1. Deskripsi Sampel Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. HASIL

12 Tabel 4.1. Distribusi Responden berdasarkan program studi No. Program Studi Jumlah Presentase 1. Manajemen 43 17.1 2. Akuntansi 30 11.9 3. Psikologi 30 11.9 4. Agroekoteknologi 21 8.3 5. Agribisnis 15 5.6 6. Administrasi Negara 27 10.7 7. Ilmu Hukum 40 15.9 8. Pendidikan Matematika 34 13.5 9. Peternakan 13 5.2 TOTAL 252 100 4.1. Gambaran kondisi responden secara umum ditinjau dari masing-masing variabel penelitian Dalam rangka mengetahu bagaimana kondisi responden penelitian secara umum ditinjau dari masing0masing variabel penelitian, maka dilakukan perbandingan antara data hipotetik dan data empirik seperti yang diuraikan di Tabel 4.2. di bawah ini. Tabel 4. 2. Rerata Teoritis Hipotetik dan Rerata Empiris masing-masing variabel No Variabel Hipotetik Empirik Xmin Xmaks Mean SD Xmin Xmaks Mean SD 1 Kualitas dosen 11 44 27.5 5.5 18 44 31.41 3.88 2 Pengalaman keberhasilan kegagalan masa lalu 2 8 5 1 2 8 5.7 1.4 3 Relevansi role model 2 8 5 1 4 8 6.87 0.95 4 Dukungan Sosial Teman Sebaya 8 32 20 4 9 55 24.10 4.1 5 Dukungan sosial orangtua 9 36 22.5 4.5 16 36 30.37 4.2 6 Motivasi belajar 12 48 30 6 28 48 40.83 4.0 13 Berdasarkan Tabel 4.2. dapat dilihat bahwa untuk variabel kualitas dosen, mean empirik lebih besar 31.41 daripada mean hipotetik 27.5 dengan selisih sebesar 3.9. Nilai selisih ini lebih besar dari 1 Standar deviasi empirik 3.88, sehingga kondisi kualitas dosen adalah dalam kategori tinggi. Sehubungan dengan variabel pengalaman keberhasilankegagalan masa lalu, dapat dilihat di Tabel 4.3, bahwa mean empirik 5.7 lebih tinggi dari mean hipotetik 5.0 sebesar 0.7. Besar selisih ini adalah kurang dari 1 standar deviasi empirik 1.4, sehingga kondisi variabel ini berada pada kategori sedang. Dapat disimpulkan bahwa persepsi mengenai keberhasilankegagalan masa lalu tergolong sedang. Dalam variabel relevansi role model, dapat dilihat bahwa mean empirik 6.87 lebih besar daripada mean hipotetik 5.0 dengan selisih sebesar 1.87. Besar selisih ini hampir mencapai 2 standar deviasi empirik 0.95, sehingga dapat dikategorikan tinggi. Secara umum, bagi responden penelitian, peran dari role model dipandang penting. Sehubungan dengan variabel dukungan sosial teman sebaya, dapat dilihat bahwa mean empirik 24.10 lebih besar daripada mean hipotetik 20 dengan selisih sebesar 4.10. Besar selisih ini sama dengan 1 standar deviasi empirik, sehingga dapat dikategorikan tinggi. Berarti, persepsi responden penelitian terhadap dukungan sosial dari teman sebaya tergolong positif. Dalam variabel dukungan sosial orangtua, dapat diketahui bahwa mean empirik 930.37 lebih besar daripada mean hipotetik 22.50 dengan selisih sebesar 7.87. Besar selisih ini lebih besar dari 1 standar deviasi empirik, sehingga dapat digolongkan tinggi. Artinya, persepsi responden penelitian terhadap dukungan sosial orangtua tergolong tinggi. Kondisi motivasi belajar secara umum dapat diketahui dengan membandingkan nilai mean empirik 40.83 dengan mean hipotetik 930, dimana terdapat selisih sebesar 10.83. Selisih ini besarnya melebih 2 standar deviasi empirik sehingga dapat dikategorikan sangat tinggi. Artinya, kondisi motivasi belajar tergolong sangat tinggi. 14

