Strategi Pendidikan Pesantren Pondok Pesantren 1.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 82 yang kokoh. Kajian pendidikan Islam tidak boleh lepas dari landasan yang terkait dengan sumber ajaran Islam yang mendasar. 76 Dengan demikian bahwa pendidikan Islam berarti pembentukan pribadi muslim. Isi pribadi muslim adalah pengamalan sepenuhnya ajaran Allah dan Rasul-Nya, membina pribadi muslim merupakan kewajiban, karena pribadi muslim tidak mungkin terwujud kecuali dengan pendidikan, maka pendidikan itu wajib dalam pandangan Islam.

b. Mutu Pendidikan Islam

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen pendidikan. 77 Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang berarti. Secara fungsional, pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar hidup lebih sejahtera, baik sebagai individu maupun secara kolektif sebagai warga masyarakat, bangsa maupun antar bangsa. Bagi pemeluk agama, masa dep an mencakup 76 Ibid, 153. 77 Abdul Rach man Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa ; Visi, Misi dan Ak si , Jakarta : Ra ja Grafindo Persada, 2004, 243. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 83 kehidupan di dunia dan pandangan tentang kehidupan hari kemudian yang bahagia. Dengan demikian, untuk meningkatkan mutu pendidikan Islam diperlukan, antara lain sebagai berikut : a. Sekolah ingin mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya, sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk memajukan pesantren; b. Sekolah ingin mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan kebutuhan peserta didik; c. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh lembaga lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan; d. Penggunaan sumber daya pendidikan lebih efesien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat dalam pengambilan keputusan menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat. 78 Namun saat ini dunia pendidikan kita belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat. Fenomena itu ditandai dari rendahnya mutu lulusan, penyelesaian masalah pendidikan yang tidak sampai tuntas, atau cenderung tambal sulam, bahkan lebih berorintasi proyek. Akibatnya, seringkali hasil pendidikan mengecewakan masyarakat. Mereka terus mempertanyakan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dalam dinamika kehidupan ekonomi, politik , sosial, dan budaya. Kualitas lulusan pendidikan kurang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan pembangunan, baik industri, perbankan, telekomunikasi, maupun pasar tenaga kerja sektor lainnya yang cenderung menggugat eksistensi sekolah. Bahkan SDM yang disiapkan melalui pendidikan sebagai generasi penerus 78 Ibid. 244. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 84 belum sepenuhnya memuaskan bila dilihat dari segi akhlak, moral, dan jati diri bangsa dalam kemajemukan budaya bangsa. Hal tersebut masing sangat kontradiktif dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional sisdiknas bab II pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. 79 Dan pada bab III pasal 4 ayat 6 disebutkan bahwa prinsip penyelenggaraan pendidikan adalah dengan memperdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. 80 Oleh karenanya dengan adanya layanan pendidikan bukan formal saja tetapi informal maupun nonformal yang sesuai dengan trend perubahan zaman dan disesuaikan perspektif Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 yang mana substansinya adalah mencetak genarasi anak bangsa yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. 81 Akibat dari kontradiksi tersebut menyebabkan sebagian masyarakat menjadi pesimis terhadap pesantren. Ada anggapan bahwa pendidikan tidak 79 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendid ikan Nasional sisdiknas bab II pasal 3, 4. 80 Ibid. 81 Abd. Halim Soebahar, Kebijak an Pendidikan Islam Dari Ordonansi Guru Sampai UU Sisdik nas Jaka rta: Ra ja Grafindo Persada, 2013, 137.