, disarankan agar penelitian selanjutnya juga menggunakan variabel-variabel eksternal sebagai variabel inpenden, khususnya menyangkut kondisi ekonomi makro seperti tingkat inflasi, suku bunga dan nilai tukar.

2. Sampel penelitian ini dibatasi hanya pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2007-2012 sehingga hanya diperoleh 10 sampel perusahaan, dan keterbatasan sampel ini akan mengurangi generalisasi sampel. Peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan sampel dengan karakteristik perusahaan yang lebih beragam dan jumlah sampel yang lebih banyak, serta periode pengamatan yang lebih lama.

3. Bagi manajemen perusahaan, agar dapat mengelola dana investor sebaik mungkin sehingga dapat menciptakan nilai bagi investor. Kinerja yang baik, akan meningkatkan return bagi investor, sehingga investor tidak ragu untuk berinvesatasi pada perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Abdullah, Faisal, 2005. Manajemen Perbankan:Teknik Analasis Kinerja

kkkkkkkkkkKeuangan, UMM Press, Malang.


(3)

Brigham dan Houston, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Diterjemahkan oleh Wibowo, Salemba Empat, Jakarta.

Eduardus, Tandellin, 2010. Portofolio dan Investasi : Teori dan Aplikasi, Kanisius, Yogyakarta.

Fischer, Jordan, 2001. Security Analysis and Portofolio Management,

Prentice-Hall, Englewood Cliff, New Jersey.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Halim, Abdul, 2005. Analisis Investasi, Salemba Empat, Jakarta.

Harahap Sofyan, 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hartono, Jogiyanto, 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi ke-3, BPFE, Yogyakarta.

Horngren, Charles, 1997. Akuntansi di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta. Husnan, Suad, 2002. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, UPP

AMP YKPN.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Press, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Kieso, Donald E, Jerry Weigant, Terry Warfield,2002. Akuntansi Intermediate, Edisi 10, Jilid 2, alih bahasa Gina Gania, Erlangga, Jakarta.

Muljono, Teguh Pudjo, 2000. Laporan Keuangan Untuk Perbankan, BPFE, Yogyakarta.

Rochaety, Ratih, dan Abdul, 2009. Metedologi Penelitian Bisnis, Mitrawacanamedia, Jakarta.

Samsul, Mohamad,2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Erlangga, Jakarta.

Scoot, William, 2006. Financial Accounting Theory, Pearson Prentice Hall, United States of America.


(4)

Situmorang, Lufti, 2011. Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis,

USU Press, Medan.

Sugiyono, 2007. Statistik untuk Penelitian,Alfabeta,Jakarta.

Untung, Sugiono, 2008. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan

Keuangan, Grasindo, Jakarta.

Van Horne, Wachomicz, 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Erlangga, Jakarta.

Wild, John, dan Subramanyam K.R, 2005. Analisis Laporan keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Jurnal, Skripsi, dan Tesis:

Daniati, Suhairi, 2006. “Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan terhadap Return Saham”

Simposium Nasional Akuntansi IX

Hastuti, Ambarworo dan Sudibyo, 2000. “Pengaruh Publikasi Laporan Arus Kas Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan”,

, Padang.

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia

Hidayat, Taufik, 2009. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”,

, Volume 1 Nomor 2 hal 239.

Tesis Pasca Sarjana Akuntansi

Khairuruzka, Rahfiani, 2009. The Effect of Financial Ratio, and Cash Floe from operation Activities in the Interim Report to the Stock Return,

, Universitas Sumatera Utara, Medan.

The Journal of Finance,

Khan, Naz, dan Ahmad, 2012. The Impact of Capital Structure and Financial Performance on Stock Return A Case of Pakistan Texttile Industry,

Volume 34 Nomor 3

Researh Journal of Finance and Accounting

Kurniasih, Ririt, 2011. ” Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Operasi, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap

Return Saham Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”,

Volume 16 Nomor 2.

Tesis Pasca Sarjana Akuntansi

Kurniawan, Heribertus dan Indriantoro, 2000. “Analisis Hubungan Antara Arus Kas dari Aktivitas Operasi dan Data Akrual dengan Return , Universitas Sumatera Utara, Medan.


(5)

Kusumawardani, Angrawit, 2009. “Analisis Pengaruh EPS, PER, ROE, FL, DER,CR, ROA pada Harga Saham dan Dampaknya terhadap Kinerja Perusahan”, Jurnal Keuangan dan Bisnis

Laksita, Dyah, 2009. “Pengaruh ROE, Arus Kas Operasi dan EVA Terhadap

Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdafatar di BEI”, , Volume 6 Nomor 2.

Skripsi jurusan Akuntansi

Marshal, Yogi,2010. ” Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added Dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham”,

, Universita Airlangga, Surabaya.

Skripsi Jurusan Akuntansi

Miswanto, dan Husnan, 2000. “The Effect of Leverage, Cyclicality, and Firm Size on Business Risk

, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Gadjah Mada International Journal of Business,

Munte, Mei Hotma Mariati, 2010. “Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap

Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”,

Volume 1 No 1 page 29

Tesis Pasca Sarjana Akuntansi

Naser,Abdul, 2009. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Ekonomi Makro terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia”,

, Universitas Sumatera Utara, Medan

Tesis Pasca Sarjana Akuntansi,

Pradhono, dan Christiawan, 2004. “Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earning, dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang Diterima Pemegang Saham”,

Universitas Sumatera Utara

Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Prihatini, Ratna, 2009. “Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Roa, Der Dan Cr Terhadap Return Saham (Studi Kasus Saham Industri Real Estate and Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003 – 2006”,

, Volume 6 Nomor 2 hal 140.

Tesis Pasca Sarjana Manajemen

Simanungkalit, Minar, 2009. “Pengaruh Profitabilitas dan Rasio Leverage Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman Terbuka di Indonesia”,

, Universitas Diponegoro, Semarang.

Skripsi Jurusan Manajemen

Solechan, Achmad, 2007. “Pengaruh Earning, Manajemen Laba, Ios, Beta, Size Dan Rasio Hutang Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Go Public Di BEI”

, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Skripsi Jurusan Akuntansi”, STMIK HIMSYA, Semarang.


(6)

Supratikno, dan Hartono, 2005. “Pengaruh Atribut Perusahaan terhadap Relevansi Laba dan Arus Kas. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia

Triyono, dan J.Hartono, 2000. “Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas, dan Laba Akuntansi dengan Harga Saham dan

Return Saham”,

.

Volume 8 Nomor hal 211.

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia

Wahyudi, Sugeng, 2003. Pengaruh Rasio Harga Nilai Buku dan Rasio Hutang Modal Sendiri terhadap

, Volume 13 Nomor 1 hal 54-60.

Return. Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Wibowo, Satrio, 2012. “Analisis Pengaruh Variabel Fundamental, Risiko Sistematik, dan Jenis Perusahaan terhadap Return Saham”.

.

Volume XV nomor 2.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume IX nomor 3


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia

2 44 120

PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS, LABA AKUNTANSI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERIKLANAN PRINTING DAN MEDIA DI BURSA EFEK INDONESIA

0 9 21

PENGARUH ARUS KAS TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

4 31 18

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 74

PENGARUH PROFITABILITAS DAN NILAI PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN SUBSEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 70

Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia.

0 1 22

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Arus Kas Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Arus Kas Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Skripsi PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, LABA BERSIH, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia)

0 0 14