Universitas Sumatera Utara
Ada dua bentuk yaitu bentuk diare air dan bentuk disentri Noerasid dan Asnil, 1988. Shigella tertentu melekat pada tempat perlekatan pada permukaan
sel mukosa usus. Organisme ini menembus sel dan berproliferasi. Multiplikasi intraepitel merusak sel dan mengakibatkan ulserasi mukosa usus. Invasi epitelium
menyebabkan respon inflamasi. Pada dasar lesi ulserasi, erosi pembuluh darah mungkin menyebabkan perdarahan. Spesies Shigella yang lain menghasilkan
exotoksin yang dapat menyebabkan diare Harper dan Fleisher, 2010.
b.3 Campylobacter
Campylobacter memanfaatkan mobilitas dan kemotaksis untuk menelusuri permukaan epitel saluran cerna, tampak menghasilkan adhesin dan sitotoksin dan
memiliki kemampuan untuk bertahan hidup pada makrofag, monosit dan sel epitel tetapi terutama dalam vakuola Harper dan Fleisher, 2010.
b.4 E. coli
E. coli terdapat sebagai komensal dalam usus manusia mulai dari lahir sampai meninggal. Walaupun umumnya tidak berbahaya , tetapi beberapa jenis
dapat menyebabkan gastroenteritis Noerasid dan Asnil, 1988. E. coli yang dapat menyebabkan diare dibagi dalam tiga golongan, yaitu:
• Enteropathogenic EPEC : tipe klasik • Enterotoxigenic ETEC
• Enteroinvasive EIEC
c. Parasit dan protozoa
Giardia lamblia adalah infeksi protozoa yang paling sering menyebabkan gastroenteritis. Protozoa yang lain mencakup Cryptosporidium dan Entamoeba
hystolitica.
c.1 G. lamblia
Giardia adalah protozoa yang memiliki flagel, ditransmisikan melalui jalur fekal-oral melalui makanan atau air yang terkontaminasi feses. Setelah ditelan
dalam bentuk kista eksitasi melepaskan organisme di bagian atas usus halus. Giardia kemudian melekat pada permukaan membran brush border enterosit.
Bakteri ini menyebabkan lesi sehingga terjadi defisiensi laktosa dan malabsorbsi.
c.2 Cryptosporidium
Universitas Sumatera Utara
Organisme ini ditransmisikan melalui berbagai cara yang mencakup fekal- oral, tangan ke mulut, dan orang ke orang melalui makanan, air, atau hewan
peliharaan yang terkontaminasi terutama kucing.
c.3 Entamoeba histolytica
Protozoa ini ditransmisikan melalui jalur fekal-oral. Infeksi protozoa ini dimulai dengan tertelannya dalam bentuk kista. Eksitasi terjadi pada kolon
kemudian dilepaskan dalam bentuk trofozoid yang selanjutnya menginvasi mukosa mengakibatkan peradangan dan ulserasi mukosa.
2.3.2. Faktor makanan
a. Malabsorbsi
a.1 Malabsorbsi karbohidrat a.2 Malabsorbsi lemak : terutama Long Chain Triglyceride
a.3 Malabsorbsi protein : asam amino, B laktoglobulin a.4 Malabsorbsi vitamin dan mineral
Noerasid dan Asnil, 1988
b. Keracunan makanan
Makanan yang beracun mengandung toksin bakteri merupakan salah satu penyebab terjadinya diare. Ketika enterotoksin terdapat pada makanan yang
dimakan, masa inkubasi sekitar satu sampai enam jam. Ada dua bakteri yang sering menyebabkan keracunan makanan yang disebabkan adanya toksin yaitu:
1. Staphylococcus Hampir selalu S. Aureus, bakteri ini menghasilkan enterotoksin yang tahan
panas. Kebanyakan pasien mengalami mual dan muntah yang berat 2. Bacillus cereus
2.4. Gambaran Klinis