Perhitungan Persamaan Dasar Optical Switch

29 sehingga asumsi permintaan independen tidak akan tertahan. Namun, untuk mengasumsikannya kalau tidak dengan membuat analisis, jika tidak mustahil tentu akan sangat sulit. Selain itu, simulasi studi yang telah dilakukan oleh Patel, untuk masalah yang sama telah menunjukkan bahwa probabilitas penerimaan hanya sedikit berbeda jika asumsi ketiga di atas dihilangkan. Dengan demikian, hasil analisis akan cukup baik dengan rumusan itu untuk membandingkan jaringan yang berbeda [8]. Daniel M. Dias dan J. Robert Jump mengaplikasikan perhitungan probabilitas paket yang dilewatkan melalui tiap tingkatan switch pada jaringan delta tanpa buffer. Dimisalkan sebuah jaringan delta 2 n × 2 n tanpa buffer dengan mengasumsikan p k adalah probabilitas paket dilewatkan melalui link masukan pada sebuah switch di tingkat S k , dimana 0 ≤ k n, dan p k 0 ≤ k n mempunyai nilai yang sama untuk semua link masukan switch pada tingkat yang sama. Dimana, p k adalah probabilitas paket dilewatkan melalui link masukan pada sebuah switch di tingkat S k . Maka persamaan dasar untuk menhitung probabilitas blocking adalah [8]: 3.1 ditetapkan p =0,1 sampai dengan 1, dan b= jumlah inputoutput switch crossbar pada tiap tingkat.

3.9 Perhitungan

Crosstalk pada Switch Optik Pada tugas akhir ini akan dievaluasi pengaruh crosstalk pada switching matrix didalam perangkat Optical Switch. Pengaruh crosstalk terjadi pada saat Universitas Sumatera Utara 30 proses switching dan selecting terhadap kanal sinyal panjang gelombang berlangsung. Topologi Optical Switch terdiri dari switching matrix yang berfungsi dalam melakukan fungsi routing terhadap kanal sinyal panjang gelombang yang berbeda. Switching matrix pada topologi ini menggunakan sistem array of gates. Splitter dan combiner diletakkan di depan dan di belakang komponen switching matrix dan filter digunakan untuk menyeleksi kanal sinyal panjang gelombang pilihan yang diinginkan. Topologi Optical Switch ditunjukkan pada Gambar 3.7. Pada topologi tersebut, kanal sinyal panjang gelombang pertama kali ditransmisikan pada serat output yang diinginkan sebelum dilakukan proses seleksi oleh filter. N serat input ditransmisikan menuju N serat output dimana masing-masing serat membawa M kanal sinyal panjang gelombang. Suatu N M x N M Space switch digunakan untuk melakukan proses routing pada sinyal menuju serat output yang diinginkan. Space switch ini terdiri dari splitter pasif N x M, gates   xM N 2 dan combiner N x M. Gates menggunakan sistem GC-SOA gain-clamped semiconductor optical amplifier. Setelah proses switching pada bagian ini selesai, sinyal panjang gelombang yang bagus akan diseleksi oleh filter pada level frekuensi tertentu. Dan pada akhirnya M kanal sinyal panjang gelombang output dikombinasikan atau digabungkan ke dalam N serat output [5]. Universitas Sumatera Utara 31 Gambar 3.7 Topologi Optical Switch

