Pengawasan terhadap Kredit Usaha Rakyat

E. Pengawasan terhadap Kredit Usaha Rakyat

Kepercayaan masyarakat sebagai penitip dana, terasa sangat mahal harganya. Oleh karena itu, bank perlu menciptakan mekanisme kinerja yang baik sehingga kepercayaan masyarakat yang menitipkan dananya itu tetap terjaga. Salah satu cara supaya bank tetap bekerja dengan baik adalah perlunya pengawasan terhadap bank. Pembinaan dan pengawasan terhadap bank mutlak diperlukan. Bank Indonesia sesuai dengan pasal 8 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 mempunyai tugas, menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi bank. Khususnya dalam melakukan pengaturan dan pengawasan bank, termasuk di dalamnya pelaksanaan pembinaan. Mengingat tugas yang diemban tersebut maka bank Indonesia mempunyai langkah kewenangan tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yaitu: 1. Menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan yang memuat prinsip kehati- hatian pasal 25 ayat 1 2. Menyangkut perizinan perbankan, meliputi kewenangan untuk memberikan izin dan mencabut izin usaha, memberikan izin pembukaan, penutupan, dan pemindahan kantor bank, memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank, memberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu pasal 26 Universitas Sumatera Utara 3. Melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala setiap waktu apabila diperlukan juga dapat mencakup pemeriksaan terhadap perusahaan induk, perusahaan anak, pihak terkait, pihak terafiliasi dan debitur bank pasal 29 ayat 1 dan ayat 2 4. Memerintakan untuk menghentikan sementara sebagian atau seluruh kegiatan transaksi tertentu apabila menurut penilaian bank Indonesia terhadap suatu transaksi patut diduga merupakan tindak pidana perbankan pasal 31 ayat 2 Kewenangan Bank Indonesia selain ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 juga ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 di antaranya yaitu: 1. Menetapkan ketentuan tentang kesehatan bank, tata cara pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah serta kegiatan lainnya dari bank, tata cara penyediaan informasi oleh bank untuk para nasabahnya pasal 29 2. Memeriksa buku-buku, dan berkas-berkas pada bank yang dibinanya pasal 31 3. Menugaskan akuntan public untuk dan atas naam bank Indonesia melaksanakan pemeriksaan pasal 31 A 4. Melakukan tindakan tertentu terhadap bank yang mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya, diperkirakan mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya pasal 37 ayat 1 Universitas Sumatera Utara 5. Mencabut izin dan memerintahkan direksi bank untuk segera menyelenggarakan RUPS guna membubarkan badan hukum dan membentuk tim likuidasi terhadap bank yang tidak bisa memperbaiki kinerjanya sehingga membahayakan sektor perbankan pasal 37 ayat 2 6. Meminta pemerintah untuk membentuk badan khusus yang bersifat sementara dalam rangka penyehatan perbankan nasional pasal 37 ayat 1 7. Mengeluarkan perintah tertulis agar bank memberikan keterangan dan memperlihatkan bukti-bukti tertulis serta surat-surat mengenai keadaan keuangan nasabah penyimpan tertentu kepada pejabat pajak pasal 41 ayat 1 8. Memberikan izin kepada pejabat BUPLN PUPN untuk memperoleh keterangan dari bank mengenai simpanan nasbah debitur pasal 41 A 9. Memberikan izin kepada polisi, jaksa, atau hakim untuk memperoleh keterangan dari bank mengenai simpanan tersangka atau terdakwa pada bank pasal 42 ayat 1 10. Memberikan sanksi administrative kepada bank yang tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana ditentukan oleh peraturan perundang- undangan Secara fundamental terdapat beberapa alasan tentang tujuan dilakukannya pemeriksaan langsung terhadap industry perbankan, yaitu: 43 1. Pemeliharaan kepercayaan masyarakat terhadap integritas system perbankan dan individual bank. Kepercayaan tersebut penting karena 43 Zulkarnain Sitompul, Problematika Perbankan, Bandung: Books Terrace Library, 2005, hal. 218 Universitas Sumatera Utara sebagai sumber dana, tujuan dasar bank adalah memberikan jasa keuangan. Kehadiran bank yang tidak sehat dapat mengancam integritas system perbankan harus ditutup melalui evaluasi pemeriksaan terhadap kecukupan modal, kualitas aset, manajemen, posisi likuiditas dan kemampuan pendapatan. 2. Langkah terbaik untuk menentukan ketaatan bank terhadap ketentuan. