3. Korelasi antar variabel penelitian Hasil analisa regresi berganda
15
Tabel 4.4. Tabel ANOVA
Model Sum of
Squares Df
Mean Square F Sig.
1 Regression 1284.31
5 256.86
23.18 0.000
Residual 2714.50
245 11.08
Total 3948.82
250 Selanjutnya dari analisis regresi berganda diperoleh nilai R sebesar 0.520,
seperti yang tertera pada Tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4. 5. Tabel model regresi Model
R Rsquare Adjusted R square Std. Error of estimate
1 0.567
0.321 0.307
3.329
Dengan nilai r sebesar 0.567 tersebut, menunjukkan bahwa semua variabel bebas yaitu variabel kualitas dosen, pengalaman keberhasilankegagalan
masa lalu, relevansi role model, dukungan sosial teman sebaya, dan dukungan sosial orangtua mempunyai keeratan hubungan dengan motivasi belajar sebesar
koefisien korelasi r = 0.567. Besaran koefisien determinasi r
2
= 0.321 yang berarti bahwa 32.1 variasi dalam motivasi belajar dapat dijelaskan melalui
variasi dalam variabel kualitas dosen, pengalaman keberhasilankegagalan masa lalu, relevansi role model, dukungan sosial teman sebaya, dan dukungan sosial
orangtua. Sisanya sebesar 67.9 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor penyebab lainnya.
Tabel 4.6. Tabel koefisien dari model regresi
B SE B
β
Constant 15.99 2.33
Kualitas dosen 0.27
0.05 0.26 Pengalaman keberhasilankegagalan masa lalu
0.28 0.15
0.09 Relevansi role model
0.93 0.24 0.22
Dukungan Sosial Teman Sebaya 0.05
0.05 0.05
Dukungan sosial orangtua 0.22
0.05 0.23
p 0.001 Berdasarkan pada hasil koefisien regresi B sesuai yang tertera pada Tabel 4.7,
maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
16
Nilai constant sebesar 15.99 menunjukkan bahwa apabila variabel kualitas dosen, pengalaman kesuksesankegagalan, relevansi role model, dukungan sosial
teman sebaya dan orangtua bernilai 0, maka motivasi belajar akan bernilai 15.99. Dengan demikian, setiap peningkatan nilai kualitas dosen, pengalaman
kesuksesankegagalan, relevansi role model, dukungan sosial teman sebaya dan orangtua sebanyak 1 point, maka nilaiskor motivasi belajar akan meningkat
sebesar 15.99 point. Selanjutnya akan dibahas besaran koefisien masing-masing prediktor
variabel bebas. Pertama, variabel kualitas dosen. Pada Tabel 4.7., dapat diketahui bahwa koefisien regresi untuk kualitas dosen sebesar 0.27 p0.001. Hal ini
berarti bahwa setiap peningkatan kualitas dosen sebanyak 1 point, akan meningkatkan nilai motivasi belajar sebesar 0.27 point. Dengan nilai signifikansi p
0.001 maka dapat disimpulkan bahwa kualitas dosen adalah prediktor yang signifikan terhadap motivasi belajar.
Kedua, variabel
pengalaman keberhasilankegagalan
masa lalu.
Berdasarkan Tabel 4.7., dapat dilihat bahwa koefisien regresi untuk variabel ini adalah sebesar 0.28 p 0.001. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan skor
dalam pengalaman keberhasilankegagalan masa lalu sebanyak 1 point, akan meningkatkan nilai motivasi belajar sebesar 0.28 point. Meskipun demikian,
dengan nilai signifikansi p 0.001 maka dapat disimpulkan bahwa variabel ini bukanlah prediktor yang signifikan terhadap motivasi belajar.
Ketiga, variabel relevansi role model. Berdasarkan Tabel 4.7., dapat dilihat bahwa koefisien regresi untuk variabel ini adalah sebesar 0.93 p 0.001. Hal ini
berarti bahwa setiap peningkatan skor dalam relevansi role model sebanyak 1 point, akan meningkatkan nilai motivasi belajar sebesar 0.93 point. Dengan nilai
signifikansi p 0.001 maka dapat disimpulkan bahwa variabel ini adalah prediktor yang signifikan terhadap motivasi belajar.
Keempat, variabel dukungan sosial teman sebaya. Berdasarkan Tabel 4.7., dapat dilihat bahwa koefisien regresi untuk variabel ini adalah sebesar 0.05 p
0.001. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan skor dalam dukungan sosial teman sebaya sebanyak 1 point, akan meningkatkan nilai motivasi belajar sebesar
Y = 15.99 + 0.27 KD + 0.28 PKML + 0.93 RRM + 0.05 DSTS+ 0.22 DSO
17
0.05 point. Meskipun demikian, dengan nilai signifikansi p 0.001, variabel ini bukanlah prediktor yang signifikan terhadap motivasi belajar.
Kelima, variabel dukungan sosial orangtua. Berdasarkan Tabel 4.7., dapat dilihat bahwa koefisien regresi untuk variabel ini adalah sebesar 0.22 p 0.001.
Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan skor dalam dukungan sosial orangtua sebanyak 1 point, akan meningkatkan nilai motivasi belajar sebesar 0.22 point.
Dengan nilai signifikansi p 0.001 maka dapat disimpulkan bahwa variabel ini adalah prediktor yang signifikan terhadap motivasi belajar.