Tabel 1. Hasil karakteristik serbuk simplisia talus sumput laut Sargassum
ilicifolium Turner C. Agardh. No
Parameter Hasil
1 Kadar air
7,26 2
Kadar sari larut dalam air 5,89
3 Kadar sari larut dalam etanol
1,72 4
Kadar abu total 13,56
5 Kadar abu yang tidak larut dalam asam
0,88
Penetapan kadar air dilakukan untuk mengetahui kandungan simplisia dan ternyata hasilnya memenuhi syarat yaitu 7,26 lebih kecil dari 10. Penetapan
kadar sari larut air untuk mengetahui kadar senyawa yang bersifat polar, sedangkan kadar sari larut dalam etanol dilakukan untuk mengetahui senyawa
yang terlarut dalam etanol, baik polar maupun non polar. Penetapan kadar abu total dilakukan untuk mengetahui kadar senyawa anorganik dalam simplisia,
misalnya logam K, Ca, Na, Pb, Hg, sedangkan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam dilakukan untuk mengetahui kadar senyawa yang tidak larut dalam
asam, misalnya silikat. Perhitungan hasil karakteristik simplisia dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 46-50.
4.3 Hasil Skrining Fitokimia
Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia talus rumput laut Sargassum ilicifolium Turner C. Agardh menunjukkan adanya senyawa glikosida, tanin dan
steroidtriterpenoid. Hasil skrining dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia
No Senyawa
Hasil Skrining Serbuk Simplisia
1 Alkaloida
- 2
Glikosida +
3 Saponin
- 4
Flavonoida -
5 Tanin
+
6 Triterpenoidsteroid
+
7 Minyak Atsiri
- Keterangan:
+ mengandung senyawa yang diperiksa, - = tidak mengandung senyawa yang diperiksa
Skrining fitokimia golongan senyawa glikosida ditunjukkan dengan penambahan pereaksi Molish dan asam sulfat pekat terbentuk cincin ungu.
Penambahan pereaksi FeCl
3
1 memberikan warna biru kehitaman atau hijau kehitaman yang menunjukkan adanya senyawa tanin. Penambahan pereaksi
Liebermann-Burchard memberikan warna ungu menunjukkan adanya triterpenoidsteroid. Hasil skrining fitokimia simplisia talus rumput laut
Sargassum ilicifolium Turner C. Agardh memperlihatkan adanya senyawa glikosida, tanin dan triterpenoidsteroid.
4.4 Hasil Ekstraksi
Ekstraksi dilakukan dengan cara perkolasi secara bertingkat mula- mula menggunakan pelarut n-heksan, selanjutnya disari dengan pelarut etilasetat dan
dilanjutkan dengan pelarut etanol 96. Hasil perkolasi 400 g serbuk simplisia rumput laut Sargassum ilicifolium Turner C. Agardh diperoleh ekstrak n-heksan
sebanyak 0,4273 g, ekstrak etilasetat sebanyak 3,287 g dan ekstrak etanol sebanyak 4,234 g.
Universitas Sumatera Utara
4.5 Analisis Ekstrak n-Heksan, Etilasetat dan Etanol Secara KLT
Hasil analisis ekstrak n-heksan menggunakan fase diam silika gel GF
254
, fase gerak n-heksan-etilasetat dengan berbagai perbandingan, sebagai pereaksi
penyemprot adalah pereaksi asam sulfat 50 dalam methanol. Hasil KLT menunjukan bahwa fase gerak yang paling baik adalah n-heksan-etilasetat 80:20
karena menghasilkan pemisahan noda yang paling baik dan diperoleh 8 noda yaitu 2 noda berwarna hijau, 3 noda berwarna ungu muda, 2 noda berwarna merah
jambu dan 1 noda berwarna biru. Hasil analisis ekstrak etilasetat menggunakan fase diam silika gel GF
254
, fase gerak etilasetat-n-heksan dengan berbagai perbandingan, sebagai pereaksi
penyemprot adalah pereaksi asam sulfat 50 dalam metanol. Hasil KLT menunjukan bahwa fase gerak yang paling baik adalah etilasetat-n-heksan 70:30
karena menghasilkan pemisahan noda yang paling baik dan diperoleh 5 noda yaitu 1 noda berwarna ungu, 3 noda berwarna hijau biru, dan 1 noda berwarna
hijau. Hasil analisis ekstrak etanol menggunakan fase diam silika gel GF
254
, fase gerak kloroform-metanol dengan berbagai perbandingan, sebagai pereaksi
penyemprot adalah pereaksi asam sulfat 50 dalam metanol. Hasil KLT menunjukan bahwa fase gerak yang paling baik adalah kloroform-metanol 80:20
karena menghasilkan pemisahan noda yang paling baik dan diperoleh 5 noda yaitu 2 noda berwarna merah ungu, 2 noda berwarna ungu, 1 noda berwarna hijau.
Universitas Sumatera Utara
4.6 Hasil Uji Aktivitas Biologi