ditolerir, yaitu α 10 atau 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa H
1
ditolak atau Ho diterima, yaitu variabel jarak X6, secara parsial, tidak berpengaruh nyata
terhadap variabel tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing Y. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak lokasi tempat tinggal dengan pusat layanan
terdekat karyawan outsourcing berada diantara jarak ±1 Km sampai dengan 4 Km. Karyawan outsourcing di daerah penelitian menyatakan mereka tidak
mempermasalahkan jarak tempat tinggal mereka ke pusat layanan kesehatan, perbelanjaan dan ke tempat kerja karena menurut mereka hal tersebut masih bisa
dijangkau. Untuk mengetahui sejauh mana persentase variabel tingkat kesejahteraan
karyawan outsourcing Y dapat ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya Xi, dapat dilihat pada Tabel 15, maka digunakanlah nilai
koefisien determinasi R
2
= 0,369. Hal ini menyatakan bahwa 36,9 variabel tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing ditentukan oleh variabel faktor-faktor
yang mempengaruhinya, dan sisanya 63,1 ditentukan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Dan untuk mengetahui keeratan antara
variabel tidak bebas Y dan variabel bebas dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien korelasi R. Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa besarnya nilai R adalah
0,608. Dari nilai ini dapat dikatakan bahwa variabel tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing Y memiliki keeratan hubungan dengan semua variabel
bebasnya Xi, yaitu jumlah tanggungan X1, penghasilangaji X2, umur X3, tabungan X4, hutang X5, dan jarak X6.
3. Status Kemiskinan Karyawan Outourcing Menurut Profesor Sajogyo di
Daerah Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Status kemiskinan karyawan outsourcing di daerah penelitian yaitu PTPN II Kebun Sawit Seberang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 16. Status Kemiskinan Karyawan Outsourcing PTPN II Kebun Sawit
Seberang Status
Frekuensi Orang Persentase Tidak Miskin
Miskin
29 1
96,67 3,33
Jumlah 30
100 Sumber : Diolah dari lampiran 6
Tabel 16 menunjukkan bahwa dari 30 orang sampel, 29 orang atau 96,67 dinyatakan tidak miskin dan 1 orang atau 3,33 dinyatakan miskin. Hal ini telah
dibuktikan pada perhitungan besar pengeluaran rumah tangga satu bulan yang disetarakan nilainya dengan bentuk ekuivalen beras yang hasilnya dapat dilihat
pada lampiran 6. Maka dengan hal ini dapat dikatakan bahwa status kemiskinan karyawan outsourcing di daerah penelitian adalah tidak miskin. Dengan demikian
hipotesis 3 diterima.
Tabel 17. Konsumsipengeluaran Rumah Tangga per Bulan Karyawan Outsourcing PTPN II Kebun Sawit Seberang
Tingkat Konsumsipengeluaran Rp
Frekuensi Org Persentase
≤ Rp. 500.000 Rp. 500.001 – 1.000.000
Rp. 1.000.001 – 2.000.000 Rp. 2.000.000
9 14
7 -
30,00 46,67
23,33
-
Total
30 100,00
Sumber : Data diolah dari Lampiran 6 Dari Tabel 17 diatas dapat dilihat bahwa 9 orang atau 30,00 sampel
memiliki pengeluaran Rumah Tangga dibawah Rp. 500.000 setiap bulan, 14 orang
Universitas Sumatera Utara
atau 46,67 sampel memiliki pengeluaran rumah tangga berkisar antara Rp. 500.001 sampai Rp. 1.000.000 setiap bulan, dan 7 orang atau 23,33 sampel
memiliki pengeluaran rumah tangga berkisar antara Rp. 1.000.001 sampai Rp. 2.000.000 setiap bulannya. Sedangkan yang memiliki pengeluaran diatas Rp.
2.000.000 tidak ada atau 0. Dengan demikian dapat diketahui bahwa karyawan outsourcing di daerah
penelitian tingkat konsumsipengeluaran rumah tangga dalam satu bulan tidak terlalu banyak, hal ini dibuktikan bahwa pengeluaran mereka dibawah Rp.
2.000.000 karena mereka menyesuaikan pengeluaran dengan penghasilan mereka, sehingga didapat kesimpulan bahwa mereka cerdas dalam mengelola keuangan
rumah tangga, dengan cara meminimalisasi pengeluaran.
