perjanjiannya, perlu melihat apa yang dimaksud dengan kredit dalam pasal 1 butir 12 undang-undang tersebut, yakni:
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga,
imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa perjanjian kredit
merupakan perjanjian pinjam meminjam uang antara bank pemberi kredit dengan pihak lain nasabah. Melihat bentuk perjanjiannya dan kewajiban debitur
seperti di atas, maka perjanjian kredit tergolong sebagai perjanjian pinjam meminjam. Meskipun perjanjian kredit merupakan perjanjian khusus, karena di
dalamnya terdapat kekhususan dimana pihak kreditur selalu bank, dan objek perjanjiannya berupa uang.
Karena itu peraturan-peraturan yang berlaku bagi perjanjian kredit adalah KUH Perdata sebagai peraturan umumya, dan undang-undang perbankan beserta
pelaksanaannya sebagai peraturan khusus.
2. Prinsip kehati-hatian perbankan
Sulit sekali menemukan pengertian prinsip kehati-hatian di dalam literatur, karena prinsip ini lebih banyak dipraktekkan daripada digali secara teoritis.
Namun apabila diartikan secara umum kehati-hatian adalah bersikap waspada. Prinsip kehati-hatian adalah prinsip yang mutlak diterapkan oleh setiap bank,
dimana bank dalam menjalankan usahanya harus menggunakan prinsip kehati- hatian terutama dalam hal pemberian kredit. Prinsip kehati-hatian ini harus
dijalankan oleh bukan karena hanya dihubungkan dengan kewajiban agar bank
Universitas Sumatera Utara
tidak merugikan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada masyarakat, yaitu sebagai bagian dari sistem moneter yang menyangkut
kepentingan semua anggota masyarakat yang bukan hanya nasabah penyimpan dana dari bank itu saja.
18
Perbankan Indonesia dalam melaksanakan usahanya berdasarkan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Bank dalam
memberikan kredit atau pembiayaan, dan melakukan usaha lainnya, wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang
Dengan demikian prinsip kehati-hatian ini bertujuan agar bank manjalankan usahanya secara baik dan benar dengan memenuhi ketentuan-
ketentuan dan norma-norma hukum yang berlaku dalam dunia perbankan, agar bank yang bersangkutan selalu dalam keadaan sehat, sehingga masyarakat
semakin mempercayainya, yang pada gilirannya akan mewujudkan sistem perbankan yang sehat dan efisien, dalam arti sempit dapat memelihara
kepentingan masyarakat dengan baik, berkembang secara wajar dan bermanfaat bagi perkembangan ekonomi nasional.
Peraturan atau norma hukum itu tidak lahir dengan sendirinya. Ia dilatarbelakangi oleh dasar-dasar filosofi tertentu, yang disebut dengan asas
hukum, sehingga untuk mempelajari norma hukum, harus diketahui asas-asas hukumnya. Hal ini disebabkan, asas hukum itu mengandung nilai-nilai dan
tuntutan etis yang merupakan jembatan antara peraturan-peraturan hukum dan cita-cita sosial dan pandangan etis masyarakat.
18
Sutan Remy Syahdeni dalam Rachmadi Usman, Op. cit, hal. 19.
Universitas Sumatera Utara
mempercayakan dananya kepada bank. Jadi jelaslah bahwa prinsip kehati-hatian ini sangat penting untuk diterapkan dalam rangka melindungi dana masyarakat
yang dipercayakan adanya.
19
F. Metode Penelitian