2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Karyawan Outsourcing
PTPN II Kebun Sawit Seberang Uji asumsi
Ordinary Least Squares OLS
Sebelum dilakukan uji kesesuaian goodness of fit model, perlu dilakukan uji asumsi untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi dalam model regresi
linier tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing yang dispesifikasi. Hasil pengujian asumsi klasik diuraikan pada bagian berikut.
a. Uji asumsi multikolinieritas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya korelasi antara variabel-variabel bebas didalam
model regresi dapat diketahui dengan melihat nilai tolerance dan variance inflaction factor VIF. Model regresi yang terbebas dari gejala multikolinieritas
adalah memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10.
Tabel 14. Hasil Pengujian Multikolinearitas Model
Collinearity Multikolinearitas
Tolerance VIF
1. Constant 2. Jumlah Tanggungan
3. Penghasilangaji 4. Umur
5. Tabungan 6. Hutang
7. Jarak
.555 .662
.600 .557
.540 .776
1.802 1.510
1.666 1.796
1.851 1.289
Dependent Variable : Tingkat Kesejahteraan Sumber : Data diolah dari SPSS 17
Berdasarkan Tabel 14 hasil uji multikolinieritas tersebut dapat dilihat bahwa variabel bebas yaitu jumlah tanggungan, penghasilangaji, umur, tabungan,
Universitas Sumatera Utara
hutang, dan jarak, seluruhnya mempunyai nilai tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model regresi tingkat
kesejahteraan karyawan outsourcing tidak terdapat gejala multikolinieritas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Dasarnya adalah jika terdapat pola tertentu dan teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka diindikasikan terdapat
masalah heteroskedastisitas, sedangkan jika tidak ditemui pola yang jelas, yaitu titik-titiknya menyebar, maka
diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
Gambar 8. Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Diolah dari SPSS 17 Dari gambar 8, diketahui bahwa titik-titik telah menyebar, tidak
membentuk pola tertentu yang mengumpul. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
model regresi tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing di daerah penelitian diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
Uji kesesuaian test goodness of fit model dan uji hipotesis
Setelah dilakukan uji asumsi, maka dilakukan uji kesesuaian model dan uji hipotesis. Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan
karyawan outsourcing disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 menunjukkan bahwa terdapat hanya satu variabel yang berpengaruh terhadap variabel tingkat
kesejahteraan karyawan outsourcing Y pada α = 0,1 dan α = 0,05, yaitu
penghasilangaji X2.
Tabel 15. Hasil Regresi Linear Berganda Model
Koefisien Regresi T
Sig Keterangan α
1 5 10
Constant Jumlah tanggungan Org
Penghasilangaji Rp Umur Thn
Tabungan Rp Hutang Rp
Jarak Km 1180568.464
83977.852 -.561
-12074.655 .087
-.206 92274.774
2.349 1.700
-2.199 -1.654
.471 -.624
1.119 .028
.103 .038
.112 .642
.539 .275
tn tn
tn tn
tn tn
tn n
tn tn
tn tn
tn n
tn tn
tn tn
R
2
F
hitung
Signifikansi F Keterangan :
tn = tidak berpengaruh nyata n = berpengaruh nyata
.369 2.245
.075
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 17 Untuk mempermudah pembacaan hasil dan interpretasi analisis regresi,
maka digunakan bentuk persamaan yang berisi konstanta dan koefisien-koefisien regresi yang didapat dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya.
Persamaan regresi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing adalah sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Y = 1180568.464 + 83977.852 X1 - 0.561 X2 – 12704.655 X3 + 0.087 X4 – 0.206 X5 + 92274.774 X6
Pada model regresi ini, nilai konstanta yang tercantum adalah sebesar 1180568,464. Hal ini menunjukkan bahwa besar efek rata-rata dari seluruh
variabel bebas terhadap variabel tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing adalah sebesar 1180568,464.
Persamaan regresi linier berganda tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
a.
Koefisien regresi variabel jumlah tanggungan X1 sebesar 83977.852
menunjukkan bahwa setiap pertambahan 1 orang jumlah tanggungan maka tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing akan meningkat sebesar
83977.852 rupiah.
b.
Koefisien regresi variabel penghasilangaji X2 sebesar - 0.561 menunjukkan
bahwa setiap pertambahan 1 rupiah penghasilangaji maka tingkat
kesejahteraan karyawan outsourcing akan menurun sebesar 0.561 rupiah.
c.