Tabel 18. Harga Beras yang Dikonsumsi oleh Karyawan Outsourcing PTPN
II Kebun Swit Seberang Harga Beras Rp
Frekuensi Org Persentase
5.000 6.000
7.000 7.500
8.000
2 15
8 3
2 6,67
50,00 26,66
10,00
6,67
Total 30
100,00 Sumber : Data diolah dari Lampiran 6
Dari Tabel 18 diatas dapat dilihat bahwa ada 2 orang atau 6,67 mengkonsumsi beras dengan harga Rp. 5.000Kg, 15 orang atau 50
mengkonsumsi beras dengan harga Rp. 6.000Kg, 8 orang atau 26,67 mengkonsumsi beras dengan harga Rp. 7.000Kg, 3 orang atau 10
mengkonsumsi beras dengan harga Rp. 7.500Kg dan 2 orang atau 6,67 mengkonsumsi beras dengan harga Rp. 8.000Kg.
Universitas Sumatera Utara
Dapat dilihat bahwa sebagian besar karyawan outsourcing mengkonsumsi beras dengan harga Rp. 6.000Kg karena menurut mereka beras tersebut adalah
beras catu yang dijual dengan harga terjangkau yang dapat mereka beli.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing PTPN II Kebun Sawit Seberang
adalah sedang. 2.
Penghasilangaji berpengaruh positif dan nyata terhadap tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing di PTPN II Kebun Sawit Seberang. Jumlah tanggungan,
umur, tabungan, hutang, dan jarak tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing di PTPN II Kebun Sawit Seberang.
3. Status kemiskinan karyawan outsourcing di PTPN II Kebun Sawit Seberang
adalah tidak miskin.
Saran Kepada Karyawan
Outsourcing
Untuk meningkatkan kesejahteraan, karyawan outsourcing dapat melakukan beberapa hal berikut :
1. Untuk karyawan outsourcing yang masih muda, hindari jumlah tanggungan
yang banyak guna menghindari pengeluaran yang tidak terduga di masa yang akan datang
2. Mempergunakan uang dengan sebaik-baiknya dan seperlunya saja
3. Membiasakan diri untuk menabung agar kehidupan lebih sejahtera
4. Menghindari hutang dalam bentuk apapun, agar penghasilan tidak berkurang.
Universitas Sumatera Utara
Kepada Perusahaan
1. Sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan kesejahteraan karyawannya dan
juga memberikan motivasi kepada karyawannya agar semangat kerja karyawannya semakin meningkat. Hal ini juga nantinya akan mempengaruhi
tingkat produksi perusahaan. Karyawan adalah aset perusahaan bukan mesin produksi yang harus terus bekerja tanpa diperhatikan kesejahteraan. Karyawan
sudah selayaknya diberikan kesejahteraan untuk hidupnya dimasa sekarang serta dimasa depannya.
2. Kenaikan gaji sangat diharapkan oleh setiap karyawan outsourcing di daerah
penelitian, dengan hal itu tingkat kesejahteraan bisa tercapai 3.
Memberikan fasilitas-fasilitas pelayanan untuk kesehatan dan pendidikan anak seperti yang diberikan pada karyawan tetap agar bisa termotivasi dalam
meningkatkan produktivitas perusahaan.
Kepada Peneliti Selanjutnya
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing untuk dapat
mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraannya.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, P.A. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Karyawan di PTPN IV Kebun Air Batu. Skripsi. Medan : Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara Anonimous A. 2010. Perkebunan.
http:id.wikipedia.orgwikiPerkebunan. Diakses tanggal 14-5-2011
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Basri, F. 1995. Perekonomian Indonesia Menjelang Abad XXI : Distori, Peluang dan Kendala. Jakarta : Penerbit Erlangga
BPS. 2008. Indikator Kesejahteraan Rakyat 2008. Jakarta : Badan Pusat Statistik BPS Indonesia
Budiadji, D. 2008. Karyawan Kontrak dan Outsourcing. http:www.karir-
up.com200806karyawan-kontrak-dan-outsourcing-apa-itu . Diakses
tanggal 11-5-2011 Dunham, B.R., Jean, A.C., and Maria, B.C. 1999. Organizational Comitment : The
Utility of an Integrative Definition. Journal of Applied Psychology. Vol. 79: 370 - 380.
