B. Budi Pekerti Sebagai Poros Tujuan Pendidikan Nasinal
Tujuan ini senada dengan cita-cita pendidikan nasioal, menurut Yumama 2000:45 diwujudkan
melalui tiga hal :
1.
usaha mencerdaskan siswa dalam kerangka kehidupan bangsa,
2.
Integritas kepribadian sebagai wujud pengembangan manusia seutuhnya yang
meliputi religiusitas dan budi pekerti, skill dan kesehatan jasmani rohani
3.
Pembentukan sikap, dasar yang meliputi kemandirian dan rasa tanggung jawab sosial
C. Tugas Sekolah dalam Penanaman budi pekerti
1. Pemberdayaan Sopan Santun dan Etika Akademik Sekolah adalah wahana yang paling strategis untuk membantu
keluarga dan masyarakat dalam penanaman budi pekerti. Meskipun siswa-siswa hanya terbatas berada di lingkungan
sekolah, namun di institusi ini, siswa akan lebih patuh dan muda dibentuk budi pekertinya. Paling tidak, dengan keterikatan siswa
pada nilai raportijasah yang selalu dikaitkan dengan budi pekerti, mereka akan lebih bertanggun jawab.
2. Guru Ideal dalam penanaman Budi Pekerti Guru dituntut menjadi figur
: ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Ungkapan Ki Hadjar Dewantara Bratawijaya, 1997:113 diartikan
sebagai sikap pimpinan guru harus mampu memberi teladan kepada murid-muridnya, seperti bertindak jujur dan adil. Guru juga harus
mampu memberi motivasi kepada murid untuk belajar keras. Guru juga perlu memberikan kepercayaan
kepada muridestui dan mengarnya untuk mempelajari sesuatu sesuai minat dan kemampuannya. Guru tinggal mengarahkan saja.
Jika guru sekedar bisa ceramahomong kosong saja, kemungkinan besar siswa akan kehilangan tauladan.
Gurupun harus memiliki budi pekerti : 1. tekun mengajar
2. tanpa pamrih 3. bersikap asih terhadap murid
4. selalu tanggap sasmita terhadap situasi dan kondisi, dapat mengetahui apa
yang diharapkan siswa, 5. dapat menjawab segala pertanyaan murid
6. tidak menganggap remeh terhadap kemampuan murid 7. tidak gila sanjungan dan keminter
Guru ideal harus berhati mulus, kata-katanya halus, tidak jorok, bersikap
baik, mantap, berjuang kearah keadilan, dan cermat
D. Pengembangan Domain Afektif dan penilaian Budi Pekerti