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan secara tradisional merupakan prioritas utama bagi pengawas. a. Mencegah masalah yang tidak dapat diperbaiki dan yang semakin buruk, sehingga biaya penyelamatan atau pembayaran terhadap nasabah penyimpan dapat diminimalkan b. Memberikan masukan kepada pengawas tentang bentuk, tingkat keseriusan dan akibat dari suatu masalah bagi bank dan memberikan fakta dasar bagi langkah-langkah perbaikan yang tepat, rekomendasi dan perintah. Dengan demikian, pemeriksaan memainkan peranan kunci dalam proses pengawasan itu sendiri. Tujuan pengawasan bank untuk meningkatkan keyakinan bahwa bank dari segi keuangan tergolong sehat, bank dikelola secara baik dan profesional serta tidak terkandung ancaman terhadap kepentingan masyarakat yang menyimpan dananya di bank. Tekanan dan perhatian diberikan pada aspek-aspek di dalam individual bank yang diharapkan dapat memelihara kepentingan masyarakat dengan baik dan perbankan yang berkembang secara wajar serta bermanfaat bagi perekonomian nasional. Universitas Sumatera Utara Pemeliharaan kepentingan masyarakat dapat tercipta dengan mengupayakan agar secara individual bank beroperasi dengan sehat dan efisien. Dengan demikian, akan tercipta perbankan yang aman serta mampu memenuhi kewajibannya kepada para deposan. Perbankan harus berkembagn secara wajar sehingga pelayanan jasa perbankan dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Perbankan sebagai pusat teknologi dan inovasi mampu secara aktifs mencari dan mengembangkan potensi ekonomi yang belum tergali di dalam masyarakat. Bank harus dapat tumbuh, namun pertumbuhan tersebut hendaknya berlangsung secara wajar. Bank yang sehat dan efisien bermanfaat bagi perkembangan ekonomi dan dapat menunjang pengendalian moneter. Ketika kredit diberikan, maka timbullah resiko, dan sejak saat itulah pengawasan harus dilakukan. Pemeriksaan dan pengawasan kredit sangat berperan dalam memelihara kelancaran pembayaran kredit. Beberapa aspek penting, selain aspek kelengkapan dkumen dan pengikatannya, unsur pengawasan dalam penggunaan dana pinjaman pun mempunyai peranan penting. Pengawasan ini bertujuan agar dana pinjaman digunakan untuk produktif dan bukan konsumtif. Ada beberapa prinsip dalam melaksanakn pengawasan terhadap kredit usaha rakyat, yaitu: 1. Fungsi pengawasan kredit harus diawali dari upaya yang bersifat pencegahan sedini mungkin terjadinya hal-hal yang dapat merugikan bank dalam perkreditan atau terjadinya praktek pemberian kredit yang tidak sehat. Dalam kaitan ini, hal tersebut harus tercermin dalam struktur pengendalian intern bank yang terkait dengan perkreditan. Universitas Sumatera Utara 2. Pengawasan kredit juga harus meliputi pengawasan sehari-hari oleh manajemen bak atas setiap pelaksanaan pemberian kredit atau lazim dikenal dengan istilah pengawasan melekat. 3. Pengawasan kredit juga harus meliputi audit intern terhadap semua aspek perkreditan yang dilakukan oleh SKAI Satuan Kerja Audit Intern Pengawasan terhadap kredit usaha rakyat harus meliputi semua aspek perkreditan serta semua objek pengawasan tanpa melakukan pengecualian, yaitu: 1. Pengawasan terhadap semua pejabat bank yang terkait dengan perkreditan 2. Pengawasan terhadap semua jenis kredit, termasuk kredit kepada pihak- pihak yang terkait dengan bank dan debitur-debitur besar tertentu. Pengawasan terhadap pihak-pihak yang terkait dengan bank dan debitur- debitur besar tertentu, bahkan harus dilakukan secara intensif. Cakupan fungsi pengawasan kredit usaha rakyat sekurang-kurangnya meliuti hal-hal sebagai berikut: 1. Mengawasi apakah pemberian kredit telah dilaksanakan sesuai KPB Kebijaksanaan Perkreditan Bank, prosedur pemberian kredit dan ketentuan intern bank yang berlaku 2. Mengawasi apakah pemberian kredit telah memenuhi ketentuan perbankan yang berlaku 3. Memantau perkembangan kegiatan debitur termasuk pemantauan melalui kegiatan kunjungan kepada debitur dan memberikan peringatan dini mengenai penurunan kualitas kredit-kredit yang diperkirakan mengandung resiko bagi bank Universitas Sumatera Utara 4. Mengawasi apakah penilaian kolektibilitas kredit telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia 5. Melakukan pembinaan kepada debitur untuk mengarahkan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya kepada bank 6. Memantau dan mengawasi secara khusus kebenaran pemberian kredit kepada pihak yang terkait dengan bank dan debitur-debitur besar tertentu apakah telah sesuai dengan KPB 7. Memantau pelaksanaan pengadministrasian dokumen perkreditan apakah telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan 8. Memantau kecukupan jumlah penyisihan penghapusan kredit Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM