Budaya Mutu Pendidikan Peningkatan Mutu Pendidikan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 65 memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama dan Islam. Pondok pesantren adalah salah satu bentuk lembaga pendidikan dan keagamaan yang ada di Indonesia. Secara lahiriyah, pesantren poada umumnya merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Di sinilah para santri tinggal selama beberapa tahun belajar langsung dari kyai untuk mendalami ilmu agama. 49 Meskipun dewasa ini pondok pesantren telah tumbuh dan berkembang secara bervariasi. 50 Pondok pesantren juga berarti suatu lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam yang pada umumnya pendidikan dan pengajaran tersebut diberikan dengan cara non klasikal, tetapi dengan sistem bandongan dan sorogan. Dimana kiai mengajar santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang tertulis dalam bahasa Arab oleh ulama- ulama besar sejak abad pertengahan, sedangkan santri terdiri dari dua kategori, yaitu santri mukim dan santri kalong. 51 49 Menurut Dr. Ali Musri Se mjan Putra, MA, yang mengutip dalam Kitab Manaqib Asy- Syafi‟i, 470, Kitab Ahkamul Qur‟an, 39, Kitab Tafsir Ibnu Katsir, 4203, dan Kitab Tafsir Jalalain, 771. Memberikan pemaha man terhadap agama harus sesuai dengan standarisasi yang berlaku dala m Isla m, agar tida k terbalik dala m berja lan, kita ing in maju tapi ma lah mundur jadinya, ma ju dala m pemikiran tadi mundur dala m ke imanan. Salah satu standar dalam Isla m adalah berpegang teguh kepada al- Qur‟an, al-Sunnah, Ijma‟ dan Qiyas. ل قي يعف اشلا تع س ل قي ينز لا لاق هت يق ت ظع ارقلا ملعت نم artinya; Berkata al- Muzany: aku mendengar Syafi‟i berkata: “ Barang siapa yang mempelajari al- Qur‟an telah tinggi kedudukannya”. Ternyata dalam al-Qur‟an telah memberikan motivasi dalam hidup sesuai tuntunan dalam a l- Qur‟an, walaupun orang itu ahli dalam ilmu matematika, fisika, kimia , bio logi dan la in sebagai. Artinya orang -orang tersebut berpegang teguh kepada agama sebagai standarisasi dala m hidupnya tidak meninggalkan aga manya. 50 Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi,81. 51 Zama khsyari Dhofier, Tradisi Pesantren; Studi tentang Pandangan Hidup Kyai Jakarta: LP3ES, 2011, 89. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 66 Sedangkan menurut Zamakhsyari Dhofier, bahwa pesantren brasal dari kata santri, yang dengan awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat para santri. Lebih lanjut beliau mengutip dari pendapat profesor Johns dalam “Isam in South Asia”, bahwa istilah santri berasal dari bahasa Tamil, yang berarti guru ngaji. Sedang menurut C.C Berg, bahwa istilah santri berasal dari istilah shastri yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-bku suci agama Hindu . Kata shastri berasal dari kata shastra yang berarti buku-bku suci, buku-buku agama atau buku-buku tentang ilmu pengetahuan. 52 Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan memp unyai ciri-ciri umum dan khusus. 53 Ciri-ciri tersebut itulah yang membedakan antara pendidikan pondok pesantren dengan pendidikan lainnya. 52 Zama khsyari Dhofier, Tradisi Pesantren ; Studi tentang Pandangan Hidup Kyai Jakarta: LP3ES, 1983, 18, dan lihat Depdikbud Ka mus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Bala i Pustaka, 1990, 783, bahwa santri adalah orang yang mndala mi agama Isla m, dan bandingkan Soeganda Poerbakawat ja, Ensik lopedia Pendidik an Jakarta : Gunung Agung 1978, 223, bahwa santri berarti orang yang belajar agama Isla m dan pesantren berarti te mpat orang berku mpul untuk bela jar agama Isla m. 53 Da la m HM. Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi, 82 bahwa c iri-c iri u mu m, d itandai adanya: 1. Kyai abuya, encik, ajengan, tuan guru, sebagai sentral figur, yang biasanya juga disebut pemilik. 2. Asrama kampus atau pondok sebagai tempat tinggal para santri , dimana masjid sebagai pusarnya. 