Koefisien regresi variabel umur X3 sebesar – 12704.655 menunjukkan bahwa
setiap pertambahan 1 tahun umur maka tingkat kesejahteraan karyawan
outsourcing akan menurun sebesar 12704.655 rupiah
d. Koefisien regresi variabel tabungan X4 sebesar 0.087 menunjukkan bahwa
setiap pertambahan 1 rupiah tabungan maka tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing akan meningkat sebesar 0.087 rupiah
e. Koefisien regresi variabel hutang X5 sebesar - 0.206 menunjukkan bahwa
setiap pertambahan 1 rupiah hutang maka tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing akan menurun sebesar - 0.206 rupiah
Universitas Sumatera Utara
f. Koefisien regresi variabel jarak X6 sebesar 92274.774 menunjukkan bahwa
setiap pertambahan 1 km jarak maka tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing akan meningkat sebesar 92274.774 rupiah.
Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis secara serempak, dilakukan dengan uji F, dan secara parsial, dilakukan dengan uji t, dengan tingkat signifikansi dalam penelitian
ini menggunakan α 10 atau 0,1. Hasil pengujian hipotesis diuraikan dalam
bagian berikut.
a. Uji Pengaruh Secara Serempak
Hasil uji pengaruh variabel secara serempak dengan menggunakan Uji F disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 menunjukkan bahwa nilai signifikansi F adalah
sebesar 0,075. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir,
yaitu α 10 atau 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H
1
diterima, yaitu variabel jumlah tanggungan X1, penghasilangaji X2, umur X3, tabungan X4, hutang X5, dan jarak X6, secara serempak, berpengaruh
nyata terhadap variabel tingkat kesejahteraan karyawan outsourcng Y.
b. Uji pengaruh variabel secara parsial
Setelah dilakukan uji pengaruh variabel secara serempak, pembahasan dilanjutkan dengan pengujian pengaruh variabel secara parsial. Hasil uji pengaruh
variabel secara parsial dengan menggunakan Uji t disajikan pada Tabel 15. a.
Jumlah Tanggungan X1 Tabel 15 menunjukkan bahwa variabel penggunaan tenaga kerja memiliki
nilai signifikansi t sebesar 0,103. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas kesalahan yang ditolerir,
yaitu α 10 atau 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima atau H
1
ditolak, yaitu variabel jumlah tanggungan X1, secara parsial,
Universitas Sumatera Utara
tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing Y. Hal ini disebabkan para karyawan outsourcing tidak
mempermasalahkan jumlah tanggungan yang merupakan anak sendiri akan mempengaruhi kesejahteraan. Karena mereka sebagai orangtua berkewajiban
untuk mencukupi kebutuhan keluarga, dan anak-anak berhak untuk mendapatkannya. Dan para karyawan outsourcing yang juga adalah orangtua
tidak pernah mempermasalahkan jumlah tanggungan yang merupakan anak mereka. Variabel jumlah tanggungan diduga akan berpengaruh kepada variabel
tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing, apabila jumlah tanggungan bertambah selain anak. Misalnya orangtua, mertua, adik, anak tiri, dan
sebagainya. b.
Penghasilangaji X2 Tabel 15 menunjukkan bahwa variabel penghasilangaji memiliki nilai
signifikansi t sebesar 0,038. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir,
yaitu α 10 atau 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa H
1
diterima atau Ho ditolak, yaitu variabel penghasilangaji X2, secara parsial, berpengaruh nyata terhadap variabel tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing
Y. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghasilangaji berada antara Rp. 360.000 sampai dengan Rp. 1.400.000 dengan rata-rata Rp. 543.333,33. Yang
mendapatkan penghasilangaji dibawah Rp. 543.333,33 adalah sebesar 70 sampel, yaitu sebanyak 21 orang, dan yang di atas Rp. 543.333,33 adalah sebesar
30 sampel, yaitu sebanyak 9 orang. Para karyawan outsourcing di daerah penelitian yang mendapatkan
penghasilan dibawah rata-rata menyatakan bahwa dengan penghasilan tersebut mereka mau tidak mau harus dapat mencukupi kebutuhan keluarga dalam satu
bulan. Hal ini disebabkan karena sulitnya mendapat pekerjaan lain yang
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi di daerah penelitian yang merupakan daerah perkebunan. Sehingga mereka harus puas dengan bekerja sebagai
outsourcing di Perkebunan setempat dengan gaji yang minim selama bertahun- tahun bekerja demi menopang kebutuhan keluarga.