4.1. 3. Korelasi antar variabel penelitian

Analisis korelasi antar variabel penelitian dilakukan dalam rangka mengeksplorasi berbagai hubungankorelasi dari variabel-variabel yang terkait. Pada Tabel 4.4 berikut, dapat dilihat berbagai koefisien korelasi antar variabel penelitian. Tabel 4.3. Korelasi antar variabel penelitian Korelasi antar Kualitas dosen Pengalaman keberhasilankegagalan masa lalu Relevansi role model Dukungan sosial teman sebaya Dukungan sosial orangtua Motivasi belajar Kualitas dosen 1 0.06 p0.05

0.20 p0.01

0.33 p0.01

0.22 p0.01

0.39 p0.01

Pengalaman keberhasilankegagalan masa lalu 0.06 p0.05 1 0.02 p0.05

0.15 p0.01

0.24 p0.01

0.18 p0.01

Relevansi role model 0.20 p0.01 0.02 p0.05 1 0.25 p0.01 0.34 p0.01 0.37 p0.01 Dukungan Sosial Teman Sebaya

0.33 p0.01

0.15 p0.01

0.25 p0.01

1 0.24 p0.01 0.27 p0.01 Dukungan sosial orangtua

0.22 p0.01

0.24 p0.01

0.34 p0.01

0.24 p0.01

1

0.27 p0.01

Motivasi belajar 0.39 p0.01 0.18 p0.01 0.37 p0.01 0.27 p0.01 0.41 p0.01 1

4.4. Hasil analisa regresi berganda

Dari pengolahan data dengan menggunakan teknik analisa regresi berganda, terdapat beberapa informasi yang diperoleh. Berikut ini akan disampaikan secara ringkas. Dari Tabel ANOVA Tabel 4.5. berikuti, dapat dilihat bahwa analisia varians menghasilkan angka F sebesar 23.18 dengan tingkat signifikansi 0.00. Karena angka probabilitas 0.00 0.05, maka model regresi ini sudah layak untuk digunakan dalam memprediksi motivasi belajar Selanjutnya karena nilai F hitung sebesar 23.18 nilai F tabel sebesar 3.04 maka variabel- variabel bebas antara lain kualitas dosen, pengalaman keberhasilankegagalan masa lalu, relevansi role model, dukungan sosial teman sebaya, dan dukungan sosial orangtua berpengaruh terhadap motivasi belajar. 15 Tabel 4.4. Tabel ANOVA Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 1284.31 5 256.86 23.18 0.000 Residual 2714.50 245 11.08 Total 3948.82 250 Selanjutnya dari analisis regresi berganda diperoleh nilai R sebesar 0.520, seperti yang tertera pada Tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4. 5. Tabel model regresi Model R Rsquare Adjusted R square Std. Error of estimate 1 0.567 0.321 0.307 3.329 Dengan nilai r sebesar 0.567 tersebut, menunjukkan bahwa semua variabel bebas yaitu variabel kualitas dosen, pengalaman keberhasilankegagalan masa lalu, relevansi role model, dukungan sosial teman sebaya, dan dukungan sosial orangtua mempunyai keeratan hubungan dengan motivasi belajar sebesar koefisien korelasi r = 0.567. Besaran koefisien determinasi r 2 = 0.321 yang berarti bahwa 32.1 variasi dalam motivasi belajar dapat dijelaskan melalui variasi dalam variabel kualitas dosen, pengalaman keberhasilankegagalan masa lalu, relevansi role model, dukungan sosial teman sebaya, dan dukungan sosial orangtua. Sisanya sebesar 67.9 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor penyebab lainnya. Tabel 4.6. Tabel koefisien dari model regresi B SE B β Constant 15.99 2.33 Kualitas dosen 0.27 0.05 0.26 Pengalaman keberhasilankegagalan masa lalu 0.28 0.15 0.09 Relevansi role model 0.93 0.24 0.22 Dukungan Sosial Teman Sebaya 0.05 0.05 0.05 Dukungan sosial orangtua 0.22 0.05 0.23 p 0.001 Berdasarkan pada hasil koefisien regresi B sesuai yang tertera pada Tabel 4.7, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: