Sistem Pemungutan Pajak Daerah Potensi Pajak

D. Sistem Pemungutan Pajak Daerah

Tata cara pemungutan pajak daerah atau sistem pemungutan pajak daerah berdasarkan ketentuan dalam Pasal 7 Undang-undang Pajak Daerah yang menegaskan mekanismenya sebagai berikut : 1. Pajak yang terutang dipungut berdasarkan penetapan Kepala Daerah. Dalam mekanisme pertama pajak dibayar oleh wajib pajak setelah ditetapkan oleh Kepala Daerah atau dokumen lain yang disamakan dengan itu. Mekanisme pertama ini bisa disebut dengan cara Official Assessment System yaitu sistem pemungutan pajak yang menentukan besarnya pajak terutang. Wajib pajak bersifat pasif menunggu surat ketetapan dari Fiskus. 2. Pajak yang terutang dibayar sendiri oleh Wajib Pajak. Dalam mekanisme kedua pajak dibayar sendiri oleh wajib pajak. Wajib pajak mendaftarkan diri, menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang dengan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah. Mekanisme ini dikenal dengan cara Self Assessment System. Dalam sistem ini wajib pajak bersifat aktif dan Fiskus bersifat pasif yakni hanya melakukan pengawasan dan pemeriksaan.

E. Definisi Pajak Hotel dan Hotel

Adapun definisi pajak hotel yang selanjutnya disebut pajak adalah pajak atas pelayanan hotel termasuk losmen , wisma, tempat kost dan rumah penginapan lainnya. Mengenai hotel sendiri terdapat beberapa pengertian, antara lain : 1. Pengertian hotel Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2002. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk menginapistirahat, memperoleh pelayanan dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran. 2. Pengertian hotel berdasarkan SK Menhub No. PM 10-301Phb 77. Hotel adalah suatu usaha bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial dengan menyediakan layanan penginapan serta makanan dan minuman. 3. Pengertian hotel berdasarkan Hotel Propriestors act, 1956. Hotel dapat diberi pengertian sebagai suatu yang dikelola dengan menyediakan jasa pelayanan, yang mampu membayar sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan dengan tidak membuat perjanjian khusus Website Wikipedia.

1. Objek dan Subjek Pajak Hotel

1.1 Objek Hotel

Objek pajak hotel adalah setiap pelayanan yang disediakan di hotel dengan pembayaran termasuk losmen, wisma, tempat kost dan rumah penginapan lainnya. Adapun objek pajak hotel sebagaimana dimaksud diatas dan berdasarkan Peraturan No. 12 Tahun 2002 adalah sebagai berikut : a. Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek b. Pelayanan penunjang antara lain : telepon, faximili, telex, fotokopi, pelayanan cuci, taksi dan pengangkutan lainnya yang disediakan atau dikelola hotel c. Fasilitas olah raga dan hiburan antara lain, pusat kebugaran Fitnes Center, kolam renang, tenis, golf, karaoke, pub, diskotik yang disediakan atau dikelola hotel d. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel

1.2 Pengecualian dari objek pajak hotel

a. Penyewaan rumah atau kamar, apartemen dan fasilitas tempat tinggal lainnya yang tidak menyatu dengan hotel b. Pelayanan tinggal di asrama dan pondok pesantren c. Fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan di hotel yang dipergunakan oleh bukan tamu hotel dengan pembayaran d. Pertokoan, perkantoran, perbankan dan salon yang dipakai oleh umum di hotel e. Pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel dan dapat dimanfaatkan oleh umum.

1.3 Subjek Pajak Hotel

Sesuai dengan Peraturan No.12 Tahun 2002 Tentang Pajak Hotel pengertian Subjek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan hukum yang melakukan pembayaran atau pelayanan hotel termasuk losmen, wisma, tempat kost dan penginapan lainnya. Dan yang disebut wajib pajak hotel adalah pengusaha hotel termasuk wisma, losmen, tempat kost dan penginapan lainnya.

2. Dasar Pengenaan Pajak Hotel

Dalam Peraturan No.12 Tahun 2002 Tentang Pajak Hotel dan Dasar Pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada hotel termasuk losmen, wisma, tempat kost dan penginapan lainnya.

