Artemia salina TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Artemia salina

Artemia salina merupakan zooplankton yang diklasifikasikan ke dalam filum Arthropoda dan kelas Crustaceae. Secara lengkap sistematika Artemia salina dapat dijelaskan sebagai berikut: Filum : Arthropoda Kelas : Crustaceae Subkelas : Branchiophoda Ordo : Anostraca Famili : Artemiidae Genus : Artemia Spesies : Artemia salina Leach Artemia salina adalah spesies yang sangat tua yang tidak mengalami perubahan sejak 100 juta tahun lalu. Artemia salina ini sangat populer di Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara lain yang biasanya dijadikan hewan peliharaan untuk anak-anak dan didistribusikan dalam bentuk siste yang kering Anonim a , 2011. Artemia salina hidup secara planktonik di perairan laut yang kadar garamnya salinitas berkisar antara 15–300 per mil dan suhu yang berkisar antara 25°C–30°C serta nilai pH antara 7,3–8,4. Keistimewaan Artemia sebagai plankton adalah memiliki toleransi kemampuan beradaptasi dan mempertahankan diri pada kisaran kadar garam yang sangat luas. Pada kadar garam yang sangat tinggi dimana tidak ada satu pun organisme lain mampu bertahan hidup Mudjiman, 1989. Pada kondisi alamiah, Artemia salina hidup di danau–danau dan perairan bersalinitas tinggi. Oleh karena itu, Artemia salina disebut juga udang renik asin Universitas Sumatera Utara brine shrimp. Secara fisik, Artemia salina tidak mempunyai pertahanan tubuh, oleh karena itu kemampuan hidup di danau dengan salinitas tinggi merupakan sistem pertahanan alamiah Artemia salina terhadap musuh-musuh pemangsanya. Artemia dapat tumbuh baik pada temperatur 25-30 o C. Telur Artemia salina ada dua jenis yaitu telur berkulit tipis, dimana jenis telur ini akan segera menetas, dan telur yang berkulit tebal siste, dimana jenis telur ini bisa tetap bertahan dalam keadaan kering. Siste ini bisa disimpan selama beberapa tahun dan akan menetas ketika mereka ditempatkan dalam air. Telur yang tebal akan diproduksi ketika tubuh Artemia salina kekurangan air dan konsentrasi garam air laut meningkat Anonim a , 2011. Apabila telur Artemia salina udang laut yang kering direndam dalam air laut, akan menetas dalam waktu 24-36 jam. Dari dalam cangkang keluar larva yang disebut dengan istilah nauplii. Dalam perkembangan selanjutnya, nauplii akan mengalami 15 kali perubahan bentuk metamorfosis. Setiap kali mengalami perubahan bentuk merupakan satu tingkatan. Tahapan perkembangan pertama disebut instar I, bentuk lonjong dengan panjang sekitar 0,4 mm dan beratnya 15 mikrogram. Warnanya kemerah-merahan karena masih banyak mengandung cadangan makanan. Oleh karena itu masih belum memerlukan makanan. Setelah 24 jam menetas, nauplii akan berubah menjadi instar II. Pada tingkat ini nauplii mulai mempunyai mulut, saluran pencernaan dan dubur. Oleh karena itu mereka mulai mencari makanan dan bersamaan dengan itu cadangan makanannya pun mulai habis. Artemia salina mempunyai cara makan dengan jalan menyaring makanannya atau filter feeder. Selama perubahan bentuk terjadi, nauplii akan mengalami perubahan mata majemuk, antena dan kaki. Setelah menjadi instar XV, kakinya sudah lengkap 11 pasang maka nauplii telah berubah Universitas Sumatera Utara menjadi nauplii Artemia salina dewasa. Proses ini berlangsung antara 1-3 minggu. Artemia salina dewasa mempunyai panjang sekitar 1 cm dan beratnya 10 mg. Artemia salina dewasa dapat hidup sampai 6 bulan dan bertelur 4-5 kali. Setiap kali bertelur dapat menghasilkan 50-300 butir telur Mudjiman, 1989.

2.5 Uji Aktivitas Biologi

Dokumen yang terkait

Uji aktivitas antijamur ekstrak etanol Rumput laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh Terhadap Jamur Candida albicans

3 88 83

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak N-Heksan Etilasetat Dan Etanol Rumput Laut Sargassum polycystum C. Agardh

1 61 83

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia, dan Uji Toksisitas dari Ekstrak Umbi Keladi Tikus (tuber Typhonii) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST)

8 80 57

Isolasi Senyawa Fukoidan Dari Talus Rumput Laut Coklat (Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agard) Serta Uji Sitotoksik Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test

17 53 74

Isolasi Senyawa Fukoidan Dari Talus Rumput Laut Coklat (Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agard) Serta Uji Sitotoksik Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test

0 0 15

Isolasi Senyawa Fukoidan Dari Talus Rumput Laut Coklat (Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agard) Serta Uji Sitotoksik Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test

0 0 2

Isolasi Senyawa Fukoidan Dari Talus Rumput Laut Coklat (Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agard) Serta Uji Sitotoksik Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test

0 1 4

Isolasi Senyawa Fukoidan Dari Talus Rumput Laut Coklat (Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agard) Serta Uji Sitotoksik Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test

0 2 16

Isolasi Senyawa Fukoidan Dari Talus Rumput Laut Coklat (Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agard) Serta Uji Sitotoksik Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test

5 19 4

Isolasi Senyawa Fukoidan Dari Talus Rumput Laut Coklat (Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agard) Serta Uji Sitotoksik Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test

0 0 17