3.9 Persamaan Dasar Optical Switch

Persamaan dasar yang digunakan untuk menentukan nilai allchannel out P dan reference out P pada jaringan switching                                     2 . 3 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2                                                                                                N M t F gate M t F N t gate j io F gate F gate F gate j io F gate F gate j io jo io gate F j i gate F j i gate gate j io jo io jo i gate jo io jo io out io t T R t T t R P T R M N T R M N T R M N P T R M N T M R N P P R T N M MP X T M MP X R N P P P M X P P P Splitter Gate Combiner N M N M 2 N M Splitter Switch Filter Combiner N Input N Output : : : : : : : Universitas Sumatera Utara 32 Dimana: - out io P adalah power output pada kanal sinyal yang dijadikan sebagai acuan. - jo io P adalah power input pada kanal sinyal acuan yang ditransmisikan pada serat optik acuan. - jo i P adalah power input seluruh kanal sinyal yang ditransmisikan pada serat optik acuan. - j io P adalah power input pada kanal sinyal acuan yang ditransmisikan pada seluruh serat optik. - F T adalah faktor pentransmisian filter pada kanal optical switch. - gate R adalah ratio perbandingan state ON-OFF pada gate. - M adalah jumlah kanal sinyal panjang gelombang. - N adalah jumlah serat optik. - t adalah fungsi waktu terhadap crosstalk coherent dan incoherent. Persamaan ini digunakan dalam analisis crosstalk pada yang terdiri dari enam terms: tiga terms pertama merupakan kontribusi dari beberapa kanal yang tidak saling berinterferensi, sedangkan tiga terms terakhir merupakan kontribusi dari beberapa kanal yang saling berinterferensi [5]. Terms I merupakan power input. Power output akan bernilai sama dengan power input, jika tidak terjadi interferensi antara kanal sinyal panjang gelombang. Terms II merupakan kontribusi dari adanya crosstalk yang terjadi pada gates akibat pengaruh dari gain clamped-semiconductor opticalamplifier GC-SOA yang tidak sempurna. Terms III merupakan kontribusi yang berkaitan dengan Universitas Sumatera Utara 33 kanal sinyal panjang gelombang input yang memiliki panjang gelombang yang sama dan ditransmisikan pada serat optik input yang berbeda. Ini merupakan kontribusi crosstalk secara langsung yang menghasilkan peningkatan terhadap power input. Interferensi antara kanal sinyal panjang gelombang terjadi pada tiga terms terakhir yang diberi tanda negatif. Terms I merupakan interferensi antara kanal sinyal dengan kanal crosstalk. Kontribusi ini ditandai dengan adanya gate R dan F T yang menghasilkan degradasi terhadap sinyal. Terms II merupakan beat terms yaitu interferensi antara kanal crosstalk yang berbeda. Karena masing- masing kanal crosstalk terdiri dari kontribusi yang berbeda, maka beat terms antara kontribusi ini harus dihitung. Terms III perhitungan beat terms antara kontribusi yang berbeda pada kanal crosstalk [5]. Untuk menentukan nilai crosstalk, nilai dari allchannel output P dan reference out P digunakan kedalam Persamaan 3.3 sehingga menjadi: reference output reference output allchannel output P P P X   3.3 allchannel output P adalah power output yang dihitung dari seluruh kanal pada input dan reference out P adalah power output yang dihitung pada kanal yang diteliti dari optical switch dengan parameter T F sebagai acuan. \ Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS KINERJA

OPTICAL SWITCH PADA JARINGAN SWITCHING BANYAN 4.1 Umum Tugas akhir ini menganalisis Kinerja Optical Switch pada Jaringan Switching Banyan dengan adanya crosstalk pada jaringan tersebut. Pada jaringan yang dianalisis adalah probabilitas blocking dan crosstalk. Karena merupakan jaringan tanpa buffer, maka ketika ada beberapa paket pada sebuah elemen switching yang sama dimana paket-paket tersebut membutuhkan keluaran yang sama, akan dipilih salah satu paket secara acak yang akan diteruskan atau dilewatkan. Sedangkan sisa paket lainnya akan diblok atau dibuang.

4.2 Perhitungan

Probabilitas Blocking Optical Switch pada Jaringan Banyan Jika dikatakan jaringan switching N x N, hal ini berarti bahwa pada jaringan tersebut terdiri dari N masukan dan N keluaran yang terdiri dari beberapa switching Banyan yang disusun secara paralel dan hal ini dilambangkan dengan m. Pada perhitungan jaringan ini hanya difokuskan untuk menganalisis probabilitas blocking dari jaringan tersebut, maka kecepatan dari jaringan ini tidak diperhitungkan. Parameter yang digunakan untuk menganalisis Probabilitas blocking pada jaringan ini adalah : 1. Jumlah tingkat switching Banyan = log 2 N = k 2. Jumlah Terminal masukan=Jumlah Terminal Keluaran= N = k 3. Ukuran elemen switching Directional Coupler = n x n = 2 x 2