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Gujarati, D. 1988. Ekonometrika Dasar. Jakarta : Penerbit Erlangga Hasibuan, B. 2008. Upaya PT. Perkebunan Nusantara IV Persero di Kebun
Marihat untuk Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan. Skripsi. Medan : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Hasibuan, M. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara __________. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara
Universitas Sumatera Utara
Hurlock, E.B 1998. Perkembangan Anak : Alih bahasa oleh Soedjarmo Istiwidayanti. Jakarta : Erlangga
Irianto, A. 2004. Statistik Konsep dan Aplikasinya. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Iskandar, Hartoyo, Ujang Sumarwan, dan Ali Khomsan. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Keluarga. Jurnal. Bogor : Departemen Gizi
Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor
Junaidi. 2010. Pengertian Perkebunan Menurut Undang-undang.
http:www.yousaytoo.compengertian-perkebunan-menurut-undang- undang338977. Diakses tanggal 14-5-2010
Lenny. 2003. Analisis Tingkat Upah dan Kesejahteraan Karyawan pada Beberapa Perusahaan Industri di Kota Medan. Skripsi. Medan : Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Nursalam. 2003. Konsep dan penemerapan Metodologi Penelitian dan
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Pratiwi, L. 2009. Marginalisasi Perempuan dalam Industri dan Pengaruhnya
Terhadap Kesejahteraan Keluarga Pekerja pada CV. Mekar Plastik Industri, Kelurahan Cilampeni, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung,
Propinsi Jawa Barat. Skripsi. Bogor : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian
Bogor Lubis, Z. 2006. Penanggulangan Kemiskinan.
http:www.waspada.co.id . Diakses
tanggal 13-5-2010 Pratiwi, L. 2009. Marginalisasi Perempuan dalam Industri dan Pengaruhnya
Terhadap Kesejahteraan Keluarga Pekerja CV. Mekar Plastik Industri, Kelurahan Cilampeni, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Propinsi
Jawa Barat. Skripsi. Bogor : Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor
Pusinfo BUMN Perkebunan. 2011. Sekilas Industri dan BUMN Perkebunan. http:www.lpp.ac.idpusinfo.php?id=37
. Diakses tanggal 14-5-2011
Universitas Sumatera Utara
Sajogyo. 1982. Menelaah Garis Kemiskinan. Makalah pada Lokakarya Metode Kaji Tindak, Proyek P4K : Cikarang
Situmorang, M. 2011. Realitas Perburuhan Marginalisasi di Sektor Perkebunan. http:bakumsu.or.idnewsindex.php?option=com_contentview=articl
eid=656:realitas-perburuhan-a-marginalisasi-di- sektorperkebunancatid=49:artikelItemid=60
. Diakses tanggal 14-5- 2011
Siyamitri, P. 2009. Kondisi Kerja Karyawan Perempuan Perkebunan dan Hubungannya dengan Kesejahteraan Keluarga Studi Kasus PTPN VI
Kebun Kayu Aro Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Skripsi. Bogor : Fakultas Ekologi Manusia : Institut Pertanian Bogor
Subianto. 2011. Perkebunan di Indonesia. http:subianto-
geografi.blogspot.com201101perkebunan-di-indonesia.html. Diakses
tanggal 14-5-2011 Suharto, E. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung:
PT. Refika Aditama Supriadi. 2010. Hukum Kehutanan Hukum Perkebunan di Indonesia. Jakarta : PT.
Sinar Grafika Tarigan, K. dan Lily Fauzia. 2006. Esensi Ekonomi Pertanian. Medan : Departemen
Sosial Ekonomi Pertanian FP USU Wignyosukarto, B. 2010. Perkebunan Kelapa Sawit dan Alokasi Air.
http:budiws.wordpress.com2010053079
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1
DAFTAR KUESIONER KARYAWAN OUTSOURCING
A. Identitas Lokasi Penelitian
1. Provinsi
: Sumatera Utara 2.
Kabupaten : Langkat
3. Kecamatan
: Sawit Seberang 4.
Perkebunan : Nusantara II
5. Unit Kebun
: Sawit Seberang 6.
Afdeling :
No Urut Sampel :
B. Identitas Karyawan Outsourcing
1. Nama
: 2.
Alamat :
3. Mata Pencaharian
Karyawan Outsourcing merupakan mata pencaharian : a. Utama
b. Sampingan 4. Jenis Kelamin
: 5. Pendidikan Terakhir
: 6. Lama Bekerja
:
Universitas Sumatera Utara
7. Jabatan Kerja :
C. Kriteria Penilaian Indikator Kesejahteraan Karyawan Outsourcing
Indikator Tingkat Kesejahteraan Kategori
Skor
1. Angka kesakitan sering sakitnya karyawan
dan keluarga dalam 1 tahun
≥ 6 kali 3 - 6 kali
≤ 3 kali 3
2 1
2. Jenis pengobatan Medis Dokter, puskesmas