Pengertian Anak Berkesulitan Belajar Penggolongan Anak Berkebutuhan Belajar

15 ditemukan siswa berkebutuhan khusus yang bersekolah di sekolah umumregular. Untuk itu, peran guru kelaslah yang penting dalam keberhasilan belajar siswa. Pembelajarn untuk ABK dapat dilakukan melalui akomodasi pembelajran dan rencana pembelajaran individual.

4. Pengertian Anak Berkesulitan Belajar

Definisi kesulitan belajar pertama kali dikemukakan oleh The United States Offive of Education USOE pada tahun 1997 yang dikenal dengan Public Law PL 94-142, yang hampir identik dengan definisi yang dikemukakan oleh The National Advisory Committee on Handicapped Children pada tahun 1967 Mulyono Abdurrahman, 2003:6. Definisi tersebut seperti dikutip oleh Hallahan, Kauffman, dan Lloyd 1985:14 seperti berikut ini. Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-kondisi seperti gangguan perseptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut tidak mencakup anak-anak yang memiliki problema belajar yang penyebab utamanya berasal dari adanya hambatan dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik, hambatan karena tunagrahita, karena gangguan emosional, atau karena kemiskinan lingkungan, budaya, atau ekonomi. Sedangkan menurut Kirk dan Gallagher Purwandari, 2001:4 anak berkesulitan belajar adalah anak yang mengalami hambaan dalam belajar bebicara, hambatan dalam persepsi visual dan auditori sehingga anak mengalami kesulitan di dalam membaca, mengeja, menulis dan berhitung. 16 Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan ketidakmampuan belajar yang terjadi pada anak-anak dalam persepsi visual dan auditori sehingga anak mengalami kesulitan dalam belajar berbica, membaca, mengeja, menulis, dan berhitung.

5. Penggolongan Anak Berkebutuhan Belajar

Mulyono Abdurrahman 2003:11 menyatakan bahwa secara garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok yaitu: a. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan developmental learning disabilities Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan mencakup gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial. b. Kesulitan belajar akademik academic learning disabilities Kesulitan belajar akademik menunjuk pada adanya kegagalan- kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan-kegagalan tersebut mencakup penguasaan keterampilan dalam membaca, menulis, dan matematikaberhitung. Kirk Gallagher 1986 dalam Tombokan Runtukahu, 1996:9 memiliki pendapat yang sama bahwa secara umum kesulitan belajar dapat dibedakan menjadi: 17 a. Kesulitan belajar dalam perkembangan developmental learning disabilities Kesulitan belajar berhubungan dengan perkembangan psikologis anak yang menyimpang dari perkembangan seharusnya perkembangan rata- rata pada seusianya. Ketidakmampuan yang berhubungan dengan perkembangan biasanya menyebabkan kesulitan belajar, sedangkan kesulitan belajar tersebut tidak semuanya diasosiakan dengan masalah kemampuan akademik. b. Kesulitan belajar akademik Kesulitan belajar akademik merupakan kondisi-kondisi yang secara signifikan terdapat pada proses belajar membaca, menulis, dan matematika. Ketidakmampuan tersebut terdapat pada anak-anak yang belajar di sekolah dengan pencapaian hasil belajar di bawah kemampuan akademik yang sebenarnya. Sari Rudiyati 2010:8 berpendapat bahwa penelitian mengenai akomodasi terhadap anak berkebutuhan khusus sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Salah satu hasil temuan peneliti terdahulu adalah penelitian oleh Nowacek, Jane E Mamlin, Nancy memfokuskan pada penanganan anak ADHD. ADHD termasuk dalam ABB sehingga temuan dari penelitian ini dianggap penting sebagai acuan. Kirk dan Gallagher 1989 dalam Purwandari, 2001:8 mengatakan bahwa peneliti-peneliti lain mengidentifikasi bahwa seorang anak termasuk berkesulitan belajar apabila ada kesenjangan yang lebar antara 18 keterampilan dan pengetahuan, perkembangan motorik, perhatian, persepsi, ingatan, mendengar, bicara, membaca, menulis, menulis ekspresi, aritmetik, konsep diri dan keterampilan sosial. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kesulitan belajar dibagi menjadi dua, yaitu: a. Kesulitan belajar dalam perkembangan developmental learning disabilities Kesulitan belajar berhubungan dengan perkembangan psikologis anak. Dimana ketidakmampuan yang berhubungan dengan perkembangan menyebabkan kesulitan belajar yang meliputi gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial. b. Kesulitan belajar akademik Kesulitan belajar akademik merupakan sebuah kondisi dimana siswa mengalami kesulitan belajar membaca, menulis, dan matematika. Ketidakmampuan tersebut terdapat pada siswa yang belajar di sekolah dengan pencapaian hasil belajar di bawah kemampuan akademik yang sebenarnya.

6. Karakteristik Kesulitan Belajar