3. Wilayah Pemungutan dan Cara Penghitungan Pajak Hotel

Sesuai dengan Peraturan Daerah No.12 Tahun 2002 tentang pajak hotel maka pajak hoyel yang terutang di pungut di wilayah daerah tersebut. Besarnya pajak terutang yang harus dibayar oleh wajib pajak pengguna jasa hotel adalah dengan cara mengalikan tarif pajak sebesar 10 sudah merupakan ketetapan dengan dasar pengenaan pajak. Dan cara penghitungan pajaknya, contoh : Ismi Riza menginap disalah satu hotel di Kota Medan yang bernama hotel A, sehari menginap di hotel A akan dikenanakan biaya Administrasi sebesar Rp.500.000. Ismi Riza menginap seminggu di hotel A 7 hari. Jadi, yang harus di bayar Ismi Riza kepada hotel beserta pajak terutangnya, sebagai berikut : Biaya Administrasi Dikali Tarif Pajak 10 Penyelesaian : Sewa kamar 7 hari = Rp. 500.000 x 7 hari = Rp. 3.500.000.- Biaya Administrasi x 10 = Rp. 3.500.000 x 10 = Rp. 350.000.- Rp. 3.850.000.- Maka jumlah uang yang harus dibayar oleh Ismi Riza sebesar Rp. 3.850.0000.- sudah termasuk Pajak Terutang Rp. 350.000.-

4. Tata Cara Pembayaran

a. Pembayaran pajak dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati sesuai waktu yang ditentukan dala SPTPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT dan STPD b. Apabila pembayaran pajak dilakukan lain yang ditunjuk, hasil penerimaan pajak harus disetor ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam atau dalm waktu yang ditentukan oleh Bupati c. Pembayaran pajak dilakukan dengan menggunakan SSPD d. Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas e. Bupati dapat memberikan persetujuan kepad Wajib Pajak untuk mengangsur Pajak Terutang dalam kurun waktu tertentu, setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan f. Angsuran pembayaran pajak harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut dengan dikenakan bunga sebesar 2 dua persen sebulan dari jumlah pajk yang belum atau kurang dibayar g. Bupati dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk menunda pembayaran pajak sampai batas waktu yang ditentukan setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dengan dikenakan bunga 2 dua persen sebulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang bayar h. Persyaratan untuk dapat mengangsur dan menunda pembayaran serta tata cara pembayaran angsuran dan penundaan ditetapkan oleh Bupati i. Setiap pembayaran pajak diberikan tanda bukti pembayaran dan dicatat dalam buku penerimaan j. Bentuk, jenis, isi dan ukuran tanda bukti pembayaran dan buku penerimaan pajak ditetapkan oleh Bupati. BAB IV ANALISA DATA DAN EVALUASI

A. Potensi Pajak

Pemberian wewenang lebih besar kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri merupakan wujud dari pelaksanaan otonomi daerah. Tujuannya antara lain adalah untuk lebih mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, memudahkan masyarakat untuk memantau dan mengontrol penggunaan dana yang bersumber dari APBD, selain untuk menciptakan persaingan yang sehat antara daerah dan mendorong timbulnya inivasi. Sejalan dengan kewenangan tersebut, pemerintah daerah diharapkan lebih mampu manggali sumber-sumber keuangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pelaksanaan pemerintah dan pembangunan di daerah melalu PAD. Namun, pemaksimalan penerimaan daerah yang potensial tersebut harus juga seuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk diantaranya adalah pajak daerah yang memang telah sejak lama menjadiunsur PAD. Berdasarkan PP No.65 Tahun 2001, PAD dibedakan atas Pajak Provinsi dan Pajak KabupatenKota. Jenis pajak kabupatenkota sendiri tidak bersifat limitatif, artinya kabupaten kota diberikan peluang untuk menggali potensi sumber-sumber keuangan selain yang ditetapkan dalam Undang-undang No.34 Tahun 2000, dengan menetapkan sendiri jenis pajak yang bersifat spesifik dengan memperhatikan kriteria yang ditetapkan undang-undang tersebut. Begitu juga dengan kota Medan yang daerahnya lumayan cukup besar di Sumatera, seiring perkembangan zaman, pembangunan terus berlangsung juga di kota Medan, termasuk 45 didalamnya bangunan-bangunan hotel yang semakin banyak yang memberikan beragam fasilitas dan pelayanan, sehingga pembangunan hotel tersebut akan menjadi sumber penerimaan bagi daerah melalui PAD. Hal ini juga merupakan salah satu penggalian sumber-sumber keuangan daerah demi memenuhi pembiayaan penyelenggaraan pemerintah dalam pembangunan daerahnya khusunya kota Medan.

B. Penetapan Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel