Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

F. Uji Coba Instrumen

Agar daya yang diperoleh dengan kuesioner dapat valid dan reliabel maka perlu dilakukan uji validitas dan reabilitas kuesioner terhadap butir-butir pertanyaan sehingga dapat diketahui layak tidaknya untuk pengumpulan data. 1. Uji Validitas Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan menggukur yang seharusnya diukur Kuncoro, 2003. Validitas berhubungan dengan apakah suatu variabel mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi atau arti sebenarnya yang diukur. Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan. Variabel dikatakan mempunyai validitas yang baik terhadap variabel lain jika : a. Nilai t muatan faktornya factor loadings lebih besar dari nilai kritis 1,96 atau untuk praktisnya ≥ 2. b. Muatan faktor standarnya standardized factor loadings lebih besar atau sama dengan 0,70. c. Dalam guidelines milik Hair dkk., 1995 dalam Debora, 2010 mengenai relative importance and significant of the factor loading of each items: loading 0,50 adalah sangat signifikan. Sedangkan analisis CFA Confirmatory Factor Analysis adalah analisis faktor untuk menguji unidimensionlitas, validitas, dan reabilitas model pengukuran konstruk yang tidak dapat diobservasi langsung. Dengan demikian tujuan CFA adalah untuk mengidentifikasi apakah indikator merupakan konstruk dari variabel penelitian yang ada atau dengan kata lain indikator-indikator tersebut merupakan kesatuan atau unidimensionalitas. Uji CFA dilakukan pada masing- masing variabel. Indikator dikatakan merupakan bagian dari variabel apabila mempunyai nilai signifikansi 0,05. Hasil Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy KMO MSA dan uji validitas dengan Confirmatory Factor Analysis CFA ditunjukkan dalam tabel berikut ini: Tabel 7 KMO and Bartletts Test Tahap 1 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy KMO MSA lebih besar dari 0,50 yaitu sebesar 0,736, ini menunjukkan bahwa data yang ada layak untuk dilakukan faktor analisis, sedangkan pada hasil uji Bartletts Test of Sphericity diperoleh taraf signifikansi 0,000, yang artinya bahwa antar variabel terjadi korelasi signifikansi0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang ada dapat dianalisis lebih lanjut karena telah memenuhi kriteria. Selanjutnya pada tabel 8 menunjukkan bahwa semua item pernyataan pada masing-masing variabel mengelompok menjadi satu, dengan nilai loading factor di atas dan di bawah 0,50. Hal ini menunjukkan bahwa indikator tersebut KMO and Bartletts Test ,736 2222,319 276 ,000 Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Approx. Chi-Square df Sig. Bartletts Test of Sphericity merupakan satu kesatuan alat ukur yang mengukur satu konstruk yang sama dan dapat memprediksi apa yang seharusnya diprediksi. Tabel 8 Rotated Component Matrix Rotated Component Matrix a ,786 ,717 ,842 ,703 ,796 ,609 ,724 ,790 ,737 ,752 ,756 ,731 ,660 ,662 ,697 ,620 ,774 ,755 ,811 ,819 ,603 ,764 ,780 ,727 Efikasi1 Efikasi2 Efikasi3 Efikasi4 Efikasi5 Norma1 Norma2 Norma3 Norma4 Norma5 Sikap1 Sikap2 Sikap3 Sikap4 Sikap5 Sikap6 Pendidikan1 Pendidikan2 Pendidikan3 Intensi1 Intensi2 Intensi3 Intensi4 Intensi5 1 2 3 4 5 Component Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. Rotation converged in 5 iterations. a.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Efikasi Diri, Faktor Kontekstual dan Sikap Terhadap Intensi Kewirausahaan pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2 101 124

PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA : Survey pada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

3 13 43

PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA: survey pada mahasiswa universitas pendidikan indonesia.

11 72 40

SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA : Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

0 4 41

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA.

2 8 51

PENGARUH EFIKASI DIRI BERWIRAUSAHA DAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 4 194

PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA : Survey pada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia - repository UPI S PEK 1104537 Title

0 0 4

Pengaruh Efikasi Diri, Norma Subjektif, Sikap Berperilaku, dan Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Intensi Berwirausaha

1 2 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - PENGARUH SIKAP, NORMA SUBYEKTIF, DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA: STUDI KASUS PADA MAHASISWA MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 11

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan - PENGARUH SIKAP, NORMA SUBYEKTIF, EFIKASI DIRI, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA: STUDI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 16