c. Umur X3
Tabel 15 menunjukkan bahwa variabel umur memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,112. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas kesalahan yang
ditolerir, yaitu α 10 atau 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa H
1
ditolak atau Ho diterima, yaitu variabel umur X3, secara parsial, tidak berpengaruh nyata
terhadap variabel tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing Y. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel umur berada antara 22 tahun sampai
dengan 59 tahun dengan rata-rata umur 42 tahun. Sehingga dapat diketahui yang berumur dibawah 42 tahun adalah sebesar 33,33 sebanyak 10 orang yang
merupakan umur produktif, dan yang berada diatas 42 tahun sebesar 66,67 sebanyak 20 orang yang umurnya sudah tidak produktif lagi.
d. Tabungan X4
Tabel 15 menunjukkan bahwa variabel tabungan memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,642. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas
kesalahan yang ditolerir, yaitu α 10 atau 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa Ho
diterima atau H
1
ditolak, yaitu variabel tabungan X4, secara parsial, tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing
Y. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 20 yang memiliki tabungan sebanyak 6 orang, sedangkan 80 atau sebanyak 24 orang tidak memiliki
tabungan. Hal ini disebabkan oleh minimnya penghasilan yang mereka peroleh yang dipergunakan untuk kebutuhan keluarga selama satu bulan yang terkadang
Universitas Sumatera Utara
lebih besar pengeluaranya sehingga para karyawan outsourcing tidak bisa menabung untuk meningkatkan kesejahteraannya.
e. Hutang X5 Tabel 15 menunjukkan bahwa variabel hutang memiliki nilai signifikansi t
sebesar 0,539. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas kesalahan yang ditolerir,
yaitu α 10 atau 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa H
1
ditolak atau Ho diterima, yaitu variabel hutang X5, secara parsial, tidak berpengaruh nyata
terhadap variabel tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing Y. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 80 yang memiliki hutang sebanyak 24 orang,
sedangkan 20 atau sebanyak 6 orang tidak memiliki hutang. Dapat diketahui bahwa hutang karyawan outsourcing berada diantara Rp. 100.000 sampai dengan
Rp. 1.300.000. Hal ini disebabkan oleh minimnya penghasilan yang mereka peroleh selain dipergunakan untuk kebutuhan keluarga, juga dipergunakan untuk
membayar hutang, sehingga pada awal gajian mereka harus menyisihkan uang mereka untuk membayar hutang, dan berakibat berkurangnya penghasilan mereka
yang sudah minim tersebut. Menurut pengakuan sebagian sampel, bahwa mereka sudah terbiasa
berhutang, baik hutang untuk kebutuhan sehari-hari seperti sayur, beras, dan lain- lain maupun untuk membeli kebutuhan anak-anak sekolah. Apabila hutang telah
lunas, mereka akan berhutang lagi demi apa yang mereka butuhkan. Dapat dilihat bahwa sebagian dari mereka mempunyai kebiasaan berhutang yang dikarenakan
tidak cukupnya penghasilan yang diterima dari pekerjaan mereka sebagai karyawan outsourcing untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.
f. Jarak X6 Tabel 15 menunjukkan bahwa variabel jarak memiliki nilai signifikansi t
sebesar 0,275. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas kesalahan yang
Universitas Sumatera Utara
ditolerir, yaitu α 10 atau 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa H
1
ditolak atau Ho diterima, yaitu variabel jarak X6, secara parsial, tidak berpengaruh nyata
terhadap variabel tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing Y. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak lokasi tempat tinggal dengan pusat layanan
terdekat karyawan outsourcing berada diantara jarak ±1 Km sampai dengan 4 Km. Karyawan outsourcing di daerah penelitian menyatakan mereka tidak
mempermasalahkan jarak tempat tinggal mereka ke pusat layanan kesehatan, perbelanjaan dan ke tempat kerja karena menurut mereka hal tersebut masih bisa
dijangkau. Untuk mengetahui sejauh mana persentase variabel tingkat kesejahteraan
karyawan outsourcing Y dapat ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya Xi, dapat dilihat pada Tabel 15, maka digunakanlah nilai
koefisien determinasi R
2
= 0,369. Hal ini menyatakan bahwa 36,9 variabel tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing ditentukan oleh variabel faktor-faktor
yang mempengaruhinya, dan sisanya 63,1 ditentukan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Dan untuk mengetahui keeratan antara
variabel tidak bebas Y dan variabel bebas dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien korelasi R. Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa besarnya nilai R adalah
0,608. Dari nilai ini dapat dikatakan bahwa variabel tingkat kesejahteraan karyawan outsourcing Y memiliki keeratan hubungan dengan semua variabel
bebasnya Xi, yaitu jumlah tanggungan X1, penghasilangaji X2, umur X3, tabungan X4, hutang X5, dan jarak X6.
3. Status Kemiskinan Karyawan Outourcing Menurut Profesor Sajogyo di