Trading Range Theory Teori-teori Mengenai Stock Split

6. Pertumbuhan Perusahaan

Variabel lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan perusahaan, variabel ini digunakan untuk membedakan apakah perusahaan termasuk dalam perusahaan bertumbuh atau tidak bertumbuh. Dalam mengklasifikasikan pertumbuhan perusahaan, penelitian ini menggunakan proksi berbasis harga, yaitu MVEBVE Market Value Equity to Book Value of Equity. Jika MVEBVE 1 maka perusahaan digolongkan menjadi perusahaan tidak bertumbuh. Akan tetapi jika MVEBVE 1 maka sebaliknya, perusahaan digolongkan menjadi perusahaan bertumbuh Sakti dan Rini, 2013.

B. Penelitian yang Relevan

1. Ikenberry et.al 1996 menguji apakah stock split merupakan sinyal dengan memasukkan variabel ukuran perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan dampak stock split terhadap likuiditas saham dengan memperhatikan ukuran perusahaan, perusahaan kecil ternyata mempunyai dampak lebih besar dari pada perusahaan besar. Penelitian yang dilakukan di sekitar lima hari pengumuman split menunjukkan adanya reaksi pasar yang lebih besar pada perusahaan kecil. Pemecahan saham yang dilakukan menunjukkan hasil yang signifikan, yaitu adanya perubahan return dari 7,93 pada tahun pertama dan menjadi 12,15 pada tiga tahun periode pemecahan. 2. Raspati 2013 meneliti tentang “Dampak Pengumuman Right Issue dan Stock Split terhadap Likuiditas Saham” menemukan bahwa terjadi kenaikan likuiditas saham setelah dilakukan stock split. Rata-rata likuiditas saham setelah dilakukan stock split atau pemecahan saham diperoleh hasil sebesar 0,138432, sedangkan sebelum stock split sebesar 0,111041, yang menunjukkan bahwa terjadi kenaikan likuiditas saham. Hal ini sesuai dengan tujuan pemecahan saham yaitu meningkatkan likuiditas saham di pasar modal. 3. Lamoureux dan Poon 1987 dalam penelitiannya yang berjudul “The Market Reaction to Stock Splits ” menemukan bahwa terjadi peningkatan jumlah pemegang saham setelah dilakukan split. Kenaikan ini disebabkan karena dengan menurunnya harga, volatilitas harga saham menjadi bertambah besar, sehingga menarik investor untuk memperbanyak jumlah saham yang dipegang. Meningkatnya likuiditas setelah stock split muncul akibat dari besarnya kepemilikan saham dan jumlah transaksi. 4. Marwatiningsih dan Trisnawati 2011 dalam penelitiannya yang berjudul “Perbedaan Likuiditas Saham dan Return Saham di Sekitar Pengumuman Stock Split ” menemukan hasil rata-rata volume perdagangan saham sebelum stock split sebesar 0,00516 dan nilai rata-rata volume perdagangan setelah stock split sebesar 0,0539. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut dapat dijelaskan bahwa volume perdagangan setelah stock split mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan