9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Anak Berkebutuhan Khusus 1. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
Moh. Amin dan Andreas Dwidjosumarti 1998:20 menyebutkan bahwa “anak berkebutuhan khusus ialah anak yang jelas-jelas berbeda
perkembangan fisik, mental, atau sosialnya dari perkembangan anak-anak pada umumnya, sehingga memerlukan bantuan khusus dalam usahanya
mengenai perkembangan yang sebaik-baiknya.” Muljono Abdurrachman dan Sudjadi S. 1994:8 berpendapat
bahwa “ditinjau dari sudut statistika, yang dimaksud dengan anak berkebutuhan khusus ialah yang menyimpang dari kriteria normal atau
rata-rata, baik ke bawah maupun ke atas rata-rata”. Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa yang
disebut dengan anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perilaku menyimpang dari perilaku rata-rata, yang cenderung berbeda
perkembangannya baik secara fisik, mental, atau sosialnya dari anak-anak pada umumnya, sehingga memerlukan bantuan khusus agar dapat
menerima hak pendidikan secara utuh.
2. Penggolongan Anak Berkebutuhan Khusus
Dembo Muljono Abdurrachman dan Sudjadi S. 1994:11 menyebutkan beberapa klasifikasi anak berkebutuhan khusus :
10
a. Tunagrahita mental retardation; b. Berkesulitan belajar learning disabilities;
c. Gangguan perilaku atau gangguan emosi behaviour disorders; d. Gangguan bicara dan bahasa speech and leangue disorders;
e. Kerusakan pendengaran hearing impairments; f. Kerusakan penglihatan visual impairments;
g. Kerusakan fisik dan gangguan kesehatan physical and other health impairments;
h. Cacat berat atau cacat ganda severe and multiple handicaps; dan i. Berkecerdasan luar biasa tinggi atau berbakat gifted and talented.
Abdul Salim Choiri, dkk 2009:24-25 mengelompokan anak berkebutuhan khusus menjadi :
a. Anak dengan gangguan penglihatan Tunanetra 1 Kurang awas low vision
2 Buta blind b. Anak dengan gangguan pendengaran danatau wicara
1 Kurang dengar hard of hearing 2 Tuli deaf
c. Anak dengan kelainan kecerdasan di bawah rata-rata tunagrahita 1 Tunagrahita ringan IQ antara 50-70
2 Tunagrahita sedang IQ antara 25-50 3 Tunagrahita berat IQ di bawah 25
11
d. Anak dengan kecerdasan dan bakat istimewa gifted and talented 1 Cerdas istimewa gifted dan jenius anak dengan IQ di atas rata-rata.
2 Bakat istimewa talented anak dengan bakat khusus akademik atau non akademik
e. Anak dengan gangguan anggota gerak Tunadaksa 1 Anak layuh anggota gerak tubuh polio
2 Anak dengan gangguan fungsi syaraf otak cerebral palcy f. Anak dengan gangguan perilaku dan emosi Tunalaras
1 Anak dengan gangguan perilaku a Anak dengan gangguan perilaku taraf ringan
b Anak dengan gangguan perilaku taraf sedang c Anak dengan gangguan perilaku taraf berat
2 Anak dengan gangguan emosi a Anak dengan gangguan emosi taraf ringan
b Anak dengan gangguan emosi taraf sedang c Anak dengan gangguan emosi taraf berat
g. Anak dengan kesulitan belajar spesifik specifik learning disability h. Anak lamban belajar slow learner
i. Anak autis
12
Tim ASB 2011: 3 membagi kekhususan anak secara umum menjadi:
a. Kekhususan yang berhubungan dengan kemampuan mental, contohnya tunagrahita, slow learner atau lamban belajar, anak dengan kesulitan
belajar spesifik, anak berbakat istimewa dan cerdas istimewa. b. Kekhususan yang berhubungan dengan kemampuan motorik dan
mobilitas, contohnya tunadaksa dan tunanetra. c. Kekhususan yang berhubungan dengan kemampuan emosi dan
perilaku, contohnya Attention Deficit Hyperactivity Disorder ADHD atau anak dengan gangguan pemusatan perhatian atau tunalaras.
d. Kekhususan yang berhubungan dengan kemampuan bahasa dan komunikasi, contohnya autis dan tunarungu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa anak berkebutuhan khusus diklasifikasikan menjadi :
a. Gangguan penglihatan tunanetra b. Gangguan pendengaran tunarungu
c. Gangguan bicara tunawicara d. Kelainan kecerdasan di bawah rata-rata tunagrahita
e. Kecerdasan dan bakat istimewa gifted and talented f. Gangguan anggota gerak tunadaksa
g. Gangguan perilaku dan emosi tunalaras h. Kesulitan belajar spesifik specifik learning disability
i. Attention Deficit Hyperactivity Disorder ADHD
13
j. Anak lamban belajar slow learner k. Anak autis
l. Cacat berat atau cacat ganda severe and multiple handicaps m. Kerusakan fisik dan gangguan kesehatan physical and other health
impairments Berdasarkan beberapa jenis ABK yang telah disebutkan di atas,
peneliti ingin memfokuskan penelitian pada akomodasi pembelajaran yang diberikan guru kelas terhadap siswa berkesulitan belajar learning
disability.
3. Bantuan Belajar untuk Anak Berkebutuhan Khusus