3. Adanya pendidikan dan pengajaran agama melalui sistem pengajian weton, sorogan, dan bandongan, yang sekarang sebagian sudah brke mbang dengan sistem klasikal atau madrasah. Pada umu mnya kegiatan tersebut sepenuhnya di bawah kedaulatan dan leadership seorang atau bebrapa orang kyai. Sedangkan ciri khususnya ditandai dengan sifat karismat ik dan suasana kehidupan keagamaan yang mendala m Za ma khsyari Dhofie r, Tradisi Pesantren : Studi Pandangan Hidup Kyai Jakarta: LP3ES, 1986, 18-34. Sedangkan HA. Mukti Ali me mbe rikan c iri-c iri u mu m sebagai berikut: 1. Kyai, yang mengajar dan memdidik. 2. Santri, yang belajar dari kyai. 3. Masjid, tempat untuk menyelenggarakan pendidikan, shalat berjama’ah dan sebagainya. Pondok, te mpat untuk tinggal para santri, Ada juga yang lebih sederhana lebih sederhana lagi, bahwa masjid itu selain menjadi te mpat belaja r juga tempat tidur. Sedangkan ciri khususnya , bahwa di pondok pesantren ditekankan pendidikan dan pengajaran agama Isla m HA. Mukt i Ali, digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 67 Sementara dalam sejarahnya, pondok pesantren dikenal sebagai suatu lembaga pendidikan Islam yang tertua di Indonesa. Keberadaan Pondok pesantren dengan segala aspek kehidupan dan perjuangannya ternyata memiliki nilai strategis dalam membina insan yang berkualitas iman, ilmu, dan amal. 54 Secara fisik, sebuah pesantren biasanya terdiri dari unsur-unsur berikut: di pusatnya ada sebuah masjid atau langgar, surau yang dikelilingi bangunan tempat tinggal kyai 55 dengan serambi tamu, ruang depan, kamar tamu, asrama untuk pelajar santri serta ruangan-ruangan belajar. Pesantren sering berada di perbatasan pedesaan dan terpisah, dibatasi dengan pagar. Mereka kebanyakan menguasai lahan pertanian sendiri, yang sering dihibahkan oleh penduduk desa untuk tujuan-tujuan agama wakaf. Kesenjangan dalam tingkat keanekaragaman organisasi amat besar dan dapt ditunjukkan berdasarkan komponen-komponen pranata- “Pondok Pesantren dalam Sistem Pendidikan Nasional “ dalam Pembangunan Pendidikan dalam pandangan Islam, Surabaya : IAIN Sunan Ampel, 1986, 73-74. Da la m HM. Rid lwan Nasir, 83. 54 Dala m Isla m, ilmu itu merupakan persoalan pokok dala m ajarannya. Al-Qur,an dan hadits Nabi sering menyebutkan pentingnya ilmu, sebagaimana ditegaskan dalam surat Al Mujadilah ayat 11 : “ ...Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu jpengetahuan beberapa derajat ...”. Dan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Hurariah: “Dan barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuju ilmu, maka Allah akan me mpe rmudah baginya jalan ke surga ”. Ilmu dala m Isla m merupakan sarana instrumen atau metode untuk me maha mi dan me mbe ri keje lasan dari petunjuk agama yang global dala m a l - Qur’an sebagai klaim Allah dan hadits Nabi, serta me mpero leh ke je lasan tentang alam semesta yang terbentang sebagai ciptaan Allah untuk diko munikasikan kepada manusia dan difungsikan dala m kehidupan dala m rangka menye murnakan iman, Isla m dan ihsan. 55 Kedudukan Kia i adalah pemegang pesantren yang menawarkan kepada perubahan sosial keagaman baik yang menyangkut masalah interpretasi agama dala m kehidupan sosail maupun perila ku keagamaan santri, yang ke mudian menjad i ru jukan masyarakat. Kiai selain me rupakan salah satu unsur dasar yang me mbentuk le mbaga pondok pesantren, juga berada pada posisi sentral dala m ko munitas pesantren, karena ia dianggap sebagai pemilik, pengelola, pengajar kitab kuning sekaligus men jadi ima m pe mimp in. In i bera rti t radisi keaga maan pesantren yang berkembang dala m ko munitas itu telah ma mpu me mbangun subkulturnya sendiri yang cenderung terkesan tertutup dan eksklusif. Padahal pesantren merupakan bagian integral dan kultur masyarakat sekitarnya termasuk sistem pendidikan yang berlaku didala mnya. Lebih dala m Suka mto, Kepe mimp inan Kia i Dala m Pesantren, Ja karta: Pustaka LP3ES,1999, 6-7. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 68 pranatanya yang membentuk pesantren. Dari sini terjadi kristalisasi jenis- jenis yang nyata dari organisasi pesantren sebagai berikut: a. Jenis A: yaitu pesantren yang paling sederhana; b. Jenis B: yaitu memiliki semua komponen pondok pes antren yang “klasik”.; c. Jenis C: yaitu bentuk klasik yang diperluas dengan suatu madrasah; d. Jenis D: yaitu klasik yang diperluas dengan suatu madrasah ditambah dengan program ta mbahan seperti ketrampilan; e. Jenis E: yaitu pesantren modern yakni di samping sektor pendidikan ke-Islaman klasik juga mencakup semua tingkat sekolah formal dari Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah sampai tingkat Perguruan Tinggi. Pembagian jenis yang disebut di atas memberikan suatau gambaran singkat tentang tingkat keanekaragaman pranata sesuai dengan spektrum komponen suatu pesantren, ada lima klasifikasi , yaitu: a. Pondok Pesantren salafKlasik: yaitu pondok pesantren yang di dalamnya terdapat sistem pendidikan salaf weton dan sorogan, dan sistem klasikal madrasah salaf; b. Pondok Pesantren Semi Berkembang: yaitu pondok pesantren yang didalamnya terdapat sistem pendidikan salaf weton dan sorogan, dan sistem klasikal madrasah swasta dengan kurikulum 90 agama dan 10 umum. c. Pondok Pesantren Berkembang: yaitu pondok pesantren seperti semi berkembang, hanya saja sudah lebih bervariasi dalam bidang kurikulumnya, yakni 70 agama dan 30 umum. Disamping itu jugadiselenggarakan madrasah SKB Tiga Menteri dengan penambahan diniyah. d. Pondok pesantren khalafmodern: yaitu seperti bentuk pondok pesantren berkembang, hanya saja sudah lebih lengkap lembaga pendidikan yang ada di dalamnya, antara lain diselenggarakannya sistem sekolah umum dengan penambahan diniyah praktek membaca kitab salaf, perguruan tinggi baik umum maupumn agama, bentuk koperasi dan dilengkapi dengan takhasus bahasa Arab dan Inggris. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 69 e. Pondok Pesantren Ideal : yaitu sebagaimana bentuk pondok pesantren modern hanya saja lembaga pendidikan yang ada lebih lengkap, terutama bidang ketrampilan yang meliputi pertanian, teknik, perikanan, perbankan, dan benar-benar memperhtikan kualitas nya dengan tidak menggeser ciri khusus kepesantrenannya yang masih relevan dengan kebutuhan masyarakatperkembangan zaman. Dengan adanya bentuk tersebut diharapkan alimni pondok pesantren benar benar berpredikat khalifah fil ard}. 56 Pondok pesantren yang ideal adalah pondok pesantren yang mampu mengantisipasi adanya pendapat yang mengatakan bahwa alumni pondok pesantren tidak berkualitas. Oleh sebab itu, sasaran utama yang diperbaharui adalah mental, yakni mental manusia dibangun hendaknya diganti dengan mental membangun. 57

2. Tipologi Pesantren

Pesantren sebagai tempat para untuk santri menuntut ilmu setidaknya tipologi ada dua kelompok. Pertama, tipologi pesantren dibuat berdasarkan elemen yang dimiliki. Kedua, tipologi pesantren didasarkan pada lembaga pendidikan yang diselenggarakannya. Dengan mendasarkan kepada elemen yang dimiliki, Ziemek berkesimpulan bahwa pesantren pada akhir abad ke 20 M dapat dibedakan menjadi lima tipologi. 58 Tipologi yang diajukan oleh Ziemek itu diikuti oleh 56 HM. Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi, 88. 57 HA. Mukti Ali, Beberapa Masalah Pendidikan di Indonesia , Yogja karta: Yayasan Nida, 1971, 19. Dala m Ridlwan, Mencari Tipologi, 88. 58 Pola pertama tediri dari masjid dan rumah kia i. Pondok pesantren seperti ini masih bersifat sederhana, dimana kya i me mpergunakan masjid atau ru mahnya sendiri untuk te mpat mengajar. Dala m pondok pesantren tipe ini santri hanya datang dari daerah sekitar pesantren itu sendiri. Pesantren jenis ini khas untuk kau m sufi pesantren tarekat yang me mberikan pengajaran bagi anggota tarekat. Pesantren jenis ini t idak me miliki pondokan sebagai asrama sehingga para santri tinggal bersama di rumah kya i. Pesantren ini me rupakan pesantren paling sederhana yang hanya mengaja rkan kitab dan sekaligus me rupakan tingkat awa l mendirikan pesantren. Pola kedua, terdiri dari masjid, ru mah kyai, dan pondok menginap para santri yang datang dari daerah -daerah yang jauh. Pesanren jenis kedua ini sudah dilengkapi dengan pondokan dari kayu atau bambu yang