D. Pengembangan Domain Afektif dan penilaian Budi Pekerti
Pendidikan tidak sekedar transfer of knowledge tetapi juga transfer of values, bahwa sekolah adalah wahana efektif untuk mentransfer nilai-
nilai untuk membentuk ranah afektif yang meliputi sikap, nilai, dan minat siswa. Domain afektif, memang selalu menjadi perdebatan dalam
kancah pendidikan. Domain ini merupakan bagian dari ketiga domain pendidikan yang dicetuskan Bloom taksonomi Bloom, yaitu domain
kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Domain kognitif berupa pengetahuan, domain psikomotorik berupa keterampilan, dan domain afektif berupa sikap, perilaku, minat, dan budi
pekerti. Ketiga domain tsb. Seringkali tidak sebanding dalam penggarapan pendidikan, kendati para teknokrat pendidikan sudah
berusaha keras untuk menyeimbangkan. Kadang domain kognitif yang paling mendapat perhatian khusus oleh para pelaksana pendidikan.
Padahal dua domain yang lain, terutama domain afektif jelas tidak kalah pentingnya dalam rangka membentuk pribadi sumber daya manusia
E. Media Pelajaran Pendidikan Budi Pekerti
1. Memberdayakan Lagu Dolanan Anak a. membangun Watak Religius
Religiusitas termasuk budi pekerti yang bersifat transendental.
Anak-anak akan belajar watak religi dari keluarga. Jika keluarga termasuk taat menjalankan kaidah-kaidah religi, tentu saja anak-anak
akan menurutinya.
b. Membentuk Watak Rajin dan tidak Sombong Sekolah mempunyai tanggung jawab moral untuk membentuk siswa
agar tidak menyombongkan diri, meskipun nilai raportnya tinggiNEM-nya paling tinggi, mereka tidak bersikap membusungkan
dada kalau mendapat nilai baik.
2. Membentuk Watak Prihatin Sikap dan tindakan harus lurus, yakni yangsesuai dengan tuntunan
Tuhan. Yakni agar manusia kearah tindakan yang lurus, dalam masyarakat Jawa dikenal sebagai
laku prihatin.
BAGIAN EMPAT
PERANAN KELUARGA DALAM PENANAMAN BUDI PEKERTI
A. Budi Pekerti dalam Keluarga Sering Diabaikan
Ketika persoalan bangsa dililit oleh berbagai masalah pelik baru ada kesadaran bahwa pendidikan akhlak mulia sangat bermanfaat, karena persoalan akhlak mulia ada kaitannya
dengan pendidikan, banyak pihak selalu mempercayakan pendidikan akhlak hanya melalui jalur pendidikan. Jika diamati pendidikan budi pekerti melalui sekolah hanya sebagian kecil.
Siswamahasiswa justru banyak belajar budi pekerti di luar sekolah, terutama melalui keluarga mereka masing-masing. Sayangnya pendidikan budi pekerti melalui keluarga
sering dilupakan
Lepas dari gagasan munculnya pendidikan budi pekerti dalam wacana pendidikan, namun jalur pendidikan keluarga adalah ladang yang strategis untuk belajar budi pekerti
sejak dinikeluarga adalah tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan sosial dan budi pekerti sebagai bekal hidup kemasyarakatan Ki Hadjar Dewantara
Persoalannya sekarang, seberapa jauh peran keluarga mampu mendongkrak ketidakberdayaan pendidikan budi pekerti. Apakah keluarga dapat berperan dalam
membendung laju tumbuhnya perkembangan akhlak bangsa yang mulai terpengaruh oleh budaya asing ?
Persoalan ini yang harus dijawab oleh para teknokrat pendidikan dan setiap anggota keluarga.Keluarga adalah tempat yang utama dan pertama bagi seorang anak untuk
belajar budi pekerti, di tangan keluarga pula anak-anak akan mempelajari watak mulia dan watak yang tidak baik.
B. Keluarga Sebagai Basis pendidikan Budi Pekerti 1.Basis Pendidikan Moral